Laporan
Unduh Praktikum !
Pembuatan Larutan
Format Tersedia
Unduh !
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Facebook
III. SELESAI PERCOBAAN Twitter
: Rabu, 25 November 2015
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Membuat larutan dengan satuan konsentrasi molar
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih
yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut
Apakahhomogen
menurutkarenaAnda dokumen
komposisi dari larutanini bermanfaat?
begitu seragam ( satu fase) sehingga tidak dapat
diamati bagian – bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam
campuran heterogen permukaan – permukaan tertentu dapat diamat
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.
Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut.
Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pada umumnya zat
yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut
adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau
menggunakan air biasanya tidak disebutkan.
Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal dengan
larutan biner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun), larutan
kuartener (empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.
% Bermanfaat
& Tidak
bermanfaat
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal dengan larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit. Zat cair yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
sedangkan zat cair yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non
elektrolit. Zat cair yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
sedangkan zat cair yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non
elektrolit. Data fisik larutan yang diuji dengan menggunakan alat uji elektrolit
menunjukkan :
a. Dapat menghantarkannya arus listrik pada larutan elektrolit disebabkan adanya ion-
ion yang dapat bergerak bebas.
b. Makin banyak ion-ion yang bergerak bebas, makin kuat daya hantar listriknya.
c. Yang termasuk elektrolit kuat meliputi semua senyawa ionic dan sebagian senyawa
kovalen polar, yaitu:
Asam kuat : HClO4, HNO3, H2SO4, HCl, HBr, HI
a. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat).
b. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal).
c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan.
Menurut Keenan (1996) larutan dapat dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu
sebagai berikut:
a. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut relatif
terhadap jumlah zat pelarut.
b. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat
terlarut.
c. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau
sudah terjadi pengendapan.
d. Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat terlarut
atau belum terjadi atau terbentuk endapan.
e. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.
. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan gas dibuat dengan
mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam
semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan
adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom
atau molekul dari komponen lainnya.
Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume
(berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Lambang
Nama Definisi
Satuan Fisika
% w/w Persen berat
Satuan kimia
X Fraksi mol
F Formal
M Molal
N Normal
M Molar
1.Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah
total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3
mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999). Jumlah kedua
fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1
2.Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan
dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat
dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan
dibuat menjadi satu liter.
3.Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent.
Molalitas biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal,
dan menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu
kilogram air.
4.Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.
Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan
menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat
per liter larutan.
Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume.
Sebagai contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan
12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan
hingga volume menjadi 100 ml.
M1 x V1 = M2 x V2
Asam sulfat bersifat sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat dengan
air sangat kuat dan menimbulkan panas yang sangat tinggi.
Pengenceran asam sulfat dilakukan dengan jalan menambahkan asam kedalam
air secara perlahan, sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan
kedalam asam. Hal itu akan mengakibatkan memerciknya larutan sehingga
menimbulkan hal yang membahayakan. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai
dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami
dibumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat murni berupa cairan bening
seperti minyak, dan oleh karenanya pada zaman dahulu ia dinamakan ‘minyak vitriol’.
Pengenceran asam sulfat dilakukan dengan cara menambahkan asam kedalam air secara
perlahan, sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan kedalam
asam, itu mengakibatkan memerciknya larutan sehingga menimbulkan hal yang
berbahaya. Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya beberapa sebagai
oksidator, manakala asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam
pekat panas bereaksi dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam,
air dan sulfur dioksida, asam encer yang bereaksi dengan logam seperti seng akan
menghasilkan garam dan hidrogen. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai
dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya. H 2SO4 pekat memiliki sifat
higroskopi. Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari
lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika
zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Contoh zat-zat
higroskopis adalah madu, gliserin, etanol, metanol, asam sulfat pekat, dan natrium
hidrokida (soda kaustik) pekat. Kalsium klorida merupakan zat yang sangat
higroskopis, sehingga kalsium klorida akan larut dalam molekul-molekul air yang
diserapnya. Fenomena tersebut disebut juga deliquescence. Karena bahan-bahan
higroskopis memiliki afinitas yang kuat terhadap kelembapan udara, biasanya mereka
disimpan di wadah tertutup. Beberapa zat higroskopis juga ditambahkan pada makanan
atau bahan-bahan tertentu untuk menjaga kelembapannya. Zat-zat ini disebut
humektan.
ditambahkan ke dalam air, HCl akan terpisah menjadi ion hidrogen (yang positif dan
akan melakat pada molekul air) dan ion klorida (yang negatif).
HCl bening dan tidak berwarna ketika ditambahkan ke air. Namun, asam klorida
memiliki bau yang kuat, dan mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam.
Asam klorida mudah larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih
sekitar 110 derajat Celcius. Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan merusak dan
mengikis jaringan biologis bila tersentuh. Selanjutnya, HCl dapat menyebabkan
kerusakan besar internal jika terhirup atau tertelan. Untuk alasan ini, disarankan bahwa
seseorang yang menangani HCl harus menggunakan sarung tangan, kacamata, dan
masker saat bekerja dengan asam ini.
hidrogen jaga saat penguraian NaOH maka dilepaskan kalor yang besar oleh NaOH
kedalam larutan sehingga terjadilah reaksi eksoterm.
B. Bahan - bahan
1. Aquades
2. Asam sulfat pekat 97% p.a (pro analysis)
3. Asam klorida pekat 37% p.a (pro analysis)
4. NaOH padat
Dicampur
Larutan H2SO4
Digoyang – goyang
sampai ½ bagian
NaOH adat
Asam Klorida pekat 37% HCl pekat 37% p.a 2M 250 mL larutan HCl
Dihitung Molaritas HCl pekat 37% p.a. Bau : Bau : sebanyak 250 ml
Dihitung volume HCl pekat pekat 37% Menyengat (+++) Menyengat dan 2M.
p.a
Warna : (++) Serta didapatkan
Diambil HCl menggunakan pipet gondok
Tidak Berwarna Warna : Molaritas =
Ditambahkan aquades kedalam labu ukur
Suhu : Tidak 12,06 M
secara perlahan lahan sampai ½ bagian
Suhu ruang (tidak Berwarna Molalitas =
Digoyang – goyangkan labu ukur secara
panas) Suhu : 2,40 molal
pelan pelan
Ditambahkan aquades sampai tanda Volume : 41,46 mL Panas (+) Fraksi mol
Reaksi : Normalitas = 2 N
Sesudah: HCL (l) + H2O(l) Mol
Larutan HCl ! HCL (aq) n HCl = 0,5 mol
Bau : n H2O = 11,59
Menyengat (++) mol
Warna : Massa
Tidak Berwarna m HCl = 18,25
Suhu : gram
Panas (+) m H2O = 208,54
Volume : 250 mL gram
Molaritas :2M
3. Percobaan III ( Pembuatan Larutan Natrium Hidroksi da ) Sebelum: Larutan NaOH Didapatkan
NaOH padat 2M 250 mL larutan NaOH
NaOH padat
Dihitung massa NaOH untuk membuat 250 ml Bau : Bau : sebanyak 250 mL
NaOH 2M Tidak Menyengat Tidak 2 M.
Ditimbang kaca arloji kosong dengan neraca
Warna : Menyengat
kasar Ohaus
Padatan berwarna Warna : Serta didapatkan :
Dihitung massa arloji kosong dan NaOH yang
akan ditimbang menggunakan neraca analitik
putih Tidak Molalitas = 2
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan asam sulfat 250 ml dengan
molaritas 2 M. Langkah awal percobaan adalah menghitung molaritas H2SO4 97%
p.a kemudian setelah mengetahui molaritasnya, maka dapat dihitung volume H2SO4
yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah mengambil aquades lalu dimasukkan
kedalam labu ukur hingga ¼ bagian labu ukur. Kemudian H 2SO4 97% p.a. diambil
sebanyak 27,46 mL diambil menggunakan pipet ukur yang telah dipasang karet
hisap lalu dimasukkan kedalam labu ukur yang telah terisi aquades tersebut. Lalu
digoyang-goyangkan secara perlahan, kemudian tambahkan kembali aquades
kedalam labu ukur hingga mencapai batas meniskus. Setelah itu kocoklah secara
perlahan agar larutan H2SO4 tercampur rata sehingga dari percobaan pertama ini
diperoleh larutan H2SO4 dengan konsentrasi 2 M sebanyak 250 mL. Hasil larutan
yang telah diperoleh kemudian dipindahkan kedalam botol reagen, lalu diberi label
nama zat dan tanggal pembuatannya. Reaksi yang dihasilkan : H2SO4(l) + H2O(l) !
H2SO4(aq)
ρ x % x 10
M= V1 = 27,46 mL
'(
1,84 x 97 x 10
=
98
M = 18,21 M
Diketahui :
32
ρ Air = 1 gr/cm3 Xp =
31+32
Ditanya : mol H2O 12,36
=
V = 250 – 27,46 0,5+12,36
12,36
= 222,5 mL =
12,86
m=ρxV
= 0,961
= 1 x 222, 5
= 222,5 gram
0
n=
'(
222,5
= = 12,36 mol
18
Molalitas Normalitas
Massa terlarut (mt) = n x Mr 789:;<=73 ><1 17(=<(91
N=
=:17( =<(91<3
= 0,5 x 98
2 ? 0,5
= 49 gram =
0,25
= 2,25 molal
Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan asam klorida (HCl) 250 ml
dengan molaritas 2 M. Langkah awal percobaan adalah menghitung molaritas
HCl 37% p.a kemudian setelah mengetahui molaritasnya, maka dapat dihitung
volume HCl yang dibutuhkan. Kemudian HCl 37% p.a diambil sebanyak 41,46
mL diambil menggunakan pipet ukur yang telah dipasang karet hisap lalu
dimasukkan kedalam labu ukur.Langkah selanjutnya adalah tambahkan aquades
kedalam labu ukur hingga ½ bagian, lalu digoyang-goyangkan secara perlahan,
kemudian tambahkan kembali aquades kedalam labu ukur hingga mencapai
batas meniskus. Setelah itu kocoklah secara perlahan agar larutan HCl
tercampur rata sehingga dari percobaan pertama ini diperoleh larutan HCl
dengan konsentrasi 2 M sebanyak 250 mL. Hasil larutan yang telah diperoleh
kemudian dipindahkan kedalam botol reagen, lalu diberi label nama zat dan
tanggal pembuatannya. Reaksi : HCL (l) + H2O(l) ! HCL (aq)
ρ x % x 10
M= V1 = 41,46 mL
'(
1,19 x 37 x 10
=
36,5
= 12,06 M
ρ Air = 1 gr/cm3
32
V = 250 – 41,46 Xp =
31+32
= 208,54 mL 11,59
=
m=ρxV 0,5+11,59
11,59
= 1 x 208, 54 =
12,09
= 208,54 gram
= 0,96
0
n=
'(
208,54
=
18
= 11,59 mol
Molalitas Normalitas
Massa terlarut (mt) = n x Mr 789:;<=73 ><1 17(=<(91
N=
=:17( =<(91<3
= 0,5 x 36,5
1 ? 0,5
= 18,25 gram =
0,25
18,25 1000
= x
36,5 208,54
1 1000
= x
2 208,54
= 2,40 molal
% Bermanfaat
& Tidak
bermanfaat
Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan NaOH 250 ml dengan molaritas 2
M. Langkah awal percobaan adalah mengukur massa NaOH sebesar 20 gram
menggunakan neraca ohauss.Caranya pertama kita timbang terlebih dahulu kaca
arloji kosong kemudian kita timbang NaOH padatannya. Kemudian menyiapkan
labu ukur yang selanjutnya diisi dengan aquades hingga ¼ bagian . Kemudian
dimasukan hasil padatan NaOH yang telah dilarutkan dengan aquades dalam gelas
kimia yang berada dalam bak yang berisi air kedalam labu ukur. Lalu dikocok
secara perlahan, kemudian ditambahkan aquades hingga mencapai batas meniscus.
Kemudian dikocok secara perlahan agar tercampur merata. Sehingga didapatkan
larutan NaOH dengan konsentrasi 2M sebanyak 250 mL. Reaksi yang terjadi :
NaOH (s) + H2O(l) ! NaOH (aq)
= 20 gram
= 13,89 mol
Normalitas
789:;<=73 ><1 17(=<(91
N=
=:17( =<(91<3
1 ? 0,5
=
0,25
=2N
X. PEMBAHASAN