2. DEBORA ALLOLINGGI PO713251181056 3. HIJJATUL AKBAR PO713251181062 SIFAT SOLUTE DAN SOLVENT
• Solute adalah zat terlarut, sementara solvent
adalah zat pelarutnya. • Sifat dari solute atau solvent Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Sedangkan zat terlarut yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula. Misalnya, alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform. PERBEDAAN SENYAWA POLAR DAN NON POLAR • Contoh senyawa polar • Contoh senyawa non polar KOSOLVENSI
• Kosolvensi (zat penambah kelarutan) adalah
peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. • Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit. TEMPERATUR
• Zat umumnya bertambah larut bila suhunya
dinaikkan, zat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas. • Zat terlarut + Pelarut + Panas —→ Larutan • Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses kelarutannya menghasilkan panas • Zat terlarut + Pelarut —→ Larutan + Panas • Contoh : K2SO4, KOH, CaHPO4, Calsium gliseropospat, minyak atsiri, gas-gas yang larut. Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan, misalnya : a. zat-zat yang atsiri, misalnya etanol dan minyak atsiri. b. Zat-zat yang terurai, misalnya natrium bikarbonat.
c. Saturatio d. Senyawa-senyawa calcium, misalnya aqua calcis