Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KIMIA FARMASI

ASAM, BASA DAN GARAM

Dosen Pengampu: Drs. I Gusti Ngurah Putu Candra, M.Si

OLEH:

NI LUH YUNI NAINTINA (20089016020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2020
1 KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan
tugas dari mata kuliah Kimia Farmasi Dasar dalam pembuatan makalah dengan
judul “Asam, Basa dan Garam”. Saya sampaikan terimakasih kepada Bapak Drs. I
Gusti Ngurah Putu Candra, M.Si sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Kimia
Farmasi Dasar yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Singaraja, 8 Nopember 2020

Penulis

i
2 DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1  Latar Belakang..............................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Definisi......................................................................................................3
2.2 Teori Asam-Basa.......................................................................................4
2.2.1 Teori Arrhenius......................................................................................4
2.2.2 Teori Brønsted-Lowry...........................................................................4
2.2.3 Teori Lewis............................................................................................8
2.3 Teori Dasar asam......................................................................................9
2.4 Sifat Asam-Basa......................................................................................10
2.5 Kekuatan Asam dan Basa........................................................................13
2.5.1 Derajat keasaman (pH)........................................................................14
2.5.2 Asam Kuat...........................................................................................14
2.5.3 Asam Lemah........................................................................................14
2.5.4 Basa Kuat.............................................................................................15
2.5.5 Basa Lemah.........................................................................................15
2.6 Macam-macam Indikator........................................................................15
2.6.1 Indikator alami.....................................................................................15
2.6.2 Indikator buatan...................................................................................16
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17

ii
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

iii
3 BAB I

4 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita.
Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita
konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan
(sabun, detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita
juga merupakan asam. (Wafi et al., 2014)

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di
atasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat
keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan
lingkungan yang cukup buruk.

Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain)
di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk
direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita
konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti makanan dan sabun, namun pada
akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar
lebih mudah diserap atau digunakan.

Semua senyawa asam mempunyai rasa masam/kecut. Rasa masam/kecut


ini desebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat asam. Buah-buahan memiliki
rasa asam berkat adanya senyawa asam yang dikandungnya. Jeruk mengandung
asam sitrat sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Air susu yang basi
mengandung asam laktat. Selain itu, senyawa asam dapat kita temukan juga dalam
lambung dan darah. Dalam lambung terdapat asam klorida yang berperan pada
pencernaan makanan serta dalam darah terdapat asam karbonat dan asam phosfat
yang berperan pada pengangkutan makanan. Senyawa asam banyak kita jumpai
pada kehidupan sehari-hari. Semua senyawa asam mempunyai rasa masam/kecut.
Rasa masam/kecut ini desebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat asam.

1
2

Buah-buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam yang


dikandungnya. Jeruk mengandung asam sitrat sedangkan anggur mengandung
asam tartrat. Air susu yang basi mengandung asam laktat. Selain itu, senyawa
asam dapat kita temukan juga dalam lambung dan darah. Dalam lambung terdapat
asam klorida yang berperan pada pencernaan makanan serta dalam darah terdapat
asam karbonat dan asam phosfat yang berperan pada pengangkutan makanan.
(Wahid, 2013)

1.2  Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu asam, basa dan garam?
2. Bagaimana konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius, Bronsted-
Lowry dan Lewis?
3. Apa saja sifat-sifat asam, basa dan garam?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu asam, basa dan garam
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep asam dan basa menurut teori
Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis
3. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat asam, basa dan garam
1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas, terdapat manfaat sebagai berikut:
1. Agar mengetahui apa itu asam, basa dan garam
2. Agar mengetahui bagaimana konsep asam dan basa menurut teori
Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis
3. Agar mengetahui apa saja sifat-sifat asam, basa dan garam
5 BAB II

6 PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier
secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier
mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya
akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak
mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
 Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani
yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk
asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan
oksigen dalam asam – asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris
pada waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam
mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang
bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini,
mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam.
Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan
basa, maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa
dihilangkan.
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya
memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau
biasa disebut korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan
gas Hidrogen, sebagai indikator sederhana terhadap senyawa asam, dapat
digunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru
menjadi merah. Asam klorida dalam geteh pencernaan dilambung, asam asetat
sebagai asam penyusun dalam cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar
dalam minuman berkarbonat, dan asam sitratyang dikandung dalam berbagai
jeruk.

3
4

Basa merupakan zat yang memiliki sifat – sifat yang spesifik, seperti lilin.
Jika mengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru. Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa
amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih
sebagai pemati hama.
Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah
menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang
dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan
asam (H+) dan menghasilkan air (H20).
Natrium klorida (NaCl) adalah bahan utama garam dapur. Dalam ilmu
kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Natrium klorida (NaCl), bahan utama
garam dapur adalah suatu garam. Larutan garam dalam air merupakan larutan
elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh
makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah.
(Wahid, 2013)

2.2 Teori Asam-Basa


2.2.1 Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H + atau
H3O+ dalam air. Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH - dalam air.
Bila asam dan basa direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah
senyawa netral (yang disebut garam) dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi
pembentukan garam atau reaksi penetralan, yang akan mengurangi ion H+ dan
OH- serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan secara bersamaan.
Jika asam yang bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik, maka akan
dihasilkan lebih dari satu jenis garam. Misalnya pada rekasi antara NaOH dengan
H2SO4.

2.2.2 Teori Brønsted-Lowry


Teori Brønsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan
oleh Johannes Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923
5

secara terpisah. Dalam teori ini, asam Brønsted didefinisikan sebagai sebuah
molekul atau ion yang mampu melepaskan atau "mendonorkan" kation hidrogen
(proton, H+), dan basa Brønsted sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau
"menerima" kation hidrogen (proton).
1. Larutan air asam dan basa (Aqueous Solution of acids and bases)
Asam monoprotik yaitu molekul yang mampu menyumbangkan
satu proton ke sebuah molekul air. Karena penyumbangan proton adalah
suatu reaksi yang reversible, tiap asam haruslah membentuk basa dengan
menyumbang kan protonnya itu. Serupa pula, tiap basa harus membentuk
suatu asam dengan menerima sebuah proton. Hubungan ini dikatakan
sebagai konjugat.
Asam poliprotik. Asam, seperti H 2 SO4 , H 3 PO 4 , dan H 2 CO 3,
dengan molekul yang mampu menyumbangkan lebih dari satu proton
disebut asam poliprotik. Karena molekul H 2 SO 4 , dan H 2 CO 3 dapat
menyumbangkan dua proton, mereka juga disebut asam diprotik, asam
dengan molekul yang dapat menyumbangkan tiga proton, seperti H 3 PO 4 ,
juga disebut triprotik.
Ion atau molekul yang dapat baik menyumbang atau pun menerima
sebuah proton dikatakan bersifat amfiprotik.
Basa, sifat-sifat yang lazim untuk larutan air dari basa-basa
disebabkan oleh ion hidroksida (OH −¿¿, suatu basa Brønsted-Lowry.
Hidroksida ionic dari unsur-unsur IA dan IIA adalah basa-basa kuat.
Karena ion hidroksida telah ada dalam senyawa-senyawa ini, cukuplah
bila zat-zat ini melarut dalam air dan memberikan ion-ion hidroksida yang
merupakan karakteristik dari suatu larutan basa. Basa NaOH dan KOH,
yang dapat memberikan 1 mol ion hidroksida per mol senyawa, disebut
basa monohidroksi. Karena 2 mol ion hidroksida diberikan per mol Ca(
OH ¿ ¿2 dan Ba¿, maka senyawa ini disebut basa dihidroksi.
2. Kuat relative asam dan basa
Kuat suatu asam, HA, dalam larutan air merupakan suatu ukuran
dari kecendrungannya menyumbangkan sebuah proton kepada sebuah
molekul air:
6

HA + H 2O → H 3 O + A−¿¿
+ ¿¿

Sejauh mana reaksi ini berlangsung dari kiri kekanan juga


merupakan kecenderungan dari basa konjugat, A−¿¿, untuk menerima
+ ¿¿
sebuah proton dari H 3 O :
−¿¿

H 3 O+ ¿+ A → HA + H 2O
¿

Azas mendasar bagi tingkatan ini adalah makin kuat asam itu,
makin lemah basa konjugatnya. Di antara ketika asam, HCl, HC 2 H 3 O 2,
dan HCN, yang terkuat ialah HCl dan yang terlemah ialah HCN. Di antara
−¿¿
ketiga basa, Cl−¿¿, C 2 H 3 O2 , dan CN −¿¿ , basa terkuat adalah CN −¿¿ dan
yang terlemah Cl−¿¿.
Efek pendataran (leveling effect) yaitu, reaksi suatu pelarut untuk
mengurangi reagensia yang berlainan menjadi sama kuat. Dalam pelarut-
pelarut tertentu, mudah untuk menunjukkan bahwa HClO4 merupakan
asam yang lebih kuat daripada HNO 3. Sebagai lebih kuat daripada H3O+,
membentuk larutan dengan kuat asam yang praktis sama, karena air
merupakan basa yang cukup kuat untuk mengambil proton dari masing-
masing asam yang lebih kuat daripada H3O+. untuk asam sangat kuat apa
saja, HA, pengionan dalam air,
HA + H2O → H3O+ + A-
Pada hakekatnya berlangsung lengkap. Ini berarti bahwa asam apa saja
yang lebih kuat daripada H3O+, akan begitu saja membentuk H3O+ dalam
larutan air, jadi H3O+ merupakan asam terkuat yang dapat berada dalam
larutan air.
Air mempunyai efek pendataran terhadap basa apa saja yang
kebasaannya lebih besar daripada OH-. Jika natrium amida, NaNH2,
bersentuhan dengan air, akan berlangsung reaksi sebagai berikut:
NH2- + H2O → NH3 + OH-
Basa yang sangat kuat, NH2-, tak dapat berada dalam larutan air. Demikian
pula O2-. Kedua penerima proton yang kuat ini akan didatarkan untuk
membentuk larutan ion OH-, karena OH- adalah basa terkuat yang dapat
berada dalam larutan air.
7

Pelarut-pelarut ini juga mendatarkan kekuatan asam dan basa yang


potensial (tersenbunyi kekuatannya). Dalam ammonia cair, asam yang
lebih kuat dari NH4+ akan didatarkan kekuatannya menjadi sana dengan
kekuatan NH4+. Basa terkuat yang mungkin dalam amonia adalah, NH2-.
3. Reaksi Asam-Basa dalam Larutan Garam dalam Air
Dalam air murni terdaat ion H+ (atau H3O+) dari ion OH- dalam
konsentrasi yang sama, yang sangat kecil. Bila konsentrasi H+ sama
dengan konsentrasi OH- maka larutan disebut netral. Jika konsentrasi H+
lebih tinggi daripada konsentrasi OH-, maka larutan itu bersifat asam. Jika
konsentrasi OH- lebih tinggi daripada konsentrasi H+, larutan bersifat basa.
Larutan air dari garam-garam dapat bersifat asam, basa atau netral,
bergantung pada garamnya. Suatu larutan air (dari) ammonium klorida,
NH4Cl, memerahkan lakmus biru; jadi, lrutan ini bersifat asam. Suatu
larutan air (dari) natrium asetat, NaC2H3O2, mempunyai efek sebaliknya
dan membirukan lakmus merah; jadi larutan ini bersifat basa. Suatu latutan
air (dari) natrium klorida, NaCl, atau ammonium asetat, NH4C2H3O2, tak
mempunyai pengaruh pada lakmus dan mestilah bersifat netral.
Untuk menerangkan perbedaan ini, haruslah diperhatikan reaksi
kation atau anion (atau keduanya) dari suatu garam dengan air, suatu
proses yang dikenal sebagai hidrolisis. Hidrolisis adalah reaksi ntara zat
apa saja dan air, serta takterbatas pada larutan garam. Contoh hidrolisis
ialah pengionan asam asetat dalam air
HC2H3O2 + H2 ↔ H3O+ + C2H3O2-
Dan pengionan amonia dalam air
NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH-
Reaksi ion garam dengan air yang mengubah keasaman melibatkan
transfer proton dan adalah reaksi-reaksi hidrolisis. Akan diperiksa keempat
kasus berikut ini bila garam dilarutkan dalam air.
a. basa Baik kation maupun anion garam itu tidak cukup bersikap
sebagai asam maupun. Garam yang terdiri dari kation (Li+, Na+, K+,
Ba2+, Sr2+) dari basa kuat, dan anion (Cl-, NO3-, SO42-) dari asam kuat
8

membentuk larutan netral. Contoh disamping NaCl adalah kalium


klorida KCl; barium klorida, BaCl2; strontium nitrat, Sr(NO3)2.
Dalam larutan air garam-garam ini, kation tidak banyak bereaksi
dangan air (terhidrolisis) untuk membentuk ion H+, dan anion tidak banyak
bereaksi dengan molekul air untuk membentuk ion OH-.
b. Kation garam itu bertindak sebagai asam, tetapi anionnya tidak cukup
bersifat sebagai basa. Garam yang terdiri dari kation (dari) basa lemah
dan anion (dari) asam kuat membentuk larutan yang bersifat asam.
Contohnya adalah ammonium klorida, NH4Cl, dan ammonium nitrat,
NH4NO3. Dalam larutam air (dari) garam-garam ini, ion NH4+
berfungsi sebagai asam. Karena ion Cl- dan NO3- adalah basa yang
sangat lemah, mereka tidak cukup berfungsi sebagai basa dalam air.
c. Anion dari garam bertindak sebagai basa, tetapi kationnya tidak
bertindak cukup sebagai asam. Garam yang terdiri dari kation (dari)
basa kuat dan anion (dari) asam lemah, membentuk larutam yang
bersifat basa. Contohnya adalah natrium asetat, NaC 2H3O2, dan
natrium sianida, NaCN. Karena ion natrium adalah kation dari suatu
basa kuat, maka kation ini tidak cukup berfungsi sebagai asam. Ion
asetat dan sianida berfungsi sebagai basa. Karena ion sianida lebih kuat
daripada ion asetat, suatu larutan NaCN lebih bersifat basa daripada
larutan NaC2H3O2 yang ekuimolar.
d. Kation garam bertindak sebagai suatu asam, dan anion bertindak
sebagai suatu basa. Dengan garam yang terdiri dari kation basa lemah
dan anion asam lemah, kedua ion itu akan mengalami hidrolisis.
Larutan yang terdiri bersifat netral, asam atau basa, bergantung pada
kuat relative kation asam dan anion basa itu.

2.2.3 Teori Lewis


Pada teori asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-basa dalam
larutan tidak berair dan pada teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak diterangkan
akan adanya sistem yang tidak terprotonasi. G.N. Lewis, pada tahun 1923,
9

mengemukakan teori asam-basa dalam buku Thermodynamics and the Free


Energy of Chemical Substances.

Menurut Lewis:
1. Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari
zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
2. Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari
zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan senyawa kompleks.
Proton merupakan asam Lewis. Lewis mengembangkan reaksi asam-basa yang
menyangkut zat/senyawa yang tidak mempunyai atom H dalam senyawanya.

Secara umum, reaksi asam-basa Lewis terjadi apabila ada basa yang
mendonorkan pasangan elektronnya dan asam yang menerima pasangan elektron
tersebut untuk membentuk ikatan baru. Produk yang terjadi dari reaksi asam-basa
Lewis disebut dengan senyawa kompleks (adduct) dan ikatan yang terjadi adalah
ikatan kovalen koordinasi. Contoh sederhana dari reaksi asam-basa Lewis adalah
reaksi pembentukan ion hidronium dan ion amonium.

Untuk melihat hubungan asam Lewis dengan asam Bronsted-Lowry


adalah dengan cara meninjau reaksi antara amonia dengan gas hidrogen klorida.

Di beberapa buku dikatakan bahwa amonia mendonorkan pasangan


elektron bebasnya kepada ion hidrogen, suatu proton sederhana yang tidak
mengandung elektron di sekitarnya. Hal ini merupakan suatu kesalah pahaman.
+ +
Kita tidak bisa menemukan H bebas dalam suatu sistem kimia. Ion H sangat
+
reaktif sehingga ion H selalu terikat pada sesuatu. Tidak akan pernah ditemukan
ion hidrogen bebas dalam molekul HCl. Dalam molekul HCl tidak terdapat orbital
kosong yang dapat menerima pasangan elektron bebas.

2.3 Teori Dasar asam


10

Svante August Arrhenius pada tahun 1887 menyatakan bahwa: “Molekul-


molekul elektrolit selalu menghasilkan ion-ion negatif dan positif jika dilarutkan
dalam air “Selanjutnya pada tahun 1900 Svante Arrhenius mengemukakan teori
yang dikenal samapi sekarang yaitu Teori Asam Basa Arrhenius. “asam
merupakan suatu senyawa yagn dapat menghasilkan ion Hidrogen [H+] bila
dilarutkan dalam air dan Basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan
ion Hidroksida (OH) bila dilarutkan dalam air.(Petrucci et al., 2011)

1. Asam Nitrat dalam air: HNO3 H+ + NO3


2. Asam Klorida dalam air: HCl H+ + Cl-
Setiap molekul HNO3 dan HCl hanya dapat menghasilkan 1 ion H + disebut
Valensi Asam. Asam semacam ini disebut juga asam monoprotik. Asam yang
setiap molekul cairnya menghasilkan 2 ion H+ disebut asam diprotik. Asam yang
setiap molekul cairnya menghasilkan 3 ion H+ disebut asam triprotik. Asam
diprotik dan asam triprotik dikelompokkan kedalam asam poliprotik.

Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa.
Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup
zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa.
Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang
tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III)
klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara
umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya
yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu
basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital
molekul ikatan.

Senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada.
Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa
bersangkutan yang lebih tinggi.
11

2.4 Sifat Asam-Basa


Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari – hari. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam,
memerahkan lakmus biru dan menetralkan basa. Asam telah lama dikenal sebagai
senyawa umum larutan air yang menunjukkan sifat sebagai berikut (Zenius, 2016)
1. Rasa Asam yang Khas
Sifat yang paling mencirikan asam adalah terasa asam jika
dirasakan indra pengecap. Contohnya: Cuka merupakan salah satu asam
yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam ilmu
kimia, cuka dikenal dengan nama asam asetat (asam etanoat).
2. Dapat Mengubah Warna Indikator
Sifat asam diidentifikasi dengan menggunakan indikator. Indikator
yang paling sering digunakan adalah kertas lakmus. Jika suatu senyawa
memiliki sifat asam maka kertas lakmus biru akan menjadi merah,
sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
3. Bereaksi dengan logam tertentu untuk menghasilkan gas H2
Senyawa asam direaksikan atau bereaksi dengan beberapa jenis
logam menghasilkan gas hidrogen. Beberapa contoh logam yang jika
direaksikan dengan asam akan menghasil gas hidrogen yaitu: Logam
magnesium, besi, tembaga dan seng. Akan tetapi hasil reaksi keduanya
bukanlah gas hidrogen saja melainkan juga mengandung senyawa garam.
Berikut adalah contoh reaksinya:

Jika kita mereaksikan dua senyawa asam yang berbeda pada logam
yang sama, maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Begitu juga
sebaliknya, jika mereaksikan dua logam dengan senyawa asam yang sama.
Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.
4. Bereaksi dengan basa untuk membentuk garam dan air
5. Dapat Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam
dapat melepaskan ion – ion dalam larutannya. Asam kuat merupakan
12

elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula
daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya
adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.

Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang


lebih rendah sesuai dengan peningkatan keasaman. Contoh umum asam
termasuk asam asetat (dalam cuka), asam sulfat (digunakan dalam baterai
mobil), dan asam tartat (digunakan dalam baking).

Di sisi lain, basa adalah suatu zat yang larutannya bersifat pahit,
licin, membirukan lakmus merah dan menetralkan asam. Basa mempunyai
sifat sebagai berikut:

 Mempunyai Rasa Pahit Senyawa basa apabila dirasakan dengan


indra pengecap, rasanya akan pahit. Contohnya ketika secara tidak
sengaja sabun masuk kedalam mulut.
 Basa Terasa Licin Contohnya: pada saat memegang sabun, ketika
disentuh maka sabun tersebut teras licin,
 Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH–)
(OH^–)(OH–)
6. Bersifat Korosif
Beberapa senyawa basa merupakan jenis senyawa basa yang kuat.
Basa kuat ini bersifat korosif sehingga jika disentuh dapat menyebabkan
iritasi atau terbakar.
7. Menghantarkan Arus Listrik
Senyawa basa juga merupakan penghantar listrik yang baik,
khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dalam air, sehingga
dapat menghantarkan arus listrik.
8. Menetralkan Sifat Asam
Senyawa basa dapat digunakan untuk menetralkan asam. Senyawa
asam akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi
tidak asam jika direaksikan dengan basa. Asam dan basa yang direaksikan
13

akan menghasilkan garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi
penetralan (netralisasi). contohnya
kalsium hidroksida + asam sulfat →\rightarrow→ garam kalsium sulfat +
air

 Dapat Merubah Warna Indikator Kertas Lakmus Merah Menjadi


BiruSeperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan
indikator sehingga dapat mengubah warna indikator tersebut. Basa
akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan
lakmus biru akan tetap berwarna biru.

Basa memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilai pH suatu zat


maka semakin kuat derajat kebasaanya. Contoh basa diantaranya adalah
amoniak untuk pelarut desinfektan. Soda api (natrium hidroksida) untuk
membersihkan saluran bak cuci, alumunium hidroksida dan magnesium
hidroksida untuk obat nyeri lambung.

Ciri-Ciri Basa
1. Pahit dan licin di kulit
2. Mempunyai pH lebih dari 7
3. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
4. Dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit)
5. Dapat menetralkan sifat asam
6. Bersifat kausatik atau dapat merusak kulit
Ciri-ciri garam
1. Dalam bentuk leburan (cairan) atau lelehan dapat menghantarkan
listrik
2. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral tergantung jenis
asam (kuat atau lemah) dan basa (kuat atau lemah) pembentuknya.
3. asam kuat dan basa kuat akan terbentuk garam yang bersifat netral
4. asam kuat dan basa lemah akan terbentuk garam yang bersifat asam
5. asam lemah dan basa kuat akan terbentuk garam yang bersifat basa
14

2.5 Kekuatan Asam dan Basa


Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada
konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam
larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk
menyederhanakan penulisan, seorang kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen
mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama
dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika diungkapkan
dengan persamaan:(Wafi et al., 2014)

2.5.1 Derajat keasaman (pH) 

Untuk air murni pada temperatur 25 °C: [H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada temperatur kamar: pKw = pH + pOH = 14
2.5.2 Asam Kuat 
15

Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion
seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan
langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
2.5.3 Asam Lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).
Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+]
terlebih dahulu dengan rumus:

di mana, Ca = konsentrasi asam lemah


Ka = tetapan ionisasi asam lemah
2.5.4 Basa Kuat 
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya
(α = 1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung
nilai pOH dari konsentrasi basanya.
2.5.5 Basa Lemah 
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH - tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat),
akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus: 

di mana, Cb = konsentrasi basa lemah


Kb = tetapan ionisasi basa lemah

2.6 Macam-macam Indikator


Indikator adalah bahan/alat yang digunakan untuk mengenali sifat suatu
senyawa (asam, basa atau netral).

2.6.1 Indikator alami


16

Indikator alami diperoleh dari bagian tumbuhan berwarna dapat berupa


bunga, daun, buah, biji, atau akarnya. Contohnya, kunir, bunga sepatu merah,
kulit manggis, dan lain-lain.

Misalkan kulit manggis, kulitnya digerus sampai halus kemudian dituangi pelarut
(alkohol) dan selanjutnya airnya dipisahkan melalui penyaringan.  Ekstrak kulit
manggis tersebut di teteskan pada senyawa yang bersifat asam atau basa,
contohnya adalah larutan asam (HCl) atau basa (NaOH), maka:

1. Pada larutan asam: terjadi perubahan warna dari ungu menjadi coklat
kemerahan
2. Pada larutan basa: terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru kehitaman

2.6.2 Indikator buatan


Indikator buatan terdiri dari:

1. Kertas lakmus
2. Kertas indikator universal
3. Larutan
Beberapa Indikator Larutan  dan Perubahan Warnanya: pH meter/pH
digital
17
7 BAB III

8  PENUTUP
A. Kesimpulan
Asam basa dan garam mempunyai peran sangat penting dalam
kelangsungan hidup Kekurangan atau kelebihan asam basa dan garam dapat
menyebabkan penyakit. Asam basa dan garaml merupakan salah satu komponen
yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak,
protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Garam
merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian pengendalian komposisi
garam tubuh 5%. Untuk pemeliharaan fungsi tubuh, manusia memerlukan garam
dalam jumlah tertentu. garam yang dibutuhkan tubuh hingga saat ini dikenal
dengan nama mineral makro dan mineral mikro. Intake (asupan) makanan sehari-
hari, membantu manusia mendapatkan zat yang diperlukan tubuh. Dinamakan
mineral mikro, karena tubuh hanya memerlukan dalam jumlah kurang dari 100
mg saja. Jumlah yang memang sangat kecil, tapi sudah mencukupi bagi tubuh.
Garam yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk
hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur
mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan
mineral mikro.

B. Saran
Untuk para mahasiswa untuk terus menambah wawasan pengetahuan
mengenai asam basa dan garam. Sebagai manusia, kita bukan perlu menjaga
keseimbangan asupan nutrisi dan selalu menjaga kesehatan. Tetapi juga harus
mengetahui apa yang di perlukan tubuh. Walaupun garam sedikit asupannya bagi
tubuh, tetapi perlu terus di jaga agar tubuh tidak mengalami defisiensi mineral.
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silakan sampaikan
kepada saya. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan
memakluminya.

18
19
9 DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, R. H., Harwood, W. S., Herring.F, G., & Madura, J. D. (2011). KIMIA
DASAR Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern. Buku Penerbitan Erlangga,
Edisi Kese, 415.

Wafi, A., Hakim, E. L., Npm, H. R. F., & Npm, M. K. P. (2014). Ikatan kimia
makalah kimia dasar.

Wahid, A. (2013). Makalah Asam, Basa dan Garam. Makalah.

Zenius. (2016). ASAM BASA. Buku Kedokteran EGC, 100.

Anda mungkin juga menyukai