Anda di halaman 1dari 7

SEDIAAN CAIR

Nama : Wijdan Fathurrahman


NIM : 08061282126031

1. Elixir
Elixir merupakan sediaan larutan yang mempunyai bau dan rasa sedap, mengandung
selain obat juga zat tambahan seperti pemanis, zat warna, zat pewangi dan zat
pengawet; digunakan sebagai obat dalam.
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai
kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol untuk eliksir
biasanya sekitar 5 – 10 %. Untuk mengurangi kebutuhan etanol dapat digantikan
kosolven lain seperti glisein,sorbitol, dan propilen glikol. Bahan tambahan yang
digunakan antara lain pemanis, pengawet, pewarna dan pewangi, sehingga memiliki
baud an rasa yang sedap. Sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula.

 Jenis-Jenis Eliksir
I. Medicated Elixir
Medicated Elixir ialah yang mengandung bahan berkhasiat obat pemilihan cairan
pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan
dan kestabilannya dalam air dan alkohol. Contoh medicated elixir adalah
Dexamethasone Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin HCL Elixir, Reserpine
Elixir, Diguxin Elixir, dan sebagainya.
II. Non-Medicated Elixir
Non-Medicated Elixir yaitu elixir yang berfungsi sebagai zat tambahan, ditambahkan
pada sediaan dengan tujuan meningkatkan rasa, sebagai bahan pelarut. Elixir bukan
obat digunakan untuk : menghilangkan rasa tidak enak dan untuk pengenceran eliksir
untuk obat. Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus
diperhatikan bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling bertentangan
dan semua zat yang terkandung dapat saling tercampur baik secara fisika maupun
kimia. Contoh : Compound Benzaldehyde Elixir, Iso-alcoholic Elixir, dan Aromatic
Elixir.

Elixir terdiri dari


1. Zat Aktif Yaitu zat utama yang berkhasiat dalam sediaan eliksir.
2. Pelarut Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut zat
pembawa. Pelarut utama digunakan etanol untuk mempertinggi kelarutan.
3. Pemanis dan Pewarna ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada eliksir.
Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol atau propilenglikol sebagai pengganti
gula.
4. Zat Penstabil Yaitu untuk menjaga agar eliksir dalam keadaan stabil.
5. Pengawet Yaitu untuk menjaga agar eliksir tahan lama dan tetap stabil dalam
penyimpanan yang lama.

Keuntungan dan Kekurangan Elixir


 Keuntungan sediaan elixir :
a. Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat digunakan untuk bayi,
anak-anak, maupun orang tua.
b. Cepat diabsorbsi karena sudah dalam bentuk larutan.
c. Obat secara homogen terdistribusi dalam seluruh sediaan
d. Bersifat hidroalkohol sehingga eliksir lebih mampu mempertahankankomponen
larutan
e. Stabilitas yang khusu dan kemudahan dalam pembuatan.
f. kemudahan penyesuaian dosis dan pemberian terutama pada anak-anak.
g. dosis selalu seragam.

Kekurangan sediaan elixir diantaranya adalah :


a. Voluminus sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut atau disimpan.
b. Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding bentuk tablet ataukapsul
terutama bila bahan mudah terhidrolisis
c. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
d. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar.
e. Elixir biasanya kurang manis daripada sirup.

Evaluasi Sediaan Elixir


1.Organoleptis diamati dengan cara panca indera.
2. Uji Kejernihan
3. Uji Densitas ( Bobot jenis)
4. Viskositas
2. Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

Keuntungan dan Kekurangan Sediaan


Keuntungan :
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama
anak-anak.
2. Homogenitas tinggi
3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan
kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.

Kekurangan :

1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll)


2. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya turun.
3. Aliran menyebabkan sukar dituang
4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi
(cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan
temperatur.
6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang
diinginkan.

I. 3 Macam-macam Suspensi

a. Berdasarkan Penggunaan (FI IV, 1995)

1. Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk
penggunaan oral.
2. Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.
3. Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi optalmik, sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
3. Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen antara dua macam zat ( pelarut dan terlarut)
Zat pelarut atau solvent adalah zat yang dilarutkan, sedangkan pelarut atau solute
adalah zat yang digunakan untuk melarutkan zat.
Dalam bidang farmasi, larutan yang diterima konsumen harus :
1. Jernih
2. Tidak ada partikel melayang
3. Menarik perhatian
4. Dan stabil dalam pH, warna dan rasa.
Contoh sediaan yang berwujud seperti larutan tetapi bukan larutan yaitu miselar dan
dispersi makromolekul
1. Natrium Carboxy Methyl Cellulose (NaCMC)
2. Poly Ethylen Glycol (PEG)
3. Poly Vinyl Pyrolidon (PVC) dan
4. Poly Vinyl Alcohol (PVA)
Jenis produk larutan di bidang farmasi : Syrop , elixir, solution, potio, gargarisma,
liquid topical, tetes hidung, tetes telinga dan tetes mata.
Pelarut yang diizinkan pengawas Kesehatan : air, etanol, etil asetat, gliserin, propilen
glikol dan paraffin liqiudum.
Terdapat 4 tipe larutan :
1. larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat a yang terlarut
2. larutan tak jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat yang terlarut kurang
dari batas kelarutannya dalam air pada temperatur tertentu
3. larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimal yang dapat larut
dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu
4. larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung jumlah zat yang terlarut
melebihi batas kelarutannya dalam air pada temperatur tertentu
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan,
1. Sifat solute dan solvent
2. Consolvensi, yaitu peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanay
penambahan pelarut lain yang tidak larut dalam air
3. Sifat kelarutan dan
4. Temperatur
Berdasarkan pengaruhnya, terdapat beberapa sediaan yang tidak boleh dipanaskan,
misalnya :
1. Zat-zat atsiri (minyak wangi-wangi), misalnya etanol
2. Zat-zat yang terurai, misalnya natrii bicarbonas
3. Saturatio dan
4. Senyawa-senyawa calsium, misalnya aqua calcis
Larutan oral yaitu sediaan air yang dibuat untuk pemberiaan oral, mengandung satu
atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut
dalam air atau campuran koonsolven air.
1. Potiones (obat minum), solutio yang dimaksud untuk pemakaian oral
2. Elixir, sediaan larutan yang mengandung bahan obat atau bahan tambahan
sehingga memiliki bau atau rasa manis, sebagai pelarut digunakan campuran air-
etanol
3. Sirup, ada 3 macam sirup yakni sirup simplex yang mengandung 65% gula, sirup
obat dan sirup pewangi
Larutan topical yaitu larutan yang mengandung air tetapi seringkali juga pelarut lain
1. Solution topical (soltop), yaitu sediaan berupa larutan yang digunakan untuk
kulit. Sediaan dibuat dengan larutan bahan obat dengan air atau etanol.
2. Collyrium, larutan steril, jernih, bebas zarah asing, untuk membersihkan mata.
Penyimpanan di dalam wadah kaca atau plastic tertutup kedap. Pada etikrt harus
tertera masa penggunaan setelah tutup dibuka dan “obat cuci mata”.
3. Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya
dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Untuk
pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
4. Litus oris, oles bibir adalah cairan agak kenta dan pemakaiannya secara
disapukan dalam mulut.
5. Gutae oris, tetes mulut adalah obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara
mengencerkan terlebih dahulu
6. Guttae nasales, testes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan
cara diteteskan.
7. Douche, larutan yang dimasukkan suatu obat ke dalam vagina, baik untuk
pengobatan maupun pembersian.
8. Epithema / obat kompres , cairan yang dipakai untuk mendinginkan suatu radang
atau sakit.

Sediaan cair

a. Bentuk sediaan cair


Dispersi molekuler = larutan
 Dispersi halus = koloid
 Dispersi kasar = suspensi, emulsi
Dispersi: suatu zat (fase dispers) terdistribusi merata dalam medium dispers
(lingkungan zat lain)
b. Komponan sediaan cair
Bahan berkhasiat Eksipien: Pelarut ( solven ), Kosolven Korigensia Pengawet
5. Antioksidan 6. Pengental 7. Dapar 8. Pensuspensi 9. Pengemulsi
c. Keunggulan sediaan cair
Bahan berkhasiat Eksipien: 1. Pelarut ( solven ) 2. Kosolven 3. Korigensia 4.
Pengawet 5. Antioksidan 6. Pengental 7. Dapar 8. Pensuspensi 9. Pengemulsi
d. Kelemahan sediaan cair
Kestabilan Pelarut (air) menurunkan kestabilan obat : kadar warna, bau,
kejernihan,kekeruhan 2. Kurang praktis Wadah gelas, volume besar, perlu
sendok 3. Dosis Sendok tidak selalu standar
e. Faktor yang mempengarui sediaan cair
1. Suhu
2. pH
3. Kosolvensi ( penggantian sebagian pelarut dg pelarut lain untuk
meningkatkan kelarutan)
4. Solubilisasi (meningkatkan kelarutan dengan penambahan surfaktan)
5. Hidrotropi (peningkatan kelarutan dengan penambahan bukan
surfaktan)
6. Like dissolves like ( bahan tertentu lebih mudah larut dalam pelarut
yang memiliki struktur kimia yang mirip)
7. Konstanta dielektrika
8. Pembentukan kompleks
9. Modifikasi bentuk kimia

Anda mungkin juga menyukai