Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN SEDIAAN BENTUK LIQUID

(ELIXIR)

1. TUJUAN PERCOBAAN
2. Mengetahui cara pembuatan elixir dengan formula yang cocok dan mudah digunakan.
3. Menentukan formula dari basis elixir yang cocok untuk pembuatan sediaan elixir .
4. Mahasiswa dapat membuat preformulasi dari sediaan elixir paracetamol dan dapat menguji
sediaan tersebut dengan berbagai uji

1. LATAR BELAKANG

1. Teori

Definisi Larutan dan Elixir

1. Menurut FI III hal 32: Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,
kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan
sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injectiones. Wadah harus
dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1 liter.
2. Menurut FI IV hal 13: Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut,missal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur.
3. Menurut Formularium Nasional hal 332: Larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan
melarutkan satu jenis obat atau lebih didalam pelarut, dimasudkan untuk digunakan sebagai
obat dalam, obat luar atau yang dimasudkan kedalam organ tubuh.

4. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 304: Larutan didefinisikan sebagai sediaan
cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air
yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya tidak dimasukkan kedalam
golongan produk lainnya. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
yang terlarut
5. Menurut FI III: Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat
warna, zat wangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama
digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan
Gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
6. Menurut M. Anief: Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 % yang berfungi
sebagai kosolven.

7. Menurut Ansel 19: Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan
untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan
obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat
yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang
kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif
dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat
hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut
dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus
dan kemudahan dalam pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukaidari sirup

.
 Macam-macam Sediaan

Penggolongan menurut cara pemberiannya:

1. Larutan oral adalah sediaan oral yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih
zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran kosolven-air

1. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (sirup
simpleks adalah sirup yang hamper jenuh dengan sukrosa)
2. Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut)
2. Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering sekali
mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau
dalam larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut.
3. Lotio (larutan atau suspensi) yang digunakan secara topical
4. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi.

 Penggolongan berdasarkan system pelarut

1. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap,
umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma
2. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia.
3. Air suling adalah larutan jernih dan jernih dalam air, dari minyak mudah menguap atau
senyawa aromatik,atau bahan mudah menguap lainnya.

 Pelarut yang biasa digunakan adalah:

1. Air untuk melarutkan bermacam-macam garam.


2. Spiritus untuk melarutkan kamfer, iodine, mentol
3. Gliserin untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol
4. Eter untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat
5. Minyak untuk melarutkan kamfer, menthol
6. Paraffin liguidum untuk melarutkan cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer, mentol,
klorbutanol
7. Kloroform untuk melarutkan minyak-minyak, lemak

 keuntungan dan Kerugian

1. Keuntungan
2. Merupakan campuran homogen
3. Dosis sapat diubah-ubah dalam pembuatan
4. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan
5. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi
6. Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna, dan hal ini cocok untuk pemberian oral pada
anak-anak
7. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan

 Kerugian

1. Volume bentuk larutan lebih besar


2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

 Syarat-syarat Larutan

1. Komponen berupa: cairan, padat, gas


2. Pelarut berupa cairan
3. Zat pelarut harus dapat larut dalam pelarutnya

 Komposisi Sediaan Larutan

1. Bahan aktif
2. Solute (zat terlarut)

Contohnya: kamfer, iodine, menthol, cerra, cetasium

3. Solven (zat pelarut)

Contohnya:  air: untuk macam-macam garam

Spiritus: untuk kamfer,iodium, menthol

Gliserin: untuk tannin, zat samak, borax, fenol

Eter: untuk kamfer, fosfor, sublimat

Minyak: untuk kamfer dan menthol

Paraffin Liquidum: untuk cera, cetasium, minyak-minyak kamfer, menthol, chlorobutanol

Eter minyak tanah: untuk minyak-minyak lemak

 Bahan Tambahan

1. Pengawet anti jamur digunakan dalam preparat cairan dan preparat setengah padat untuk
mencegah pertumbuhan jamur

Contoh: asam benzoate, butyl paraben, etil paraben, propel paraben, natrium benzoate, natrium
propionate

1. Pengawet anti mikroba digunakan dalam preparat cair, dan preparat setenfah padat untuk
mencegah pertumbuhan mokroorganisme

Contoh: benzalkonium klorida, benzotanum, benzyl alcohol, setilpridium klorida, klorobutanol, fenol,
fenil etil alcohol, fenil merkuri nitrat, timerosol.

 Metode Pembuatan

1. Zat-zat yang mudah larut dilarutkan dalam botol


2. Zat-zat yang agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan
3. Untuk zat-zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeter agar
tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar Erlenmeyer
atau btol maka perlu dalam melarutkan digoyang atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat
tersebut
5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan atau
dilarutkan secara dingin
6. Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup  dan dipanaskan
serendah-rendahnya sambil digoyangkan
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua, dapat
dilarutkan dalam tabung reaksi lalu dibilas
8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu zat,
tidak untuk menambah kelarutannya sebab bila keadaannya menjadi dingin maka akan terjadi
endapan

 PRE FORMULASI
1. Zat aktif

1. Acetaminophenum

Warna                    : Putih

Rasa                      : Pahit

Bau                        : Tidak berbau

Pemerian               : serbuk hablur

Kelarutan              : Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut dalam 13
bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali
hidroksida.

Titik lebur              : 111o C

Masa molekular     : 272,4 g/mol

PH larutan             : 5-7oC

Stabilitas               : Pada suhu > 40oC akan lebih mudah

 terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dari


 luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum
 akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.
2. Zat tambahan

1. Glycerolum

Pemerian         : cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat,
higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur
berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20 derajat.

Kelarutan        : dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) ; praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.

Penyimpanan   : dalam wadah tertutup baik

Khasiat            : zat tambahan

1. Propylenglycolum

Pemerian         : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak manis higroskopik

Kelarutan        :   dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut
dalam 6 bagian eter P; tidak dapat dicampur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak

Penyimpanan   : dalam wadah tertutup baik

Khasiat            : zat tambahan; pelarut

1. Sorbitolum

Pemerian        : serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik

Kelarutan       : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam methanol P dan
dalam asam asetat P
Penyimpanan  : dalam wadah tertutup rapat

Khasiat           : zat tambahan

1. Aethanolum

Warna         : putih

Rasa            : rasa manis

Bau             : tidak berbau

Pemerian     : serbuk, butiran dan kepingan.

Kelarutan    : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam metanol P, dan
dalam asetatP.

Titik didih   : suhu lebur hablur antara 174oC – 179oC

Stabilitas     : terhadap udara higroskopis.

1. Aqua destillata

Warna              : Jernih tidak berwarna

Rasa                : Tidak mempunyai rasa

Bau                  : Tidak berbau

Pemerian         : Cairan

Titik didih       : 1800C

Pka/pkb           : 8,4

Bobot Jenis     : 1 gr/cm3 atau 1 gr/ml

pH larutan       : 7

Stabilitas         : Stabil diudara

3. Zat tambahan yang cocok


4. Oleum Citri

Khasiat                     :  Zat tambahan sebagai pengaroma (FI III, 452)

Pemerian                  :  Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas dan agak pahit.
(FI III, 452)

Kelarutan                 :  Larut dalam 12 bagian etanol (90%)P, larutan agak beropalesensi dengan etanol
mutlak P. (FI III, 452)

Konsentrasi              :  0,2% – 0,3% (The Art Science and Technologi of Pharmaceutical


Coumpounding, 99)

Inkompatibilitas       :  –
1. Na Benzoat

Pemerian             : Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di


udara

Kelarutan                     : 1 bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagiandalam 50 bagian    etanol 90%, 1


bagian dalam 1,8 bagian air, 1bagian dalam 1,4 bagian air panas.

pH larutan/pH stabilitas   : pH 8 (pada suhu 25°C), tidak aktif dibawah pH 5.

Titik didih                        : –

Titik leleh                        : –

Stabilitas                                     :Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi

Wadah dan penyimpanan      :Wadah tertutup baik

1. FORMULASI

R/ elixir paracetamol 100 ml

Teori Pendukung : Formularium Nasional hal 3

Tiap 5 ml mengandung :

R/ Acetaminophenum 120 mg

Glycerolum 2,5 ml

Propilenglycolum 500 µl

Sorbitoli solution 70% 1,25 ml

Aethanolum 500 µl

Zat tambahan yang cocok q.s

Aquadest ad 5 ml

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Dosis : Anak sampai 1 tahun = 1 sendok teh (5 ml)

1-5 tahun = 2 sendok teh (10 ml)

Catatan :

1. PELAKSANAAN

R/ Eliksir paracetamol

S t dd 1 C
Perhitungan

1. Acetaminophenum
2. Glycerolum
3. Propilenglycolum
4. Sorbitoli solution 70%
5. Aethanolum
6. Zat tambahan yang cocok s
7. Aquadest  ad 600

Zat tambahan yang cocok:

1. Benzoat

0,1 gram x 6 = 0,6 gram

1. Carmin 500 mg
2. Oleum citri 2 tetes @ 100 ml

1. PENIMBANGAN

Acetaminophenum        : 14400 mg

Glycerolum                  : 300 ml

Propilenglycolum        : 60 ml

Sorbitoli solution 70%  : 150 ml

Aethanolum                  : 60 ml

Aqua destilata                ad 600 ml

Na. Benzoat0,6 gram

Carmin                           : 500 mg

Oleum citri                      2 tetes @ 100 ml

Alat dan Bahan

ALAT BAHAN
Timbangan Acetaminophenum

Mortir Na. benzoat

Batang pengaduk Carmin

Botol coklat Oleum citri

Spatula Sorbitol

Kertas perkamen Aquadest


Gelas ukur Etanol

Erlenmeyer Glycerol

Pipet tetes propilenglycol

Beaker glass

Pengamatan Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4
Warna : kuning Warna : jernih Warna : jernih
Warna : jernih
jernih kekuningan keruh Warna: jernih
Rasa     : +++
Organoleptik Rasa     : +++
Rasa : ++ Rasa     : + Rasa     : +++
Bau     : ++
Bau   : ++
Bau     : + Bau     : ++ Bau     : ++
Kristal pada
– Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
mulut botol

 EVALUASI SEDIAAN

Penentuan Organoleptis:

1. Warna larutan diamati


2. Keberadaan partikel dalam larutan diamati
3. Bau larutan dicium
4. Sedikit dari larutan dirasakan atau dicicipi

Pengamatan Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7


Warna : kuning Warna : jernih
Warna : jernih keruh
jernih kekuningan
Organoleptik Rasa     : +++
Rasa : ++ Rasa     : +
Bau     : ++
Bau     : + Bau     : ++
Kristal pada mulut botol – Tidak ada Tidak ada

1. Rasa : (+) → manis

(++) → manis pahit

(+++) → pahit

(++++) → pahit sekali

2. Bau : oleum citri

 CARA KERJA
1. Timbang Paracetamol, kecilkan ukuran partikelnya, masukkan erlemeyer →    larutkan dalam
etanol yang sudah diukur.
2. Ukur propilenglycol masukkan erlenmeyer → gojok tambahkan zat pewarna
3. Ukur glycerol masukkan erlenmeyer → gojok
4. Ukur Solutio Sorbitol 70 %, masukkan erlenmeyer → gojok ad homogen.
5. Sol Sorbitol terakhir karena agak sukar larut dalm etanol, jika dimasukkan    pertama makaakan
bertemu etanol dalam keadaan belum tercanpur dengan   larutan lain sehingga sukar bercampur,
maka ditambahkan terakhir.
6. Kalibrasi botol, larutan yang sudah homogen dalam erlen dimasukkan dalam    botol, cukupkan
dengan aqua ad 80 ml.
7. etiket warna putih dengan signa “ Jika perlu satu sendok teh ( jika panas)
8. beri label kocok dahulu.

1. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini. Dilakukan pembuatan sediaan larutan. Larutan adalah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain.
Sedangkan eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat
mengandung juga zat tambahan seperti gula atau pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat
pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. (Moh. Anief, 2008).

Zat aktif yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan adalah Acetaminophenum. Dan bahan
tambahan yang digunakan adalah glycerol, propilenglycol, Natrium Benzoat, propil paraben, sorbitol,
oleum citri, aethanol dan aquadestilata.

Dilakukan evaluasi sediaan eliksir selama seminggu yang mencakup evaluasi organoleptik (warna,
rasa, bau), kejernihan, berat jenis, viskositas dan volume terpindahkan. Dari hasil pengamatan
organoleptik, tidak terjadi perubahan warna, rasa ataupun bau dari hari pertama hingga hari keempat.
Ini dapat disimpulkan bahwa sediaan eliksir yang dibuat cukup stabil.

Pada pembuatan sediaan elixir ini digunakan pelarut campur (kosolven) untuk menaikkan kelarutan.
Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat dalam pelarut campur harus dilihat harga konstanta
dielektriknya (KD). Dimana semakin tinggi harga konstanta dielektriknya, kepolarannya semakin
tinggi. Dalam percobaan ini di dapat harga KD pelarut campur yaitu 62,88. Suatu pelarut campur yang
ideal mempunyai harga konstanta dielektrik antara 25 sampai 80. Dalam percobaan ini dihasilkan
pelarut campur yang memenuhi persyaratan pelarut yang ideal.

1. KESIMPULAN

Eliksir obat diformulasi sedemikian rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosis lazim untuk
dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Satu keuntungan eliksir lebih dari obat yang dalam bentuk
pemberian padat adalah kemudahan penyesuaian dan kemudahan pemberian dosis, terutama pada
anak-anak. Orang tua dapat memberi setengah sendok teh penuh obat, sebagai contoh, untuk anak yang
memperoleh kemudahan yang lebih besar daripada yang didapat dengan memecah tablet obat yang
sama atau memisahkan dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan dimana eliksir obat dimaksudkan
untuk anak-anak, wadah diperdagangkan sering mengandung alat pengukur yang telah dikalibrasi,
seperti tetesan atau sendok, untuk memudahkan orang tua mengukur obat dengan tepat dengan jumlah
yang dianjurkan sesuai umur anak, berat, atau kondisinya.
Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah menguap
yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang tertutup
rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula
lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang
menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup.

Anda mungkin juga menyukai