Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman Kimia: Konsep Larutan, Pengertian,

Jenis, dan Contohnya

Larutan dengan mudah ditemukan pada kehidupan manusia. Contoh sederhana terlihat saat
seseorang membuat kopi. Minuman tersebut merupakan larutan karena menyatukan air sebagai zat
pelarut dan bubuk kopi menjadi zat terlarut hingga akhirnya menjadi campuran homogen.

Mengutip e-modul Kimia: Peranan Elektrolit dalam Tubuh (2017) yang diterbitkan Kemdikbud,
definisi larutan adalah campuran homogen yang tersusun dari pelarut dan zat terlarut. Secara umum
larutan kerap dikenal dalam bentuk zat cair. Namun, sebenarnya larutan juga bisa berbentuk gas dan
padat.

Contoh larutan berupa gas adalah gas nitrogen. Nitrogen tersusun dari unsur gas O2 sebagai pelarut
dan CO2 menjadi zat terlarutnya. Lalu, contoh larutan padat ditemukan pada kuningan yang tersusun
dari unsur timah sari (Zu) dan tembaga (Cu).

Dalam larutan, pelarut umum (universal) adalah air. Air memudahkan banyak zat untuk larut di
dalamnya ketimbang jenis pelarut lainnya. Lalu, ada pula pelarut selain air seperti trikloroetanol,
alkohol, triklorometana, tetraklorometana, white spirit, dan white spirit plus aseton yang masing-
masing memiliki penggunaan untuk tujuan tertentu.

Jenis-jenis larutan:

1. Berdasarkan tingkat kelarutannya

a. Larutan tak jenuh.

Larutan tak jenuh merupakan larutan yang dapat melarutkan sempurna jika ditambahkan zat terlarut
tanpa melalui pemanasan. Bisa pula dikatakan, larutan tak jenuh memiliki kandungan zat terlarut
lebih sedikit dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh di suhu tertentu. Misalnya yaitu
larutan garam tak jenuh, yang airnya masih bisa dipakai melarutkan sewaktu ditambahkan garam
kembali.

b. Larutan jenuh.

Larutan jenuh yaitu larutan yang pelarutnya tidak bisa lagi melarutkan zat terlarut kecuali harus
dipanaskan. Dalam larutan ini, pelarut memiliki batas maksimal untuk melarutkan di suhu tertentu.
Contohnya adalah larutan garam jenuh, yakni air masih bisa melarutkan asal dilakukan pemanasan.
c. Larutan lewat jenuh.

Larutan lewat jenuh adalah larutan yang pelarutnya sudah tidak mampu melarutkan meski sudah
dilakukan pemanasan. Pada kasus ini, jumlah zat terlarut melebihi dari yang dimiliki larutan jenuh di
suhu tertentu. Contoh pada larutan garam lewat jenuh, air tidak bisa lagi melarutkan meski
dipanaskan saat ditambahkan zat pelarut garam.

2. Berdasarkan konsentrasinya

a. Larutan encer.

Larutan encer yakni larutan yang memiliki pelarut lebih banyak ketimbang zat terlarutnya. Misalnya
face tonic, air mawar, astringent, dan sebagainya.

b. Larutan pekat.

Larutan pekat yaitu larutan dengan zat terlarut relatif lebih banyak namun tidak sampai melebihi
pelarutnya. Misalnya kopi hitam kental.

3. Berdasarkan wujud pelarut dan zat terlarutnya


Pada kategori ini, maka larutan dibedakan menjadi padat, cair, dan gas. Larutan bisa dipadukan dari
jenis yang sama atau berbeda. Misalnya zat terlarut gas dengan pelarut gas, akan menghasilkan
larutan gas. Zat terlarut gas yang dipadu pada pelarut padat akan menghasilkan larutan padat.

4. Berdasarkan daya hantar listriknya

a. Larutan elektrolit.

Larutan elektrolit adalah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik karena zat dapat terurai
menjadi ion positif dan ion negatif.

Larutan ini dibagi menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah dilihat dari kekuatan daya
hantar listriknya. Larutan elektrolit kuat misalnya HCl, KCl, dan sebagainya. Larutan elektrolit lemah
contohnya asam cuka dan amonium hidroksida.

b. Larutan non-elektrolit.
Larutan non-elektrolit yaitu larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik karena zat tidak bisa
terionisasi atau menghasilkan ion. Misalnya larutan alkohol atau larutan gula.

Anda mungkin juga menyukai