Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

LARUTAN

Disusun Oleh:
Nama : Muh Akmal
Stambuk : 09320230137
Kelas/Kelompok : C4/4
Asisten

(Nur Farhana, S.T.)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari
dua zat atau lebih . Suatu. Larutan disebut suatu campuran karena
susunannya dapat berubah – ubah. Larutan merupakan bahan yang penting
untuk dipelajari terutama menyangkut sifat komponen dan sifat larutan itu
sendiri. Pengetahuan ini bermanfaat dalam memprediksi jenis pelarut yang
tepat dalam proses – proses tertentu ,misalnya dalam isolasi bahan kimia
dari bahan alam tertentu, pelarut suatu bahan untuk berbagai keperluan,
pengembangan teori terutama menyangkut campuran biner, campuran
terner, sertakeperluan keperluan lainnya dalam bidang sains dan teknologi
(Malau dan Nugraha 2021).
Pelarutan merupakan interaksi antar molekul yang terlibat dalam
pembentukan larutan , dimana pelarut yang digunakan pada penelitian kali
ini adalah pelarut – pelarut organik yang bersifat polar dan non – polar
seperti benzena, etanol, metanol, heksana dengan berbagai variasi
perbandingan interaksi yang akan digunakan yaitu perbandingan 1 : 1, 1 : 2,
2 : 1. Bila dua macam senyawa murni yang tidak saling bereaksi
dicampurkan ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu terbentuk
larutan ideal, larutan reguler dan larutan non ideal. Bila gaya molekul adalah
sama diantara AA, AB, dan BB, yaitu UAB = UAA = UBB, maka larutan
tersebut otomatis disebut ideal.2 Larutan non ideal adalah larutan yang
karena interaksi diantara kedua kedua senyawanya menyebabkan
penyimpangan dari hokum Raoult. Larutan reguler adalah larutan yang
karena interaksi diantara kedua senyawa senyawanya menyebabkan
menyimpang dari hokum Raoult tetapi tidak mengalami perubahan entropi
ekses. Larutan yang sangat banyak di jumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan seperti garam dan gula dilarutkan dalam air.
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan bahan padat
dengan konsentrasi tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan
Larutan diartikan sebagai campuran homogen antara zat atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul atom maupun ion yang komposisinya
dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap
jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekata adalah larutan yang mengandung
sebabian besar solute. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent pelarut
adalah medium dalam mana solute terlarut. (Hardjono,2018)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),
selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform,
benzene, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya
tidak disebutkan. Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan
gas lainnya karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan maka
setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan dalam
suatu cairan. jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan
berair. NaOH (Natrium Hidroksida). Natrium hidroksida atau NaOH dikenal
sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam
air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan
ke dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil,
air minum, sabun dan deterjen.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia juga dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut
juga sebagai larutan Sorensen. NaOH sangat larut dalam air dan akan
melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air
bereaksi secara eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan
karena titik didih NaOH lebih besar dibandingkan titik didih air. Kemudian
akan membentuk cairan bening yang lebih kental dari air.
Dalam ilmu kimia pengertian larutan ini sangat penting karena hampir
semua reaksi kimia terjadi dalam larutan. Laruatan dapat didefinisikan sebagai
campuran serba sama dan berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat
molekul, atom, ion dari dua zat atau lebih. Larutan juga daapat digunakan
sebagai bahan industri baik industri nuklir maupaun lain sebagainya. Larutan
sebagai bahan industri dapat dilakukan dengan membuat umpan melalui
metode re-ekstraksi, dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kecepatan waktu terhadap efisiensi dan koefisien distibusi. (Hardjono,2018)

A. Macam Macam Larutan


1. Berdasarkan Tingkat Kelarutannya
Jenis larutan berdasarkan tingkat kelarutannya terbagi menjadi 3
jenis yaitu larutan tak jenuh, larutan jenuh, dan larutan lewat jenuh.
Masing-masing tentu memiliki karakteristik yang berbeda.
a) Larutan Tak Jenuh: merupakan larutan yang bisa melarutkan
sempurna jika ditambahkan zat pelarut tanpa melalui xlebih sedikit
dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh di suhu tertentu.
b) Larutan Jenuh: yaitu larutan yang pelarutnya tidak bisa melarutkan zat
terlarut kecuali harus dipanaskan. Pelarut memiliki batas maksimal
untuk bisa melarutkan di suhu tertentu. Contohnya larutan garam
jenuh, yakni air masih bisa melarutkan asal dilakukan pemanasan.
c) Larutan Lewat Jenuh: merupakan larutan yang pelarutnya sudah tidak
mampu melarutkan meskipun sudah dilakukan pemanasan. Jumlah zat
terlarut lebih banyak jumlahnya dari yang dimiliki larutan jenuh di
suhu tertentu. (Achmad, 2019)
2. Berdasarkan Konsentrasinya
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap
satuan larutan atau pelarut. Jenis larutan berdasarkan konsentrasinya
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu larutan encer dan larutan pekat. Berikut
perbedaannya.
a) Larutan Encer: yaitu larutan yang memiliki pelarut lebih banyak
ketimbang zat terlarutnya. Contohnya face tonic, air mawar, dan lain
sebagainya.
b) Larutan Pekat: yaitu larutan dengan zat terlarut yang jumlahnya
relatif lebih banyak namun tidak sampai melebihi pelarutnya.
Contohnya kopi hitam kental.
3. Berdasarkan Wujud Pelarut & Zat Pelarutnya
Di kategori ini larutan dibedakan menjadi padat, cair, dan gas.
Larutan ini bisa dipadukan dari jenis yang sama maupun berbeda.
Sebagai contoh zat terlarut gas dengan pelarut gas maka akan
menghasilkan larutan gas. Zat terlarut gas yang dipadukan pada pelarut
padat maka akan menghasilkan larutan padat.
4. Berdasarkan Daya Hantar Listriknya
Jenis larutan yang satu ini dibedakan berdasarkan daya hantar
listriknya. Terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
a.) Larutan Elektrolit:
ialah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik karena zat
bisa terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Larutan ini dibagi
menjadi larutan elektrolit kuat dan lemah. Contoh larutan elektrolit
kuat ialah HCI, KCI, dll. Sedangkan larutan elektrolit lemah
contohnya ialah asam cuka dan amonium hidroksida.
b.) Larutan Non-Elektrolit:
ialah larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik karena
zat tidak bisa terionisasi atau menghasilkan ion. Contohnya larutan
alkohol maupun larutan gula.
c). Larutan Asam Lemah:
Asam lemah adalah senyawa asam yang sulit melepaskan ion
H+ dalam air dan mengalami disosiasi sebagian dalam larutannya.
Contoh asam lemah:
1) asam sianida 6) asam bensoat
2) asam fluoride 7) asam karbonat
3) asam asetat 8) asam fasfat
4) hidrogen peroksida 9) asam sulfat
5) asam torat 10) asam aksalat
d). Larutan Basa Lemah
Basa lemah adalah senyawa basa yang sulit melepaskan ion
OH- dalam air dan mengalami disosiasi sebagian dalam larutannya.
Contoh basa lemah:
1) glukoasa 6) urea
2) nikel hidroksida 7) bismut
3) perak hidroksida 8) seng
4) timbal hidroksida 9) Aluminium hidroksida
5) besi hidroksida 10) amonium hidroksida
f). Larutan Asam Kuat
Asam kuat adalah larutan dengan pH rendah yang terionisasi
secara sempurna dalam air. Asam kuat memiliki pH di bawah tiga,
hingga kadar keasamannya sangat tinggi. Dilansir daru Chemguide,
asam kuat melepaskan ion hidrogen ketika dilarutkan dalam air
hingga terionisasi secara sempurna.
Contoh asam kuat:
1) asam lodida 6) asam sulfat
2) asam bronida 7) asam lodit
3) asam nitrat 8) asam brodit
4) asam klorat 9) asam klorida
5) asam peklurat 10) asam periodat
g). Larutan Basah Kuat
Basa kuat adalah larutan yang menghasilkan banyak ion dan
terurai secara sempurna saat dilarutkan dalam air. Karena terionisasi
sempurna, sehingga derajat ionisasinya (α=1). Basa kuat adalah basa
yang terionisasi secara sempurna kedalam air.
Contoh basah kuat

1) kalium hidroksiida 6). Litium Hidroksida


2) Magnesium hidroksida 7) Natrium Hidroksida
3) barium hidroksida 8). Rubisium Hidroksida
4) Kalium hidroksida 9). Stronsium hidroksida
5) caesium hidroksida 10). Sesium Hidroksida
2.2 Cara Membuat Larutan
Hal yang terpenting dalam membuat larutan adalah takaran jumlah zat
harus dihitung cengan teliti dan akurat. Jika zatnya berupa padatan, maka
prosedur penimbangan harus benar sehingga massa zat diperlukan sesuai
dengan pengukuran pengukuran volume yang diperlukan. Bukan hanya takaran
jumlah yang harus sesuai, tetapi pemindahan zat ke dalam labu ukur harus
diperhatikan agar tidak ada zat yang terjatuh.
Prosedur pembuatan larutan dalam bentuk padat. Simak langkah- langkahnya.:

1. Jumlah mol yang dibutuhkan harus dihitung terlebih dahulu agar larutan
sesuai dengan volume dan konsentrasinya.
2. Tentukan massa molar dari senyawa yang digunakan untuk menghitung
massa yang dibutuhkan.
3. Langkah selanjutnya adalah kita tempatkan kaca arloji pada timbangan.
Lalu kita atur timbangan pada angka nol “0”. Timbanglah secara hati-hati
agar mendapatkan berat yang dibutuhkan dari massa zat.
4. Setelah kita menimbang zat, lalu kita pindahkan lagi zat ke dalam gelas
kimia. Lalu, kita tambahkan lagi air untuk dapat melarutkan zat. Supaya
tidak ada lagi zat yang tertinggal, lalu bersihkan kaca arloji dengan cara
membilasnya dengan air bersih, kemudian pindahkan air bilasan ke dalam
gelas kimia. Lakukan pembilasan minimal dua kali.
5. Aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai semua zat terlarut,
kemudian kita pindahkan larutan ke dalam labu ukur. Untuk membersihkan
sisa di gelas kimia dan batang pengaduk, sebaiknya menggunakan air dari
botol cuci.
6. Langkah selanjutnya adalah tambahkan air ke dalam labu ukur sampai tanda
batas, kemudian tambahkan tetesan terakhir air dengan pipet tetes yang
berfungsi untuk memastikan bahwa bagian dasar meniskus tepat pada garis
batas.
7. Tutup labu ukur dan kocok labu ukur beberapa kali agar larutan tercampur
dengan rata.
Langkah terakhir yaitu memberikan label larutan dengan nama
larutan, dan tanggal pembuatan. (Hardjono,2018)
2.3 Elektrolit Senyawa Ion dan Kovalen
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut Arrhenius, larutan elektrolit
dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak
bebas. Apakah artinya hanya senyawa ion saja yang dapat menghantarkan
listrik. Tapi mengapa HCl dapat menghantarkan listrik padahal HCl adalah
senyawa kovalen? padahal HCl adalah senyawa kovalen? Jika ditinjau dari
ikatannya, senyawa termasuk elektrolit adalah senyawa senyawa yang
terbentuk dengan ikatan ion dan ikovalen polar, sedangkan senyawa yang
terbentuk dengan ikatan kovalen nonpolar merupakan larutan non elektrolit.
A. Senyawa ion
Salah satu contoh senyawa ion adalah NaCl yang terbentuk dari ion
Na+ dan ion Cl-. Dalam wujud padatnya, ion-ion NaCl tidak dapat bergerak
bebas, sehingga NaCl padat tidak dapat menghantarkan listrik. Namun jika
senyawa ion ini dilelehkan atau dilarutkan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
sehingga dapat menghantarkan listrik.
B. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen merupakan zat yang terbentuk dari gabungsan dua
atau lebih unsur yang berbeda melalui ikatan kovalen. Bagaimana dengan
senyawa kovalen yang terdiri dari molekul-molekul. Molekul bersifat netral
dan tidak dapat menghantarkan listrik. Namun untuk senyawa kovalen yang
bersifat polar, jika dilarutkan dalam air (pelarut polar) akan mengalami
ionisasi sehingga dapat meng- hantarkan listrik.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Gambar 3.4 Pipet skala Gambar 3.2 botol semprot

Gambar 3.3 Termometer Gambar 3.4 Pipet skala

Gambar 3.5 corong Gambar 3.6 Neraca Analitik

Gambar 3.7 Spatula Gambar 3.8 Labu ukur


Gambar 3.9 Batang Pengaduk

3.2 Bahan
a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida atau
Garam Dapur)
b.Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat.
c. Aquades

3.3 Kerja
3.3.1 Bahan Padat
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan, selanjutnya
menimbang gelas piala 100 ml dalam keadaan kosong, kemudian
menimbang NaOH atau NaCl dengan berat tertentu ke dalam gelas
piala 100 ml, selanjutnya larutkan NaOH atau NaCl dengan aquadest
dan memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan bantuan corong,
himpitkan hingga mencapai tanda garis atau miniskus, larutkan
kemudian di homogenkan dan di beri label sesuai dengan
konsentrasinya.
3.3.2 Bahan Cair
Menyediakan alat dan bahan yang di gunakan, kemudian pipet
larutan HCl pekat (konsentrasi 37% dan bj 1,18 g/ml) dengan volume
tertentu ke dalam ukur 100 ml yang berisi aquadest kurang lebih
setengah volume labu ukur tersebut, kemudian menambahkan
aquadest hingga garis miniskus dan dinginkan, kemudian larutan di
homogenkan dan di beri label sesuai dengan konsentrasinya.

Anda mungkin juga menyukai