Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MAKALAH KIMIA ANALISA KUALITATIF


Disusun Oleh :
NAMA NIM
DONI ALFIZAH 150405006

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan limpahan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Makalah Kimia Analisa dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh asisten modul Kimia Analisa
Kualitatif. Selain itu pembuatan Makalah Praktikum Kimia Analisa ini adalah
sebagai bukti bahwa telah mengikuti responsi asisten.
Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua praktikan yang membantu baik segi materi maupun
moril.
2. Seluruh asisten laboratorium Kimia Analisa yang telah
membimbing dan membantu praktikan khususnya kepada Alvin,
asisten yang menangani modul Identifikasi Logam Fe dengan
Reaksi Warna.
3. Serta teman-teman seperjaungan, terutama teman kelompok IV
(Empat), yaitu Elvi Sundari dan Sobri Wardana yang telah
membantu praktikan dalam menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Praktikan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan praktikan terima untuk
peningkatan mutu laporan di masa yang akan datang.

Medan, 2018
Praktikan

Doni Alfizah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisa kimia dapat dibedakan menjadi analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif biasanya digunakan untuk mengidentifikasi zat-
zat yang ada dalam suatu sampel baik kation ataupun anion, sedangkan
analisa kuantitatif biasanya digunakan untuk menghitung jumlah suatu zat
dalam sampel. Teknik analisakualitatif diantaranya TLC (Thin Layer
Chromatography), uji bercak, dan reaksi dengan reagen spesifik, sedangkan
teknik analisa kuantitatif diantaranya titrasi, spektrofotometri, dan HPLC
(Hartini, 2013).
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan
untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia
(anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat
kimia dan fisikanya, Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan
beberapa reaksi dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk
menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Contoh : Reaksi redoks, reaksi
asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis
berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis,
seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang
merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya (Astriana,
2011).
Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk
menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang
dianalisa. Dalam melakukan analisa kita mempergunakan sifat-sifat zat atau
bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu
sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu
maka kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah
kita tentukan sifat-sifat fisis sampel tersebut (UPI, 2004).
BAB II
ISI
2.1 Analisa Kualitatif
Kualitatif penelitian adalah proses penelitian yang dirancang sesuai
dengan tradisi metodologis yang jelas penelitian. peneliti membangun
kerangka holistik dengan menganalisis narasi dan pengamatan, melakukan
penelitian di habitat menarik perhatian pada fakta bahwa peneliti kualitatif
terutama berfokus pada pemeriksaan ciri-ciri khas, kelompok, situasi, atau
bahan (Devetak, dkk., 2009).
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji
pendahuluan, pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis
dapat berupa zat padat non-logam. Analisa kualitatif mempunyai arti
mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak
diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Reagensia
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang
digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan (Kesuma, 2011).
2.1.2 Analisa Anion
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan
bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad
dan saksinat. Anion digolongkan sebagai berikut :
1) Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-.
2) Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
3) Anion polimer okso seperti silikat, borad atau fospat terkondensasi.
4) Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang
mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat.
(Kesuma, 2011)
2.1.2 Analisa Kation
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation, yaitu :
1) Golongan I: kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2) Golongan II: kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd, As, Sb, Sn.
3) Golongan III: kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana
netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Ni, Fe, Al, Cr, Mn, Zn.
4) Golongan IV: kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation
ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
adalah Ba, Ca, Sr.
5) Golongan V: kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Kation golongan ini meliputi: Mg, K, Na, NH4 +.
(Kesuma, 2011).

2.2 Jenis-Jenis Analisa


Analisa kualitatif dapat dilakukan pada berbagai skala. Pada analisa
makro kuantitas substansi yang dianalisa adalah 0,5-1 gram dan volume
larutan yang digunakan untuk analisa adalah sebanyak 20 ml. Pada analisa
semimikro, kuantitas yang digunakan untuk analisa dikurangi dengan faktor
0,1-0,05, kira-kira sekitar 0,05 gram dan volume larutan sekitar 1 ml. Untuk
analisa mikro, faktor yang digunakan adalah 0,01 atau kurang.

Beberapa keuntungan dalam menggunakan teknik semimikro adalah:


1. Mengurangi penggunaan bahan kimia yang akan menghemat budget
laboratorium
2. Analisa dengan kecepatan yang lebih cepat, hal ini disebabkan kuantitas
material yang kecil dan penghematan waktu dalam menjalankan operasi
seperti filtrasi, pencucian, evaporasi, penjenuhan, dengan hidrogen
sulfide, dll.
3. Meningkatkan ketajaman pemisahan, seperti pencucian endapan yang
dapat dijalankan dengan cepat dan efisien ketika sentrifugasi
menggantikan penyaringan.
4. Jumlah hidrogen sulfida yang digunakan dapat dikurangi.
5. Penghematan tempat penyimpanan reagen sehingga meningkatkan
akomodasi laboratorium.
6. Terjaganya keamanan saat berlatih dengan menggunakan jumlah material
yang sedikit.
Analisa kualitatif menggunakan dua jenis pengujian, reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering diaplikasikan pada substansi padat dan reaksi
basah diaplikasikan pada substansi berbentuk larutan. Kebanyakan reaksi
kering digunakan hanya saat terjadi perubahan kecil pada analisa semimikro.
Uji reaksi kering sering memberikan informasi berguna dalam waktu singkat
dan mudah dimengerti oleh pemula pengguna analisa kualitatif. Teknik yang
berbeda dapat digunakan pada reaksi basah dalam analisa makro, semimikro
dan mikro (Vogel, 1979).

2.3 Tahapan Analisa


Berikut adalah tahapan yang dilakukan dalam analisa yaitu:
1. Penyiapan substansi untuk analisa
Sebelum analisa, sampel padatan harus dikeringkan pada suhu 105-
110 °C sampai massanya konstan.
2. Menimbang sampel
Material biasanya dipindahkan ke dalam botol penimbang yang
didinginkan dalam desikator. Sampel kemudian diambil dari botol
penimbang dan botol ditimbang sebelum dan sesudah pengambilan
sampel, jadi massa substansi diketahui dari perbedaannya.
3. Melarutkan sampel
Kebanyakan substansi organik dapat dilarutkan dalam pelarut organik
yang sesuai dan ada yang larut dalam air atau dapat larut dalam
larutan asam atau basa. Kebanyakan substansi anorganik dapat
dilarutkan langsung dalam air atau dalam asam encer, tetapi material
seperti mineral dan alloy harus direaksikan dengan berbagai reagen
untuk menetukan pelarut yang sesuai.
4. Pengendapan
Pengendapan secara umum dilakukan dalam beaker glass, dan larutan
endapan perlahan ditambahkan dan diaduk larutan tersebut. Pada saat
dilakukan penambahan sebaiknya dengan membiarkan larutan reagen
untuk mengalir dari sisi beaker.
5. Penyaringan
Operasi ini merupakan pemisahan endapan dari larutan induknya,
tujuan dilakukannya penyaringan adalah mendapatkan endapan. Alat
yang diperlukan untuk penyaringan adalah kertas saring. Kertas saring
sangat cocok untuk endapan mirip agar-agar.
6. Pencucian endapan
Kebanyakan endapan dihasilkan dengan adanya satu atau lebih
senyawa yang lebih mudah melarut. Volume larutan pembersih yang
diperlukan untuk menghilangkan zat lain harus sesedikit mungkin
karena tidak ada endapan yang sepenuhnya tidak dapat melarut. Syarat
yang harus dipenuhi larutan pembersih ideal adalah tidak boleh
melarutkan endapan, tetapi mudah melarutkan substansi lain, tidak
menghasilkan produk volatil atau tidak dapat larut dengan endapan,
dan harus mudah menguap pada temperatur pengeringan endapan.
7. Pengeringan dan pembakaran endapan
Setelah dilakukan pengeringan dan pencucian, endapan harus
dikeringkan atau dibakar. Pengeringan dilakukan di bawah suhu 250
°C dan pembakaran dilakukan di atas 250 °C sampai 1200 °C.
(Vogel, 1989)

2.5 Aplikasi Dalam Industri “Qualitative Phyto Chemical Analysis of Seed and
Leaf Callus Extracts of Canthium Parviflorum Lam. Guntur District, Andhra
Pradesh”
Beberapa dekade terakhir telah terlihat peningkatan minat ilmiah dalam
baik pertumbuhan kultur jaringan tanaman dan pengembangan komersial
teknologi ini sebagai sarana untuk memproduksi bahan kimia nabati yang
berharga. Akumulasi bahan kimia nabati dalam kultur jaringan tanaman telah
dipelajari selama lebih dari tiga puluh tahun, dan pengetahuan yang
dihasilkan telah membantu dalam realisasi dengan menggunakan kultur sel
untuk produksi bahan kimia nabati yang diinginkan. Canthium parviflorum
adalah subscandent semak berduri dengan menyebarkan cabang
didistribusikan di seluruh India di hutan semak belukar dan dataran kering.
Daun dan akar yang astringent, manis, termogenik, diuretik, obat penurun
panas, sembelit, obat cacing, dan tonik dan ini digunakan dalam kondisi
vitiated dari kapha, diare, strangury, demam, keputihan, cacingan, dan
kelemahan umum. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
phytochemical yang ada di dalam biji dan daun kalus tanaman.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji tanaman
Canthium Parviflorum Lam. yang telah dikeringkan. Dan pelarut yang
digunakan untuk ekstraksi adalah, hexana, kloroform, etil, asetat dan metanol.
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah pengumpulan bahan tanaman,
kultur kalus, ekstraksi dari kultur kalus, dan phyto chemical screening.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat phytochemical seperti
flavonoid, saponin, steroid, terpenoid, kuinon, getah, minyak dan fenol pada
ekstrak biji kalus. Dan pada ekstrak daun kalus terdapat fitokimia seperti
saponin, steroid, terpenoid, tanin, kuinon dan getah (Kala et al, 2012).
Adapun flowchart dari “Qualitative Phyto Chemical Analysis of Seed
and Leaf Callus Extracts of Canthium Parviflorum Lam. Guntur District,
Andhra Pradesh” adalah sebagai berikut :

Mulai

Di siapkan tanaman Canthium Parviflorum Lam.

Dilakukan pemisaan bagian yang akan di ekstrak


Dilakukan proses ekstraksi

Dilakukan Proses Phyto Chemical Screening pada hasil ekstraksi

Selesai
Gambar A.1 Flowchart Qualitative Phyto Chemical Analysis of Seed and
Leaf Callus Extracts of Canthium Parviflorum Lam. Guntur District, Andhra
Pradesh
(Kala et al, 2012)

BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisa kimia dapat dibedakan menjadi analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif biasanya digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat
yang ada dalam suatu sampel baik kation ataupun anion, sedangkan analisa
kuantitatif biasanya digunakan untuk menghitung jumlah suatu zat dalam sampel.
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk
mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau
kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya.
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion.
Tahapan Analisa meliputi :
1. Penyiapan substansi untuk analisa
2. Menimbang sampel
3. Melarutkan sampel
4. Pengendapan
5. Penyaringan
6. Pencucian endapan
7. Pengeringan dan pembakaran endapan
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Suci. 2011. Analisa Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Dan
Kromium (Cr) Pada Sumur Artesis Dan Sumur Penduduk (Cincin)
Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
(Ssa) Di Kelurahan Rejo Sari Kecamatan Tenayan Raya Kota
Pekanbaru. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pekanbaru : Universitas
Negeri Islam Syarif Kasim.
Astriana, Widya. 2011. Panduan Praktikum Kimia Analisas. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Devetak, Iztok, Sasa A. Glazar and Janez Vogrinc. 2009. The Role of
Qualitative Research in Science Education. University of Ljubljana,
Ljubljana.
Hartini, Lisa Dewi. 2013. Analisa Kualitatif Piroksikam dan Fenilbutazon
Mengguankan Reagen Spesifik yang Dimobilisasi pada Membran
Poliamida dalam Tes Strip. Skripsi. FMIPA Jember : Universitas
Jember.
Kesuma, Arin. 2011. Konsep Dasar Analisa Kualitaif dan Kuantitatif.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
UPI, FPTK. 2004. Analisis Anion Kation. Bagian Proyek Pengembangan
Kurikulum. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.
Vogel, Arthur I. 1979. Vogel’s Textbook of Macro and Semimicro Qualitative
Inorganic Analysis. Edisi kelima. United States: Longman Inc.
Vogel, Arthur Israel. 1989. Vogel’s Textbook of Quantitative Chemical
Analysis. Edisi Kelima. United States: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai