Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KIMIA FARMASI ANALISIS 1

PENYIAPAN SAMPEL

Dosen Pengampu: Luh Putu Desy Puspaningrat, SKM,. M.Si

DISUSUN OLEH:

Ni Luh Yuni Naintina (20089016020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2021
1 KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan
tugas dari mata kuliah Kimia Farmasi Analisis 1 dalam pembuatan makalah
dengan judul “Penyiapan Sample”. Saya sampaikan terimakasih kepada Ibu Luh
Putu Desy Puspaningrat, SKM,. M.Si sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Kimia Farmasi Analisis 1 yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Singaraja, 03 Mei 2021

Penulis

i
2 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Pengambilan Sampel.................................................................................4
2.2 Penyimpanan Sampel................................................................................8
2.3 Pra-Perlakuan Sampel...............................................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
3 BAB I

4 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai “suatu proses
pengambilan sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga
karakteristik contoh material tersebut mewakili keseluruhan material”
Dalam penetuan bahan makanan diperlukan preparasi sampel agar
sampel tersebut berhasil. Analisis suatu bahan hasil makanan hanya akan
dicapai secara baik jika pengambilan sampel bahan dilakukan secara benar
dan representatif. Pengambilan perlu memperhatikan homogenitas sampel
yaitu efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadapa
homogenitas bahan. Bahan dengan ukuran dan berat lebih besar cenderung
akan berpisah dengan bahan yang lebih kecil dan ringan (Segregasi).
Preparasi sampel adalah proses persiapan sampel agar layak untuk
di uji di laboratorium. Tujuan reparasi disini yaitu untuk menyiapkan suatu
zat yang akan di analisis di laboratorium. Hal ini karena dalam analisis
kimia ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum sampel tersebut di
uji, antara lain ukuran sampel harus sekian mesh atau mikrometer. Jadi,
sampel yang akan di analisa harus memiliki ukuran yang sesuai dengan
standar yang menjadi metode dalam analisa tersebut, sehingga hasil
analisa menjadi akurat dan presisi.
Teknik preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk
memisahkan analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan
analit sehingga diperoleh analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari
semula, dan mengubah analit menjadi senyawa lain yang dapat dianalisis
dengan instrumentasi yang tersedia. Proses yang terakhir ini disebut
derivatisasi. Pengubahan senyawa menjadi senyawa lain dimaksudkan
untuk:
- Meningkatkan sensitivitas pengukuran, misalnya pengukuran
secara spektrofotometri ion besi secara spektrofotometri tentu

1
2

menghasilkan hasil yang lebih sensitif jika ion besi diubah


menjadi ion Fe(II) dan direaksikan dengan orto fenantroline
atau jika ion besi (III) direaksikan dengan ion tiosianat. Hal ini
disebabkan reaksi antara ion besi dengan pengomplek tersebut
akan menghasilkan senyawa komplek baru yang berwarna.
- Menghasilkan senyawa yang lebih volatil, misalnya asam
lemak yang berantai panjang tentunya lebih sulit dianalisis
dengan kromatografi gas (GC) karena titik didihnya relatif
tinggi. Untuk menurunkan titik didihnya maka asam lemak
tersebut direaksikan dengan alkohol (metano atau etanol)
sehingga terbentuk metil ester atau etil ester yang titik didihnya
lebih rendah.
- Menghasilkan senyawa yang lebih termo stabil, misalnya
analisis senyawa dengan GC memungkinkan terjadinya
degradasi senyawa oleh pemanasan di injection port. Karena
itu, analit harus direaksikan dengan senyawa lain sehingga
terbentuk senyawa baru yang termo stabil.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pengambilan sampel?
1.2.2 Bagimana penyimpanan sampel?
1.2.3 Bagaimana pra-perlakuan sampel?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana pengambilan sampel.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana penyimpanan sampel.
1.3.3 Untuk mengetahui pra-perlakuan sampel.

1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas, terdapat manfaat sebagai berikut:
3

1.4.1 Agar mengetahui bagaimana pengambilan sampel.


1.4.2 Agar mengetahui bagaimana penyimpanan sampel.
1.4.3 Agar mengetahui pra-perlakuan sampel.
5 BAB II

6 PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Sampel


Pengetahuan yang baik tentang proses sampling (pengambilan
sampel) dan tujuan analisis dapat menghindarkan dari kesalahan analisis.
Tingkat kepercayaan terhadap data analisis juga sangat tergantung
bagaimana suatu sampling dilakukan. Teknik preparasi sampel adalah
bagian dari proses analisis yang sangat penting, karena teknik preparasi
sampel adalah proses yang harus dilakukan untuk menyiapkan sampel
sehingga siap untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai.

Pengambilan sampel merupakan masalah yang sangat penting


dalam analisis kimia, sebab untuk mngetahui kadar atau konsentrasi suatu
senyawa tertentu dalam sampel hanya dilakukan terhadap sejumlah kecil
sampel.

Preparasi merupakan tahap yang wajib dilewati dalam menganalisa


suatu sampel di laboratorium. Pada analisa kimia di laboratorium untuk
beberapa jenis sampel diperlukan preparasi awal (persiapan sampel)
sebelum di analisa. Preparasi ini menjadi bagian sangat penting dalam
suatu analisa, sehingga harus dilakukan dengan baik.

Preparasi sampel adalah proses persiapan suatu sampel agar layak


untuk di uji di laboratorium. Maksudnya adalah preparasi disini bertujuan
untuk mempersiapkan suatu zat yang akan di analisis di laboratorium. Hal
ini disebabkan, dalam analisa kimia terkadang terdapat beberapa syarat
yang harus dipenuhi sebelum sampel tersebut di uji, antara lain ukuran
sampel harus sekian mesh atau mikrometer. Jadi, sampel yang akan di
analisa harus memiliki ukuran yang sesuai dengan standar yang menjadi
metode dalam analisa tersebut, sehingga hasil analisa menjadi akurat dan
presisi. 

4
5

Teknik preparasi sampel bertujuan untuk mempersiapkan sampel


agar siap uji. Berikut merupakan urutan preparasi sampel yang biasa
dilakukan dalam melakukan pengujian atau penelitian:

2.1.2 Pengambilan sampel


Tahapan ini sangat penting dilakukan terutama sekali jika
akan melakukan analisis dengan metode kuantitatif. Sampel yang
diambil dalam tahapan ini harus mewakili keseluruhan materi yang
nantinya akan dianalisis. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pengambilan sampel adalah titik pengambilan sampel, jarak
antara titik pengambilan sampel, dan penghomogenan terhadap
sampel hasil sampling.
Hal pertama adalah pengambilan sampel. Sampel di ambil
dari lokasi yang telah ditentukan sebelumnya. Contohnya untuk
pengambilan sampel daun dapat dilakukan di hutan koservasi
misalnya. Sampel yang di ambil jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan analisa. Kalau untuk pengambilan sampel/contoh daun
bisa dilakukan dengan cara biasa yaitu menggunakan tas plastik
sebagai wadah. Berbeda dengan sampel air yang menggunakan
botol tertentu.
Teknik pengambilan sampel harus dilakukan dengan benar.
Jika tidak tepat dalam pengambilan sampel, hasil analisis kimia
yang diperoleh tidak dapat menggambarkan kondisi yang
representatif atau mewakili keseluruhan dari bahan
yang akan dianalisis. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam
pengambilan sampel perlu diperhatikan beberapa parameter sebagai
berikut :
a. Homogenitas Sampel
Efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap
homogenitas bahan, dimana bagian yang berukuran dan berat
lebih besar cenderung akan berpisah dengan bagian yang lebih
kecil dan ringan (segregasi). Oleh karena itu sebelum sampel
diambil, bahan harus dicampur secara merata atau sampel
6

diambil secara acak dari beberapa bagian baik bagian dasar,


tengah, atau bagian atas sehingga diperoleh sampel yang
representatif.
b. Cara Pengambilan Sampel
Sampel dari bahan dapat diambil secara non-selektif atau
selektif. Non-selektif adalah pengambilan sampel secara acak
dari keseluruhan bahan tanpa memperhatikan atau memisahkan
bagian dari bahan tersebut. Misalnya dalam pengambilan
sampel rumput gajah, sampel diambil dari seluruh bagian
rumput, baik daun maupun batang, kemudian dipotong-potong
dan dicampur secara merata agar diperoleh bahan yang
homogen.
Selektif artinya sampel diambil secara acak dari bagian tertentu
suatu bahan. Misalnya sampel rumput gajah tadi dipisahkan
pengambilan sampel batang dan daun.
c. Jumlah Sampel
Jumlah sampel yang diambil sangat berpengaruh terhadap
tingkat representatif sampel yang diambil. Jumlah sampel yang
diambil tergantung dari kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah
bahan yang diambil sampelnya. Sebagai pedoman jumlah
sampel yang diambil adalah 10% dari jumlah bahan.
d. Penanganan Sampel
Sampel yang telah diambil harus segera diamankan agar tidak
rusak atau berubah sehingga mempunyai sifat yang berbeda.
Misalnya terjadi penguapan air, pembusukan ataupun
tumbuhnya jamur.  Sampel yang mempunyai kadar air rendah
(< 15%) terjadinya kerusakan sampel kemungkiannya sangat
kecil. Sampel lalu dapat langsung dimasukkan ke kantong
plastik dan dibawa ke laboratorium. Sampel dengan kadar air
tinggi seperti silase, maka kemungkinan terjadinya penguapan
air sangat besar, sehingga untuk mengontrol penguapan air,
maka sampel yang telah diambil harus segera ditimbang,
7

dimasukkan ke dalam kantong plastik kedap udara, dibawa ke


laboratorium dan segera dianalisis kadar bahan keringnya. Jika
tidak dianalisis segera maka sampel yang telah diambil segera
timbang, dikeringkan atau dijemur sampai beratnya konstan.
Kemudian baru dibawa ke laboratorium.
e. Prosesing Sampel
Untuk tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis,
kimia dan biologis, semua sampel harus digiling  sehingga
diperoleh sampel yang halus.
f. Penentuan Kadar Air Sampel Segar
Sampel dapat berasal dari tumbuh-tumbuahan seperti rumput-
rumputan, biji-bijian, buah-buahan, hasil produksi pertanian
dan pangan maupun yang berasal dari hewan. Sebelum
dikeringkan bahan segar dipotong-potong untuk mendapatkan
partikel yang leih kecil agar cepat kering.
Contoh:
Sejumlah sampel ditimbang sebanyak A gram kemudian
dijemur hingga kering di bawah sinar matahari atau
dikeringkan dalam oven dengan temperature 50 - 60°C
sekitar ±24 jam. Setelah kering, sampel tadi ditimbang dan
diperoleh berat sebesar B gram. Sampel kemudian digiling
atau diperhalus lagi bentuknya untuk analisis lebih lanjut.
Selisih antara bobot sampel sebelum dan sesudah
dikeringkan merupakan kadar air (KA) sampel segar dan
selanjutnya dapat ditentukan bahan kering (BK) udara
sampel. Untuk mengetahui bahan kering sesungguhnya
untuk mengetahui bahan kering sesungguhnya, maka bahan
kering udara dikali dengan bahan kering oven.
2.2.2 Pengeringan sampel
Selanjutnya dalam rangkaian penelitian, setelah sampel diambil
maka dilakukan pengeringan. Pengeringan disini dilakukan untuk
mengurangi kadar air dalam sampel. Pengeringan dilakuka n
8

dengan metode kering angin (di angin-anginkan). Proses ini


diharapkan mampu mengurangi kadar air dalam sampel, sehingga
proses selanjutnya akan berjalan dengan baik. Adapun untuk
sampel yang lain, menggunakan oven
2.3.2 Penggilingan sampel
Setelah sampel dirasa kering, dan airnya terlihat sudah menyusut
maka dilakukan penggilingan untuk memperkecil ukuran sampel.
Hal ini bertujuan untuk memperbesar luas permukaan dari sampel
sehingga mudah di analisa lebih lanjut. Penggilingan dilakukan
menggunakan mesin penggiling. 
2.4.2 Pengayakan
Setelah digiling maka didapatkan sampel yang telah halus. Namun
untuk memisahkan ukurannya dilakukan
pengayakan/screening. Hal ini bertujuan untuk memisahkan ukuran
sampel berdasarkan ukurannya. ni merupakan langkah preparasi
yang terakhir. Setelah di ayak maka kita akan mendapatkan sampel
dengan ukuran yang sesuai SOP dalam analisa.
2.2 Penyimpanan Sampel
Setelah diperoleh sampel yang representatif jika tidak segera
dilakukan analisis, sampel harus diberi label dan disimpan dalam tempat
yang sesuai untuk menjamin sifat fisika kimia sampel tidak berubah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sampel :
1) Kenaikan suhu mengakibatkan hilangnya sampel yang volatil,
degradasi analit, peningkatan reaktifitas kimiawi.
2) Suhu rendah mengakibatkan terdepositnya analit yang
kelarutannya rendah.
3) Perubahan kelembapan mengakibatkan hidrolisis dan
meningkatnya kandungan air bagi analit higroskopis.
4) Radiasu UV akan menginduksi reaksi fotokimia,
fotodekomposisi, atau polimerasi.
5) Oksidasi oleh udara akan merusak ampel yang sensitif terhadap
oksidasi.
9

Pengemas sampel untuk analisis disiapkan sesuai dengan jenis


sampel. Pengemas sampel seharusnya:
1) Dapat dibuat dari bahan gelas atau bahan plastik.
2) Harus dapat ditutup dengan kuat dan rapat.
Keuntungan pemakaian wadah gelas, yaitu: mudah mencucinya,
mengecek keadaannya serta mensterilisasikannya, tapi mudah pecah
selama pengangkutan. Pemakaian wadah dari plastik tidak mudah pecah
dan tahan terhadap pembekuan, akan tetapi sulit membersihkannya. Hal -
hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tempat wadah sampel
yaitu:
1) Penyerapan zat - zat kimia dari sampel wadah oleh sampel,
misalnya sampel organik dari plastik; natrium, boron dan silika
dari gelas; penyerapan logam - logam oleh gelas atau sampel -
sampel organik oleh plastik;
2) Terjadinya reaksi langsung antara sampel dengan wadah,
misalnya fluorida dengan gelas.
3) Sampel yang bersifat cair/semi padat mungkin pengemasnya
dalam tangki kecil atau drum berkapasitas besar, untuk sampel
yang dikemas dalam kemasan kecil seperti sachet atau botol
kecil metode penyiapan sampelnya sesuai dengan sifat sampel
tersebut, bila perlu digoyang atau diaduk hingga sampel
tersebut homogen.

2.3 Pra-Perlakuan Sampel


Pra-perlakuan sampel dilakukan untuk mengkondisikan sampel
sehingga siap untuk dilakukan analisis dengan metode tertentu.
Contoh-contoh pra-perlakuan sampel:
1) Memanaskan sampel (100 – 120ºC) jika analit tahan panas untuk
menghilangkan pengaruh variasi kandungan air.
2) Menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan.
3) Memisahkan sampel (distilasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, dan
sebagainya).
10

4) Menghilangkan komponen pengganggu.


5) Memekatkan sampel (penguapan, distilasi, ko-presipitasi, ekstraksi,
elektrolisis, dan sebagainya).

2.3.1 Ekstraksi
Perlakuan ini bisa dikerjakan dengan berbagai cara, baik secara
fisik maupun secara kimiawi. Secara fisik dapat dilakukan dengan
pengepresan (pengempaan), penggilingan, pengendapan fisik
(kristalisasi), pengendapan kimiawi (penggumpalan), dan distilasi.
Secara kimiawi dilakukan dengan cara pelarutan dengan pelarut. Metode
distilasi merupakan ekstraksi dan pemisahan atas dasar perbedaan titik
uapnya. Distilasi dapat dilakukan dengan cara sederhana, misalnya
distilasi air, distilasi uap, distilasi uap dan air, dapat pula dilakuan
dengan teknik fraksinasi (distilasi fraksinasi), atau distilasi vakum. Cara
ekstraksi lainnya yang relatif merupakan teknologi barn adalah
penggunaan teknik superkritik (super critical extraction).
2.3.2 Filtrasi
Cara untuk memisahkan dua komponen yang berbeda sifatnyaatau
ukurannya melalui sebuah membran permiabel yang poreus. Filtrasi
dapat dilakukan dengan teknik penyaringan. Penyaringan lazim
digunakan untuk memisahkan padatan dan cairan yang bercampur
menjadi satu dan tidak lazim untuk memisahkan campuran dua macam
cairan yang berbeda berat jenisnya. Dalam praktek penyaringan
dikerjakan dengan menggunakan bahan penyaring yang berupa
membran.

2.3.3 Sentrifugasi
Tujuan utama sentrifugasi adaiah memisahkan partikel-partikel
padatan dari cairan yang bercampur menjadi terpisah satu dengan yang
lainnya. Jadi pada hakekatnya seperti filtrasi, tetapi pemisahan dengan
sentrifugasi didasarkan pada perbedaan berat jenis partikel. Dalam hal ini
11

gaya sentrifugasi sangat berpengaruh paa hasil. Makin tinggi gaya


sentrifugasi makin teijadi pemisahan dengan baik.

2.3.4 Lisis
Biasanya dikerjakan untuk merusak atau memecah dinding sel
tanaman, hewan, atau mikroba. Pekerjaan ini dapat dilakukan secara
fisik misalnya dengan penggilingan, penggerusan, atau dengan sonikasi.
2.3.5 Dialisis
Perlakuan ini merupakan teknik pemisahan dengan menggunakan
membran semi-permiabel. Dialisis dapat berfungsi sebagai penyaring
molekuler karena yang dapat melalui membran umumnya adalah melekul
yang ukurannya relatif kecil. Dialisis bekerja atas dasar peristiwa
osmosis. Partikel-partikel (molekul) yang kecil dapat melalui membran
sampai terjadi keseimbangan. Keseimbangan tercapai jika konsentrasi
partikel dalam larutan pada sisi-sisi yang bersebelahan dengan membran
sudah mencapai rasio yang seimbang dengan volume masing-masing
larutan.
2.3.6 Inaktivasi Enzim
Terdapatnya enzim dapat mengganggu hasil karena enzim yang
masih aktif dapat mengadakan perubahan-perubahan kimiawi. Misalnya
pada elektroforesis, enzim protease dapat menguraikan protein atau
peptida-peptida selama proses elektroforesis berlangsung.
2.3.7 Modifikasi Kimiawi dan Enzimatik
Perlakuanini bertujuan untuk mengubah struktur kimiawi sampel
untuk suatu tujuan tertentu yang memudahkan analisis.
12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Preparasi sampel adalah proses persiapan sampel agar layak untuk
di uji di laboratorium. Tujuan reparasi disini yaitu untuk menyiapkan suatu
zat yang akan di analisis di laboratorium. Hal ini karena dalam analisis kimia
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum sampel tersebut di uji,
antara lain ukuran sampel harus sekian mesh atau mikrometer. Jadi, sampel
yang akan di analisa harus memiliki ukuran yang sesuai dengan standar yang
menjadi metode dalam analisa tersebut, sehingga hasil analisa menjadi akurat
dan presisi.
Preparasi sampel adalah proses persiapan suatu sampel agar layak untuk
di uji di laboratorium. Maksudnya adalah preparasi disini bertujuan untuk
mempersiapkan suatu zat yang akan di analisis di laboratorium. Hal ini
disebabkan, dalam analisa kimia terkadang terdapat beberapa syarat yang
harus dipenuhi sebelum sampel tersebut di uji, antara lain ukuran sampel
harus sekian mesh atau mikrometer. Jadi, sampel yang akan di analisa harus
memiliki ukuran yang sesuai dengan standar yang menjadi metode dalam
analisa tersebut, sehingga hasil analisa menjadi akurat dan presisi. 
Teknik preparasi sampel bertujuan untuk mempersiapkan sampel agar
siap uji. Berikut merupakan urutan preparasi sampel yang biasa dilakukan
dalam melakukan pengujian atau penelitian: pengambilan sampel,
pengeringan sampel, penggilingan sampel, pengayakan, penyimpanan serta
pra-perlakuan.

B. Saran
13

Untuk para mahasiswa untuk terus menambah wawasan pengetahuan


mengenai Penyiapan Sampel dalam Kimia Analisis.
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silakan
sampaikan kepada saya. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan
dan memakluminya.
7 DAFTAR PUSTAKA
https://www.kimiapost.net/2017/12/preparasi-dalam-analisis-kimia.html

https://slideplayer.info/slide/2799688/

https://www.slideshare.net/Trykhyputry/metode-sampling

Akun, Farahdila. ____. Prosedur Analisis dan Teknik Sampling dalam Kimia
Anilitik.
https://www.academia.edu/8394830/Prosedur_Analisis_dan_Teknik_Sampling_d
alam_kimia_anilitik?auto=download diakses pada 25 Februari 2019

Ansyari, Isya. ____. Pengertian dan Cara Kerja Jaw Crusher. [Online].
https://learnmine.blogspot.com/2014/11/pengertian-dan-cara-
kerja-jaw-crusher.html diakses pada 25 Februari 2019.

Anonim. 2012. Teknik Preparasi Sampel (Bagian 1). [Online]. http://ganden-


fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-67282-Ilmiah- Teknik%20preparasi
%20sampel%20(bagian%201).html diakses pada 25 Februari 2019

Anonim. ____. Penentuan Kadar Protein metode Kjeldahl dan Lowry. Bandung.


Politeknik Negeri Bandung

Anonim. ____. Metode Kjeldahl. [Online].


https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_Kjeldahl diakses pada 25 Februari
2019

Anonim. ____. Tahapan dalam Analisis Kimia. [Online].


https://biasamembaca.blogspot.com/2016/07/tahapan-dalam-analisis-
kimia.html diakses pada 25 Februari 2019

Christina, dkk. 2012. Teknik Preparasi Sampel untuk Bahan Makanan. Bogor.
Akademi Kimia Analisis

Domas. ____. Roll Crusher. [Online]. http://domas09.blogspot.com/2013/02/roll-


crusher.html diakses pada 25 Februari 2019

Mantiq, Ahmad. 2016. Bagaimana Cara Preparasi Sample. [Online].


https://bisakimia.com/2016/12/03/bagaimana-cara-preparasi-sample/
diakses pada 25 Februari 2019

Nugroho, dkk. 2015. Karakterisasi Blade Hammer Mill Type Swing. Semarang.
Universitas Diponegoro.
Sugiarto, Djaja. 2017. Preparasi Sampel. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

Anda mungkin juga menyukai