Anda di halaman 1dari 4

Judul : Pembuatan Sediaan Cair (B1)

Isi tugas :
Stearic acid 142
Gliserin 100
Natrium biborat 2,5
TEA 10
Nipagin 0,1%
Aquades ad 750
m.f. Cream 10 gram
SUE
Analisis permasalahan

1. Karakteristik fisika-kimia bahan :


 Asam stearat (FI III hal 57)
Pemerian  : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau
kuning pucat, mirip lemak lilin
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol 95%, dalam 2
bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Titik lebur : 69,3°C (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Stearic-acid)
Stabilitas : merupakan bahan yang stabil (Rowe RC et al., Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed, 2009 hal 679)

 Gliserin (FI III hal 272)


Pemerian  : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti
rasa hangat, higroskopis
Kelarutan  : Dapat campur dengan air, dengan etanol, praktis tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak
Titik lebur : 18,2°C (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Glycerol)
Stabilitas : Terdekomposisi dengan panas dan akan terjadi akrolein yang
menyebabkan racun (Rowe RC et al., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th
ed, 2009 hal 283)

 Natrium Biborat/Natrium tetraborat (FI III hal 427)


Pemerian  : Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau,
rasa asin dan basa. Dalam udara kering merapuh
Kelarutan  : Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan dalam
lebih kurang 1 bagian gliserol, praktis tidak larut dalam etanol
Titik lebur : 171°C – 175°C (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-
Tetraborate)
Stabilitas : Menjadi buram saat terpapar udara (Rowe RC et al., Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed, 2009 hal 633)

 Trietanolamina /TEA(FI III hal 612)


Pemerian  : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip
amoniak, higroskopik
Kelarutan  : Mudah larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam kloroform
Titik lebur : 21,5°C (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Triethanolamine)
Stabilitas : bisa berubah menjadi coklat jika terpapar udara dan cahaya(Rowe RC et
al., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed, 2009 hal 754)

 Nipagin (FI III hal 378)


Pemerian  : Serbuk hablur halus, putih, hampir tak berbau, tidak mempunyai rasa,
agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan  : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol, dan 3 bagian aseton; larut dalam 60 bagian gliserol panas dan dalam
40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
Suhu lebur : 125°C - 128°C
Stabilitas : stabil terhadap pemanasan dan dalam bentuk larutan (Rowe RC et al.,
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed, 2009 hal 441)

2. Persyaratan bentuk sediaan


Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Depkes RI, Farmakope
Indonesia VI, 2020, hal 55).
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang
60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar (Anief, M, Ilmu Meracik Obat, 2006, hal
71).
Krim dapat berupa 'air dalam minyak' atau 'minyak dalam air' tergantung pada
emulgator yang digunakan (Marriott, JF et al., Pharmaceutical compounding and
dispensing ed. 2, 2010 hal 153).
Persyaratan krim yakni harus homogen, halus, stabil secara kimia dan fisika, mudah
dioleskan dan dianjurkan untuk disiapkan secara aseptik.

Tindakan penyelesaian

1. Dikarenakan sediaan berupa krim yang terdapat dua fase yakni fase minyak dan fase
air, maka diperlukan emulgator untuk menstabilkan sediaan. Emulgator yang
digunakan adalah TEA
2. Dikarenakan TEA merupakan emulgator yang dapat larut air, maka TEA dilarutkan
dalam fase air dan sediaan krim ini termasuk dalam tipe minyak dalam air (M/A)
kerena fase minyak dimasukan kedalam fase air
3. Dikarenakan asam stearat merupakan bahan yang mirip lemak lilin dan sukar larut
dalam air, maka asam stearat perlu dileburkan terlebih dahulupada suhu 70°C untuk
dapat dicampurkan dengan bahan yang lain.
4. Pada pembuatan krim diperlukan suhu yang sama untuk mencampurkan kedua fase
supaya dapat menjadi sediaan yang homogen, maka bahan yang larut pada fase cair
setelah dicampurkan perlu dipanaskan sampai suhu yang sama dengan asam stearat
yang dilebur.
5. Dikarenakan Gliserin memiliki BJ lebih tinggi dari air sehingga gliserin diituangkan
terakhir pada pencampuran fase air sambal diaduk supaya dapat tercampur homogen
dan tidak mengendap.

Penimbangan bahan

1. Asam stearate : 142/750 x 10 g = 1,89 g menggunakan timbangan gram


(kertas perkamen dan sendok penyu)
2. Gliserin : 100/750 x 10 g = 1,33 menggunakan timbangan gram (gelas
arloji yang sudah ditara)
3. Natrium biborat : 2,5/750 x 10 g = 0,03 g = 30 mg menggunakan timbangan
milligram dan dilakukan pengenceran (kertas perkamen dan sendok penyu)
Pengenceran (beaker glass + gelas ukur) : Kelarutan natrium biborat 1:20
Ditimbang : Natrium biborat 50 mg
Aquadest ad 5 ml
Ambil 3/5 bagian latutan yaitu 3 ml
4. TEA : 10/750 x 10 g = 0,13 g menggunakan timbangan milligram
(gelas arloji yang sudah ditara)
5. Nipagin : 0,1/100 x 10 g = 0,01 g = 10 mg menggunakan timbangan
milligram dan dilakukan pengenceran (kertas perkamen dan sendok penyu)
Pengenceran (beaker glass + gelas ukur) : Kelarutan nipagin 1:20 bagian air
mendidih  air mendidih di kalibrasi menggunakan beaker glass
Ditimbang : Nipagin 50 mg
Aquadest mendidih ad 5 ml
Jadi, 10mg/50mg x 5 ml = 1 ml
6. Aquadest 2,6 ml
750-(142+100+10+2,5+0,01) = 495,5/750 x 10 = 6,6 g = 6,6 ml (massa jenis air 1
g/ml)
6,6 + 1,89 + 1,33 + 0,03+0,13+0,01 =10,08 ~ 10g
6,6 – (3+1) = 2,6 ml

Teknik Pembuatan

1. Menimbang asam stearate 1,89 g, TEA 0,13 g, dan gliserin 1,33 g


2. Melalukan pengenceran pada natrium biborat dan nipagin
3. Campurkan bahan sesuai fase masing-masing di cawan porselin.
Fase minyak : asam stearat
Fase air : Aquadest, TEA, gliserin, natrium biborat, nipagin
4. Leburkan asam stearat diatas penangas air dengan suhu 70°C
5. Campurkan fase air yakni larutkan TEA dalam aquadest lalu tambahkan natrium
biborat yang telah diencerkan dan nipagin yang telah diencerkan pada cawan porselin
kemudian letakkan diatas penangas air dengan suhu 70°C
6. Tuangkan gliserin pada fase air saat berada di penangas air sambil diaduk
7. Pastikan fase air yang dibuat suhunya mencapai 70°C atau sama dengan suhu fase
minyak
8. Panaskan mortar dengan menuang air panas 70°C kemudian buang airnya
9. Campurkan fase air dengan fase minyak di dalam mortar yang telah dipanaskan
10. Aduk secara cepat, kuat dan konstan hingga terbentuk corpus emulsi yang kental dan
berwarna putih seperti susu.
11. Terus aduk hingga dingin
12. Masukkan krim kedalam pot dan ditimbang bobot akhir
13. Beri etiket biru

Referensi

Depkes RI. 2020. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Anief, M. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press

Marriott JF et al., 2010. Pharmaceutical compounding and dispensing, 2nd ed. London:
Pharmaceutical Press.

Rowe, Raymond C et al., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed. London:
Pharmaceutical Press.

Pubchem. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov diakses 2 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai