Anda di halaman 1dari 39

SEDIAAN TABLET DAUN

JAMBU BIJI (Psidium


guajava Folium)

Kelompok B3
Nadia Rahmah
Maulidiyah
122210101002
Vabella Eka R.
132210101003
Nurul Salikha
132210101011
Putri Efina Tsamrotul
132210101027
Andra Dwi Saputri
132210101035
Nadia Anggi
Anggraini
132210101037

Silvi Dwi Martha


132210101041
Indah Puspita Sari
132210101045
Friska Wira Sabrina
132210101095
Via Lachtheany
132210101097
Nadia Iga Hasan
132210101099
Syahreza Yusvandika
132210101107
Fatima Azzahra
132210101111

Pendahuluan
Psidium guajava L. atau yang lebih dikenal jambu biji telah
lama digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat.
Beberapa khasiat dari jambu biji ini antara lain sebagai
antidiare, antibakteri, antioksidan analgesik dan antiinflamasi.
Departemen Kesehatan pada tahun 1989 menyatakan
bahwa bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat
adalah daunnya, karena daunnya diketahui mengandung
senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam
malat (Yuliani dkk. 2003).

Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang


berasal

dari

Amerika

tropis,

banyak

ditanam

sebagai tumbuhan buah-buahan pada ketinggian


1-200 m diatas permukaan laut, umumnya tinggi
tanaman 3-10 m, kulit batangnya licin, terkelupas
dalam potongan ruas tangkai teratas segi empat
tajam. Daun muda berbulu abu-abu dan bertangkai
pendek dan bulat memanjang.

Daun jambu biji mengandung berbagai macam


komponen, diantaranya kelompok senyawa tanin
dan flavonoid yang dinyatakan sebagai kuersetin.
Kuersetin

memiliki

aktivitas

menghambat

aktivitas enzim reverse transcriptase yang berarti


menghambat pertumbuhan virus berinti RNA.

Klasifikasi tanaman
Divisi

Spermatophyta

Kelas

Dicotyledonae

Ordo

Myrtaceae

Famili

Myrtaceae

Genu
s

Psidium

Spesi
es

Psidium guajava L

Khasiat dan manfaat daun jambu biji :


Antioksidan
Antioksidan alami yang terkandung dalam tumbuhan
umumnya merupakan senyawa fenolik dan polifenolik yang
dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat,
kumarin dan asam-asam polifungsional. Golongan flavonoid
yang memiliki aktifitas antioksidan meliputi flavon, flavonol,
flavonon, isoflavon, katekin dan kalkon.

Antidiare

Senyawa aktif yang ada pada daun jambu biji yang berfungsi
sebagai antidiare yaitu tanin. Komposisi kimia di dalam daun
jambu biji yaitu mengandung tanin 9-12 %, minyak atsiri,
minyak lemak, asam malat, asam arsobat, asam psidolat,
asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajavarin dan
vitamin.

Antibakteri

Antiinflamasi

Pada praktikum ini memformulasikan daun


jambu biji menjadi bentuk sediaan tablet.
Pemilihan sediaan dalam bentuk tablet
dikarenakan bentuk tablet ini mudah dalam
penggunaannya atau lebih praktis dibanding
sediaan yang lain dan penggunaan tablet sudah
cukup familiar dikalangan konsumen.
Selain itu, keuntungan sediaan tablet dibanding
dengan sediaan lainnya adalah lebih kompak,
dosisnya lebih tepat serta mudah
pengemasannya.

METODE
KERJA

Pembuatan Ekstrak
Diekstraksi daun jambu biji dengan memasukkan serbuk simplisa
kedalam maserator dan dibasahi dengan pelarut etanol sampai terbasahi
semua.

Lalu dituangkan sisa pelarut dan ditutup rapat maserator.

Direndam selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali diaduk, kemudian


didiamkan selama 18 jam. Maserat kemudian disaring dengan
menggunakan corong buchner.

Setelah itu fitrat dipekatkan dengan menggunakan rotavapor


hingga didapatkan ekstrak kental.

Lalu dihitung rendemen yang diperoleh.

Pengeringan Ekstrak
Ekstrak kental dikeringkan dengan penambahan pengering (sorban)
aerosil sebanyak 1-2% dari bobot ekstrak kental.

Sebelum dikeringkan, diaduk rata ekstrak kental menggunakan batang


pengaduk selama 3-5 menit.

Kemudian ditimbang ekstrak kental (+75% dari rendemen), ditambahkan


sorban sedikit-sedikit sambil digerus di dalam mortir hingga rata dan
kering.

Penetapan Kadar Senyawa Aktif


Pembuatan larutan pembanding kuersetin dengan menimbang 25
mg kuersetin.
Setelah itu dilarutkan dalam +15 ml etanol di tabung rekasi.

Larutan kemudian disaring ke dalam labu ukur 25 ml.

Lalu dibilas kertas saring dengan etanol secukupnya hingga tanda.


Setelah itu dibuat larutan pembanding dengan kadar 100, 200, 400
dan 800 ppm.

Pembuatan Larutan Uji


Pertama-tama ditimbang 250 mg ekstrak.

Diaduk rata dalam +15 ml etanol di tabung reaksi dengan bantuan


pencampur pusaran (vortex mixer).

Lalu larutan kemudian disaring ke dalam labu ukur 25 ml.

Setelah itu bilas kertas saring dengan etanol secukupnya hingga


tanda.

Penetapan Kadar Kuersetin Menggunakan


Metode KLT Densitometri
PENOTOLAN : ditotolkan 2 ul pembanding dan 10 ul larutan uji dengan
posisi larutan uji semua kelompok praktikan di tepi lempeng dan semua
larutan pembanding di tengah.
FASE GERAK : kloroform:aseton:asam formiat (10:2:1). FASE DIAM :
Silika gel 60 F254.

DETEKSI : sitroborat, dipanaskan lempeng pada 100 0C selama 5-10


menit. WARNA NODA : Kuning. Rf kuersetin + 0,70.
PERHITUNGAN : kadar kuersetin dalam ekstrak kering dihitung dari
kurva baku larutan pembanding dan dinyatakan dalam mg kuersetin /g
ekstrak.
REPLIKASI : diulangi proses penetapan kadar sebanyak tiga kali.
Ditentukan nilai koefisien variasi (KV) kadar kuersetin dari tiga replikasi.

Formulasi Tablet
Dibuat tablet dengan kadar kuersetin dengan 2 mg tablet.

Lalu ditentukan bobot teoritis setiap tablet.

Kemudian digunakan Avicel sebagai bahan pelincir dan pati beras


atau singkong sebagai pengisi

Setelah itu digunakan juga talk dan Mg stearat sebagai lubrikan.

Selanjutnya dicampur rata ekstrak kering dengan semua eksipien


untuk membentuk campuran ekstrak kering.

Uji Sifat Alir Ekstrak


Rangkaian alat uji (corong, alas, statif) diatur jarak dasar corong
dengan alas 10cm. Kemudian ditimbang 100g campuran ekstrak kering.
Lalu ditutup dasar corong dan diletakkan campuran ekstrak kering
pada corong. Setelah itu dibuka penutup dasar corong dan dijalankan
pencatat waktu.
Kemudian dihentikan pencatat waktu pada saat semua campuran
ekstrak kering telah melewati corong.

Lalu diukur tinggi kerucut (h) dan jari-jari (r) campuran ekstrak kering
yang berada dibawah corong.

Setelah itu dihitung tangen dari sudut diam dengan cara membagi h
dengan r. Kemudian sudut diam ditentukan dari tabel standart.

Pengempaan
Tablet Tablet
Pengempaan
Campuran ekstrak kering dikempa menjadi tablet
dengan metode cetak langsung

Kemudian diisikan campuran ekstrak kering ke dalam


hopper.

Lalu diatur punch dan dies, dan dilakukan pencetakan


tablet.

Uji Keseragaman Bobot Tablet


Ditimbang 20 tablet,

kemudian dihitung bobot rata-rata tiap

tablet.

Lalu perbedaan dalam persen bobot tiap tablet terhadap bobot


rata-rata tablet tidak boleh lebih dari yang di tetapkan kolom A.

Dan untuk setiap 2 tablet tidak lebih dari yang di tetapkan kolom
B.

Penetapan Kadar Senyawa Aktif Tablet


1. Pembuatan
Larutan Uji

Diambil tablet secara


acak dan ditimbang. Lalu
digerus tablet, diaduk rata
serbuk dalam +15 ml
etanol di tabung reaksi
dengan
bantuan
pencampur pusaran.

Larutan kemudian disaring


ke dalam labu ukur 25 ml.
Lalu dibilas kertas saring
dengan etanol secukupnya
hingga tanda. Lalu diulangi
prosedur untuk dua tablet
lainnya (replikasi 3 kali).

2. Penetapan

kadar kuersetin
pada tablet
Digunakan larutan
pembanding kuersetin
yang telah dibuat
sebelumnya.

Kemudian dilakukan
penetapan kadar kuersetin
dalam tablet seperti pada
penetapan kadar kuersetin
dalam ekstrak kering. Lalu
ditentukan nilai koefisien
variasi (KV) kadar
kuersetin dari tiga tablet.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum pembuatan sediaan tablet


bahan alam yang terstandar ini dibuat terlebih
dahulu ekstrak dari daun jambu biji, daun
jambu biji bersifat bakterisida dan bukan
bakteriostatik sehingga dalam pembuatannya
menggunakan metode maserasi yaitu proses
pengekstrakkan
simplisia
dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan
atau
pengadukan pada
temperatur ruangan (kamar).

Hasil yang diperoleh dari maserasi sebanyak


100 gram sampelyaitu didapatkan bobot
ekstrak kental sebesar 50,01 gram. Dan
didapatkan nilai rendemen yaitu :

Nilai rendemen yang didapat yaitu 50,01%,


nilai yang didapat cukup besar.

Menurut prosedur, setelah didapatkan ekstrak


kental kemudian dikeringkan dengan penambahan
sorban (Aerosil) sebanyak 1-2% dari bobot ekstrak
kental. Namun, kami tidak melakukan penambahan
sorban (Aerosil) karena ekstrak kental yang kami
dapatkan sudah kami anggap kering dibuktikan
dengan ekstrak kental yang telah mengeras (kaku)
sampai sulit untuk dilakukan penimbangan kembali.
Namun setelah hasil yang didapatkan kurang
sesuai
pada
pembahasan
selanjutnya,
yang
dimaksud kering disini yaitu sampai ekstrak itu dapat
ditabur
dan
tidak
menggumpal,
sehingga
dimungkinkan tidak adanya penambahan sorban
(Aerosil) itu akan berpengaruh terhadap sifat alir,
kadar, dan nilai CV yang akan dibahas pada
pembahasan selanjutnya

Penetapan Kadar Senyawa Aktif


Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidii Folium)
Hasil KLT densitometri
X pembanding (massa)

Y pembanding (luas area)

200 ng

1456,7

400 ng

3546,7

800 ng

7179,9

1600 ng

121630,8

Persamaan regresi : y= 0,126x + 31,56


X sampel (massa)

Y sampel (luas area)

6358,25 ng

832,7

7097,14 ng

925,8

6020,16 ng

790,1

NB: massa = konsentrasi x volume penotolan

Hasil KLT densitometri diperoleh persamaan regresi y=


0,126x + 31,56 dengan diperoleh massa sampel 1 sebesar
6358,25 ng dan ; massa sampel 2 sebesar 7097,14 ng dan
massa sampel 3 sebesar 6020,16 ng sehingga diperoleh massa
sampel rata-rata adalah 6491,85 ng. Kemudian dihitung massa
sampel rata-rata sebelum dilakukan pengenceran dan
diperoleh kadar kuersetin dalam ekstrak kering sebesar 16,225
mg. Persentase kadar dihitung dengan cara :

Perbandingan hasil ekstraksi percobaan dengan literatur (jurnal)


Ekstraksi

Berat Simplisia

Berat Ekstrak

Rendemen (%

Pekat

b/b)

Maserasi literatur

500 gram

92,34 gram

18,47 %

Maserasi

100 gram

50,01 gram

16,225 %

percobaan

Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa ekstraksi percobaan


menghasilkan rendemen lebih besar dibandingkan dengan
ekstraksi pada literatur (jurnal). Hal tersebut dimungkinkan
karena perbedaan konsentrasi etanol dan lama proses maserasi.
Pada ekstraksi percobaan menggunakan pelarut etanol 96% dan
proses maserasi selama 5 hari sedangkan pada ekstraksi
literatur (jurnal) menggunakan pelarut etanol 70% dan proses
maserasi selama 3 hari.

Nilai standar deviasi dan koefisien variasi


menunjukkan nilai dari suatu ketelitian (presisi).
Suatu metode dikatakan memiliki ketelitian yang
baik jika nilai CV lebih kecil dari 5%. Semakin kecil
nilai SD dan CV maka semakin teliti. Pada hasil
percobaan diperoleh nilai SD sebesar 550,780 dan
nilai CV sebesar 8,48%. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa hasil percobaan tidak sesuai
dengan literatur (Kuswandi Bambang, 2011).

FORMULASI
Setelah
daun jambu biji dibuat ekstrak dan
dilakukan pengujian kadar didapatkan prosentase
kadar sebesar 16,225 %. Sesudahnya dilakukan
formulasi untuk pembuatan tablet dengan bahan
ekstrak yang telah dipekatkan dan diketahui
kadarnya tersebut.Dalam prosedur diharapkan tiap
tablet mengandung 2 mg kuersetin. Sementara
kadar ekstrak yang didapat ialah 16,225 % setara
dengan 16,225 mg dalam 100 mg.
2 mg / 16,225 mg x 100 mg ekstrak = 12,33 mg
ekstrak.
Jadi tiap tablet harus mengandung 12,33 mg
ekstrak agar sesuai dengan prosedur yakni
mengandung 2 mg kuersetin.

Bobot tablet yang dibuat sebesar 650 mg per tablet, berikut


formulasi bahan untuk tablet :

Bahan aktif
: Ekstrak jambu biji
: 1,9 g : 1,9 %
Bahan pengisi
: Avicel 101 (2,0-10,0 %))) : 71,34 g : 71,3 %
Bahan pengikat
: PVP (0,5-5 %)
:5g
: 5%
Bahan penghancur : Amylum manihot (3-25 %) : 15,03 g : 15 %
Lubrikan
: Mg stearat (0,5-5 %) : 5 g
:5%
Glidant
: Talk (1,0-10,0 %)
: 1,8 g : 1,8 %

Setelah dilakukan formulasi selanjutnya bahan-bahan tersebut


dicampur lalu dicetak menjadi tablet dengan metode cetak langsung
(kempa langsung)

EVALUASI TABLET
1. Uji Sifat Alir Ekstrak Kering
Uji sifat alir bertujuan untuk mengetahui sifat alir
suatu serbuk, sehingga keseragaman bobot dan
keseragaman kandungan tablet terjamin.
Dari uji yang kami lakukan didapatkan waktu alir
selama 46 detik dengan kecepatan alirnya
sebesar 2,174 g/detik. Hal ini diketahui bahwa
ekstrak kering memiliki waktu alir yang tidak
memenuhi persyaratan yaitu lebih dari 10 detik.
Sehingga mengakibatkan, kecepatan alir yang
juga tidak memenuhi. Hal ini diduga dikarenakan
kandungan kelembapan pada ekstrak kering.
Pada kondisi kandungan lembab yang tinggi,
ikatan partikel akan lebih kuat dikarenakan luas
kontak antar permukaan serbuk naik. Sehingga

2. Uji Keseragaman Bobot


Tujuan dari uji ini untuk mengetahui apakah seluruh tablet memiliki
skala yang telah ditetapkan. Keseragaman bobot ini ditetapkan untuk
menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat.
Bobot rata-rata

Penyimpanan bobot rata-rata (%)


A

25 mg atau kurang

15 %

30%

26 mg s/d 150 mg

10 %

20 %

151 s/d 300 mg

7,5 %

15 %

Lebih dari 300 mg

5%

10 %

Dari evaluasi yang telah kami lakukan didapatkan bahwa Dari hasil
uji keseragaman bobot di dapatkan bobot rata-rata per tablet
sebesar 0,657 gram. Berdasarkan hasil rentang diatas, maka tablet
ekstrak daun jambu biji yang kami buat memiliki keseragaman bobot
yang sesuai dengan literatur tanpa ada penyimpangan satu pun.

Uji kerapuhan

Pada uji yang kami lakukan,


diperoleh persen kerapuhan sebesar
0,85%. Hal ini dapat dinyatakan, tablet
yang kami buat memiliki kerapuhan
yang baik karena tidak lebih dari 1%.
Persyaratan keregasan harus lebih
kecil dari 1% (Ansel, H.C., 1989).

Penetapan kadar sediaan


Sampel

Area sampel (y)

Sampel 1

480,29

Sampel 2

Sampel 3

Y (konsentrasi)

X (massa)

400 ng

4846,76

800 ng

8355,60

1600 ng

15004,71

3200 ng

24601,80

Persamaan regresi

a = -373,54
b = 0,142
r = 0,996

Pada hasil KLT densitometri dapat dilihat bahwa area


sampel 2 dan 3 tidak terdeteksi karena puncak tidak
tampak pada kromatogram. Hal ini disebabkan karena
sifat alir serbuk sediaan yang tidak bagus sehingga
tiap tablet memiliki kandungan ekstrak daun jambu
biji yang beragam.

Pada hasil KLT densitometri dapat dilihat bahwa


area sampel 2 dan 3 tidak terdeteksi karena puncak
tidak
tampak
pada
kromatogram.
Hal
ini
disebabkan karena sifat alir serbuk sediaan yang
tidak bagus sehingga tiap tablet memiliki
kandungan ekstrak daun jambu biji yang beragam.

KESIMPULAN

Nilai rendemen yang didapat yaitu 50,01%, nilai yang


didapat cukup besar.
Untuk hasil KLT densitometri pada penetapan kadar
senyawa aktif diperoleh persamaan regresi y= 0,126x +
31,56 dan hasil rata- rata yang didapatkan dari ketiga
sampel yaitu 6491,85 ng
Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa ekstraksi percobaan
menghasilkan rendemen lebih besar dibandingkan dengan
ekstraksi pada literatur (jurnal). Hal tersebut dimungkinkan
karena perbedaan konsentrasi etanol dan lama proses
maserasi.
Dari uji yang kami lakukan didapatkan waktu alir selama 46
detik dengan kecepatan alirnya sebesar 2,174 g/detik. Hal
ini diketahui bahwa ekstrak kering memiliki waktu alir yang
tidak memenuhi persyaratan yaitu lebih dari 10 detik

Hasil uji keseragaman bobot di dapatkan


bobot rata-rata per tablet sebesar 0,657
gram. Berdasarkan hasil rentang diatas,
maka tablet ekstrak daun jambu biji yang
kami buat memiliki keseragaman bobot
yang sesuai dengan literatur tanpa ada
penyimpangan satu pun.
Pada uji yang kami lakukan, diperoleh
persen kerapuhan sebesar 0,85%. Hal ini
dapat dinyatakan, tablet yang kami buat
memiliki kerapuhan yang baik karena tidak
lebih dari 1%.
Pada hasil KLT densitometri dapat dilihat
bahwa area sampel 2 dan 3 tidak
terdeteksi karena puncak tidak tampak

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai