Anda di halaman 1dari 18

ASAM DAN BASA

Dosen Pengampu : Pangoloan Soleman R, S.Pd.,M.Si.

Disusun Oleh :

Yasmin Agyul’Aathiroh 12080322958

MATA KULIAH KIMIA DASAR

JURUSAN PRODI GIZI 1D

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt, atas segala limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalh yang berjudul
“Asam dan Basa” dengan waktu yang telah ditetapkan .
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
Bapak selaku dosen di mata kuliah Kimia Dasar. Selain itu,makalah ini bertujuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari,bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu ,saya menghanturkan permohonan maaf apabila terdapat
kesalahan di dalam makalah ini. Saya juga berharap kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini

Pekanbaru,20 November 2020

Penulis

ii.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................1


B. Tujuan...............................................................................................2
C. Rumusan masalah.............................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengerian asam dan basa................................................................3


B. Teori asam basa..............................................................................3
1. Teori asam basa bronsted dan lowry........................................5
2. Teori asam basa lewis...............................................................5
C. Sifat sifat asam dan basa...............................................................14

1. Sifat asam............................................................................14

2. Sifat basa..............................................................................15
D. Jenis asam dan basa......................................................................16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan dan saran............................................................................19

ii.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-
buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa
yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan basa,
terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius, teori
Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara
senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus.
Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya
senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru. Selain itu,
untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau basa dapat juga
menggunakan indikator phenolphthalein.
Jika setelah penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi
merah muda atau pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan
basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu
sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki rasa
masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang
dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain.
Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif,
sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok
yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa lemak yang ada di piring.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan
sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion
logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas
anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan
listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan ion logam (kation) keras

ii.
dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu kemampuan suatu
kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan.
Penggolongan ini penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman
mengenai pengertian dari suatu asam atau basa yang keras dan lunak. Pemahaman
sifat asam basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk mengetahui interaksi
yang terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau
interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini sebagai
tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu
memahami segala aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran Kimia
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
3. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam dan basa?
4. Apakah kekurangan dan kelebihan dari berbagai teori asam basa tersebut?
5. Bgaimana reaksi dari asam dan basa?

ii.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam dan Basa


Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier
secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier
mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya
akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak
mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani
yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk
asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan
oksigen dalam asam – asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris
pada waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam
mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang
bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini,
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu
zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah
senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa
kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.

ii.
B . Teori Asam Basa
1. Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan pada
larutan berair (aqueous solution).
 Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan
berair.
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3
HCl + H2O à H+ + Cl- + H2O
 Basa adalah spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair.
contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NH3 + H2O à NH4+ + OH-
Secara umum :
Asam + Basa Garam + Air

Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air,


sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa
padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
 Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa
pelarut.
 Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation
dan anion.
 Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung
hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk
membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
 Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-,
seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
2. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)

ii.
Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
 Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
 Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton.
Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa
Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-
HCl + H2O à H3O+ + Cl-
Asam basa
H2O + NH3 à NH4+ + OH-
Asam basa
Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton dari asam
ke basa dan membentuk asam dan basa konjugasi.
 Asam kuat: basa konjugasi lemah
 Basa kuat: asam konjugasi lemah
HCl + H2O à H3O+ + Cl-
Asam1 basa1 asam2 basa2
Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa
konjugasinya sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak
daripada asam konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa
bronsted lowry
H2PO4- à HPO42-
asam konjugasi basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai
reaksi asam basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen
khlorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun
basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai
asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah
menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
ii.
HCl + H2O → Cl– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
 Basa konjugasi dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton pindah dari asam tersebut.
 Asam konjugasi dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton, dan
perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut
hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan
asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion
CO32– dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai
asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3–
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air
adalah zat amfoter. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium
dan ion hidroksida adalah contoh reaksi zat amfoter.
H2O + H2O → OH– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Adapun kelebihan teori asam dan basa Bronsted – Lowry yaitu konsep
yang telah disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa tidak
terbatas hanya pada pelarut air saja, namun konsepnya dapat dengan jelas
menjelaskan dan menerjemahkan mengenai reaksi asam dan basa dalam pelarut
air, bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.
Contoh : Reaksi antara asam klorida, HCl, dengan amonia, NH3 dengan
menggunakan pelarut benzena. Reaksinya seperti ini :
HCl (benzena) + NH3 (benzena) -> NH4Cl(s)
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu teori
Bronsted-Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan

ii.
suatu reaksi asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari
yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
3. Teori Asam Basa Lewis (Lewis)
Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron.
 Asam adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron.
Contohnya : H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
 Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron.
Contohnya : OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Reaksi asam basa merupakan pemakaian bersama pasangan elektron (contohnya :
pada ikatan kovalen koordinasi) dan semua asam basa Arrhenius adalah asam basa
Lewis
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu:
 Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat
basa dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak
mempunyai pelarut.
 Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat
basa dan asam molekul atau ion yang memiliki PEB atau pasangan
elektron bebas. Contoh terdapat pada proses pembentukan senyawa
komplek.
 Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan suatu
senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan
RNA didalamnya mengandung atom N, nitrogen, dimana memiliki PEB
atau pasangan elektron bebas
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis memiliki
kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8 ion atau
oktet.

ii.
B. Reaksi- Reaksi Asam dan Basa
1. Reaksi Penetralan
Jika larutan asam san larutan basa direaksikan maka terjadi reaksi
penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air.
Contoh :
Asam + Basa Garam + Air
HnA + B(OH)m BnAm + H2O
2. Reaksi Oksida Asam dan Oksida Basa
Oksida asam adalah oksida bukan logam yang saat bereaksi dengan air
membentuk asam.
CO2 + H2O H2CO3
SO2 + H2O H2SO3
SO3 + H2O H2SO4
N2O5 + H2O 2 HNO3
P2O5 + H2O 2 H3PO4
Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan air
CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O
Oksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan
menghasilkan basa:
Na2O + H2O ---> 2 NaOH
K2O + H2O ---> 2 KOH
Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan air
Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O
Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O
3. Reaksi yang menghasilkan Endapan
Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak....ada
dua cara. Cara pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan menghitung
nilai perbandingan Ksp dengan Qsp nya), contoh :
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) ---> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)

ii.
Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan yang mengendap
tidak diuraikan).
Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s) + 2Na+
(aq) + 2Cl-(aq)
Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan dihilangkan)
Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)
4. Reaksi yang Menghasilkan Gas
a. Reaksi yang menghasilkan gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(l) + CO2(g)
Na2CO3(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Kedua reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan tetapi
segera terurai menjadi H2O(l) dan CO2(g).
b. Reaksi yang menghasilkan gas NH3
NH4Cl(s) + KOH(aq) ---> KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)
reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi segera terurai
menjadi H2O(l) dan NH3(g)
c. Reaksi yang menghasilkan gas H2S
FeS(s) + H2SO4 ---> FeSO4 + H2S
5. Reaksi Logam dengan Asam Kuat
Logam + Asam Kuat ---> Garam + gas Hidrogen
Ca(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(g)
Na(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2(g)

ii.
C. Sifat- Sifat Asam dan Basa
Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk membedakan suatu zat atau senyawa
berupa asam atau basa yaitu:
1. Sifat Asam
Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih
tanda plus (+) disebelah atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat
sebagai berikut:
 Rasa masam jika dilarutkan dalam air (hanya untuk asam lemah)
 Sentuhan : terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit
(terutama jika asam pekat)
 Bersifat korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan karat, dapat pula
merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kain,
kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi (pengalaman pribadi, kalian
mau coba? Dio kayanya semangat nih)
 Hantaran listrik : merupakan cairan elektrolit walaupun tidak selalu ionik
(dapat menghantarkan listrik walau tidak selalu berbentuk ion)
 Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7
 Mengubah warna lakmus menjadi berwarna merah

2. Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya
dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan
dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
 Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
 Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa
lemah)
 Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
 Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan
elektrolit)
 Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7

ii.
 Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
 Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
 Dapat mengemulsi minyak

D. Jenis- Jenis Asam dan Basa


1. Jenis- Jenis Asam
Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.
a. Asam Kuat yaitu Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan
Contoh asam Kuat:
 Asam sulfat (H2SO4)
 Asam klorida (HCl)
 Asam nitrat (HNO3)
 Asam bromida (HBr)
 Asam iodida (HI)
 Asam klorat (HClO4)

b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan
dalam air.
Contoh asam lemah:
o Asam askorbat
o Asam karbonat
o Asam sitrat
o Asam etanoat
o Asam laktat
o Asam fosfat

E. Jenis- Jenis Basa


Seperti halnya asam, basa juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu Basa Kuat dan
Basa Lemah
a. Basa Kuat

ii.
yaitu Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan unsure
pembentuk basa tersebut.
Contoh basa kuat:
o Litium hidroksida (LiOH)
o Natrium hidroksida (NaOH)
o Kalium hidroksida (KOH)
o Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
o Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
o Rubidium hidroksida (RbOH)
o Barium hidroksida (Ba(OH)2)
o Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)

b. Basa Lemah

yaitu basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam


larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas
ammonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air
untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar
99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang
menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan
ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya
konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya
(seperti halnya basa kuat).

Berikut ini contoh basa lemah :

o gas amoniak (NH3)

o besi hidroksida (Fe(OH)2)

o Hydroksilamine (NH2OH)

ii.
o Aluminium hidroksida (Al(OH)3)

o Ammonia hydroksida (NH4OH)

o Metilamin hydroxide (CH3NH3OH

o Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)

ii.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dalam makalah ini, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
a. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–.
b. Menurut Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton dan
basa penerima proton.
c. Menurut Lewis asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan suatu basa
sebagai donor pasangan tersebut.
d. Asam adalah zat yang berasa asam dengan pH dibawah tujuh sedangkan
basa adalah zat yang bersifat kaustik dengan pH diatas tujuh dan senyawa
yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.
e. Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi
asam sangat lemah di dalam reaksi asam – basa, sedangkan basa lemah
adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan.
f. Prinsip HSAB menggolongkan asam basa menjadi asam basa keras dan
lunak.
g. Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan
basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat
asam atau basa.
B. Saran

Dengan adanya penjelasan mengenai teori asam basa yang dikemukakan


oleh para ahli kimia, kita menjadi lebih mengetahui dan memahami apa dan
mengapa suatu zat atau senyawa dapat dikatakan sebagai asam maupun basa.

ii.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-
Press.

Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry.
New York. HarperCollins College Publisher.

Petrucci, Ralph. H.1985. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anonim. 2013. Materi Kimia Kelas X Asam Basa. http://www.chem-is-


try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/asam-basa/ pada tanggal 15 November
2020

Anonim. 2013.http://santrinitas.wordpress.com/ Di akses pada 17


November 2020

ii.

Anda mungkin juga menyukai