Anda di halaman 1dari 6

FARMASETIKA II

SEDIAAN CAIR
Dosen Pengampu: Apt. Lestari Nugrahini, S.Si., M.Farm

Ni Luh Yuni Naintina (20089016020)


Semester 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2021
Soal!

1. Buat ringkasan mengenai pembuatan sirup simplex


2. Buat ringkasan mengenai pelarut dan kelarutan
3. Buat ringkasan mengenai pengertian bahan tambahan untuk sediaan cair {larutan,
suspensi, emulsi}. Bahan tambahan berupa : pengawet, perasa, pengaroma, pewarna,
dan sebagainya, buat dengan masing-masing contoh!

Ringkasan!

1. Pembuatan Sirup Simplex


Sirupus simplex (Farmakope Indonesia III hal 567)
Warna : tidak berwarna
Rasa : manis
Bau : tidak berbau
Pemeriaan : cairan jernih, tidak berwarna
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar larut
dalam eter
Titik lebur : 1800
pKa / pKb :-
Bobot jenis : 1,587 gram/mol
pH larutan :-
Stabilitas : ditempat seju
Inkompatibilitas :-
Kegunaan : sebagai pemanis

Menurut Anceletal, Sirup Simplex mengandung 85% sukrosa. Farmakope


Belanda ed.V sirup simplex mengandung 64%.
Zat aktif obat, gula, flavoring agent termasuk zat warna, air. Sediaan sirup
diperuntukkan untuk anak-anak/orang yang tidak dapat menelan obat dalam bentuk
tablet/kapsul. Gula memberikan rasa manis dan dapat meningkatkan kekentalan, dapat
mencegah pertumbuhan bakteri.
Cara Pembuatan sirupus simplex : (Sirup  simpleks,  mengandung  65 %  gula  dalam 
larutan  nipagin  0,25 %  b/v).
1. Siapkan alat dan bahan,
2. Sukrosa ditimbang sebanyak yang 65 bagian,
3. Kemudian dilarutkan dalam dalam larutan nipagin 0,25 % b/v air panas sambil
diaduk sampai larut sempurna,
4. Setelah larut sempurna, larutan disaring dengan menggunakan kertas saring
untuk menghilangkan kotoran,
5. Masukkan ke dalam botol sirup,
6. Tambahkan aquades sampai batas yang diperlukan, dan
7. Beri etiket.
2. Pelarut dan Kelarutan (Dasar-Dasar Kefarmasian)
Solutions atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut. Kelarutan adalah zat dalam bagian tertentu pelarut, kecuali
dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume
zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pelarut adalah suatu zat yang
melarutkan zat terlarut, menghasilkan suatu larutan. Kelarutan suatu zat yang tidak
dapat diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah:

Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut diperlukan


untuk melarutkan 1 bagian zat.
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
3. Pengertian bahan tambahan untuk sediaan cair {larutan, suspensi, emulsi}. (Dasar-
Dasar Kefarmasian)
Bahan tambahan atau zat tambahan adalah zat yang dimaksud untuk
mempertinggi kegunaan, kemantapan, keawetan, dan sebagai zat warna, dapar
ditambahkan baik pada sediaan resmi maupun pada sediaan tidak resmi. Zat tambahan
ini dalam jumlah yang digunakan tidak boleh mengganggu atau megurangi khasiat
obat dan tidak boleh mengganggu pemeriksaan dan penentuan kadar.
Corringens, bahan atau obat tambahan guna memperbaiki warna, rasa, dan
bau obat utama. Corringens dapat berupa:
a. Corringens actionis, yaitu obat yang memperbaiki atau menambah efek obat
utama. Misalkan Pulvis Doveri terdiri atas kalii sulfas. Ipecacuanhae Radix,
dan pulvis Opii. Pulvis Opii sebagai obat khasiat utama menyebabkan orang
sukar buang air besar, kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki
kerja Pulvis Opii tersebut.
b. Corringens saporis (memperbaiki rasa), misalnya sirop Aurantiorum, Tint.
Cinamomi, aqua menthae piperitae, dll.
c. Corringens odoris (memperbaiki bau), misalnya Oleum rosarum, Ol.
Bergamotte, dan Ol. Cinamomi.
d. Corringens coloris (memperbaiki warna), misalnya Tint. Croci (kuning),
Caramel (coklat), Carminum (merah), dan lain lain
e. Corringens solubilis untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Misalnya
I2 tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI menjadi mudah larut.

Constituen/vehiculum/exipiens, yaitu bahan tambahan yang dipakai sebagai


bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar volume obat. Misalnya laktosa
pada serbuk, amilum dan talk pada bedak tabur.

Bahan pengawet adalah senyawa yang mampu menghambat dan mencegah


proses fermentasi, pengasaman, atau kerusakan lainnya atau bahan yang dapat
memberikan perlindungan dari pembusukan.

Bahan tambahan sediaan cair: (PPT Farmasetika II)

1. Solution atau Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air.
Komposisi larutan
Zat aktif : berupa bahan obat yang memiliki efek
terapeutik
Pembawa : Air/Alkohol dan Zat aktif dalam bentuk larutan
Bahan tambahan : Antioksidan, Pengaroma, Perasa, Pewarna,
dan Pengawet
2. Suspensi adalah Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase cair.
Bahan tambahan terdiri dari:
1) Bahan pensuspensi (Suspending agent) fungsinya untuk
memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel,
mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak. Contohnya,
Gom Arab, Tragakan, Amylum (Starch), karagen, Na-CMC
(Carboksimetil Selulosa)
2) Pendapar fungsinya: zat pendapar dalam sediaan adalah untuk
Mengatur pH; Memperbesar potensi kerja pengawet;
Meningkatkan kelarutan zat berkhasiat/obat
3) Bahan pembasah (wetting agent)/humektan fungsi dari bahan
pembasah adalah untuk menurunkan tegangan permukaan bahan
dengan air memperkecil sudut kontak, dan meningkatkan dispersi
bahan yang tidak larut (hidrofob)
4) Pemanis fungsinya untuk memperbaiki rasa dari sediaan
5) Pewarna: penggunaan pewarna dan pewangi harus serasi.
6) Flavour
7) Flocculating agent: untuk mempermudah kemampuan obat untuk
menyebar kembali (redispersibilitas) saat terjadi pengendapan
8) Pengawet: pengawet sangat dianjurkan jika dalam sediaan tersebut
mengandung bahan, atau bila mengandung larutan gula encer
karena merupakan tempat tumbuh mikroba.
3. Emulsi adalah Sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan
obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
A. Komponen Dasar:
a. Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu → zat cair yang
terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain
b. Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar → zat cair dalam
emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari
emulsi tersebut 3
c. Emulgator → zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
B. Komponen Tambahan:
a. Preservatif → metil dan propil paraben, asam benzoat, asam
sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida,
fenil merkuri asetat, dll
b. Antioksidan → asam askorbat, L.tocoperol, asam sitrat, propil
gallat dan asam gallat.

Anda mungkin juga menyukai