Anda di halaman 1dari 16

4/12/2019

Andriyani R. F., M.Farm

Pendahuluan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas
satu atau lebih zat terlarut dalam pelarut yang sesuai
membentuk sistem termodinamika yang stabil secara
fisika dan kimia di mana zat terlarut terdispersi dalam
sejumlah pelarut tersebut.

1
4/12/2019

Keuntungan sediaan larutan


• Zat aktifnya terdistribusi secara merata dalam sediaan pengobatan. Hal ini memastikan
keseragaman kadar sediaan.
• Dosis larutan dapat lebih mudah divariasikan karena dapat ditakar dengan sendok
takaran.
• Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan dalam bentuk tablet/kapsul.
Iritasi ini dapat dikurangi jika obat diberikan dalam larutan karena faktor pengenceran.
• Aksi obat lebih dipercepat karena diberikan dalam bentuk larutan jika dibandingkan
dengan serbuk dan tablet.
• Mudah diberikan pewarna, pengaroma, dan pemanis sehingga memberikan penampilan
yang menarik.
• Mudah diberikan pada anak-anak dan pada pasien yang sukar menelan obat.
• Obat yang penggunaan luar lebih mudah dan merata dioleskan jika dicampur dalam
bentuk larutan.
• Kilauan jernih larutan menghasilkan penampilan yang menarik.
• Keseragaman dosisnya pasti (berbeda dengan suspensi dan emulsi di mana dosisnya tidak
seragam mungkin terjadi jika pasien tidak mengocok botolnya dengan baik).

Penggolongan larutan
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara
Zat cair Gas Air dalam oksigen
Zat padat Gas Uap iodium dalam udara
Gas Zat cair Air berkarbonat
Zat cair Zat cair Alkohol dalam air
Zat padat Zat cair Larutan natrium klorida dalam air
Gas Zat padat Hidrogen dalam palladium
Zat cair Zat padat Minyak mineral dalam paraffin
Zat padat Zat padat Campuran emas-perak

2
4/12/2019

Larutan ideal dan larutan nyata


Larutan ideal, ciri-ciri:
• Tidak ada perubahan sifat dari komponen (selain dari pengenceran)
ketika zat bercampur membentuk larutan;
• Tidak ada panas yang diserap dan dilepaskan selama proses
pencampuran;
• Tidak ada penyusutan volume;
• Mengikuti hukum Roult;
Larutan nyata, contoh:
100 ml as. Sulfat + 100 ml air → volume akhir 180 ml pada suhu ruangan,
karena pada proses pencampuran diiuti dengan terbentuknya pelepasan
panas

Jenis-jenis larutan menurut kesetimbangan:


1. Larutan jenuh:
Zat terlarut (solut) berada dalam kesetimbangan dengan fase padat
(solut)
2. Larutan tidak jenuh (unsaturated) atau hampir jenuh (subsaturated):
Larutan yang mengandung solute dalam konsentrasi di bawah
konsentrasi yang diperlukan supaya terjadi penjenuhan yang
sempurna pada suhu tertentu
3. Larutan lewat jenuh (supersaturated)
Larutan pada suhu tertentu yang mengandung solute lebih banyak
daripada normal, sehingga terdapat solute yang tak terlarut

3
4/12/2019

Kelarutan
Secara kuantitatif didefinisikan sebagai
• Konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada suhu
tertentu

Secara kualitatif dapat pula dinyatakan sebagai


• Interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
dispersi molekul yang homogen.

Istilah kelarutan
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut diperlukan
untuk melautkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut (very soluble) Kurang dari 1
Mudah larut (freely soluble) 1 sampai 10
Larut (soluble) 10 sampai 30
Agak sukar larut (sparingly soluble) 30 sampai 100
Sukar larut (slightly soluble) 100 sampai 1.000
Sangat sukar larut (veru slightly 1.000 sampai 10.000
soluble)
Praktis tidak larut (practically Lebih dari 10.000
insoluble)

4
4/12/2019

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan


1. Sifat dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut
• Zat terlarut yang sifatnya polar akan mudah larut dalam
solvent yang polar pula.
• Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air.
• Sedangkan zat terlarut yang nonpolar larut dalam solvent yang
nonpolar pula.
• Misalnya, alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut
dalam kloroform.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan


2. Cosolvensi (zat penambah kelarutan)
• Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat
karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi
pelarut.
• Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
campuran air dan gliserin atau solutio petit.

5
4/12/2019

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan


3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar
larut memerlukan banyak pelarut.

4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat
tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas. Namun ada beberapa sediaan farmasi tidak boleh
dipanaskan, misalnya:
• Zat-zat yang atsiri, Contohnya: Etanol dan minyak atsiri.
• Zat yang terurai, misalnya: natrium karbonat.
• Saturatio
• Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan


5. Salting Out
• Salting Out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu
yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat
utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi
kimia.
• Contohnya: kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun
bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl
jenuh.

6
4/12/2019

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan


6. Salting In
• Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan
zat utama dalam solvent menjadi lebih besar.
• Contohnya: Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang
mengandung Nicotinamida.

7. Pembentukan kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa
tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Contohnya: Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.

Kecepatan kelarutan, dipengaruhi oleh:


1. Ukuran partikel
Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel; makin luas permukaan
solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.

2. Suhu
Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelarutan solute.

3. Pengadukan
Pengadukan mekanik akan menambah kecepatan kelarutan dibanding jika
tidak diaduk.

7
4/12/2019

Kelarutan zat padat dalam cair


Kelarutan zat padat dalam air dipengaruhi oleh:
1. Temperatur
2. Penambah zat terlarut lain
3. Polaritas pelarut
4. Konstanta dielektrik pelarut
5. pH larutan
6. Ukuran partikel
7. Ukuran molekul
8. polimorfisme

1. Temperatur
Temperatur dapat meningkatkan kelarutan zat
padat terutama kelarutan garam dalam air,
sedangkan kelarutan senyawa non polar hanya
sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur
Sebagaian besar garam memiliki kelarutan yang
besar dalam air panas
Beberapa garam memiliki panas pelarutan
negatif (exothermic) dan kelarutannya akan
menurun dengan meningkatnya temperatur

8
4/12/2019

2. Penambahan zat lain


Penambahan ion sejenis
• Apabila elektrolit sukar larut dilarutkan untuk membentuk
larutan jenuh
• Kelarutan menurun dengan adanya ion sejenis, meningkat
dengan penambahan ion tidak sejenis

2. Penambahan zat lain


Penambahan surfaktan
• Surfaktan merupakan molekul ampifilik yang tersusun dari bagian
polar/hidrofilik (head), dan bagian nonpolar/hidrofobik (tail)
• Bagian kepala dapat berupa anionic, kationik, zwitterion (dipolar), nonionic
• Bagian ekor merupakan senyawa hidrokarbon rantai panjang
• Pada konsentrasi rendah dalam larutan berada pada permukaan atau antar
muka larutan dan memberikan efek penurunan tegangan permukaan
• Pada konsentrasi diatas Konsentrasi Misel Kritis (KMK) membentuk misel
(agregat kolidal) yang berperan dalam proses solubilisasi miselar

9
4/12/2019

3. Pengaruh PH
• Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat dipengaruhi oleh pH,
sedangkan kelarutan senyawa non elektrolit yang terionisasi dalam air hanya
sedikit dipengaruhi oleh pH
• Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti asam karboksilat (HA)
kelarutan merupakan fungsi dari pH
𝐴−
• 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔 𝐻𝐴
• Peningkatan pH dapat meningkatkan kelarutan senyawa asam lemah, dan
penurunan pH dapat meningkatkan kelarutan senyawa basa lemah
• Penentuan pH optimum, untuk menjamin larutan yang jernih dan kefektifan
terapi yang maksimum
• EX: Asam salisilat, Atropin Sulfat, Tetrakain HCl, Sulfonamida, Fenobarbital Na

4. Pengaruh polaritas pelarut


• Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut dapat
mempengaruhi kelarutan
• Secara umum
 Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut polar
 Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam pelarut
nonpolar

10
4/12/2019

5. Pengaruh konstanta dielektrik


• Senyawa hidrofobik meningkat kelarutannya dalam air
dengan adanya perubahan konstanta dielektrik pelarut yang
dapat dilakukan dengan penambahan pelarut lain (kosolven)
• Konstanta dielektrik dari suatu sistem pelarut campur adalah
merupakan jumlah hasil perkalian fraksi pelarut dengan
konstanta dielektrik masing-masing pelarut dari sistem
pelarut campur tersebut

6. Pengaruh konsolven
• Konsolvensi merupakan suatu
fenomena dimana zat terlarut
memiliki kelarutan yang lebih
besar dalam campuran pelarut
dibandingkan dalam satu jenis
pelarut
• Kosolvent adalah pelarut yang
digunakan dalam kombinasi untuk
meningkatkan kelarutan solut

11
4/12/2019

7. Pengaruh ukuran partikel


• Ukuran partikel dapat mempengaruhi kelarutan karena
semakin kecil partikel, rasio antara luas permukaan dan
olume meningkat. Meningkatnya luas permukaan
memungkinkan interaksi antara solute dan solvent lebih
besar.

8. Pengaruh ukuran molekul


• Semakin besar ukuran molekul → semakin berkurang
kelarutan suatu senyawa
• Semakin besar ukuran molekul zat terlarut semakin sulit
molekul pelarut mengelilinginya untuk memungkinkan
terjadinya proses pelarutan
• Dalam hal senyawa organic, “Percabangan” akan
meningkatkan kelarutan, karena semakin banyak
percabangan akan memperkecil ukuran molekul, sehingga
mempermudah proses pelarutan oleh molekul pelarut

12
4/12/2019

9. Pengaruh polimorfisme
• Polimorfisme adalah kapasitas suatu senyawa untuk
terkristalisasi menjadi lebih dari satu jenis bentuk Kristal
• Perubahan dari satu bentuk Kristal ke bentuk yang lain
adalah reversible, proses ini disebut enantiotropik
• Bentuk polimer dapat mempengaruhi warna, kekerasan,
kelarutan, titik leleh dan sifat-sifat lain dari senyawa
• Karena titik leleh merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelarutan, maka polimorf akan memiliki
kelarutan yang berbeda

Perhitungan kelarutan

13
4/12/2019

Kelarutan gas dalam cairan

Diartikan konsentrasi gas yang terlarut dalam larutan pada


kesetimbangan dengan gas murni.

Kelarutan gas dalam cairan dinyatakan dalam Hukum Henry:


C2 = σ р
C2 : konsentrasi gas terlarut dalam gram/l solven
σ : koefisien kelarutan, dan
p : tekanan parsial gas tak terlarut dalam mmHg

Contoh:
Bila 0,016 g oksigen dilarutan dalam 1 liter air pada dan 250C
dan pada tekanan oksigen 300 mmHg. Hitunglah σ
Dik:
𝐶2 = 0,016 g/ 1 liter
𝑝 = 300 mmHg
Dit: 𝜎 = ….
Jawab:
𝑔
𝐶2 ( ) 0,016
𝜎= 𝑙 = = 5,33 𝑥 10−5
𝑝 (𝑚𝑚𝐻𝑔) 300

14
4/12/2019

Kelarutan cairan dalam cairan


• Seringkali satu atau lebih cairan dicampurkan dalam pembuatan
larutan farmasetik.
• Misalnya alkohol ditambahkan dalam air membentuk larutan
hidroalkohol, minyak menguap dengan air, minyak menguap dengan
alkohol membentuk spirit, dan lain-lain.
• Contoh sediaan dalam bidang Farmasi yaitu sirup eliksir, parfum, dan
spirit.

Kelarutan cairan dalam cairan


Hukum Raoult (larutan ideal):
∆𝑯𝒗 − 𝑹 𝑻
𝑷𝒊 =
𝑽
Keterangan:
𝑃𝑖 = tekanan dalam (kal/cm3)
∆𝐻𝑣 = panas penguapan (kal)
𝑅 = konstanta gas (1,987 kal/molo)
𝑇 = Temperatur (Kelvin)
𝑉 = volume molar cairan (cm3)

15
4/12/2019

Contoh:
Panas penguapan molar air pada 25oC adalah 10.500 kal dan V kira-kira
18,01 cm3. Konstanta gas R adalah 1,987 kal/mol derajat. Hitung
tekanan dalam dari air?
Dik:
∆𝐻𝑣 = 10.500(kal) Jawab:
∆𝑯𝒗 − 𝑹 𝑻
𝑅 = 1,987 kal/mol derajat 𝑷𝒊 =
𝑽
𝑇 = 250C + 273 = 298 K 10.500 − (1,987 𝑥 298)
𝑉 = 18,01 cm3 𝑃𝑖 =
18,01
Dit : 𝑃𝑖 = …. 𝑃𝑖 = 550 𝑘𝑎𝑙/𝑐𝑚 3

16

Anda mungkin juga menyukai