Anda di halaman 1dari 1

Cari

Laporan
Unduh Praktikum !
Pembuatan Larutan

Diunggah oleh Ni'matul Zahro

" 67% (3) · 6K tayangan · 38 halaman


Informasi Dokumen #
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran hom…
Hak Cipta
© © All Rights Reserved

Format Tersedia
Unduh !
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

I. JUDUL : Pembuatan Larutan


II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 25 November 2015

Facebook
III. SELESAI PERCOBAAN Twitter
: Rabu, 25 November 2015
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Membuat larutan dengan satuan konsentrasi molar

$ 2. Menghitung molaritas, molalitas, dan fraksi mol


3. Melakukan pengenceran larutan
V.
Email TINJAUAN PUSTAKA :

Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih
yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut
Apakahhomogen
menurutkarenaAnda dokumen
komposisi dari larutanini bermanfaat?
begitu seragam ( satu fase) sehingga tidak dapat
diamati bagian – bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam
campuran heterogen permukaan – permukaan tertentu dapat diamat

i antara fase – fase yang terpisah.

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.
Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut.
Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pada umumnya zat
yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut
adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau
menggunakan air biasanya tidak disebutkan.

Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal dengan
larutan biner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun), larutan
kuartener (empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.

Tingkatkan Pengalaman Anda '


Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

% Bermanfaat

& Tidak
bermanfaat

Contoh larutan biner


Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air

Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal dengan larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit. Zat cair yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
sedangkan zat cair yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non
elektrolit. Zat cair yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
sedangkan zat cair yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non
elektrolit. Data fisik larutan yang diuji dengan menggunakan alat uji elektrolit
menunjukkan :

a. Dapat menghantarkannya arus listrik pada larutan elektrolit disebabkan adanya ion-
ion yang dapat bergerak bebas.
b. Makin banyak ion-ion yang bergerak bebas, makin kuat daya hantar listriknya.
c. Yang termasuk elektrolit kuat meliputi semua senyawa ionic dan sebagian senyawa
kovalen polar, yaitu:
Asam kuat : HClO4, HNO3, H2SO4, HCl, HBr, HI

Basa kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2

Sedangkan ditinjau dari segi kemampuan suatu zat malarutkan ke dalam


sejumlah pelarut pada suhu tertentu dikenal sebagai:

a. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat).
b. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan

yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal).
c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan.

Menurut Keenan (1996) larutan dapat dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu
sebagai berikut:
a. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut relatif
terhadap jumlah zat pelarut.
b. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat
terlarut.
c. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau
sudah terjadi pengendapan.
d. Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat terlarut
atau belum terjadi atau terbentuk endapan.
e. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.

. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan gas dibuat dengan
mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam
semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan
adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom
atau molekul dari komponen lainnya.

Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume
(berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume (Baroroh, 2004).

Lambang
Nama Definisi
Satuan Fisika
% w/w Persen berat

% v/v Persen volume

% w/v Persen berat volume

Ppm Parts per million

Ppb Parts per billion

Satuan kimia

X Fraksi mol

F Formal

M Molal

N Normal

m Eq Mili ekuivalen Seper seribu mol larutan


Osm Osmolar

M Molar

1.Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah
total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3
mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999). Jumlah kedua
fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1
2.Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan
dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat
dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan
dibuat menjadi satu liter.
3.Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent.
Molalitas biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal,

dan menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu
kilogram air.
4.Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.
Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan
menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat
per liter larutan.

Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume.
Sebagai contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan
12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan
hingga volume menjadi 100 ml.

Pembuatan Larutan dengan Cara Pengenceran

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara


menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal
ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak
boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat
ini bisa merusak kulit (Khopkar, 1990).

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat dengan konsentrasi tinggi


dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. jika
suatu larutansenyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang- kadang sejumlah panas
dilepaskan.

Rumus pengenceran menurut yaitu :

M1 x V1 = M2 x V2

Yang mana : M1 = molaritas awal larutan

M2 = molaritas akhir larutan

V1 = volume awal larutan

V2 = volume akhir larutan

Karakteristik Asam Sulfat Pekat


Asam sulfat mempunyai rumus kimia H 2SO4, merupakan asam mineral (anorganik)
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai
banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan utama termasuk
pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan
minyak. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi eksoterm
yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi pendidihan. Senantiasa
tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan
perbedaan isi padu kedua cairan. Air kurang padu dibanding asam sulfat dan cenderung
untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium:

H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4–.

Asam sulfat bersifat sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat dengan
air sangat kuat dan menimbulkan panas yang sangat tinggi.
Pengenceran asam sulfat dilakukan dengan jalan menambahkan asam kedalam
air secara perlahan, sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan
kedalam asam. Hal itu akan mengakibatkan memerciknya larutan sehingga
menimbulkan hal yang membahayakan. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai
dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami
dibumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat murni berupa cairan bening
seperti minyak, dan oleh karenanya pada zaman dahulu ia dinamakan ‘minyak vitriol’.
Pengenceran asam sulfat dilakukan dengan cara menambahkan asam kedalam air secara
perlahan, sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan kedalam
asam, itu mengakibatkan memerciknya larutan sehingga menimbulkan hal yang
berbahaya. Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya beberapa sebagai
oksidator, manakala asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam
pekat panas bereaksi dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam,
air dan sulfur dioksida, asam encer yang bereaksi dengan logam seperti seng akan

menghasilkan garam dan hidrogen. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai
dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya. H 2SO4 pekat memiliki sifat
higroskopi. Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari
lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika
zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Contoh zat-zat
higroskopis adalah madu, gliserin, etanol, metanol, asam sulfat pekat, dan natrium
hidrokida (soda kaustik) pekat. Kalsium klorida merupakan zat yang sangat
higroskopis, sehingga kalsium klorida akan larut dalam molekul-molekul air yang
diserapnya. Fenomena tersebut disebut juga deliquescence. Karena bahan-bahan
higroskopis memiliki afinitas yang kuat terhadap kelembapan udara, biasanya mereka
disimpan di wadah tertutup. Beberapa zat higroskopis juga ditambahkan pada makanan
atau bahan-bahan tertentu untuk menjaga kelembapannya. Zat-zat ini disebut
humektan.

Karakteristik HCl pekat


Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini
bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:
HCl + H2O → H3O + + Cl−
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya
dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida
adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang
mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl,
nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk
menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan
HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini mengindikasikan
bahwa Cl− adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi
dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas
H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit
angka bermakna. Seperti disebutkan dalam pendahuluan, asam klorida adalah asam kuat,
dan terbuat dari atom hidrogen dan klorin. Atom Hidrogen dan klorin berpartisipasi
dalam ikatan kovalen, yang berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron
dengan klorin. Ini ikatan kovalen hadir sampai air ditambahkan ke HCl. Setelah

ditambahkan ke dalam air, HCl akan terpisah menjadi ion hidrogen (yang positif dan
akan melakat pada molekul air) dan ion klorida (yang negatif).
HCl bening dan tidak berwarna ketika ditambahkan ke air. Namun, asam klorida
memiliki bau yang kuat, dan mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam.
Asam klorida mudah larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih
sekitar 110 derajat Celcius. Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan merusak dan
mengikis jaringan biologis bila tersentuh. Selanjutnya, HCl dapat menyebabkan
kerusakan besar internal jika terhirup atau tertelan. Untuk alasan ini, disarankan bahwa
seseorang yang menangani HCl harus menggunakan sarung tangan, kacamata, dan
masker saat bekerja dengan asam ini.

Karakteristik NaOH padatan


NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau
bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan
di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan
dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan
padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium
dan hidroksida.
Natrium hidroksida (NaOH) dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium
hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam
bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida murni berbentuk
putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%
yang biasa disebut larutan Sorensen.
NaOH sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena
pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari
system ke lingkungan karena titik didih NaOH lebih besar dibandingakan titik didih air.
Semakin banyak massa NaOH maka larutan akan semakin panas dan kalor yang dilepas
juga semakin besar. Selain itu ketika NaOH dilarutkan dalam air, NaOH akan terurai
secara sempurna menjadi ion Na (Na+) dan ion OH-, dimana ion Na oleh keaktifan lagam
Na itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan panas serta untuk memutuskan ikatan

hidrogen jaga saat penguraian NaOH maka dilepaskan kalor yang besar oleh NaOH
kedalam larutan sehingga terjadilah reaksi eksoterm.

VI. ALAT DAN BAHAN :


A. Alat - alat
1. Labu ukur 250 mL 1 buah
2. Gelas kimia 200 mL 2 buah
3. Gelas ukur 50 mL 1 buah
4. Corong kaca kecil 1 buah
5. Pipet tetes 2 buah
6. Pipet Ukur 1 buah
7. Neraca ohauss 1 buah
8. Kaca arloji kosong 1 buah
9. Pengaduk 1 buah
10. Bak (wadah) 1 buah

B. Bahan - bahan
1. Aquades
2. Asam sulfat pekat 97% p.a (pro analysis)
3. Asam klorida pekat 37% p.a (pro analysis)
4. NaOH padat

VII. ALUR KERJA :


Percobaan I (Pembuatan Larutan Asam Sulfat)
H2SO4 pekat 97% p.a Aquades

Dihitung molaritas H2SO4 Dimasukkan ke dalam labu

pekat 97% p.a ukur hingga ¼ bagian

Dihitung volume H 2SO4

pekat 97% p.a

Diambil dengan meng-

gunakan pipet ukur

H2SO4 pekat 97% p.a. Aquades

Dicampur

Larutan H2SO4

Digoyang – goyang

Ditambah aquades sampai batas meniskus

Dikocok sampai merata

250 ml Larutan H2SO4 2M

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses


lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

Percobaan II (Pembuatan Larutan Asam Klorida)

Asam Klorida pekat 37% p.a

Dihitung Molaritas HCl pekat 37% p.a.

Dihitung volume HCl pekat pekat 37% p.a

Diambil HCl menggunakan pipet gondok

Ditambahkan aquades kedalam labu ukur secara perlahan lahan

sampai ½ bagian

Digoyang – goyangkan labu ukur secara pelan pelan

Ditambahkan aquades sampai tanda batas

Dikocok sampai merata

250 ml Larutan HCl 2M


Percobaan III ( Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida )

NaOH adat

Dihitung massa NaOH untuk membuat 250 ml NaOH 2M

Ditimbang kaca arloji kosong dengan neraca kasar Ohaus

Dihitung massa arloji kosong dan NaOH yang akan ditimbang

menggunakan neraca analitik

Dimasukkan aquades ke dalam labu ukur sebanyak ¼ bagian

Dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit yang telah dilarutkan


dengan aquades dalam gelas kimia yang berada di dalam bak
(wadah yang berisi air)

Dikocok pelan pelan

Ditambahkan aquades sampai tanda batas

Dikocok labu ukur secara perlahan

250 ml Larutan NaOH 2M

NO.Perc. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan


1. Percobaan I (Pembuatan Larutan Asam Sulfat) Sebelum: Larutan H2SO4 Didapatkan
H2SO4 pekat 97% p.a 2M 250 mL larutan H2SO4
Bau : Bau : sebanyak 250 ml
Tidak Menyengat Tidak dan 2M.
Warna : Menyengat Serta didapatkan
Tidak Berwarna Warna : Molaritas =
Suhu : Tidak 18,21 M
Suhu ruang (Tidak Berwarna Molalitas =
panas) Suhu : 2,25 molal
Volume : 27,46 mL Panas (++++) Fraksi mol
Molaritas : 18,21 M Xt = 0,039
Sesudah: Xp = 0,961
Reaksi :
Larutan H2SO4 Normalitas = 4 N
H2SO4(l) + H2O(l)
Bau : Mol
! H2SO4(aq)
Tidak Berbau n H2SO4 = 0,5 mol
Warna :

Tidak Berwarna n H2O = 12,36


Suhu : mol
Panas (++++) Massa
Volume : 250 mL m H2SO4 = 49
Molaritas :2M gram
m H2O = 222,5
gram
2 Percobaan II (Pembuatan Larutan Asam Klorida) Sebelum: Larutan HCl Didapatkan

Asam Klorida pekat 37% HCl pekat 37% p.a 2M 250 mL larutan HCl
Dihitung Molaritas HCl pekat 37% p.a. Bau : Bau : sebanyak 250 ml
Dihitung volume HCl pekat pekat 37% Menyengat (+++) Menyengat dan 2M.
p.a
Warna : (++) Serta didapatkan
Diambil HCl menggunakan pipet gondok
Tidak Berwarna Warna : Molaritas =
Ditambahkan aquades kedalam labu ukur
Suhu : Tidak 12,06 M
secara perlahan lahan sampai ½ bagian
Suhu ruang (tidak Berwarna Molalitas =
Digoyang – goyangkan labu ukur secara
panas) Suhu : 2,40 molal
pelan pelan
Ditambahkan aquades sampai tanda Volume : 41,46 mL Panas (+) Fraksi mol

batas Molaritas : 12,06 M Xt = 0,04


Dikocok sampai merata Xp = 0,96
250 ml Larutan HCl 2M

Reaksi : Normalitas = 2 N
Sesudah: HCL (l) + H2O(l) Mol
Larutan HCl ! HCL (aq) n HCl = 0,5 mol
Bau : n H2O = 11,59
Menyengat (++) mol
Warna : Massa
Tidak Berwarna m HCl = 18,25
Suhu : gram
Panas (+) m H2O = 208,54
Volume : 250 mL gram
Molaritas :2M

3. Percobaan III ( Pembuatan Larutan Natrium Hidroksi da ) Sebelum: Larutan NaOH Didapatkan
NaOH padat 2M 250 mL larutan NaOH
NaOH padat
Dihitung massa NaOH untuk membuat 250 ml Bau : Bau : sebanyak 250 mL
NaOH 2M Tidak Menyengat Tidak 2 M.
Ditimbang kaca arloji kosong dengan neraca
Warna : Menyengat
kasar Ohaus
Padatan berwarna Warna : Serta didapatkan :
Dihitung massa arloji kosong dan NaOH yang
akan ditimbang menggunakan neraca analitik
putih Tidak Molalitas = 2

Dimasukkan aquades ke dalam labu ukur Suhu : Berwarna molal


sebanyak ¼ bagian Suhu ruang (Tidak Suhu : Fraksi mol
Dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit yang
Panas) Panas (++) Xt = 0,035
telah dilarutkan dengan aquades dalam gelas
Massa padatan NaOH Xp = 0,965
kimia yang berada di dalam bak (wadah yang
berisi air)
: 20 gram Reaksi yang Normalitas = 2 N

Dikocok pelan pelan Molalitas : 2 molal terjadi : Mol


Ditambahkan aquades sampai tanda batas NaOH (s) + H2O(l) n NaOH(aq) = 0,5
Dikocok labu ukur secara perlahan
Sesudah: ! NaOH (aq) mol
250 ml Larutan NaOH 2M Larutan NaOH n H2O = 13,89
Bau : mol
Tidak Menyengat Massa
Warna :

Tidak Berwarna m NaOH(s) = 20


Suhu : gram
Panas (++)
Volume : 250 mL
Molaritas :2M

VIII. HASIL PENGAMATAN:

IX. ANALISIS DATA

Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan asam sulfat 250 ml dengan
molaritas 2 M. Langkah awal percobaan adalah menghitung molaritas H2SO4 97%
p.a kemudian setelah mengetahui molaritasnya, maka dapat dihitung volume H2SO4
yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah mengambil aquades lalu dimasukkan
kedalam labu ukur hingga ¼ bagian labu ukur. Kemudian H 2SO4 97% p.a. diambil
sebanyak 27,46 mL diambil menggunakan pipet ukur yang telah dipasang karet
hisap lalu dimasukkan kedalam labu ukur yang telah terisi aquades tersebut. Lalu
digoyang-goyangkan secara perlahan, kemudian tambahkan kembali aquades
kedalam labu ukur hingga mencapai batas meniskus. Setelah itu kocoklah secara
perlahan agar larutan H2SO4 tercampur rata sehingga dari percobaan pertama ini
diperoleh larutan H2SO4 dengan konsentrasi 2 M sebanyak 250 mL. Hasil larutan
yang telah diperoleh kemudian dipindahkan kedalam botol reagen, lalu diberi label
nama zat dan tanggal pembuatannya. Reaksi yang dihasilkan : H2SO4(l) + H2O(l) !
H2SO4(aq)

Perhitungan Percobaan Pertama


Molaritas Volume
Diketahui:
M1V1 = M2V2
ρ H2SO4 : 1840 gram/1000 mL
18,21 x V 1 = 2 x 250
% : 97%
500
V1 =
Ditanya : Molaritas 18,21

ρ x % x 10
M= V1 = 27,46 mL
'(
1,84 x 97 x 10
=
98

M = 18,21 M

Mol Fraksi mol


-mol zat Terlarut (H 2SO4) 31
Xt =
31+32
n=MxV
0,5
= 2 x 250 =
0,5+12,36
= 500 mmol 0,5
=
12,86
= 0,5 mol
-mol zat Pelarut (H 2O) = 0,039

Diketahui :
32
ρ Air = 1 gr/cm3 Xp =
31+32
Ditanya : mol H2O 12,36
=
V = 250 – 27,46 0,5+12,36

12,36
= 222,5 mL =
12,86
m=ρxV
= 0,961
= 1 x 222, 5
= 222,5 gram
0
n=
'(
222,5
= = 12,36 mol
18

Molalitas Normalitas
Massa terlarut (mt) = n x Mr 789:;<=73 ><1 17(=<(91
N=
=:17( =<(91<3
= 0,5 x 98
2 ? 0,5
= 49 gram =
0,25

Massa pelarut (mp) = 222,5 gram


=4N
01 1000
Molalitas = x
'( 02
49 1000
= x
98 222,5
1 1000
= x
2 222,5

= 2,25 molal

Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan asam klorida (HCl) 250 ml
dengan molaritas 2 M. Langkah awal percobaan adalah menghitung molaritas
HCl 37% p.a kemudian setelah mengetahui molaritasnya, maka dapat dihitung

volume HCl yang dibutuhkan. Kemudian HCl 37% p.a diambil sebanyak 41,46
mL diambil menggunakan pipet ukur yang telah dipasang karet hisap lalu
dimasukkan kedalam labu ukur.Langkah selanjutnya adalah tambahkan aquades
kedalam labu ukur hingga ½ bagian, lalu digoyang-goyangkan secara perlahan,
kemudian tambahkan kembali aquades kedalam labu ukur hingga mencapai
batas meniskus. Setelah itu kocoklah secara perlahan agar larutan HCl
tercampur rata sehingga dari percobaan pertama ini diperoleh larutan HCl
dengan konsentrasi 2 M sebanyak 250 mL. Hasil larutan yang telah diperoleh
kemudian dipindahkan kedalam botol reagen, lalu diberi label nama zat dan
tanggal pembuatannya. Reaksi : HCL (l) + H2O(l) ! HCL (aq)

Perhitungan Percobaan Kedua


Molaritas Volume
Diketahui :
M1V1 = M2V2
ρ HCl : 1190 gram/1000 mL
12,06 x V 1 = 2 x 250
% : 37%
500
V1 =
Ditanya : Molaritas 12,06

ρ x % x 10
M= V1 = 41,46 mL
'(
1,19 x 37 x 10
=
36,5

= 12,06 M

Mol Fraksi mol


-Mol zat Terlarut (HCl) 31
Xt =
31+32
n=MxV
0,5
= 2 x 250 =
0,5+11,59
= 500 mmol 0,5
=
12,09
= 0,5 mol
-Mol zat Pelarut (H 2O) = 0,04

ρ Air = 1 gr/cm3
32
V = 250 – 41,46 Xp =
31+32
= 208,54 mL 11,59
=
m=ρxV 0,5+11,59

11,59
= 1 x 208, 54 =
12,09
= 208,54 gram
= 0,96
0
n=
'(
208,54
=
18

= 11,59 mol

Molalitas Normalitas
Massa terlarut (mt) = n x Mr 789:;<=73 ><1 17(=<(91
N=
=:17( =<(91<3
= 0,5 x 36,5
1 ? 0,5
= 18,25 gram =
0,25

Massa pelarut (mp) = 208,54 gram


=2N
01 1000
Molalitas = x
'( 02

18,25 1000
= x
36,5 208,54
1 1000
= x
2 208,54

= 2,40 molal

Tingkatkan Pengalaman Anda '


Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

% Bermanfaat

& Tidak
bermanfaat

Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan NaOH 250 ml dengan molaritas 2
M. Langkah awal percobaan adalah mengukur massa NaOH sebesar 20 gram
menggunakan neraca ohauss.Caranya pertama kita timbang terlebih dahulu kaca
arloji kosong kemudian kita timbang NaOH padatannya. Kemudian menyiapkan
labu ukur yang selanjutnya diisi dengan aquades hingga ¼ bagian . Kemudian
dimasukan hasil padatan NaOH yang telah dilarutkan dengan aquades dalam gelas
kimia yang berada dalam bak yang berisi air kedalam labu ukur. Lalu dikocok
secara perlahan, kemudian ditambahkan aquades hingga mencapai batas meniscus.
Kemudian dikocok secara perlahan agar tercampur merata. Sehingga didapatkan
larutan NaOH dengan konsentrasi 2M sebanyak 250 mL. Reaksi yang terjadi :
NaOH (s) + H2O(l) ! NaOH (aq)

Perhitungan Percobaan Ketiga


Massa NaOH padatan Molalitas
@(<0 1000
M = x 01 1000
'( 0A Molalitas = x
'( 02
@(<0 1000
2 = x 20 1000
40 250 = x
40 250
@(<0
2 = x4 1
40 = x4
2
80
gram = = 2 molal
4

= 20 gram

Mol Fraksi mol


-Mol Zat Terlarut (NaOH) 31
Xt =
@( 31+32
n=
'(
0,5
20 =
= 0,5+13,89
40
= 0,035
= 0,5 mol
-Mol Zat Pelarut (H2O)
32
ρ Air = 1 gr/cm3 Xp =
31+32
V = 250 mL 13,89
0
=
0,5+13,89
n=
'(
B.D
= 0,965
=
'(
1.250
=
18

= 13,89 mol
Normalitas
789:;<=73 ><1 17(=<(91
N=
=:17( =<(91<3
1 ? 0,5
=
0,25

=2N

X. PEMBAHASAN

Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat


atau lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar jumlah zat terlarut. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh
volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.

Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan asam sulfat 250 ml


dengan molaritas 2 M. Langkah awal percobaan adalah menghitung molaritas
H2SO4 97% p.a kemudian setelah mengetahui molaritasnya, maka dapat
dihitung volume H2SO4 yang dibutuhkan. Asam sulfat merupakan asam

Apa itu Scribd? (

Jutaan judul di ujung jari Anda


Beranda Hanya Rp70,000/bulan.
Buku Batalkan kapan saja. Dokumen
Buku audio

Anda mungkin juga menyukai