LARUTAN
Disusun Oleh:
Nama : Muh Akmal
Stambuk : 09320230137
Kelas/Kelompok : C4/4
Asisten
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Larutan
Larutan diartikan sebagai campuran homogen antara zat atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul atom maupun ion yang komposisinya
dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap
jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekata adalah larutan yang mengandung
sebabian besar solute. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent pelarut
adalah medium dalam mana solute terlarut. (Hardjono,2018)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),
selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform,
benzene, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya
tidak disebutkan. Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan
gas lainnya karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan maka
setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan dalam
suatu cairan. jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan
berair. NaOH (Natrium Hidroksida). Natrium hidroksida atau NaOH dikenal
sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam
air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan
ke dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil,
air minum, sabun dan deterjen.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia juga dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut
juga sebagai larutan Sorensen. NaOH sangat larut dalam air dan akan
melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air
bereaksi secara eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan
karena titik didih NaOH lebih besar dibandingkan titik didih air. Kemudian
akan membentuk cairan bening yang lebih kental dari air.
Dalam ilmu kimia pengertian larutan ini sangat penting karena hampir
semua reaksi kimia terjadi dalam larutan. Laruatan dapat didefinisikan sebagai
campuran serba sama dan berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat
molekul, atom, ion dari dua zat atau lebih. Larutan juga daapat digunakan
sebagai bahan industri baik industri nuklir maupaun lain sebagainya. Larutan
sebagai bahan industri dapat dilakukan dengan membuat umpan melalui
metode re-ekstraksi, dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kecepatan waktu terhadap efisiensi dan koefisien distibusi. (Hardjono,2018)
1. Jumlah mol yang dibutuhkan harus dihitung terlebih dahulu agar larutan
sesuai dengan volume dan konsentrasinya.
2. Tentukan massa molar dari senyawa yang digunakan untuk menghitung
massa yang dibutuhkan.
3. Langkah selanjutnya adalah kita tempatkan kaca arloji pada timbangan.
Lalu kita atur timbangan pada angka nol “0”. Timbanglah secara hati-hati
agar mendapatkan berat yang dibutuhkan dari massa zat.
4. Setelah kita menimbang zat, lalu kita pindahkan lagi zat ke dalam gelas
kimia. Lalu, kita tambahkan lagi air untuk dapat melarutkan zat. Supaya
tidak ada lagi zat yang tertinggal, lalu bersihkan kaca arloji dengan cara
membilasnya dengan air bersih, kemudian pindahkan air bilasan ke dalam
gelas kimia. Lakukan pembilasan minimal dua kali.
5. Aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai semua zat terlarut,
kemudian kita pindahkan larutan ke dalam labu ukur. Untuk membersihkan
sisa di gelas kimia dan batang pengaduk, sebaiknya menggunakan air dari
botol cuci.
6. Langkah selanjutnya adalah tambahkan air ke dalam labu ukur sampai tanda
batas, kemudian tambahkan tetesan terakhir air dengan pipet tetes yang
berfungsi untuk memastikan bahwa bagian dasar meniskus tepat pada garis
batas.
7. Tutup labu ukur dan kocok labu ukur beberapa kali agar larutan tercampur
dengan rata.
Langkah terakhir yaitu memberikan label larutan dengan nama
larutan, dan tanggal pembuatan. (Hardjono,2018)
2.3 Elektrolit Senyawa Ion dan Kovalen
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut Arrhenius, larutan elektrolit
dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak
bebas. Apakah artinya hanya senyawa ion saja yang dapat menghantarkan
listrik. Tapi mengapa HCl dapat menghantarkan listrik padahal HCl adalah
senyawa kovalen? padahal HCl adalah senyawa kovalen? Jika ditinjau dari
ikatannya, senyawa termasuk elektrolit adalah senyawa senyawa yang
terbentuk dengan ikatan ion dan ikovalen polar, sedangkan senyawa yang
terbentuk dengan ikatan kovalen nonpolar merupakan larutan non elektrolit.
A. Senyawa ion
Salah satu contoh senyawa ion adalah NaCl yang terbentuk dari ion
Na+ dan ion Cl-. Dalam wujud padatnya, ion-ion NaCl tidak dapat bergerak
bebas, sehingga NaCl padat tidak dapat menghantarkan listrik. Namun jika
senyawa ion ini dilelehkan atau dilarutkan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
sehingga dapat menghantarkan listrik.
B. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen merupakan zat yang terbentuk dari gabungsan dua
atau lebih unsur yang berbeda melalui ikatan kovalen. Bagaimana dengan
senyawa kovalen yang terdiri dari molekul-molekul. Molekul bersifat netral
dan tidak dapat menghantarkan listrik. Namun untuk senyawa kovalen yang
bersifat polar, jika dilarutkan dalam air (pelarut polar) akan mengalami
ionisasi sehingga dapat meng- hantarkan listrik.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
3.2 Bahan
a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida atau
Garam Dapur)
b.Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat.
c. Aquades
3.3 Kerja
3.3.1 Bahan Padat
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan, selanjutnya
menimbang gelas piala 100 ml dalam keadaan kosong, kemudian
menimbang NaOH atau NaCl dengan berat tertentu ke dalam gelas
piala 100 ml, selanjutnya larutkan NaOH atau NaCl dengan aquadest
dan memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan bantuan corong,
himpitkan hingga mencapai tanda garis atau miniskus, larutkan
kemudian di homogenkan dan di beri label sesuai dengan
konsentrasinya.
3.3.2 Bahan Cair
Menyediakan alat dan bahan yang di gunakan, kemudian pipet
larutan HCl pekat (konsentrasi 37% dan bj 1,18 g/ml) dengan volume
tertentu ke dalam ukur 100 ml yang berisi aquadest kurang lebih
setengah volume labu ukur tersebut, kemudian menambahkan
aquadest hingga garis miniskus dan dinginkan, kemudian larutan di
homogenkan dan di beri label sesuai dengan konsentrasinya.