Anda di halaman 1dari 6

Apa yang dimaksud Larutan ?

Pengertian larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat. Nah, larutan terdiri dari zat
terlarut dan zat pelarut yang sifatnya homogen.
- Zat pelarut: zat yang melarutkan zat lainnya.
- Zat terlarut: zat yang dilarutkan ke dalam pelarut.

Umumnya, pelarut jumlahnya akan lebih banyak daripada zat terlarutnya. Hal itu supaya zat
terlarut bisa tercampur secara homogen. Maksud dari homogen berarti yang larut sempurna ya.
Contohnya garam yang dilarutkan dengan air. Hasilnya si garam akan melebur dan homogen
dengan air.

Sifat Larutan

Sebelumnya kita udah ngomongin pengertian larutan dan klasifikasinya. Setelah ini kita coba
mengenal bagaimana sifatnya. Berikut ini sifat-sifat dari larutan:
- Larutan merupakan campuran yang homogen. Kalau gak homogen atau ada endapan
(contohnya pasir yang dimasukkan ke dalam air) disebut suspensi, bukan larutan.
- Partikelnya berukuran kecil dan memiliki diameter kurang dari 1 nm. Jadi, gak bisa dilihat
dengan mata telanjang.
- Antara zat pelarut dan terlarut gak bisa dibedakan, anggap saja komponen yang lebih banyak
dinamakan zat pelarut dan yang lebih sedikit disebut zat terlarut.
- Komponen-komponen suatu campuran gak bisa dipisahkan menggunakan filtrasi atau saringan
(karena udah homogen).

Jenis-jenis Larutan

Larutan memiliki beberapa jenis berdasarkan beberapa klasifikasinya, yaitu:

1. Berdasarkan tingkat kelarutannya

a. Larutan tak jenuh.

Larutan tak jenuh merupakan larutan yang dapat melarutkan sempurna jika ditambahkan zat
terlarut tanpa melalui pemanasan. Bisa pula dikatakan, larutan tak jenuh memiliki kandungan zat
terlarut lebih sedikit dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh di suhu tertentu.
Misalnya yaitu larutan garam tak jenuh, yang airnya masih bisa dipakai melarutkan sewaktu
ditambahkan garam kembali.

b. Larutan jenuh.

Larutan jenuh yaitu larutan yang pelarutnya tidak bisa lagi melarutkan zat terlarut kecuali harus
dipanaskan. Dalam larutan ini, pelarut memiliki batas maksimal untuk melarutkan di suhu
tertentu. Contohnya adalah larutan garam jenuh, yakni air masih bisa melarutkan asal dilakukan
pemanasan.

c. Larutan lewat jenuh.

Larutan lewat jenuh adalah larutan yang pelarutnya sudah tidak mampu melarutkan meski sudah
dilakukan pemanasan. Pada kasus ini, jumlah zat terlarut melebihi dari yang dimiliki larutan
jenuh di suhu tertentu. Contoh pada larutan garam lewat jenuh, air tidak bisa lagi melarutkan
meski dipanaskan saat ditambahkan zat pelarut garam.
2. Berdasarkan konsentrasinya

a. Larutan encer.

Larutan encer yakni larutan yang memiliki pelarut lebih banyak ketimbang zat terlarutnya.
Misalnya face tonic, air mawar, astringent, dan sebagainya.

b. Larutan pekat.

Larutan pekat yaitu larutan dengan zat terlarut relatif lebih banyak namun tidak sampai melebihi
pelarutnya. Misalnya kopi hitam kental.

3. Berdasarkan wujud pelarut dan zat terlarutnya

Pada kategori ini, maka larutan dibedakan menjadi padat, cair, dan gas. Larutan bisa dipadukan
dari jenis yang sama atau berbeda. Misalnya zat terlarut gas dengan pelarut gas, akan
menghasilkan larutan gas. Zat terlarut gas yang dipadu pada pelarut padat akan menghasilkan
larutan padat.
Pengertian Larutan
Dalam kimia, larutan merupakan suatu campuran homogen yang terdiri atas 2 atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sementara zat yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan zat-zat lain dalam larutan dinamai pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sementara proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi.

Contoh larutan yang umum ditemukan ialah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam
atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga bisa pula dilarutkan dalam cairan, contohnya karbon
dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sedangkan
gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya campuran logam dan mineral
tertentu.

Sifat – Sifat Larutan

 Sifat koligatif : disesuaikan pada jumlah partikel dalam larutan


 Sifat aditif : disesuaikan pada atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat konstituen
dalam larutan,
 Sifat konstitutif : disesuaikan pada atom penyusun molekuk (pada jenis atom dan jumlah
atom)

Sementara larutan nyata, tidak mengikuti hukum Roult,, atau terjadi penyimpangan,
Penyimpangannya dapat positif dan negatif,, Penyimpangan negatif apabila Penyimpangan
cukup besar, kurva tekanan uap total memperlihatkan minimum, mengikuti hukum Roult,
kecenderunagn melepaskan diri, Sedangkan untuk penyimpangan positif apabila kurva tekanan
uap total maksimum, tekanan parsial lebih besar daripada hukum Roult, kecenderungan
melepaskan diri akibat ketidaksamaan kepolaran atau tekanan dalam dari konstituen.

Jenis – Jenis Larutan


A. Jenis Larutan Berdasarkan Wujud Pelarutnya

Berdasarkan wujud pelarutnya, larutan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

 Larutan cair : larutan yang wujud pelarut (solvent) berupa zat cair. Contohnya larutan
cair antara lain larutan gula, larutan garam, dan sebagainya.
 Larutan padat : larutan yang wujud pelarutnya berupa zat padat. Contoh larutan padat
ialah emas 22 karat yang merupakan campuran homogen antara emas dan perak atau
logam lain.
 Larutan gas : larutan yang wujud pelarutnya berupa zat gas. Contoh larutan gas ialah
udara yang kita hirup sehari-hari untuk bernafas.

B. Jenis Larutan Berdasarkan Zat Terlarutnya

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut (solute), larutan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu larutan pekat dan larutan encer.

 Larutan pekat : larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute daripada solvent.
 Larutan encer : larutan yang mengandung relatif lebih sedikit solute daripada solvent.
C. Jenis Larutan Berdasarkan Fase Zat Pelarut dan Terlarutnya

Berdasarkan zat terlarut dan pelarutnya, larutan dibedakan menjadi 9 jenis, yakni :

 Larutan gas dalam gas, contohnya: udara.


 Larutan gas dalam cairan, contohnya: air terkarbonisasi (CO2 dalam air).
 Larutan gas dalam padatan, contohnya: Hidrogen dalam logam (platina).
 Larutan cairan dalam gas, contohnya: uap air di udara.
 Larutan cairan dalam cairan, contohnya: alkohol dalam air (bir).
 Larutan cairan dalam padatan, contohnya: air dalam kayu, air dalam buah-buahan, dan
sebagainya.
 Larutan padat dalam gas, contohnya: bau atau aroma.
 Larutan padat dalam cairan, contohnya: air gula.
 Larutan padat dalam padatan, contohnya: baja (campuran besi dan karbon).

D. Jenis Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik

Berdasarkan daya hantar listrik, larutan bisa dibedakan menjadi 2 jenis yaknii :

 Larutan elektrolit : jenis larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, misalnya
amonia, larutan cuka, larutan HCI, air laut, air kapur dan lain sebagainya.
 Larutan non elektrolit : jenis larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik,
misalnya larutan urea, alkohol, dan larutan glukosa.

E. Jenis Larutan Berdasarkan Tingkat Kejenuhan

 Larutan Tak Jenuh

Larutan yang mengandung zat terlarut kurang dari yang dibutuhkan untuk membuat larutan
jenuh. Dengan kata lain, larutan yang partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi atau
bisa juga dinamai dengan masih bisa melarutkan zat. Larutan ini bisa berlangsung apabila hasil
kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh.

 Larutan Jenuh

Larutan yang mengandung solut yang sepadan dengan solute. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi, larutan ini bisa berlangsung apabila hasil
konsentrasi ion = Ksp berarti larutan terpat jenuh.

 Larutan Sangat Jenuh

Larutan yang lebih banyak mengandung solute daripada yang dibutuhkan untuk membuat larutan
jenuh, larutan ini bisa berlangsung apabila hasil kali kosentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).

Kadar Larutan
Persen berat mengatakan fraksi berat zat terlarut terhadap berat larutan dalam satuan persen.
Persen berat biasa diterapkan dalam campuran padat-cair atau padat-padat. Secara matematika,
persen berat pada suatu zat dirumuskan sebagai berikut ini :

 Persen berat zat A=

Persen volume mengatakan fraksi volume zat terlarut terhadap volume larutan dalam satuan
persen. Persen volume biasa diterapkan untuk campuran cair-cair atau gas-cair.

 Persen volume zat A=

Untuk menyatakan kadar suatu zat yang kuantitasnya sangat sedikit, umumnya diungkapkan
dalam satuan bagian per sejuta (bpj) atau dalam bahasa inggrisnya part per million (ppm).

 Kadar zat A= x 100%

Satuan pelarut dan terlarut bisa termasuk satuan berat atau satuan volume, dengan syarat kedua
satuan sama atau disamakan terlebih dulu.

Reaksi Larutan

 Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari
campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang berhubungan
akan turun.
 Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran
reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang berhubungan akan naik.
 Istilah eksoterm sendiri diambil dari bahasa Yunani yakni ekspos (luar) dan juga term
(kalor atau panas). Karena itu eksoterm bisa diartikan sebagai reaksi kimia yang dapat
menghasilkan kalor. Reaksi ini terjadi karena adanya perpindahan kalor (panas) dari
sistem ke lingkungan yang mengakibatkan lingkungan jadi lebih panas.
 Reaksi eksoterm dapat terjadi secara natural (alami) dan juga buatan (disengaja). Contoh
reaksi eksoterm natural yang terjadi di alam adalah pembakaran kayu, air mengalir, atau
besi berkarat.
 Sementara reaksi eksoterm buatan (disengaja) biasanya terjadi di dalam laboratorium
yang merupakan hasil dari sebuah percobaan. Contohnya campuran air dan asam pekat,
reaksi air dan natrium peroksida, reaksi yang terjadi antara HCl dengan serbuk zink, atau
yang lainnya.
 Meski begitu, umumnya reaksi eksoterm terjadi begitu saja atau spontan. Seperti
fermentasi glukosa atau pembuatan etanol. Contoh lainnya adalah reaksi yang terjadi
dalam pembentukan NaCl.
 HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
 Dalam urutan reaksi tersebut, yang menjadi reaktan nya adalah larutan HCl serta NaOH.
Sementara yang menjadi produknya adalah larutan NaCl dan H2O.

Sama seperti eksoterm, istilah endoterm juga diambil dari bahasa Yunani yaitu endon (dalam)
dan juga term (kalor). Dengan kata lain, reaksi endoterm berarti sebuah reaksi di mana kalor
yang berasal dari lingkungan masuk ke dalam sistem. Singkatnya ini adalah reaksi yang
menyerap kalor.
Dalam reaksi endoterm tersebut, perpindahan panas dari lingkungan ke dalam sistem
mengakibatkan suhu wilayah dari lingkungan menurun dan menjadi lebih dingin. Karena reaksi
endoterm ini menyerap energi, maka dapat menyebabkan energi dari sistem semakin bertambah.
Karena itu entalpinya juga bertambah sehingga perubahannya mempunyai tanda yang positif.

Salah satu contoh reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari adalah peristiwa fotosintesis.
Dalam peristiwa ini, pepohonan menyerap kalor yang berasal dari matahari yang kemudian
menaikan entalpi reaksinya.

Anda mungkin juga menyukai