Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASAM DAN BASA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1.FATHAN ZAKIAN (140140024)

2. . EVANA (100140035)

3. SONJA NURFADHILLAH (140140014)

4. NURUL ANNISA (140140073)

5. CUT MUANNAS (140140020)

6. MAULIANA (140140008)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2014

ii
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui ilmu kimia yang khususnya akan
membahas tentang ASAM DAN BASA.
Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan dosen pembimbing yang telah sudi
membantu penulis dalam menyusun makalah ini hingga selesai.
Kami minta maaf jika ada kekurangan dalam makalah ini dan kami mohon kritik dan
sarannya kepada para pembaca agar kami bisa memperbaiki kesalahan dan untuk
mempermudah kami dalam menyusun makalah yang lainnya dimasa mendatang.

Lhokseumawe, 16 September 2014

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..................................................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II TUJUAN PUSTAKA
2.1Teori Asam dan Basa ............................................................................................ 2
2.2Teori Arrhenius .................................................................................................... 2
2.3 Teori Brnsted-Lowry ......................................................................................... 3
2.4 Menamai Asam Anorganik ............................................................................. 6
2.5 Struktur Senyawa Hidroksi.............................................................................. 6
2.6 Penetralan ............................................................................................................ 7
2.7 Teori Asam Basa Lewis .................................................................................. 7

2.8 larutan Dapar (buffer) dan Indikator ................................................................... 8


2.9 asam poliprotik (berbasa banyak) lemah.............................................................. 9
2.10 Tetapan keseimbangan semu ............................................................................... 10
2.11 Titrasi ................................................................................................................... 10
CONTOH SOAL ........................................................................................... 11
BAB III PERMASALAHAN (STUDI KASUS)
3.1 Aplikasi dalam Industi ......................................................................................... 14
3.2 Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari .................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
Daftar pustaka .............................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita
senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi
sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, detergen, dll.)
adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga
dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan
asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.

Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam
berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa
lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti
makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulis membuat makalah ini yaitu,
1. Agar kita dapat membedakan antara asam dan basa
2.Mengetahui manfaat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Manfaat penulisan


Manfaat dari penulisan ini untuk memberikan pemahaman yang tepat tentang asam dan
basa kepada semua pihak yang membacanya, baik dikalangan umum maupun dikalangan
mahasiswa khususnya.

ii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa, atau netral. Kita dapat
menentukan apakah zat atau senyawa tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan
indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru, lakmus merah yang
dimuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam basa dengan bahan dari
alam, seperti bunga kembang sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya.
Zat warna dari bahan bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam,
basa, maupun netral.

2.1 Teori Asam dan Basa

Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif. Asam
juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas Hidrogen, sebagai indikator
sederhana terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas lakmus, dimana asam dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Asam klorida dalam geteh pencernaan
dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam karbonat yang memberikan
rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam sitratyang dikandung dalam berbagai jeruk.
Basa merupakan zat yang memiliki sifat sifat yang spesifik, seperti lilin. Jika
mengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan dalam
bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih sebagai pemati hama.

2.2 Teori Arrhenius


Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H+ atau H3O+ dalam air.
Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH- dalam air. Bila asam dan basa
direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah senyawa netral (yang disebut garam)
dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau reaksi penetralan, yang
akan mengurangi ion H+ dan OH- serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan
secara bersamaan. Jika asam yang bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik, maka akan
dihasilkan lebih dari satu jenis garam. Misalnya pada rekasi antara NaOH dengan H2SO4.
2.3 Teori Brnsted-Lowry
ii
Teori Brnsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh Johannes
Nicolaus Brnsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori
ini, asam Brnsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan
atau "mendonorkan" kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brnsted sebagai spesi kimia
yang mampu menarik atau "menerima" kation hidrogen (proton).

2.3.1 Larutan air asam dan basa (Aqueous Solution of acids and bases)
Asam monoprotik yaitu molekul yang mampu menyumbangkan satu proton ke sebuah
molekul air. Karena penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversible, tiap asam
haruslah membentuk basa dengan menyumbang kan protonnya itu. Serupa pula, tiap basa
harus membentuk suatu asam dengan menerima sebuah proton. Hubungan ini dikatakan
sebagai konjugat.
Asam poliprotik. Asam, seperti H2 SO4 , H3 PO4 , dan H2 CO3 , dengan molekul yang
mampu menyumbangkan lebih dari satu proton disebut asam poliprotik. Karena molekul
H2 SO4 , dan H2 CO3 dapat menyumbangkan dua proton, mereka juga disebut asam diprotik,
asam dengan molekul yang dapat menyumbangkan tiga proton, seperti H3 PO4 , juga disebut
triprotik.
Ion atau molekul yang dapat baik menyumbang atau pun menerima sebuah proton
dikatakan bersifat amfiprotik.
Basa, sifat-sifat yang lazim untuk larutan air dari basa-basa disebabkan oleh ion
hidroksida (OH ), suatu basa Brnsted-Lowry. Hidroksida ionic dari unsur-unsur IAdan IIA
adalah basa-basa kuat. Karena ion hidroksida telah ada dalam senyawa-senyawa ini, cukuplah
bila zat-zat ini melarut dalam air dan memberikan ion-ion hidroksida yang merupakan
karakteristik dari suatu larutan basa. Basa NaOH dan KOH, yang dapat memberikan 1 mol
ion hidroksida per mol senyawa, disebut basa monohidroksi. Karena 2 mol ion hidroksida
diberikan per mol Ca(OH)2 dan Ba(OH)2, maka senyawa ini disebut basa dihidroksi.

2.3.2 Kuat relative asam dan basa


kuat suatu asam, HA, dalam larutan air merupakan suatu ukuran dari kecendrungannya
menyumbangkan sebuah proton kepada sebuah molekul air:
HA + H2 O H3 O+ + A
Sejauh mana reaksi ini berlangsung dari kiri kekanan juga merupakan kecenderungan dari
basa konjugat, A , untuk menerima sebuah proton dari H3 O+ :
H3 O+ + A HA + H2 O

ii
Azas mendasar bagi tingkatan ini adalah makin kuat asam itu, makin lemah basa konjugatnya.
Di antara ketika asam, HCl, HC2 H3 O2 , dan HCN, yang terkuat ialah HCl dan yang terlemah
ialah HCN. Di antara ketiga basa, Cl , C2 H3 O
2 , dan CN , basa terkuat adalah CN dan yang

terlemah Cl .

Efek pendataran (leveling effect) yaitu, reaksi suatu pelarut untuk mengurangi reagensia
yang berlainan menjadi sama kuat. Dalam pelarut-pelarut tertentu, mudah untuk menunjukkan
bahwa HClO4 merupakan asam yang lebih kuat daripada HNO3. Sebagai lebih kuat daripada
H3O+, membentuk larutan dengan kuat asam yang praktis sama, karena air merupakan basa
yang cukup kuat untuk mengambil proton dari masing-masing asam yang lebih kuat daripada
H3O+. untuk asam sangat kuat apa saja, HA, pengionan dalam air,
HA + H2O H3O+ + A-
Pada hakekatnya berlangsung lengkap. Ini berarti bahwa asam apa saja yang lebih kuat
daripada H3O+, akan begitu saja membentuk H3O+ dalam larutan air , jadi H3O+ merupakan
asam terkuat yang dapat berada dalam larutan air.
Air mempunyai efek pendataran terhadap basa apa saja yang kebasaannya lebih besar
daripada OH-. Jika natrium amida, NaNH2, bersentuhan dengan air, akan berlangsung reaksi
sebagai berikut:
NH2- + H2O NH3 + OH-
Basa yang sangat kuat, NH2-, tak dapat berada dalam larutan air. Demikian pula O2-. Kedua
penerima proton yang kuat ini akan didatarkan untuk membentuk larutan ion OH-, karena OH-
adalah basa terkuat yang dapat berada dalam larutan air.
Pelarut-pelarut ini juga mendatarkan kekuatan asam dan basa yang potensial
(tersenbunyi kekuatannya). Dalam ammonia cair, asam yang lebih kuat dari NH4+ akan
didatarkan kekuatannya menjadi sana dengan kekuatan NH4+. Basa terkuat yang mungkin
dalam amonia adalah, NH2-.

2.3.3 Reaksi Asam-Basa dalam Larutan Garam dalam Air


Dalam air murni terdaat ion H+ (atau H3O+) dari ion OH- dalam konsentrasi yang sama,
yang sangat kecil. Bila konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi OH- maka larutan disebut
netral. Jika konsentrasi H+ lebih tinggi daripada konsentrasi OH-, maka larutan itu bersifat
asam. Jika konsentrasi OH- lebih tinggi daripada konsentrasi H+, larutan bersifat basa.
Larutan air dari garam-garam dapat bersifat asam, basa atau netral, bergantung pada
garamnya. Suatu larutan air (dari) ammonium klorida, NH4Cl, memerahkan lakmus biru; jadi,
lrutan ini bersifat asam. Suatu larutan air (dari) natrium asetat, NaC2H3O2, mempunyai efek

ii
sebaliknya dan membirukan lakmus merah; jadi larutan ini bersifat basa. Suatu latutan air
(dari) natrium klorida, NaCl, atau ammonium asetat, NH4C2H3O2, tak mempunyai pengaruh
pada lakmus dan mestilah bersifat netral.
Untuk menerangkan perbedaan ini, haruslah diperhatikan reaksi kation atau anion (atau
keduanya) dari suatu garam dengan air, suatu proses yang dikenal sebagai hidrolisis.
Hidrolisis adalah reaksi ntara zat apa saja dan air, serta takterbatas pada larutan garam.
Contoh hidrolisis ialah pengionan asam asetat dalam air

HC2H3O2 + H2 H3O+ + C2H3O2-

Dan pengionan amonia dalam air

NH3 + H2O NH4+ + OH-

Reaksi ion garam dengan air yang mengubah keasaman melibatkan transfer proton dan
adalah reaksi-reaksi hidrolisis. Akan diperiksa keempat kasus berikut ini bila garam
dilarutkan dalam air.
1. basa Baik kation maupun anion garam itu tidak cukup bersikap sebagai asam
maupun. Garam yang terdiri dari kation (Li+, Na+, K+, Ba2+, Sr2+) dari basa kuat, dan
anion (Cl-, NO3-, SO42-) dari asam kuat membentuk larutan netral. Contoh disamping
NaCl adalah kalium klorida KCl; barium klorida, BaCl2; strontium nitrat, Sr(NO3)2.
Dalam larutan air garam-garam ini, kation tidak banyak bereaksi dangan air (terhidrolisis)
untuk membentuk ion H+, dan anion tidak banyak bereaksi dengan molekul air untuk
membentuk ion OH-.
2. Kation garam itu bertindak sebagai asam, tetapi anionnya tidak cukup bersifat
sebagai basa. Garam yang terdiri dari kation (dari) basa lemah dan anion (dari) asam
kuat membentuk larutan yang bersifat asam. Contohnya adalah ammonium klorida,
NH4Cl, dan ammonium nitrat, NH4NO3. Dalam larutam air (dari) garam-garam ini,
ion NH4+ berfungsi sebagai asam. Karena ion Cl- dan NO3- adalah basa yang sangat
lemah, mereka tidak cukup berfungsi sebagai basa dalam air.
3. Anion dari garam bertindak sebagai basa, tetapi kationnya tidak bertindak cukup
sebagai asam. Garam yang terdiri dari kation (dari) basa kuat dan anion (dari) asam
lemah, membentuk larutam yang bersifat basa. Contohnya adalah natrium asetat,
NaC2H3O2, dan natrium sianida, NaCN. Karena ion natrium adalah kation dari suatu
basa kuat, maka kation ini tidak cukup berfungsi sebagai asam. Ion asetat dan sianida
berfungsi sebagai basa. Karena ion sianida lebih kuat daripada ion asetat, suatu larutan
NaCN lebih bersifat basa daripada larutan NaC2H3O2 yang ekuimolar.

ii
4. Kation garam bertindak sebagai suatu asam, dan anion bertindak sebagai suatu basa.
Dengan garam yang terdiri dari kation basa lemah dan anion asam lemah, kedua ion
itu akan mengalami hidrolisis. Larutan yang terdiri bersifat netral, asam atau basa,
bergantung pada kuat relative kation asam dan anion basa itu.

2.4 Menamai Asam Anorganik


Kedua kelas asam anorganik yang paling lazim adalah (1) asam biner dan yang bertalian
dan (2) asam-oksi terner, yang mengandung satu atau lebih atom oksigen yang terikat pada
suatu unsur selain hidrogen. Asam-asam yang dikenal sering dirujuk baik dengan nama
senyawa mereka, dengan nama trivial atau nama lazim mereka sesuai dengan kebiasaan yang
telah mapan selama bertahun-tahun.
2.4.1 Asam Biner dan yang Bertalian
Kelas ini mencakup hidrogen halide, hidrogen sulfide dan hidrogen sianida. Akan nama lazim

ini dariasam menyatakan unsur induknya, misalnya, klor untuk klor. Nama itu mencakup
akhiran ida dan kata asam sebagai ganti hidrogen. (Nama lazim dalam bahasa inggris
terdiri dari akar nama dan awalan hydro- dan akhiran ic).
2.4.2 asam-oksi terner
Nama sistematik asam-asam dalam kelas ini, tepat sama seperti untuk senyawa biner dan yang
bertalian, yakni didasarkan pada nama anion yang terbentuk setelah protonnya diambil. Nama
lazim untuk asam-asam-oksi adalah dengan menggunakan kata asam sebagai ganti
hidrogen. (Nama lazim inggris: akhiran ic yang berpadanan dengan ate atau ous yang
berpadanan dengan ite).

2.5 Struktur Senyawa Hidroksi


dalam asam-asam-oksi seperti HNO3, H2SO4, dan HClO, dan dalam basa-oksi seperti
NaOH dan Ca(OH)2, tiap atom hidrogen terikat secara kovalen pada sebuah atom oksigen.
Jika unsur yang terikat itu mempunyai keelektronegatifan yang rendah, maka tarikannya
terhadap sepasang electron tidak kuat, dan senyawa ion bersifat ionic. Semua hidroksida
unsure grup IA dan IIA adalah senyawa ion.

Na+, [ OH]- Ca2+, 2[ OH]-

Ion hidroksida dibebaskan bila hidroksiaionik ini melarut kedalam air.


Jika unsur yang diikat pada gugus OH mempunyai keelektronegatifan yang
tinggi,unsur ini menarik pasangan electron dengan kuat,seperti oksigen.Akibatnya akan
terbentuk ikatan kovalen ,bukannya ikatan ion,antara unsur itu dan oksigen.gaya tarik yang
kuat terhadap elektron electron oleh unsur itu dan oleh oksigen menyebabkan ikatan antara

ii
oksigen dan hidrogen menjadi sangat polar , sehingga inti hidrogen mudah diambil oleh gugus
pencari proton.
Secara umum ,makin banyak atom oksigen yang terikat pada unsur bukan logam yang
lain ,dalam suatu senyawa hidroksi,makin kuat asam itu.

2.6 Penetralan
Asam kuat dan basa kuat .bila kuantitas ekuimolar dari suatu asam kuat seperi asam klorida
,HCl ,dan suatu basa kuat seperti natrium hidroksida,NaOH,dicampur dalam suatu larutan air
,ion hidronium dari asam dan ion hidroksida dari basa,akan bersenyawa membentuk air.
.reaksi ini dikenal sebagai penetralan.
Setelah reaksi antara asam kloridadan natrium hidroksida lengkap,tinggallah larutan dari ion

2.7 Teori Asam-Basa Lewis

Pada teori asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-basa dalam larutan tidak berair
dan pada teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak diterangkan akan adanya sistem yang tidak
terprotonasi. G.N. Lewis, pada tahun 1923, mengemukakan teori asam-basa dalam buku
Thermodynamics and the Free Energy of Chemical Substances .

Menurut Lewis:
Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa
lain untuk membentuk ikatan baru.
Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari zat/senyawa
lain untuk membentuk ikatan baru.

Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan senyawa kompleks. Proton merupakan asam
Lewis. Lewis mengembangkan reaksi asam-basa yang menyangkut zat/senyawa yang tidak
mempunyai atom H dalam senyawanya

Secara umum, reaksi asam-basa Lewis terjadi apabila ada basa yang mendonorkan pasangan
elektronnya dan asam yang menerima pasangan elektron tersebut untuk membentuk ikatan
baru. Produk yang terjadi dari reaksi asam-basa Lewis disebut dengan senyawa kompleks
(adduct) dan ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen koordinasi. Contoh sederhana dari
reaksi asam-basa Lewis adalah reaksi pembentukan ion hidronium dan ion amonium.

Untuk melihat hubungan asam Lewis dengan asam Bronsted-Lowry adalah dengan cara
meninjau reaksi antara amonia dengan gas hidrogen klorida.

ii
Di beberapa buku dikatakan bahwa amonia mendonorkan pasangan elektron bebasnya kepada
ion hidrogen, suatu proton sederhana yang tidak mengandung elektron di sekitarnya. Hal ini
+
merupakan suatu kesalah pahaman. Kita tidak bisa menemukan H bebas dalam suatu sistem
+ +
kimia. Ion H sangat reaktif sehingga ion H selalu terikat pada sesuatu. Tidak akan pernah
ditemukan ion hidrogen bebas dalam molekul HCl. Dalam molekul HCl tidak terdapat orbital
kosong yang dapat menerima pasangan elektron bebas.

2.8 Larutan Dapar (Buffer) dan Indikator

Jika [H+] (atau pH) suatu larutan tidak banyak terpengaruh oleh penambahan asam dan basa
dalam jumlah kecil, larutan itu di sebut bersifat dapar (buffer). Larutan akan mempunyai sifat-
sifat berikut jika mengandung asam lema maupun basa lemah, dalam jumlah agak besar. Jika
asam kuat dalam jumlah kecil di tambahkan kepada larutan demikian, kebanyakan H+ yang
akan ditambahkan bergabung dengan basa lemah dari dapar itu dalam jumlah yang equifalen
dan membentuk asam konjugasi dari basa lemah itu.

Indikator Asam dan Basa


Indikator merupakan kebalikan dari dapar. Indicator adalah pasangan asam-basa
konjugasi yang terdapat dalam konsentrasi molar kecil sehingga tidak mempengaruhi pH
larutan keseluruhan.
HIn H+ +In-

Maka, [H+] = Ka x

Indikator dapat membedakan larutan, apakah asam, basa, atau netral. Indikator asam basa
adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH
dalam larutan tersebut. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna
berbeda dibanding indikator terionisasi.
Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat alat
kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam
biasanya menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus
biru. Indikator buatan lainnya adalah indikator universal, indikator asam basa seperti

ii
fenolptalin dan metal jingga. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat
digunakan untuk menentikan derajat keasaman atau pH larutan.

Cara membuat indicator asam basa alami, yaitu :

1. Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.


2. Menambahkan sedikit aquades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada keramik.

4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat
berubah warna.

2.9 Asam Poliprotik (Berbasa Banyak) Lemah


Jika terdapat kemungkinan terjadinya ionisasi rangkap banyak, H2S dan H2CO3, setiap tahap
ionisasi itu mempunyai ketetapan keseimbangannya sendiri-sendi, berbagai tetapan itu
biasanya di bedakan dengan menggunakan subskrips.

[ + ][ ]
Ionisasi primer : H2S H+ + HS- K1 = [2]

[+][ 2 ]
Ionisasi Sekunder : HS- H+ + S2- K2 = [ ]

Tetapan ionisasi sekunder asam polipotik selalu lebih kecil dari yang primer (K2 < K1); yang
ketiga, jika ada, lebih kecil lagi dari yang kedua; demikian seterusnya.
Namun, harus jelas bahwa [H+] berarti konsentrasi nyata ion hydrogen di dalam larutan.
Dalam campuran air yang mengandung beberapa macam asam, asam-asam itu mempunyai
peranan dalam memberikan konsentrasi hydrogen di dalam larutan, tetapi karna hanya ada
satu nilai [H+] dalam setiap larutan tertentu, harus sekaligus memenuhi kondisi keseimbangan
untuk berbagai asam itu.
Dalam hal asam poliprotik, K1 biasanya lebih besar dari K2. Sehingga hanya keseimbangan
K1 saja yang harus di perhatikan dalam mnghitung [H+] di dalam larutan asam itu.

ii
2.10 Tetapan Keseimbangan Semu
Penyederhanaan system keseimbangan rangkap sering di gunakan dalam reaksi-reaksi
biokimia atau reaksi organic lainnya, yang melibatkan asam dan basa.
Contoh :
CH3CO2PO32- + H20 HPO42- + H+

Di samping reaksi hidrolisis fundamental di atas, terdapat keseimbangan-keseimbangan asam-


basa secara sendiri-sendiri untuk asetil-fosfat, asetat, dan ion hydrogen fosfat. Asetil fosfat
atau [AcP] mungkin di gunakan untuk menyatakan jumlah konsentrasi semua bentuk ion dan

bukan ion daripada asam asetil fosfat, dan [fosfat] atau [P1] untuk menandai semua bentuk
anorganik asam fosfat dan basa konjugasinya yang berurutan. Penyebaran antara asetil fosfat
dan hasil hidrolisisnya tentu bergantung pada pH, tidak hanya karna H + merupakan hasil
hidrolisis tetapi juga karena penyebaran dari ketiga zat lain (kecuali air). Bentuk-bentuk asam
atau konjugasinya bergantung pada pH. Digunakan suatu konvensi untuk menentukan K1,
yaitu ketetapan keseimbangan semu (apparent equilibrium constant) yang sesuai dengan nilai
pH tertentu, dimana digunakan konsentrasi stoikiometri dan bukan konsentrasi spesies dalam
tahap ionisasi tertentu.

[][1 ]
K1 = []

Nilai Ph yang paling umum untuk menentukan K1 ialah 7, yaitu hamper mendekati nilai
fisiologi. Walaupun keseimbangan sebenarnya, tidak bergantung pada pH, namun perubahan
nilai K1 terhadap nilai pH dapat di hitung atau di tentukan secara empiris, pH akan di anggap
sebagai suatu fariabel tak gayut (independen), seperti suhu.

2.11 Titrasi
Tritasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui
dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan
dianalisis. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang
konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri.

CONTOH SOAL :
ii
1. Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10 4 M dengan
tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Pembahasan
Menghitung pH larutan atau pOH larutan.
Diketahui data:
[H+] = 104, dengan rumus yang pertama untuk mencari pH

Sehingga:

ingat kembali rumus logaritma:

2. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 3. Tentukan besar konsentrasi ion H+
dalam larutan tersebut!

Pembahasan
Data:
pH = 3
[H+] = .....

ii
3. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 2,7. Tentukan besar konsentrasi ion H+
dalam larutan tersebut dengan tanpa kalkulator, diberikan log 2 = 0,3!

Pembahasan
Data:
pH = 2,7
[H+] = .....

4. Suatu larutan memiliki pH = 2. Tentukan pH larutan jika diencerkan dengan air seratus
kali!

Pembahasan
Data:
Diencerkan 100 x berarti V2 = 100 V1
pH = 2, berarti [H+] = 102
pH setelah diencerkan =....

V2M2 = V1M1

ii
BAB III

PERMASALAHAN (STUDI KASUS)

3.1 APLIKASI DALAM INDUSTRI

Semua aspek kehidupan mengan dung asam dan basa.

- untuk analisis kandungan COD dalam limbah, menggunakan larutan buffer (penyangga)
asam basa, dan larutan asam sulfat.

- larutan buffer lain dalam analisis kandungan zat dalam limbah.

- untuk mengawetkan makanan, sehingga ada makanan yang diasamkan.

- untuk membantu pelarutan bahan baku industry.

- untuk membersihkan kotoran yang melekat di mesin (sabun/detergen).

3.2 APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Contoh-contoh Asam

Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan,
minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita.

Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat
dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka
makan.
Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam
sistem pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh

ii
manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh
asam mineral adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat
untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.
Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam lemah.
Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang
bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H+ yang
dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.

Berikut ini adalah tabel beberapa contoh asam kuat dan asam lemah.

Contoh-contoh Basa

Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk mengenali zat
basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah:

1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku
pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan
pembersih lantai

ii
2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri
lambung (antasid)
3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku
pupuk urea

Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel beberapa contoh basa
kuat dan basa lemah:

ii
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron
bebas dari suatu basa.
Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai rasa asam
dan bersifat korosif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa
kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun
bila terkena kulit. Dan dapat menetralkan asam.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam. Jika pH >
7, maka larutan bersifat basa.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Keenan, kleinfelter, wood,(1989), kimia untuk universitas, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/konsep-ph-poh-dan-
pkw/

http://www.smkn1bandung.com/modul/adaptip/adaptif_kimia/larutan_asam_dan_basa.pdf
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/sifat-sifat-asam-basa-
dan-garam/

ii
ii
ii

Anda mungkin juga menyukai