b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding
solvent.
1|Sifat-Sifat Larutan
2.3.2. Cosolvens
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena
adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya
luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan
gliserin atau solutio petit.
2.3.3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat
yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik
yang digunakan adalah :
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2.
Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat
larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3,
Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH,
NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali
K3PO4, Na3PO3.
2.3.4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya
dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada
proses kelarutannya membutuhkan panas.
Zat terlarut + pelarut + panas → larutan.
2|Sifat-Sifat Larutan
c. Saturation
d. Senyawa-senyawakalsium, misalnya : Aqua calsis.
2.3.5.Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu
yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak
atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan
larutan NaCl jenuh.
2.3.6 Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih
besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut
dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
3|Sifat-Sifat Larutan
molekuler) Kasar)
Contoh : Campuran
Contoh : Larutan gula Contoh : Campuran susu
tepung terigu dengan
dalam air dan air
air
1)Homogen, tidak dapat 1) Secara makroskopis,
dibedakan walaupun bersifat homogen tetapi
1) Heterogen
menggunakan heterogen jika diamati
mikroskop dengan mikroskop ultra
2) Semua partikel 2) Salah satu atau
2) Partikel berdimensi
berdimensi (panjang, semua dimensi
antara 1 nm sampai 100
lebar, atau tebal ) partikelnya lebih besar
nm
kurang dari 1 nm dari 100 nm
3) Satu fase 3) Dua fase 3) Dua fase
4) Stabil 4) Pada umumnya stabil 4) Tidak stabil
5) Tidak dapat disaring
5) Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring 5) Dapat disaring
ultra
4|Sifat-Sifat Larutan
No Fase Fase
Nama Contoh
. terdispersi pendispersi
1. Padat Gas Aerosol padat Asap (smoke), debu
Sol emas, sol belerang,
2. Padat Cair Sol
tinta, cat
Gelas berwarna, intan
3. Padat Padat Sol padat
hitam
4. Cair Gas Aerosol Kabut
5|Sifat-Sifat Larutan
Penempelan atom, molekul / ion pada permukaan suatu zat. Partikel koloid
dapat mengadsorpsi bukan saja ion atau muatan listrik tetapi juga zat lain
yang berupa molekul netral. Oleh karena mempunyai permukaan yang
relatif luas, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar pula. Sifat
adsorpsi dari koloid ini digunakan untuk berbagai proses, antara lain sebagai
berikut :
1. Pemutihan Gula Tebu
Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui
tanah diatomae dan arang tulang. Zat – zat warna dalam gula akan
diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih bersih.
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Di dalam usus norit
membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.
3. Penjernihan Air
Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau
alumunium sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk
Al (OH)3yang berupa koloid. Koloid Al (OH)3ini dapat mengadsorpsi zat –
zat warna atau zat – zat pencemar dalam air.
4. Koloid pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan. Misalnya,
koagulasi lateks. Di lain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu
koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut
koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat
terdispersi sehingga tidak lagi dapat mengelompok.
5. Dialisis
Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion – ion yang
dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion – ion pengganggu ini
dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses
ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong
koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong
6|Sifat-Sifat Larutan
koloid terbuat dari selaput semipermeable, yaitu selaput yang dapat
melewatkan partikel – partikel kecill, seperti ion – ion atau molekul
sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion – ion keluar dari
kantong dan hanyut bersama air.
2.4.4. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
7|Sifat-Sifat Larutan
(pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir – butir kasar
menjadi butir – butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan
dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein
(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
Cara Busur Bredig
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai
elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi,
kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.
Mula – mula atom – atom logam akan terlempar ke dalam
air, lalu atom – atom tersebut mengalami kondensasi
sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini
merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
n
m= mol /kg
p
8|Sifat-Sifat Larutan
na
Xa=
na+ nb
nb
Xb=
na+ nb
XA + XB = 1
9|Sifat-Sifat Larutan
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan uap jenuh larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas
menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po : tekanan uap pelarut murni
XA : fraksi mol zat terlarut
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa
(Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap
jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
10 | S i f a t - S i f a t L a r u t a n
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik
didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk
larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih
larutan dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb) oC
11 | S i f a t - S i f a t L a r u t a n
Tf = (O – ΔTf)oC
12 | S i f a t - S i f a t L a r u t a n
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya
mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di
antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan
elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat
koligatifnya.
Contoh :
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari
larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air !
(untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan garam dapur,
13 | S i f a t - S i f a t L a r u t a n