Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Monografi
1.1.1 Nama Zat Aktif
Calamin
Pemerian = Serbuk halus, merah muda, tidak berbau,
praktis tidak berasa.
Kelarutan = Praktis tidak larut dalam air, mudah larut
dalam asam mineral
Khasiat = Antiseptikum eksternal
Stabilitas = Stabil dalam bentuk oinment
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup rapat
[FI III, hal 119]
1.1.2 Nama Zat Tambahan
a. ZnO
BM = 81,37
Pemerian = Serbuk warna putih, tidak berbau, dan
tidak berasa.
Kelarutan = Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol 95% P; larut dalam asam mineral
encer dan dalam laruan alkali hidroksida
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan = Antiseptikum lokal
[FI III, hal 636]

b. Bentonit

[Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition hal 54]

Pemerian = Serbuk coklat pucat kekuningan /


kuning gading, tidak berbau,rasa mirip
minyak tanah.

Kelarutan = Praktis tidak larut dalam air tetapi


mengembang menjadi massa homogen;
praktis tidak larut dalam pelarut organik
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik

Penggunaan = Zat tambahan (suspending agent)

[FI III, hal 110]

c. Na Sitrat

CH2(COONa)C(OH)(COONa)CH2COONa

Sinonim = Natrium Sitrat

Rumus molekul = C6H5Na3O7.2H2O

BM = 294,10

Pemerian = Hablur tidak berwarna atau serbuk putih

Kelarutan = Mudah larut dalam air, sangat mudah larut


dalam air mendidih, praktis tidak larut
dalam etanol (95%).

Inkompatibilitas = Larutan encer adalah sedikit alkali dan


akan memberikan reaksi asam dengan zat
kimia asam. Asam garam alkaloid dapat
diendapkan dari garam alkaloidnya atau
larutan hidroalkohol. Garam kalsium dan
stronsium akan menyebabkan endapan dari
sifat yang cocok inkompatibilitas yang lain
termasuk dasar.

[FI edisi III, hal. 406 ]

d. Gliserin

[Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition hal 283]

Sinonim = Croderol, glicerol, glicerine, glycerolum


Rumus molekul = C3H8O3
Berta molekul = 90,09382
Titik lebur = 17,8 oC
Pemerian = Gliserol adalah cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis;
Gliserol memiliki rasa manis, sekitar 0,6 kali
lipat lebih manis daripada sukrosa. .
Kelarutan = Larut dalam air, metanol, etanol. Agak sukar
larut dalam acetone.
Stabilitas = Gliserol bersifat higroskopis. Gliserol murni
cenderung teroksidasi oleh suasana di bawah
kondisi penyimpanan biasa, tapi gliserol
terurai pada pemanasan dengan evolusi
acrolein toksik. Campuran gliserol dengan
air, etanol (95%) dan propilenglikol stabil.
Inkompabilitas = Gliserol dapat meledak jika dicampur
dengan oksidator kuat, seperti kromium
trioksid, potasium klorat, atau potasium
permanganat. Dalam larutan encer, reaksi
terjadi pada laju lambat dengan beberapa
produk oksidasi yang terjadi. Perubahan
warna menjadi hitam pada gliserin terjadi
karena kehadiran cahaya, atau pada kontak
dengan zinc oksida atau bismuth nitrat
dasar. Kontaminan besi pada gliserin
menyebabkan penggelapan warna pada
campuran yang mengandung fenol, salisilat,
dan tannin. Gliserol membentuk kompleks
asam borat, asam gliseroborat, yang
merupakan asam yang lebih kuat daripada
asam borat.
Keterangan lain = Digunakan sebagai emolient
Penyimpanan = Gliserol harus disimpan dalam wadah kedap
udara, di tempat sejuk, kering.
Kadar = Emolien (≤ 30%), Humektan (≤ 30%),
Penggunaan Pengawet antimikroba (≤ 20%).
[Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition hal 283]

e. Akuades
[HOPE 6th Ed 2009, hal 766]

Sinonim = Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.


Rumus molekul = H2O
Berta molekul = 18,01528 g/mol
Pemerian = Cairan jernih, tidak bewarna, tidak berbau,
tidak berasa
Kelarutan = Larut dalam senyawa polar
Stabilitas = Stabil dalam segala keadaan fisik (es, cair,
padat ).
Inkompabilitas = Dapat bereaksi dengan obat dan eksipien
yang rentan terhadap hidrolisis pada suhu
kamar, bereaksi dengan loham alkali dan
garam anhidrat untuk membentuk hidrat
berbagai komposisi tertentu, bahan organik,
kalsium karbida
Keterangan lain = Digunakan sebagai solvent
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik .
Kadar = aquadest digunakan untuk aplikasi tertentu
penggunaan dalam konsentrasi hingga 100%
[HOPE 6th Ed 2009 hal 766]

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi


III,Jakarta: Departemen Kesehatan.

Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th


ed.London: Pharmaceutical Press

Anda mungkin juga menyukai