Tujuan Rekristalisasi :
1. Pemurnian
2. Membentuk kristal yang
baik
Rekristalisasi
Latar Belakang
• Padatan hasil sintesis umumnya perlu dimurnikan lebih
dahulu sebelum dilakukan identifikasi.
Rekristalisasi :
Pemurnian senyawa organik dengan cara melarutkan padatan
pada pelarut panas dan akan mengkristal kembali pada saat
pendinginan perlahan; disebut proses rekristalisasi.
Saring vakum :
Pemisahan padatan dari pelarut organik dengan penghisapan
baik
C • Kelarutan solut sangat kecil
pada suhu kamar
A • Kelarutan solut sangat tinggi
pada peningkatan suhu
Temperature
Pelarut untuk rekristalisasi
Titik Didih pelarut harus lebih rendah daripada titik leleh
padatan
Bila Titik didih pelarut lebih tinggi daripada titik leleh
padatan, maka padatan akan “meleleh” bukan “terlarut”
dalam pelarut dengan adanya kenaikan suhu
Pada pendinginan, padatan yang “meleleh” akan berubah
menjadi “minyak” membentuk massa tidak larut yang belum
murni
Pelarut tidak boleh bereaksi dengan padatan
Senyawa mengandung gugus fungsi yang dapat membentuk
ikatan hidrogen (-OH, -NH-, -COOH, -CONH-) akan lebih larut
dalam pelarut hidroksilik (polar) misalnya Metanol dan Air
Contoh pengaruh JUMLAH
pelarut dalam rekristalisasi
Kelarutan Asam Benzoat dalam air:
0,27 g/100 ml (180C) ; 2,2 g/100ml (750C)
Sangat polar
PENGOTOR
Terdapat dua jenis pengotor:
Rekristalisasi
Yang terlibat adalah Yang terlibat adalah
Yang terlibat
adalah
dapat berupa
dapat berupa
Karbon aktif
saling larut
PROSEDUR REKRISTALISASI
Tujuh langkah rekristalisasi
1. temukan pelarut terbaik
2. larutkan sampel dalam pelarut
3. lakukan dekolorisasi (bila perlu)
4. hilangkan pengotor yang tidak larut (bila perlu)
5. dinginkan campuran solut/pelarut
6. kumpulkan kristal
7. keringkan dan analisis kristal
LANGKAH 1
1. Tentukan pelarut “terbaik”
Lakukan dalam tabung reaksi dengan penangas
pasir
Larutkan pada waktu panas – bukan saat dingin
Batasi hanya pada 6 jenis pelarut
air
etanol
etil asetat
metilen klorida (diklorometana)
toluena
heksana
LANGKAH 2 - 4
2. Larutkan massa sampel dalam pelarut
usahakan volume pelarut panas seminimum mungkin
merupakan hal yang unik untuk pemilihan solute & solvent
tambahkan batu didih atau pengaduk
to vacuum
LANGKAH 7
7. Pengeringan
Pisahkan kristal dari saring vakum
Angin-anginkan kristal di tempat terbuka
Atau dipanaskan di bawah lampu; atau dimasukkan oven (hati-hati)
to vacuum
PERTANYAAN
1. Sebutkan kriteria yang paling penting dalam memilih
pelarut untuk rekristalisasi?
2. Kapan dipilih pelarut campur dalam rekristalisasi?
3. Mengapa pelarut untuk rekristalisasi memiliki titik
didih yang lebih rendah?
4. Permasalahan apakah yang mungkin terjadi jika
rekristalisasi terjadi terlalu cepat?
5. Mengapa campuran rekristalisasi harus didinginkan
terlebih dahulu di dalam ice bath sebelum di saring?
6. Mengapa td pelarut harus < tl dari senyawa yg akan
di rekristalisasi?
7. Apakah cloud point? Mengapa hal itu merupakan
penting saat menggunakan pelarut campur saat
rekristalisasi?
PERTANYAAN
8. Terkadang kristalisasi tidak terjadi, meskipun telah didinginkan
dalam ice bath. Mengapa bs demikian?jelaskan langkah yang
dilakukan untuk merangsang kristalisasi.
9. Setelah rekristalisasi, diperoleh persentasi hasil rekoveri yang
sangat rendah dari padatan tersebut. Mengapa bs demikian?
jelaskan langkah yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
rekoveri.
10. Suatu senyawa memiliki kelarutan dalam etanol 4.24g/100 ml
pada suhu 78 oC dan 0.86 g/100 ml pada 0 oC.
a. Berapakah volume etanol panas yang dibutuhkan untuk
melarutkan 50 mg senyawa tsb (dengan asumsi tidak ada
pengotor)
b. Berapa banyak senyawa yang masih terlarut dalam pelarut
setelah rekristalisasi selesai (dgn anggapan tidak ada kristal
yang hilang karena kesalahan teknis)
c. Berapa persen rekoveri maksimal yang seharusnya
diperoleh?