Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KIMIA FARMASI ANALISIS 1

TEORI TITRASI ASAM BASA DAN LARUTAN BUFER

Dosen Pengampu: Luh Putu Desy Puspaningrat, SKM,. M.Si

OLEH:

NI LUH YUNI NAINTINA (20089016020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2021
1 KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan
tugas dari mata kuliah Kimia Farmasi Dasar dalam pembuatan makalah dengan
judul “Teori Titrasi Asam Basa dan Larutan Bufer”. Saya sampaikan terimakasih
kepada Ibu Luh Putu Desy Puspaningrat, SKM,. M.Si sebagai Dosen Pengampu
Mata Kuliah Kimia Farmasi Dasar yang turut membantu proses penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Singaraja, 14 Mei 2021

Penulis

i
2 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Perbedaan Senyawa Organik dan Anorganik............................................3
2.1.1 Senyawa Organik...................................................................................3
2.1.2 Senyawa Anorganik...............................................................................3
2.2 Analisis Obat.............................................................................................4
2.3 Identifikasi Obat Terhadap Zat Asal.........................................................5
BAB III....................................................................................................................7
PENUTUP................................................................................................................7
A. Kesimpulan....................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
3 BAB I

4 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisis adalah studi pemisahan, identifikasi, dan
kuantifikasi komponen kimia dalam bahan alam maupun buatan. Analisis
kualitatif memberikan indikasi identitas spesies kimia di dalam sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif menentukan jumlah komponen tertentu
dalam suatu zat. Pemisahan komponen sering kali dilakukan sebelum
melakukan analisis.

Metode analisis dapat dibagi menjadi klasik dan instrumental.


Metode klasik (dikenal juga sebagai metode kimia basah) menggunakan
pemisahan seperti pengendapan, ekstraksi, dan distilasi serta analisis
kualitatif berdasarkan warna, bau, atau titik leleh (organoleptis). Analisis
kuantitatif klasik dilakukan dengan menentukan berat atau volum. Metode
instrumental menggunakan suatu peralatan untuk menentukan kuantitas
fisik suatu analit seperti serapan cahaya, fluoresensi, atau konduktivitas.
Pemisahan dilakukan menggunakan metode kromatografi, elektroforesis
atau fraksinasi aliran medan.

Kimia analisis juga fokus pada peningkatan rancangan percobaan,


kemometri, dan pembuatan alat ukur baru agar dapat menyediakan
informasi kimia yang lebih baik. Kimia analisis telah diaplikasikan di
bidang forensik, bioanalisis, analisis klinik, analisis lingkungan, dan
analisis bahan.

Metode analisis obat berisis tentang pengenalan berbagai gugus


fungsi dan inti dari senyawa-senyawa organic sebagai dasar analisis
kualitatif, serta berbagai identifikasi senyawa obat, obat tradisional, dan
kosmetika.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

1
2

1.2.1 Apakah perbedaan dari senyawa organik dan anorganik?


1.2.2 Bagaimana pengantar analisis obat?
1.2.3 Bagaimana identifikasi obat terhadap zat asal?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui perbedaan dari senyawa organik dan anorganik.
1.3.2 Untuk mengetahui pengantar analisis obat.
1.3.3 Untuk mengetahui identifikasi obat terhadap zat asal.

1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas, terdapat manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Agar mengetahui perbedaan dari senyawa organik dan anorganik.
1.4.2 Agar mengetahui pengantar analisis obat.
1.3.4 Agar mengetahui identifikasi obat terhadap zat asal.
5 BAB II

6 PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Senyawa Organik dan Anorganik


Perbedaan senyawa organik dan anorganik meliputi asal, struktur,
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, dan sifat – sifat yang dimiliki
oleh kedua senyawa tersebut, dan masih banyak lainnya.
2.1.1 Senyawa Organik
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia dimana
molekulnya mengandung karbon, kecuali oksida karbon, karbonat, dam
karbida. Bahan organik dihasilkan melalui proses fotosintesis oleh
tumbuhan berklorofil. Sehingga penyusun utama dari bahan organik
adalah unsur karbon dalam bentuk senyawa polisacharida, seperti pati,
sellulosa, hemi-sellulosa, bahan pektin, dan lignin. Selain itu beberapa
bahan organik tanah mengandung protein dan senyawa nitrogen lainnya.

Bahan organik secara umum dibedakan atas bahan organik yang


relatif sulit didekomposisi. Karena disusun oleh senyawa siklik yang sulit
diputus dan dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana.

2.1.2 Senyawa Anorganik


Senyawa anorganik adalah senyawa yang tidak memiliki atom
karbon. Senyawa dapat dibentuk oleh unsur logam dan logam, non-logam
dan logam, dan sebagainya.

Senyawa anorganik memiliki dua jenis yaitu :

1. Poliatimok
Poliatimok adalah senyawa yang memiliki lebih dari 3 jenis unsur.

2. Binner
Binner adalah senyawa yang terdiri dari 2 unsur yitu unsur logam
dan non-logam.

3
4

2.2 Analisis Obat

Analisis obat dibedakan menjadi dua yaitu analisi kualitatif dan


analisis kuantitatif. Analisis kualitatif obat diarahkan pada pengenalan
senyawa obat, meliputi semua pengetahuan tentang analisis yang hingga
kini telah dikenal. Dalam melakukan analisis kita mempergunakan sifat-
sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimianya.

Teknik analisis obat secara kualitatif didasarkan pada golongan


obat menurut jenis senyawanya secara kimia, dan bukan berdasarkan efek
farmakologinya. Hal ini disebabkan karena kadang-kadang suatu obat
dengan struktur kimia yang sama, mempunyai efek farmakologi/daya
terapeutis yang jauh berbeda. Misalnya asam hidroksi benzoat dan

Turunannya sebagai berikut :

a. asam salisilat (asam orto-hidroksi benzoat) digunakan sebagai obat


luar (keratolitikum)

b. asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat analgetikum


dan antipiretikum

c. nipagin (metil-p-hidroksibenzoat) digunakan sebagai zat pengawet.

Dalam bidang farmasi, analisis kualitatif/identifikasi bahan


bakuyang digunakan sebagai bahan obat atau bahan baku pembantu/bahan
tambahan, diperlukan untuk memastikan jenis bahan obat atau bahan
tambahan tersebut. Dalam dunia kedokteran dewasa ini digunakan sekitar
1000 macam senyawa obat. Tidaklah praktis melakukan identifikasi
sedemikian banyak senyawa, karena itu materi analisis kualitatif ini
diarahkan kepada beberapa golongan obat yang khusus saja.

Teknik analisis obat secara kuantitatif, dalam beberapa literatur


didasarkan pada golongan obat menurut jenis efek farmakologisnya. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan mahasiswa mempelajari bagaimana
5

menentukan kadar obat masing-masing yang memiliki efek sama.


Misalnya analisis obat golongan analgetika-antipiretika, yaitu :

a. asetosal dapat ditentukan dengan metode alkalimetri menggunakan


prinsip reaksi netralisasi;

b. parasetamol dapat ditentukan kadarnya dengan metode nitrimetri


menggunakan prinsip reaksi diazotasi;

c. asam mefenamat dapat ditentukan dengan metode titrasi bebas air


menggunakan prinsip reaksi netralis.

Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah atau


kadar dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Analisis
kuantitatif dalam kimia farmasi secara spesifik bertujuan untuk
mengetahui kadar suatu senyawa obat dalam sampel, misalnya dalam
sediaan tablet, atau untuk mengetahui tingkat kemurnian suatu bahan obat.

2.3 Identifikasi Obat Terhadap Zat Asal

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka teknik


analisis kualitatif senyawa organik juga semakin berkembang. Identifikasi
pemastian jenis senyawa dilakukan secara modern menggunakan
instrumen-instrumen seperti spektrofotometri UV–Vis, spektrofotometri
IR, spektrofotometri Massa, kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau
High Performance Liquid Chromatography (HPLC), kromatografi gas
(KG) atau Gas Chromatography (GC) yang dapat memberikan hasil yang
valid. Mengingat instrumeninstrumen tersebut tidak dimiliki oleh seluruh
daerah tempat mahasiswa berada, sehingga metode analisis konvensional
masih menjadi pilihan agar analisis obat tersebut dapat dilakukan di
manapun dengan peralatan yang sederhana. Oleh karena itu untuk
memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa, maka diperlukan
materi pembelajaran tentang teknik pengujian secara konvensional yang
didasarkan pada sifat fisika dan kimia senyawa obat tersebut.
6

Dalam melakukan identifikasi obat secara konvensional, kita


mempergunakan sifat-sifat bahan baik sifat fisik maupun sifat kimianya.
Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin tahu
nama dan jenis sampel cair tersebut, maka kita harus melakukan analisis
kualitatif terhadap sampel cairan itu. Langkah pertama adalah menentukan
sifat fisik sampel tersebut, seperti warna, bau, indeks bias, titik didih,
massa jenis, dan kelarutannya. Begitu pula jika sampel yang kita jumpai
berbentuk padatan, kita tentukan sifat fisiknya meliputi warna, bau, warna
nyala, titik leleh, bentuk kristal, dan kelarutannya. Harus disadari bahwa
untuk melalukan analisis kualitatif yang cepat dan tepat diperlukan
pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisik bahan-bahan yang dianalisa.
Pengetahuan ini sangat diperlukan dalam menarik kesimpulan yang tepat.
Data tentang sifatsifat fisik ini dapat ditemukan dalam Farmakope
Indonesia, Merck Indeks, dan beberapa literatur lainnya.

Metode identifikasi obat secara konvensional dapat dilakukan


melalui tiga tahap yaitu:

I. Uji Pendahuluan, meliputi :

a. Penyandraan/penginderaan (organoleptik) yaitu


mengidentifikasi sifat fisik obat menggunakan indera untuk
menentukan bentuk, warna, bau, dan rasa obat

b. Penentuan sifat-sifat fisika, seperti kelarutan, penentuan titik


lebur, dan titik didih,

c. Pengujian derajat keasaman obat menggunakan tes keasaman

d. Penentuan unsur-unsur obat

II. Penentuan gugusan fungsional yang khas (uji golongan)

III. Penentuan jenis zat berdasarkan reaksi-reaksinya dengan pereaksi


tertentu dan pengamatan bentuk kristal menggunakan mikroskop.
7

7 BAB III

8  PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Kimia analisis adalah studi pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi
komponen kimia dalam bahan alam maupun buatan. Analisis kualitatif
memberikan indikasi identitas spesies kimia di dalam sampel. Sedangkan
analisis kuantitatif menentukan jumlah komponen tertentu dalam suatu zat.
Pemisahan komponen sering kali dilakukan sebelum melakukan analisis.
2. Perbedaan senyawa organik dan anorganik meliputi asal, struktur, unsur-
unsur yang terkandung di dalamnya, dan sifat – sifat yang dimiliki oleh
kedua senyawa tersebut.
3. Teknik analisis obat secara kualitatif didasarkan pada golongan obat
menurut jenis senyawanya secara kimia, dan bukan berdasarkan efek
farmakologinya.
4. Teknik analisis obat secara kuantitatif, dalam beberapa literatur didasarkan
pada golongan obat menurut jenis efek farmakologisnya. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan mahasiswa mempelajari bagaimana menentukan kadar
obat masing-masing yang memiliki efek sama.
5. Dalam melakukan identifikasi obat secara konvensional, kita
mempergunakan sifat-sifat bahan baik sifat fisik maupun sifat kimianya.
B. Saran
Untuk para mahasiswa untuk terus menambah wawasan pengetahuan
mengenai langkah awal untuk mengidentifikasi obat.
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silakan
sampaikan kepada saya. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan
dan memakluminya.
9 DAFTAR PUSTAKA

Harpolia Cartika, (2016). Kimia Farmasi. Teknik Analisis Obat


https://www.yuksinau.id/perbedaan-senyawa-organik-dan-anorganik/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kimia_analisis

Anda mungkin juga menyukai