Anda di halaman 1dari 16

ELIKSIR

(ELIXIRA)
Pengertian Eliksir
FI EDISI III
sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa & bau sedap, mengandung selain obat
juga
zat tambahan seperti gula & atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi & zat
pengawet digunakan sebagai obat dalam
FI EDISI IV
Sediaan berupa jernih, manis merupakan larutan hidroalkoholik terutama untuk
pemakaian oral, biasanya beraroma

KOMPONEN ELIKSIR
ZAT AKTIF
Yaitu zat utama/zat berkhasiat dalam sediaan eliksir
PELARUT
Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut zat pembawa.
Pelarut utama digunakan etanol untuk mempertinggi kelaruta
PEMANIS
Yaitu ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada eliksir. Dapat ditambahkan
gliserol, sorbitol & propilenglikol sebagai pengganti gula
ZAT PENSTABIL
Yaitu untuk menjaga agar eliksir dalam keadaan stabil
PENGAWET
Yaitu untuk menjaga agar eliksir tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang
lama. Eliksir dengan kadar alkohol 10 - 12% dapat berfungsi sebagai pengawet

CIRI KHAS ELIKSIR


Mengandung alkohol 5%-24%
Rasa manis, tidak semanis sirup
Warna sesuai aroma

JENIS-JENIS ELIKSIR
MEDICATED ELIXIR
Yaitu mengandung bahan berkhasiat obat
Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus
mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol
NON-MEDICATED ELIXIR
Yaitu sebagai zat tambahan
Ditambahkan pada sediaan dengan tujuan meningkatkan rasa, sebagai bahan pelarut
eliksir yang mengandung bahan aktif obat
Zat tambahan jangan sampai mempengaruhi/menghilangkan khasiat dari zat aktif
PEMBUATAN ELIKSIR
1. Larutan sederhana dengan pengadukan /pencampuran dua
atau lebih bahan-bahan cair
2. Untuk komponen yang larut dalam air, dilarutkan dalam air.
Komponen yang larut dalam alkohol dilarutkan dalam alkohol
3. Setelah tercampur cukupkan volume dengan pelarut atau
pembawa yang telah ditentukan

PERBEDAAN ELIKSIR & SIRUP


Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi
kelarutan obat.

Dibandingkan dengan sirup, eliksir kurang manis, kurang kental karena


mengandung gula dengan kadar rendah, sehingga kurang efektif untuk menutup
rasa yang tidak enak.

Karena berupa hidroalkoholik, maka lebih mudah untuk dibuat menjadi larutan
bagi bahan-bahan yang larut dalam air maupun yang larut dalam alkohol sehingga
dari sisi pembuatan menjadi lebih sederhana dibandingkan sirup.

Kadar alkohol bervariasi sekali tergantung dari keperluan untuk menjaga tetap
dalam larutan. Konsekwensinya: untuk bahan yang kurang larut dalam air, jumlah
alkohol yang dibutuhkan menjadi lebih besar. Gliserin, propilen glikol dipakai
sebagai ko-solven (pelarut).

Eliksir dengan 10 - 12% alkohol adalah self-preserving sehingga tidak perlu


ditambahkan anti mikroba lagi.

Kelebihan & kekurangan eliksir


Kelebihan
Lebih mudah ditelan daripada sediaan lain, sehingga banyak disukai anak-anak, bayi,
maupun usia lanjut

Lebih mudah menutupi rasa & bau obat yang tidak enak dengan penambahan pemanis
& pengaroma

Absorbsi obat lebih cepat karena telah berbentuk sediaan cair (tidak mengalami
proses penghancuran/disintegrasi maupun pelarutan seperti pada tablet,kapsul,
pil, dll)

Mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung


Kekurangan
Larutan/air merupakan media ideal untuk pertumbuhan
mikroorganisme sehingga diperlukan pengawet dalam pembuatan

Ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar obat

Stabilitas rendah dibanding sediaan pil,tablet,kapsul terutama untuk zat aktif yang
mudah terhidrolisis

Bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa atau diangkut dan
disimpan, lebih berat
Bab 2

Formulasi Elixir Paracetamol


7 Juni 2015 | hellow mellow

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR

ELIXIR ACETAMINOPHENUM

Tanggal Praktikum : 22 Maret 2014

Pengawas: Junaedi, S.SI, M.Far, Apt

Disusun Oleh :
Ferzio Danoza

Hafidzoh Nur Adlina

Haifa Fauziah Arini

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN FARMASI

2014

PEMBUATAN SEDIAAN BENTUK LIQUID

(ELIXIR)

1. TUJUAN PERCOBAAN
2. Mengetahui cara pembuatan elixir dengan formula yang cocok dan mudah digunakan.
3. Menentukan formula dari basis elixir yang cocok untuk pembuatan sediaan elixir .
4. Mahasiswa dapat membuat preformulasi dari sediaan elixir paracetamol dan dapat
menguji sediaan tersebut dengan berbagai uji

1. LATAR BELAKANG

1. Teori

Definisi Larutan dan Elixir

1. Menurut FI III hal 32: Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril
yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada
injectiones. Wadah harus dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1 liter.
2. Menurut FI IV hal 13: Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut,missal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur.
3. Menurut Formularium Nasional hal 332: Larutan adalah sediaan cair yang dibuat
dengan melarutkan satu jenis obat atau lebih didalam pelarut, dimasudkan untuk
digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau yang dimasudkan kedalam organ tubuh.

4. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 304: Larutan didefinisikan sebagai
sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya
dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau
penggunaannya tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya. Larutan adalah
sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat yang terlarut
5. Menurut FI III: Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau
sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis
lainnya, zat warna, zat wangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam.
Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi
kelarutan obat. Dapat ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai
pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
6. Menurut M. Anief: Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 % yang
berfungi sebagai kosolven.

7. Menurut Ansel 19: Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis
dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah
kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat
untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup,
eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang
lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa
senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu
mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut
dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan
dalam pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukaidari sirup

Macam-macam Sediaan

Penggolongan menurut cara pemberiannya:

1. Larutan oral adalah sediaan oral yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu
atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut
dalam air atau campuran kosolven-air

1. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
(sirup simpleks adalah sirup yang hamper jenuh dengan sukrosa)
2. Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut)
2. Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering
sekali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan
pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada
permukaan mukosa mulut.
3. Lotio (larutan atau suspensi) yang digunakan secara topical
4. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan
bahan pendispersi.

Penggolongan berdasarkan system pelarut

1. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah
menguap, umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma
2. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia.
3. Air suling adalah larutan jernih dan jernih dalam air, dari minyak mudah menguap
atau senyawa aromatik,atau bahan mudah menguap lainnya.

Pelarut yang biasa digunakan adalah:

1. Air untuk melarutkan bermacam-macam garam.


2. Spiritus untuk melarutkan kamfer, iodine, mentol
3. Gliserin untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol
4. Eter untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat
5. Minyak untuk melarutkan kamfer, menthol
6. Paraffin liguidum untuk melarutkan cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer, mentol,
klorbutanol
7. Kloroform untuk melarutkan minyak-minyak, lemak

keuntungan dan Kerugian

1. Keuntungan
2. Merupakan campuran homogen
3. Dosis sapat diubah-ubah dalam pembuatan
4. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan
5. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi
6. Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna, dan hal ini cocok untuk pemberian oral
pada anak-anak
7. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan

Kerugian

1. Volume bentuk larutan lebih besar


2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

Syarat-syarat Larutan

1. Komponen berupa: cairan, padat, gas


2. Pelarut berupa cairan
3. Zat pelarut harus dapat larut dalam pelarutnya

Komposisi Sediaan Larutan

1. Bahan aktif
2. Solute (zat terlarut)

Contohnya: kamfer, iodine, menthol, cerra, cetasium

3. Solven (zat pelarut)

Contohnya: air: untuk macam-macam garam

Spiritus: untuk kamfer,iodium, menthol


Gliserin: untuk tannin, zat samak, borax, fenol

Eter: untuk kamfer, fosfor, sublimat

Minyak: untuk kamfer dan menthol

Paraffin Liquidum: untuk cera, cetasium, minyak-minyak kamfer, menthol, chlorobutanol

Eter minyak tanah: untuk minyak-minyak lemak

Bahan Tambahan

1. Pengawet anti jamur digunakan dalam preparat cairan dan preparat setengah padat
untuk mencegah pertumbuhan jamur

Contoh: asam benzoate, butyl paraben, etil paraben, propel paraben, natrium benzoate,
natrium propionate

1. Pengawet anti mikroba digunakan dalam preparat cair, dan preparat setenfah padat
untuk mencegah pertumbuhan mokroorganisme

Contoh: benzalkonium klorida, benzotanum, benzyl alcohol, setilpridium klorida,


klorobutanol, fenol, fenil etil alcohol, fenil merkuri nitrat, timerosol.

Metode Pembuatan

1. Zat-zat yang mudah larut dilarutkan dalam botol


2. Zat-zat yang agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan
3. Untuk zat-zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeter
agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar
Erlenmeyer atau btol maka perlu dalam melarutkan digoyang atau dikocok untuk
mempercepat larutnya zat tersebut
5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan
atau dilarutkan secara dingin
6. Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan
dipanaskan serendah-rendahnya sambil digoyangkan
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut
semua, dapat dilarutkan dalam tabung reaksi lalu dibilas
8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya
suatu zat, tidak untuk menambah kelarutannya sebab bila keadaannya menjadi dingin
maka akan terjadi endapan

PRE FORMULASI

1. Zat aktif

1. Acetaminophenum

Warna : Putih
Rasa : Pahit

Bau : Tidak berbau

Pemerian : serbuk hablur

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut
dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol,
larut dalam alkali hidroksida.

Titik lebur : 111o C

Masa molekular : 272,4 g/mol

PH larutan : 5-7oC

Stabilitas : Pada suhu > 40oC akan lebih mudah

terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dari


luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum
akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.
2. Zat tambahan

1. Glycerolum

Pemerian : cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa
hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang
20 derajat.

Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) ; praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Khasiat : zat tambahan

1. Propylenglycolum

Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak manis
higroskopik

Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P;
larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat dicampur dengan eter minyak tanah P dan dengan
minyak lemak

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Khasiat : zat tambahan; pelarut


1. Sorbitolum

Pemerian : serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam
methanol P dan dalam asam asetat P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : zat tambahan

1. Aethanolum

Warna : putih

Rasa : rasa manis

Bau : tidak berbau

Pemerian : serbuk, butiran dan kepingan.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam metanol
P, dan dalam asetatP.

Titik didih : suhu lebur hablur antara 174oC 179oC

Stabilitas : terhadap udara higroskopis.

1. Aqua destillata

Warna : Jernih tidak berwarna

Rasa : Tidak mempunyai rasa

Bau : Tidak berbau

Pemerian : Cairan

Titik didih : 1800C

Pka/pkb : 8,4

Bobot Jenis : 1 gr/cm3 atau 1 gr/ml

pH larutan :7

Stabilitas : Stabil diudara


3. Zat tambahan yang cocok
4. Oleum Citri

Khasiat : Zat tambahan sebagai pengaroma (FI III, 452)

Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas dan
agak pahit. (FI III, 452)

Kelarutan : Larut dalam 12 bagian etanol (90%)P, larutan agak beropalesensi


dengan etanol mutlak P. (FI III, 452)

Konsentrasi : 0,2% 0,3% (The Art Science and Technologi of Pharmaceutical


Coumpounding, 99)

Inkompatibilitas :

1. Na Benzoat

Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau,
stabil di udara

Kelarutan : 1 bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagiandalam 50 bagian


etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1bagian dalam 1,4 bagian air panas.

pH larutan/pH stabilitas : pH 8 (pada suhu 25C), tidak aktif dibawah pH 5.

Titik didih :

Titik leleh :

Stabilitas :Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi

Wadah dan penyimpanan :Wadah tertutup baik

1. FORMULASI

R/ elixir paracetamol 100 ml

Teori Pendukung : Formularium Nasional hal 3

Tiap 5 ml mengandung :

R/ Acetaminophenum 120 mg

Glycerolum 2,5 ml

Propilenglycolum 500 l
Sorbitoli solution 70% 1,25 ml

Aethanolum 500 l

Zat tambahan yang cocok q.s

Aquadest ad 5 ml

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Dosis : Anak sampai 1 tahun = 1 sendok teh (5 ml)

1-5 tahun = 2 sendok teh (10 ml)

Catatan :

1. PELAKSANAAN

R/ Eliksir paracetamol

S t dd 1 C

Perhitungan

1. Acetaminophenum
2. Glycerolum
3. Propilenglycolum
4. Sorbitoli solution 70%
5. Aethanolum
6. Zat tambahan yang cocok s
7. Aquadest ad 600

Zat tambahan yang cocok:

1. Benzoat

0,1 gram x 6 = 0,6 gram

1. Carmin 500 mg
2. Oleum citri 2 tetes @ 100 ml

1. PENIMBANGAN

Acetaminophenum : 14400 mg
Glycerolum : 300 ml

Propilenglycolum : 60 ml

Sorbitoli solution 70% : 150 ml

Aethanolum : 60 ml

Aqua destilata ad 600 ml

Na. Benzoat0,6 gram

Carmin : 500 mg

Oleum citri 2 tetes @ 100 ml

Alat dan Bahan

ALAT BAHAN
Timbangan Acetaminophenum

Mortir Na. benzoat

Batang pengaduk Carmin

Botol coklat Oleum citri

Spatula Sorbitol

Kertas perkamen Aquadest

Gelas ukur Etanol

Erlenmeyer Glycerol

Pipet tetes propilenglycol

Beaker glass
Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4
Warna : kuning Warna : jernih Warna : jernih
Warna : jernih
jernih kekuningan keruh Warna: jernih
Rasa : +++
Organoleptik Rasa : +++
Rasa : ++ Rasa :+ Rasa : +++
Bau : ++
Bau : ++
Bau :+ Bau : ++ Bau : ++
Kristal pada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
mulut botol

EVALUASI SEDIAAN

Penentuan Organoleptis:

1. Warna larutan diamati


2. Keberadaan partikel dalam larutan diamati
3. Bau larutan dicium
4. Sedikit dari larutan dirasakan atau dicicipi

Pengamatan Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7


Warna : kuning Warna : jernih
Warna : jernih keruh
jernih kekuningan
Organoleptik Rasa : +++
Rasa : ++ Rasa :+
Bau : ++
Bau :+ Bau : ++
Kristal pada mulut botol Tidak ada Tidak ada
1. Rasa : (+) manis

(++) manis pahit

(+++) pahit

(++++) pahit sekali

2. Bau : oleum citri

CARA KERJA

1. Timbang Paracetamol, kecilkan ukuran partikelnya, masukkan erlemeyer


larutkan dalam etanol yang sudah diukur.
2. Ukur propilenglycol masukkan erlenmeyer gojok tambahkan zat pewarna
3. Ukur glycerol masukkan erlenmeyer gojok
4. Ukur Solutio Sorbitol 70 %, masukkan erlenmeyer gojok ad homogen.
5. Sol Sorbitol terakhir karena agak sukar larut dalm etanol, jika dimasukkan pertama
maka akan bertemu etanol dalam keadaan belum tercanpur dengan larutan lain
sehingga sukar bercampur, maka ditambahkan terakhir.
6. Kalibrasi botol, larutan yang sudah homogen dalam erlen dimasukkan dalam botol,
cukupkan dengan aqua ad 80 ml.
7. etiket warna putih dengan signa Jika perlu satu sendok teh ( jika panas)
8. beri label kocok dahulu.

1. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini. Dilakukan pembuatan sediaan larutan. Larutan adalah sediaan cair
yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali
dinyatakan lain. Sedangkan eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan
bau sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau pemanis lain, zat
warna, zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. (Moh. Anief,
2008).

Zat aktif yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan adalah Acetaminophenum.
Dan bahan tambahan yang digunakan adalah glycerol, propilenglycol, Natrium Benzoat,
propil paraben, sorbitol, oleum citri, aethanol dan aquadestilata.

Dilakukan evaluasi sediaan eliksir selama seminggu yang mencakup evaluasi organoleptik
(warna, rasa, bau), kejernihan, berat jenis, viskositas dan volume terpindahkan. Dari hasil
pengamatan organoleptik, tidak terjadi perubahan warna, rasa ataupun bau dari hari pertama
hingga hari keempat. Ini dapat disimpulkan bahwa sediaan eliksir yang dibuat cukup stabil.

Pada pembuatan sediaan elixir ini digunakan pelarut campur (kosolven) untuk menaikkan
kelarutan. Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat dalam pelarut campur harus dilihat
harga konstanta dielektriknya (KD). Dimana semakin tinggi harga konstanta dielektriknya,
kepolarannya semakin tinggi. Dalam percobaan ini di dapat harga KD pelarut campur yaitu
62,88. Suatu pelarut campur yang ideal mempunyai harga konstanta dielektrik antara 25
sampai 80. Dalam percobaan ini dihasilkan pelarut campur yang memenuhi persyaratan
pelarut yang ideal.

1. KESIMPULAN

Eliksir obat diformulasi sedemikian rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosis lazim
untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Satu keuntungan eliksir lebih dari obat yang
dalam bentuk pemberian padat adalah kemudahan penyesuaian dan kemudahan pemberian
dosis, terutama pada anak-anak. Orang tua dapat memberi setengah sendok teh penuh obat,
sebagai contoh, untuk anak yang memperoleh kemudahan yang lebih besar daripada yang
didapat dengan memecah tablet obat yang sama atau memisahkan dan dibagi dalam kapsul
obat. Pada keadaan dimana eliksir obat dimaksudkan untuk anak-anak, wadah
diperdagangkan sering mengandung alat pengukur yang telah dikalibrasi, seperti tetesan atau
sendok, untuk memudahkan orang tua mengukur obat dengan tepat dengan jumlah yang
dianjurkan sesuai umur anak, berat, atau kondisinya.
Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah
menguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam wadah-
wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan

Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena
mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam
menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih
disukai dibanding sirup.

Iklan

Bagikan ini:

Twitter
Facebook1
Google

Navigasi pos
< formulasi sediaan semi solid dan liquid gel piroxicam
formulasi cream >

Tinggalkan Balasan

Cari untuk:

Tulisan Terakhir
Nama dan Kegunaan Alkes
Laporan FisFar Mikromeritik
formulasi injeksi CTM
formulasi cream
Formulasi Elixir Paracetamol

Arsip
Oktober 2015
Juni 2015

Kategori
Tak Berkategori

Anda mungkin juga menyukai