Anda di halaman 1dari 13

KOMPETENSI KEAHLIAN

FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


SMK BINA PUTERA NUSANTARA
KOTA TASIKMALAYA
LEVEL INFORMATION SHEET KODE
IS 03/Pefar/ XI FKK/2022
TEKNIK MENYIAPKAN DAN MERACIK SEDIAAN FARMASI
LARUTAN
TUJUAN 1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian larutan dengan tepat.
2. Mengelompokan bahan bahan pembentuk larutan berdasarkan
karakteristik.
3. Memberikan contoh contoh sediaan larutan berdasarkan cara
pemakaiannya
4. Mencari sifat sifat bahan dari literatur resmi
5. Memahami hitungan farmasi

IPK 1. Menjelaskan pengertian Larutan


2. Menentukan bahan bahan pada pembuatan sediaan Larutan
3. Menyebutkan macam macam sediaan Larutan berdasarkan cara
atau aturan pemakaiannya
4. Menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi kelarutan
5. Melakukan hitungan farmasi dari sediaan larutan
6. Memberikan contoh sediaan larutan
7. Melakukan pembuatan sediaan larutan berdasarkan prosedur dan
sifat bahan pembentuk
Pengertian Larutan yang disebut juga solutio, adalah sediaan cairan yang
Larutan mengandung satu atau lebih bahan terlarut. Larutan terdiri dari bahan
terlarut ( solute) dan bahan pelarut ( solvent).
Sebagai Contoh larutan Gula garam,,,,jika diuraikan sebagai berikut:
1. Zat terlarut : Gula dan Garam
2. Pelarut: Air / Aqua
Menurut Farmakope edisi IV dan V larutan adalah: sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, misalnya terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang sesuai.
Molekul yang terdispersi dalam larutan yang merata akan memberikan
jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan
diencerkan atau dicampur.
Bila Zat A dilarutkan dalam Air atau pelarut lain, akan terjadi tipe larutan
sebagai berikut:
1. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A
yang terlarut
2. Larutan, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat a yang
terlarut
3. Larutan jenuh, larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A
yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
4. Larutan Lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah Zat A
yang terlarut melebihi batas kelarutannya didalam air pada
temperatur tertentu.
Solven yang biasa digunakan adalah:
1. Air untuk macam macam garam
2. Spiritus misal: untuk kamfer, iodium, menthol
3. Gliserin, misal : Untuk tanin,zat samak,borax,fenol
4. Eter, misal: untuk kamfer,fosfor ,sublimat
5. Minyak, misal: Untuk kamfer dan menthol
6. Parafin Liq, misal: Untuk cera, minyak minyak,kamfer, mentol,
chlorobutanol
7. Eter minyak tanah, misal: Untuk minyak minyak lemak.

Kegiatan siswa 1. Jelaskan pengertian Larutan


2. Sebutkan 4 jenis tipe Larutan
3. Isilah tabel jenis pelarut dan terlarut berikut ini

Pelarut Zat terlarut


Air
Spiritus
Gliserin
Eter
Minyak
Parafin Liq
Eter Minyak tanah

Macam-macam MACAM-MACAM Larutan


Bentu sediaan
larutan Berdasarkan cara pemakaian nya, larutan dibedakan sebagai berikut:
1. Larutan Obat dalam ( oral )
a.Sirup: adalah larutan yang mengandung sukrosa atau gula lain
dengan kadar yang tinggi. Sirup adalah larutan Oral, tetapi istilah
sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang
mengandung pemanis dan pengental, yaitu sediaan suspensi dan
emulsi.
Ada 3 macam sirup
 Sirup simplex mengandung 65% gula dalam larutan,nipagin
0,25%
 Sirup obat mengandung satu atau lebih zat obat dengan atau
tanpa zat tambahan untuk pengobatan
 Sirup pewangi tidak mengandung obat tetapi mengandung zat
pewangi atau penyedap lain,penggunaan biasanya untuk
menutup rasa obat yang tidak enak.
b. Potio: adalah Sediaan cair untuk penggunaan oral dapat berupa
larutan, suspensi atau emulsi. Sediaan larutan yang terbentuk dari
bahan asam dan basa dapat dibagi menjadi:
 Netralisasi
Dibuat dengan mencampurkan asam dan basa hingga reaksi
bersifat netral.
 Saturasi
Sediaan yang mencampurkan asam dan basa lalu gas yang
terbentuk dari reaksi tersebut ditahan dalam wadah dan
larutan menjadi jenuh dengan gas CO2 ( masih ada sebagain
gas tertahan )
 Potio effervescent
Saturasi yang gas CO2 nya lewat jenuh ( gas tertahan
seluruhnya) biasanya untuk pemakaian sekaligus.
c.Eliksir: adalah larutan yang mengandung bahan obat tau bahan
tambahan ( corrigen) dan pelarut yang digunakan biasanya
merupakan modifikasi antara air dan etanol. Etanol dapat
digunakan sebagai pelarut ebebrapa bahan obat, tetapi etanol
dalam kadar yang tinggi dapat berfengaruh terhadap efek
farmakologi.
2. Larutan Obat Luar
a. Larutan topikal : penggunaan untuk dikulit
b. Collyrium ( Cairan pencuci mata)==dibahas dilarutan steril
c. Guttae ( sediaan tetes)
 Opthalmicae ( sediaan tetes mata)== dibahas di larutan steril
 Auricurales ( tetes telinga))
 Nasales( tetes Hidung), digunakan dengan meneteskan obat ke
dalam hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar
dan pengawet. Minyak mineral atau minyak lemak tidak boleh
digunakan sebagai pelarut.
 Guttae Oris. Adalah tetes mulut yang cara penggunaanya sama
dengan obat kumur.
d. Gargarisma ( gargle)
Obat kumur berupa larutan yang umumnya pekat ,dan
penggunaanya harus diencerkan dulu, digunakan untuk mencegah
dan mengobati infeksi tenggorokan.penandaan : “Hanya untuk
kumur”. Contoh:

e.Litus Oris
Oles Bibir adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara
diusapkan dalam mulut. Contoh larutan 10% borax dalam gliserin

d. Inhalation
Sediaan yang dimaksud untuk disedot mulut atau
hidung.disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran
pernafasan. Tetesan kabut harus seragam dan sangat halus
sehingga dapat mencapai bronkioli. Inhalasi merupakan larutan
dalam air atau gas.
e.Injection ( obat suntik)
f. Lavement/ clysma/ enema
Cairan yang penggunaanya melalui rectum/ colon/ anus.
Ditujukan untuk membersihkan atau menolong sembelit atau
pembersih feces sebelum oprasi, tidak boleh mengandung zat
lendir. Juga sebagai karminativa, emolien, diagnostik, sedativa,
anthelmintik. Bekerja dengan merangsang kerja usus dipakai basis
lendir mucilago amily.

8. Douche
Adalah larutan dalam air yang dimasukan dalam suatu alat
kedalam vagina,baik untuk pengobatan atau membersihkan. obat
ini biasanya mengandung bahan obat atau antiseptic.

9. Ephitema/ obat kompres


Adalah cairan yang digunakan untuk mendatangkan rasa dingin
pada tempat tempat yang sakit atau panas dan radang.

Kegiatan siswa 1. Solutio yang dimaksudkan untuk pemakain oral disebut:......

2. Sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan


dimana sebagi pelarut digunakan campuran pelarut air-etanol
disebut....

3. Sirup simplex mengandung......gula dan..........larutan nipagin.

4. Cairan yang digunakan untuk kolon,digunakan untuk membersihakan


usus adalah.........

Faktor faktor yang Faktor faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah:


mempengaruhi 1. Sifat dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut)
kelarutan Zat terlarut yang sifatnya polar akan mudah larut dalam solvent yang
polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air.

Sedangkan zat terlarut yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar
pula. Misalnya, alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam
kloroform.

2. Cosolvensi (zat penambah kelarutan)


Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut.
Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air
dan gliserin atau solutio petit.

3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang
sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang
digunakan dalam farmasi umumnya adalah:
DapatlarutdalamairSemua garam klorida larut, kecuali AgCl,
PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua
garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
Tidaklarutdalamair semua garam karbonat tidak larut kecuali
K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH,
NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4,
Na3PO3.

4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat
tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
Contoh:
Zat terlarut + pelarut + panas → larutan.

Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak


larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses
kelarutannya menghasilkan panas.
Contoh:
Zat terlarut + pelarut → larutan + panas Misalnya zat KOH dan K2SO4.

Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh


dipanaskan,
misalnya:
 Zat-zat yang atsiri, Contohnya: Etanol dan minyak atsiri.
 Zat yang terurai, misalnya: natrium karbonat.
 Saturatio
 Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.

5. Salting Out
Salting Out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan
karena ada reaksi kimia.
Contohnya: kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke dalam air
tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar.
Contohnya: Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan
yang mengandung Nicotinamida.

7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam
kompleks. Contohnya: Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
KECEPATAN KELARUTAN
Sedangkan Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
 Ukuranpartikel.
Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel; makin luas
permukaan solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat
larut.
 Suhu.
Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelarutan solute.
 Pengadukan.
Pengadukan mekanik akan menambah
kecepatan kelarutan dibanding jika tidak diaduk.

Kegiatan siswa Menjodohkan


soal jawa Pilihan
ban
1. Kelarutan Luminal dalam a. Pembenyuka
Solutio Petit komplek
2. Zat yang Larut dalam Air b. Eksoterm
3. Zat yang tidak larut dalam air c.Cosolvensi
4. Zat padat yang umumnya larut d. AgCL,Pb Cl
bila suhunya dinaikan
5. Zat terlarut+pelarut e.K2CO3,Na2CO3
larutan+panas
6. Sediaan farmasinyang tidak boleh f.salting Out
dipanaskan
7. Reaksi antara papaverinHCl g.Endoterm
dengan solutio carcot
8. Peristiwa salting in h.Riboflavin +NH4
9. Faktor yang mempengaruhi i. Pengadukan
kecepatan kelarutan
10. Reaksi KI+I2 KI3 J. Minyak atsiri
Cara Mengerjakan Beberapa bahan obat memerlukan cara khusus dalam
Obat dalam melarutkannya.diantaranya adalah :
Larutan
1. Natrium bicarbonas, harus dilakukan dengan cara gerus tuang
(aanslibben)
2. Natrium bicarbonas + Natrium salicylas, Bic natric digerus tuang ,
kemudian ditambah natrium salicylas.Untuk mencegah terjadinya
perubahan warna pada larutan harus ditambahkan Natrium
pyrophosphat sebanyak 0,25 % dari berat larutan.
3. Sublimat (HgCl2), untuk obat tetes mata harus dilakukan dengan
pemanasan atau dikocok-kocok dalam air panas, kemudian disaring
setelah dingin. NaCl dapat meningkatkan kelarutan sublimat, tetapi
menurunkan daya baktericidnya. Kadar Sublimat dalam obat mata
1 :4000
4. Kalium permanganat (KMnO4), KMnO4 dilarutkan dengan
pemanasan . Pada proses pemanasan akan terbentuk batu kawi
( MnO2) , oleh sebab itu setelah dingin tanpa dikocok – kocok
dituangkan ke dalam botol atau bisa juga disaring dengan gelas wol
5. Seng klorida,, melarutkan seng klorid harus dengan air sekaligus,
kemudian disaring . Karena jika airnya sedikit demi sedikit maka
akan terbentuk seng oksi klorid yang sukar larut dalam air. Bila
terdapat asam salisilat larutkan seng klorid dengan sebagian air
kemudian tambahkan asam salisilat dan sisa air baru disaring.
6. Kamfer, kelarutan dalam air 1: 650. Dilarutkan dengan spiritus
fortior ( 96 % ) 2 X berat kamfer dalam botol kering kocok-kocok
kemudian tambahkan air panas sekaligus , kocok lagi.
7. Tanin, tanin mudah larut dalam air dan dalam gliserin. Tetapi tanin
selalu mengandung hasil oksidasi yang larut dalan air, tetapi tidak
larut dalam gliserin sehingga larutannya dalam gliserin harus disaring
dengan kapas yang dibasahkan. Jika ada air dan gliserin, larutkan
tanin dalam air kocok baru tambahkan gliserin.
8. Extract opii dan extract ratanhiae, dilarutkan dengan cara ditaburkan
ke dalam air sama banyak, diamkan selama ¼ jam.
9. Perak protein, dilarutkan dalam air suling sama banyak, diamkan
selama ¼ jam , di tempat yang gelap.
10. Succus liquiritiae,
a. dengan gerus tuang (aanslibben), bila jumlahnya kecil.
b. dengan merebus atau memanaskannya hingga larut.
11. Calcii Lactas dan Calcii Gluconas, kelarutan dalam air 1 : 20
Bila jumlah air cukup , setelah dilarutkan disaring untuk mencegah
kristalisasi.
Bila air tidak cukup disuspensikan dengan penambahan PGS dibuat
mixtura agitanda.
12. Codein :
a. direbus dengan air 20 X nya, setelah larut diencerkan
sebelumdingin.
b. dengan alkohol 96 % sampai larut ,lalu segera encerkan dengan air.
c. diganti dengan HCl Codein sebanyak 1,17 X-nya.
13. Bahan-bahan obat yang bekerja keras harus dilarutkan tersendiri.
14. Bila terdapat bahan obat yang harus diencerkan dengan air, hasil
pengenceran yang diambil paling sedikit adalah 2 CC
15. Pepsin, tidak larut dalam air tapi larut dalam HCl encer.
Pembuatan : pepsin disuspensikan dengan air 10 X nya kemudian
tambahkan HCl encer. Larutan pepsin hanya tahan sebentar dan tidak
boleh disimpan.
16. Nipagin dan Nipasol, kelarutan 1 : 2000
Nipagin berfungsi sebagai pengawet untuk larutan air
Nipasol berfungsi sebagai pengawet untuk larutan minyak
a. dilarutkan dengan pemanasan sambil digoyang-goyangkan
b. dilarutkan dulu dengan sedikit etanol baru dimasukkan dalam
sediaan yang diawetkan.
17. Fenol, diambil fenol liquefactum yaitu larutan 20 bagian air dalam
100 bagian fenol. Jumlah yang diambil 1,2 x jumlah yang diminta.

Kegiatan siswa 1. Jelaskan cara pengerjaan natrium bicarbonas dan natrium salysilat
disalam sediaan larutan
2. R/ Glysirhizae succus 10g
Amonii Cloridum 6g
Amoniae Anisis Spiritus 6g
Aqua destilata ad 300 ml
Mf potio 60 ml

Jelaskan beberapa cara melarutkan glychyrhyzae succus pada


resep tersebut!
3. Jelaskan cara Pengerjaan tanin dalam larutan
4. R/ Zn CL gargarisma
Mf gargle 60 ml
S 3 dd ue
a. Tuliskan resep standar dari ZNCl
b. Jelaskan pengerjaan dari ZNCl dalam larutan
Perhitungan Farmakope Indonesia Edisi IV memberikan 3 bentuk persen yaitu :
Farmasi
1. Persen bobot per bobot (b/b)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram campuran atau larutan.
2. Persen bobot per volume (b/v)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan, sebagai pelarut
dapat digunakan air atau pelarut lain.
3. Persen volume pervolume (v/v)
Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan. Pernyataan persen
tanpa penjelasanlebih lanjut untuk campuran padat atau setengah padat ,
yang dimaksud adalah b/b, untuk larutan dan suspensi suatu zat padat
dalam cairan yang dimaksud adalah b/vdan untuk larutan cair di dalam
cairan yang dimaksud adalah v/v dan untuk larutan gas dalam cairan
yang dimaksud adalah b/v.
¨ Perhitungan Etanol.
Yaitu mengubah atau mengencerkan kadar etanol yang lebih tinggi
menjadi kadar yang lebih rendah .
Perlu diketahui bahwa apabila kita mencampur 2 larutan yang
berbeda berat jenisnya (termasuk etanol/spiritus ) akan terjadi penyusutan
volume yang disebut dengan kontraksi.
Spiritus atau etanol adalah campuran alkohol absolut dengan air.
Umumnya dinyatakan dalam persen b/b atau v/v, sehingga :
1. 100 gram etanol 0 % b/b artinya larutan mengandung
 alkohol absolute 0 % x 100 gram = 0 gram
 air 100 gram – 0 gram = 100 gram

2. 200 cc etanol 70 % v/v artinya larutan mengandung


 alkohol absolute 70 % x 200 cc = 140 cc
 air bukan 200 cc – 140 cc = 60 cc, tetapi lebih besar dari 60 cc
(hal ini dapat dihitung)

3. 200 cc etanol 70 % b/b, jumlah alkohol absolute tidak bisa langsung


dihitung. Disini harus kita sejeniskan terlebih dahulu. Untuk
mengetahuinya dapat dipergunakan tabel pada Farmakope edisi IV
 etanol 70 % b/b = etanol 76,91 % v/v = BJ 0,8658
 Volume larutan = 200 cc
 alkohol absolut = 76,91 % x 200 cc = 153,82 cc
 Berat larutan = 0,8658 x 200 cc = 173,16 gram
 Alkohol absolut = 70 % x 173,16 g = 121,21 gram
 Berat air = 173,16 g – 121,21 g = 51,95 gram

Latihan .
1. 500 gram etanol 95 % b/b , berapa cc dan gram alkohol absolutnya ?
Jawab :
alkohol absolute = 95 % x 500 gram = 475gram
95 % b/b = 96,79 % v/v = BJ 0,8020
500/0,8020 = 623,44 cc,
alkohol absolut = 96,79 % x 623,44 cc
= 603,42 cc

2. 1 liter etanol 77,79 % v/v, berapa cc dan gram alkohol absolutnya ?


Jawab :
Alkohol absolute = 77,79 % x 1000 cc = 777,9 cc
77,79 % v/v = 71 % b/b = BJ 0,8634
Berat larutan = 0.8634 x 1000 = 863,4 gram
Alk. absolute = x 863,44 gram = 613,04gram

3. 500 gram etanol 73,3 % v/v berapa gram dan cc alkohol absolutnya ?
Jawab :
73,3 % v/v = 66 % b/b = 0,8753
alkohol absolute= 66 % x 500 gram = 330 gram
volume larutan = 500/0,8753 = 571,23 cc
alkohol absolute = x 571,23 cc = 418,71 cc

4. 1 liter etanol 57 % b/b berapa cc dan gram alkohol absolutnya


Jawab :
57 % b/b = 64,8 % v/v = BJ 0,8964
alkohol absolut = 64,8 % x 1000 cc = 648 cc
Berat larutan = 1000 x 0,8964 = 896,4 gram
Alkohol absolut = x 896,4 g = 510,95 gram

5. 800 cc etanol BJ 0,8364


Jawab :
BJ 0,8364 = 87,8 % v/v = 82 % b/b
Alkohol absolut = 87,8 % x 800 cc = 702,4 cc
Berat larutan = 800 x 0,8364 = 669, 12 gram
Alkohol absolut = 82 % x 669,12 g = 548,68gram

Kegunaan menghitung alkohol absolut adalah untuk mencari kadar.


Contoh soal :
Berapa % b/b kadar etanol yang diperoleh kalau kita mencampurkan 100
gram etanol 70 % v/v dengan air 200 cc ?
Penyelesaian :
100 gram etanol 70 % v/v = 62,44 % b/b à
alkohol abs. 62,44/100 x 100 = 62,44 g
Kadar campuran = x 100 % = 20,81 % b/b
Atau menggunakan rumus :
B1 x K1 + B2 x K2 = B3 x K3
100 x 62,44 + 200 x 0 = 300 x K3
K3 = x 100 % = 20, 81 %

Apabila tabel yang dimaksud tidak ada dalam daftar maka harus
dilakukan interpolasi .
Cara :
Misalkan yang hendak diketahui % b/b dan BJ etanol 90,5 % v/v.
Ambil 1 tabel yang terdekat diatasnya. Dengan perbandingan biasa kita dapat
membuat tabel baru.
BJ b/b v/v
0,8271 85,69 90
0,5 1 0,0066 1,3 90,5
0,8337 86,99 91
Perbandingan 0,5/1 =1/2
% b/b= 85,69 + ( ½ x 1,3 )
= 85,69 + 0 65
= 86,34
BJ = 0,8271 + ( ½ x 0,0066 )
= 0,8271 + 0,0033
= 0,8304
Jadi etanol 90,5 % v/v = etanol 86,34 % b/b; Bj = 0,8304.

Latihan soal.
1. Interpolasi dari BJ 0,9003
2. Interpolasi dari 66,5 % b/b
3. Tentukan % b/b, % v/v dan BJ dari campuran :
1200 gram etanol 60 % v/v + 200 cc air
4. Hitunglah % b/b, % v/v dan BJ campuran :
100 gram spiritus dilutus + 100 gram air
5. Hitung berapa gram air yang ditambahkan pada campuaran
500 cc spiritus 96 % v/v + air samapi 1 liter
6. Dibutuhkan 1 liter spiritus 60 % b/b. Dalam persediaan kita mempunyai
spiritus fortior. Berapa cc air yang diperlukan
7. Dibutuhkan etanol 40 % v/v dalam persediaan terdapat 300 cc spiritus
fortior dan 200 cc spiritus dilutus.
8. Tentukan BJ dari campuran sama berat spiritus dilutus dan air
9. Tentukan BJ dari campuran sama volume spiritus dilutus dan air.

Contoh soal kontraksi.


Dicampurkan 100 cc spiritus dilutus dengan 100 cc air.
Berapa cc hasil yang akan didapat dan hitungkan kontraksinya!
100 cc x 70 % v/v + 100 cc 0% v/v à ?
Berat campuran :
= (100 x 0,8837) g + 100 g à 88,37 + 100
= 188,37 g (x) % b/b
Etanol absolut :
= x 88,37 = 55,18 g

Kadar = x 100 % = 29,29 % b/b


BJ 0,9545 (hasil interpolasi), maka volume sebenarnya (Volume praktis)
= = 197,35 ml
Volume teoritis = Vt = V1 + V2
= 100 ml + 100 ml
= 200 ml
Kontraksi = Vt - Vp
= 200 ml - 197,35 ml
= 2,65 ml
% kontraksi = x 100 % = 1,33 %.
kontraksi tidak boleh lebih dari 3,6 %
¨ Hitungan Pengenceran Bukan Etanol.
Hendak dibuat 300 gram larutan yang mengandung 10 % NaCl
dengan mempergunakan larutan yang mengandung 50 % NaCl. Berapa
jumlah larutan 50 % yang harus dipakai dan berapa air yang harus
ditambahkan ?
Untuk menyelesaikan soal ini , tentukan dulu :
1. Mana bagian yang membentuk dan mana yang terbentuk.
2. Komponen yang belum kita ketahui kita misalkan X
3. Zat aktif yang membentuk sama dengan yang terbentuk
4. Berat zat yang membentuk harus sama dengan yang terbentuk.
5. Kalau terdapat selisih berat antara zat terbentuk dengan yang
membentuk maka selisihnya adalah zat penambah.
Jawab.
X gram 50 % = 300 gram 10 %
Zat aktif (za) = x X = 0,5 X
Z.A = x 300 = 30 gram
0,5 X = 30
X = g = 60 gram
Zat penambah (air) = 300 - 60 = 240 gram

Latihan soal
1. Hitung berapa gram zat penambah diperlukan pada pembuatan 400
gram campuran dengan kadar 20 %, bila yang tersedia 200 gram zat 25
% dan zat 15% yang belum diketahui jumlahnya.
Jawab.
X g x 15 % + 200 g x 25 % à 400 g x 20 %
Z.A (15/100 x X ) + ( 25/100 x 200) à 20/100 x 400
Z.A 0,15 X + 50 = 80
0,15 X = 80 - 50
X = 200
Zat 15 % diambil sebanyak 200 gram
Zat penambah sebanyak 400 – ( 200 + 200 ) = 0 gram
2. Hitung berapa gram larutan NaCl 40 % harus ditambahkan pada 10
gram larutan NaCl 10 % supaya diperoleh 100 gram larutan NaCl 20 % !
Jawab :
( 10 g x 10 % ) + ( X g x 40 % ) à 100 g x 20 %
Z.A( x 10 ) + ( x X ) à 20/100 x 100
1 + 0,4 X = 20
X = 20 -
X = 47,5 g
Larutan NaCl 40 % yang diambil 47,5 gram
Zat penambah 100 - ( 10 + 47,5 ) = 42,5 gram
3. Hitunglah berapa gram larutan glukosa 15 % dan glukosa 25 %
harus ditambahkan pada 200 gram larutan glukosa 20 % supaya diperoleh
600 gram larutan glukosa 18 %
Jawab :
Glukosa 15 % = X
Glukosa 25 % = (600 – 200 ) – X
X x 15 % + (400-X) x 25 % + 200 x 20 %
à 600 x 18 %
0,15 X + 100 - 0,25 X + 40 = 108
0,15 X - 0,25 X = 108 - ( 100 + 40) - 0,1 X = - 32
X = 320
Jumlah glukosa 15 % 320 gram
Jumlah glukosa 25 % 400 – 320 = 80 gram

4. 50 mg alkaloid belladon dicampur dengan 1 gram extract belladon


yang mengandung 1,5 % alkaloid belladon. Berapa gram campuran
extract belladon 1,3 % yang diperoleh dan berapa gram zat
penambahnya.
Jawab :
50 x 100 % + 1000 x 1,5 % à X x 1,3 %
50 + 15 = 0, 013 X
X = = 5000 mg = 5 g
Campuran yang diperoleh 5000 mg = 5 gram
Zat penambah = 5000 – (1000 + 50) = 3950 mg = 3,95 g

Kegiatan Siswa Latihan soal


1. Hitunglah kontraksi bila dicampur etanol absolut dengan air sama
jumlah volumenya
2. Hitunglah kontraksi dalam % jika dicampur 200 ml spiritus dilutus
dengan 300 ml spiritus 95 % v/v
3. Hitunglah kontraksi bila dicampur masing-masing 100 g spiritus 95 %
v/v, 100 g spiritus dilutus dan 200 g air.

Perhitungan ¨ Hitungan Pengenceran Bukan Etanol.


Farmasi Hendak dibuat 300 gram larutan yang mengandung 10 % NaCl
dengan mempergunakan larutan yang mengandung 50 % NaCl. Berapa
jumlah larutan 50 % yang harus dipakai dan berapa air yang harus
ditambahkan ?
Untuk menyelesaikan soal ini , tentukan dulu :
1. Mana bagian yang membentuk dan mana yang terbentuk.
2. Komponen yang belum kita ketahui kita misalkan X
3. Zat aktif yang membentuk sama dengan yang terbentuk
4. Berat zat yang membentuk harus sama dengan yang terbentuk.
5. Kalau terdapat selisih berat antara zat terbentuk dengan yang
membentuk maka selisihnya adalah zat penambah.
Jawab.
X gram 50 % = 300 gram 10 %
Zat aktif (za) = x X = 0,5 X
Z.A = x 300 = 30 gram
0,5 X = 30
X = g = 60 gram
Zat penambah (air) = 300 - 60 = 240 gram

Latihan soal
1. Hitung berapa gram zat penambah diperlukan pada pembuatan 400
gram campuran dengan kadar 20 %, bila yang tersedia 200 gram zat 25
% dan zat 15% yang belum diketahui jumlahnya.
Jawab.
X g x 15 % + 200 g x 25 % à 400 g x 20 %
Z.A (15/100 x X ) + ( 25/100 x 200) à 20/100 x 400
Z.A 0,15 X + 50 = 80
0,15 X = 80 - 50
X = 200
Zat 15 % diambil sebanyak 200 gram
Zat penambah sebanyak 400 – ( 200 + 200 ) = 0 gram
2. Hitung berapa gram larutan NaCl 40 % harus ditambahkan pada 10
gram larutan NaCl 10 % supaya diperoleh 100 gram larutan NaCl 20 % !
Jawab :
( 10 g x 10 % ) + ( X g x 40 % ) à 100 g x 20 %
Z.A( x 10 ) + ( x X ) à 20/100 x 100
1 + 0,4 X = 20
X = 20 -
X = 47,5 g
Larutan NaCl 40 % yang diambil 47,5 gram
Zat penambah 100 - ( 10 + 47,5 ) = 42,5 gram
3. Hitunglah berapa gram larutan glukosa 15 % dan glukosa 25 %
harus ditambahkan pada 200 gram larutan glukosa 20 % supaya diperoleh
600 gram larutan glukosa 18 %
Jawab :
Glukosa 15 % = X
Glukosa 25 % = (600 – 200 ) – X
X x 15 % + (400-X) x 25 % + 200 x 20 %
à 600 x 18 %
0,15 X + 100 - 0,25 X + 40 = 108
0,15 X - 0,25 X = 108 - ( 100 + 40) - 0,1 X = - 32
X = 320
Jumlah glukosa 15 % 320 gram
Jumlah glukosa 25 % 400 – 320 = 80 gram

4. 50 mg alkaloid belladon dicampur dengan 1 gram extract belladon


yang mengandung 1,5 % alkaloid belladon. Berapa gram campuran
extract belladon 1,3 % yang diperoleh dan berapa gram zat
penambahnya.
Jawab :
50 x 100 % + 1000 x 1,5 % à X x 1,3 %
50 + 15 = 0, 013 X
X = = 5000 mg = 5 g
Campuran yang diperoleh 5000 mg = 5 gram
Zat penambah = 5000 – (1000 + 50) = 3950 mg = 3,95 g

Anda mungkin juga menyukai