Bahan Alat • Parasetamol dan Fenilpropanolamin Hidroklorida (PT. Sanbe • Timbangan analitik (Sartorius tipe n2442), Farma), • spektrofotometer UV-Vis (Beckman DU7500i), • Parasetamol dan Fenilpropanolamin Hidroklorida BPFI (PPOM), • pH meter (BeckmanΦTM 50), • Asetonitril, • tabung plasma (Vacuette 7 ml), • Metanol (grade HPLC) Etilasetat, • jarum suntik, • Metilen klorid dan Aqua bidestilata, • tabung ekstraksi, • Natrium 1-heptan sulfonat, • agitator vortex, • Natrium Asetat, • Rotator Roller Mixer, • Asam asetat glasial, • instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi • Asam klorida, • kolom C-18 (ODS Hypersil TM, 5 μm, 200 x 4,6 mm) • Dikaliumhidrogenfosfat, • dan alat-alat gelas yang digunakan dalam laboratorium • Natrium hidroksida. analisis. Subyek percobaan Dalam penelitian ini digunakan enam orang sukarelawan sebagai subjek percobaan yang telah memenuhi persyaratan uji ketersediaan hayati melalui pengujian laboratorium klinik. Metode
1. Pemeriksaan Bahan Baku
Pemeriksaan bahan baku parasetamol dan fenilpropanolamin hidroklorida yang dilakukan meliputi pemerian, kelarutan, dan identifikasi secara spektrfotometri UV. 2. Seleksi Sukarelawan Dilakukan pengujian klinik terhadap enam orang sukarelawan yang meliputi pengujian terhadap SGOT dan SGPT, kadar kreatinin serum, kadar gula darah, dan darah rutin di Laboratorium Klinik Pramita Bandung. 3. Pemberian Obat Pemberian obat kepada sukarelawan dilakukan dengan metode three way crossover berikut ini : 4. Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah dilakukan pada jam ke- 0,0; 0,25; 0,5; 0,75; 1,0; 1,5; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 8,0; 10,0; dan 12,0 setelah pemberian obat secara oral. Sampel darah disentrifuga dan diambil plasma-nya kemudian disimpan pada temperatur –20o C. 5. Penetapan Kadar Obat dalam Plasma a. Parasetamol b. Fenilpropanolamin Hidroklorida Kurva Baku Parasetamol Kurva Baku Fenilpropanolamin Hidroklorida • Ditimbang Fenilpropanolamin Hidro-klorida uji sebanyak 2 • Ditimbang parasetamol uji sebanyak 2,5 mg mg • dilarutkan dengan metanol dalam labu takar 25 ml. • dilarutkan dengan aqua bidestilata dalam labu takar 25 m • Dari larutan induk tersebut dibuat variasi konsentrasi • Dari larutan induk tersebut dibuat variasi konsentrasi sebesar 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 μg/ml parasetamol dalam plasma. sebesar 0,04; 0,06; 0,08; 0,1; 0,2; dan 0,4 μg/ml • Diambil 1 ml plasma dari setiap konsentrasi di atas dan Fenilpropanolamin Hidroklorida dalam plasma. masukkan ke dalam tabung ekstraksi. • Diambil 1 ml dari setiap konsentrasi di atas dan masukkan • Tambahkan 5 ml etil asetat ke dalam tabung tersebut ke dalam tabung ekstraksi yang telah diisi dengan 100 μl kemudian dikocok dengan menggunakan agitator vortex larutan K2HPO4 0,5 M pH 11. selama 30 detik dan diputar dalam alat pencampur “Roller • Tabung dikocok dengan vortex selama 30 detik dan Mixer” selama 15 menit ditambahkan 5 ml Metilenklorida ke dalam tabung terseb • kemudian disentrifuga selama 10 menit pada 400g. kemudian diputar dalam alat pencampur “Roller Mixer” • Lapisan bening dipindahkan ke dalam tabung lain dan selama 15 menit kemudian disentrifuga selama 10 menit diuapkan. pada 3000g. • Residu dilarutkan kembali dalam 200 μl metanol. Sebanyak 20 μl larutan disuntikkan ke dalam Kromatografi Cair Kinerja • Lapisan bening dipindahkan ke dalam tabung lain dan Tinggi (KCKT). diuapkan. Residu dilarutkan kembali dalam 200 μl aqua bidestilata. Sebanyak 20 μl larutan disuntikkan ke dalam KCKT. Penetapan Kadar Parasetamol dalam Plasma Penetapan Kadar Fenilpropanolamin Hidroklorida dalam Sukarelawan Plasma Sukarelawan • Sebanyak 1 ml plasma sukarelawan ditambahkan 5 • Sebanyak 1 ml plasma sukarelawan dimasukkan ke ml etil asetat dalam tabung ekstraksi, dalam tabung ekstraksi yang telah diisi dengan 100 μl larutan K2HPO4 0,5 M pH 11. • dikocok dengan menggunakan agitator vortex • Tabung dikocok dengan vortex selama 30 detik dan selama 30 detik dan diputar dalam alat pencampur ditambahkan 5 ml Metilenklorida ke dalam tabung “Roller Mixer” selama 15 menit tersebut • kemudian disentrifuga selama 10 menit pada 400g. • diputar dalam alat pencampur “Roller Mixer” selama • Lapisan bening dipindahkan ke dalam tabung lain 15 menit kemudian disentrifuga selama 10 menit dan diuapkan. pada 3000g. • Lapisan bening dipindahkan ke dalam tabung lain dan • Residu dilarutkan kembali dalam 200 μl metanol. diuapkan. Sebanyak 20 μl larutan disuntikkan ke dalam KCKT. • Residu dilarutkan kembali dalam 200 μl aqua bidestilata. Sebanyak 20 μl larutan disuntikkan ke dalam KCKT.