e.Litus Oris
Oles Bibir adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara
diusapkan dalam mulut. Contoh larutan 10% borax dalam gliserin
d. Inhalation
Sediaan yang dimaksud untuk disedot mulut atau
hidung.disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran
pernafasan. Tetesan kabut harus seragam dan sangat halus
sehingga dapat mencapai bronkioli. Inhalasi merupakan larutan
dalam air atau gas.
e.Injection ( obat suntik)
f. Lavement/ clysma/ enema
Cairan yang penggunaanya melalui rectum/ colon/ anus.
Ditujukan untuk membersihkan atau menolong sembelit atau
pembersih feces sebelum oprasi, tidak boleh mengandung zat
lendir. Juga sebagai karminativa, emolien, diagnostik, sedativa,
anthelmintik. Bekerja dengan merangsang kerja usus dipakai basis
lendir mucilago amily.
8. Douche
Adalah larutan dalam air yang dimasukan dalam suatu alat
kedalam vagina,baik untuk pengobatan atau membersihkan. obat
ini biasanya mengandung bahan obat atau antiseptic.
Sedangkan zat terlarut yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar
pula. Misalnya, alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam
kloroform.
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang
sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang
digunakan dalam farmasi umumnya adalah:
DapatlarutdalamairSemua garam klorida larut, kecuali AgCl,
PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua
garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
Tidaklarutdalamair semua garam karbonat tidak larut kecuali
K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH,
NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4,
Na3PO3.
4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat
tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
Contoh:
Zat terlarut + pelarut + panas → larutan.
5. Salting Out
Salting Out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan
karena ada reaksi kimia.
Contohnya: kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke dalam air
tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar.
Contohnya: Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan
yang mengandung Nicotinamida.
7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam
kompleks. Contohnya: Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
KECEPATAN KELARUTAN
Sedangkan Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
Ukuranpartikel.
Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel; makin luas
permukaan solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat
larut.
Suhu.
Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelarutan solute.
Pengadukan.
Pengadukan mekanik akan menambah
kecepatan kelarutan dibanding jika tidak diaduk.
Kegiatan siswa 1. Jelaskan cara pengerjaan natrium bicarbonas dan natrium salysilat
disalam sediaan larutan
2. R/ Glysirhizae succus 10g
Amonii Cloridum 6g
Amoniae Anisis Spiritus 6g
Aqua destilata ad 300 ml
Mf potio 60 ml
Latihan .
1. 500 gram etanol 95 % b/b , berapa cc dan gram alkohol absolutnya ?
Jawab :
alkohol absolute = 95 % x 500 gram = 475gram
95 % b/b = 96,79 % v/v = BJ 0,8020
500/0,8020 = 623,44 cc,
alkohol absolut = 96,79 % x 623,44 cc
= 603,42 cc
3. 500 gram etanol 73,3 % v/v berapa gram dan cc alkohol absolutnya ?
Jawab :
73,3 % v/v = 66 % b/b = 0,8753
alkohol absolute= 66 % x 500 gram = 330 gram
volume larutan = 500/0,8753 = 571,23 cc
alkohol absolute = x 571,23 cc = 418,71 cc
Apabila tabel yang dimaksud tidak ada dalam daftar maka harus
dilakukan interpolasi .
Cara :
Misalkan yang hendak diketahui % b/b dan BJ etanol 90,5 % v/v.
Ambil 1 tabel yang terdekat diatasnya. Dengan perbandingan biasa kita dapat
membuat tabel baru.
BJ b/b v/v
0,8271 85,69 90
0,5 1 0,0066 1,3 90,5
0,8337 86,99 91
Perbandingan 0,5/1 =1/2
% b/b= 85,69 + ( ½ x 1,3 )
= 85,69 + 0 65
= 86,34
BJ = 0,8271 + ( ½ x 0,0066 )
= 0,8271 + 0,0033
= 0,8304
Jadi etanol 90,5 % v/v = etanol 86,34 % b/b; Bj = 0,8304.
Latihan soal.
1. Interpolasi dari BJ 0,9003
2. Interpolasi dari 66,5 % b/b
3. Tentukan % b/b, % v/v dan BJ dari campuran :
1200 gram etanol 60 % v/v + 200 cc air
4. Hitunglah % b/b, % v/v dan BJ campuran :
100 gram spiritus dilutus + 100 gram air
5. Hitung berapa gram air yang ditambahkan pada campuaran
500 cc spiritus 96 % v/v + air samapi 1 liter
6. Dibutuhkan 1 liter spiritus 60 % b/b. Dalam persediaan kita mempunyai
spiritus fortior. Berapa cc air yang diperlukan
7. Dibutuhkan etanol 40 % v/v dalam persediaan terdapat 300 cc spiritus
fortior dan 200 cc spiritus dilutus.
8. Tentukan BJ dari campuran sama berat spiritus dilutus dan air
9. Tentukan BJ dari campuran sama volume spiritus dilutus dan air.
Latihan soal
1. Hitung berapa gram zat penambah diperlukan pada pembuatan 400
gram campuran dengan kadar 20 %, bila yang tersedia 200 gram zat 25
% dan zat 15% yang belum diketahui jumlahnya.
Jawab.
X g x 15 % + 200 g x 25 % à 400 g x 20 %
Z.A (15/100 x X ) + ( 25/100 x 200) à 20/100 x 400
Z.A 0,15 X + 50 = 80
0,15 X = 80 - 50
X = 200
Zat 15 % diambil sebanyak 200 gram
Zat penambah sebanyak 400 – ( 200 + 200 ) = 0 gram
2. Hitung berapa gram larutan NaCl 40 % harus ditambahkan pada 10
gram larutan NaCl 10 % supaya diperoleh 100 gram larutan NaCl 20 % !
Jawab :
( 10 g x 10 % ) + ( X g x 40 % ) à 100 g x 20 %
Z.A( x 10 ) + ( x X ) à 20/100 x 100
1 + 0,4 X = 20
X = 20 -
X = 47,5 g
Larutan NaCl 40 % yang diambil 47,5 gram
Zat penambah 100 - ( 10 + 47,5 ) = 42,5 gram
3. Hitunglah berapa gram larutan glukosa 15 % dan glukosa 25 %
harus ditambahkan pada 200 gram larutan glukosa 20 % supaya diperoleh
600 gram larutan glukosa 18 %
Jawab :
Glukosa 15 % = X
Glukosa 25 % = (600 – 200 ) – X
X x 15 % + (400-X) x 25 % + 200 x 20 %
à 600 x 18 %
0,15 X + 100 - 0,25 X + 40 = 108
0,15 X - 0,25 X = 108 - ( 100 + 40) - 0,1 X = - 32
X = 320
Jumlah glukosa 15 % 320 gram
Jumlah glukosa 25 % 400 – 320 = 80 gram
Latihan soal
1. Hitung berapa gram zat penambah diperlukan pada pembuatan 400
gram campuran dengan kadar 20 %, bila yang tersedia 200 gram zat 25
% dan zat 15% yang belum diketahui jumlahnya.
Jawab.
X g x 15 % + 200 g x 25 % à 400 g x 20 %
Z.A (15/100 x X ) + ( 25/100 x 200) à 20/100 x 400
Z.A 0,15 X + 50 = 80
0,15 X = 80 - 50
X = 200
Zat 15 % diambil sebanyak 200 gram
Zat penambah sebanyak 400 – ( 200 + 200 ) = 0 gram
2. Hitung berapa gram larutan NaCl 40 % harus ditambahkan pada 10
gram larutan NaCl 10 % supaya diperoleh 100 gram larutan NaCl 20 % !
Jawab :
( 10 g x 10 % ) + ( X g x 40 % ) à 100 g x 20 %
Z.A( x 10 ) + ( x X ) à 20/100 x 100
1 + 0,4 X = 20
X = 20 -
X = 47,5 g
Larutan NaCl 40 % yang diambil 47,5 gram
Zat penambah 100 - ( 10 + 47,5 ) = 42,5 gram
3. Hitunglah berapa gram larutan glukosa 15 % dan glukosa 25 %
harus ditambahkan pada 200 gram larutan glukosa 20 % supaya diperoleh
600 gram larutan glukosa 18 %
Jawab :
Glukosa 15 % = X
Glukosa 25 % = (600 – 200 ) – X
X x 15 % + (400-X) x 25 % + 200 x 20 %
à 600 x 18 %
0,15 X + 100 - 0,25 X + 40 = 108
0,15 X - 0,25 X = 108 - ( 100 + 40) - 0,1 X = - 32
X = 320
Jumlah glukosa 15 % 320 gram
Jumlah glukosa 25 % 400 – 320 = 80 gram