DISUSUN OLEH :
PEKANBARU
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
“ Asam dan Basa” ini dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Dasar juga dibuat dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mengenai “Asam
dan Basa”. Adapun sub-bab yang kami bahas dalam makalah ini antara lain,
sejarah asam dan basa, teori asam basa, indikator asam basa, sifat-sifat asam dan
basa, jenis-jenis asam dan basa, ketetapan ionisasi, hasil kali ion air, pH, serta
aplikasi asam dan basa.
Kita mengenal pepatah “ Tak ada gading yang tak retak “. Begitu pula
dengan makalah yang kami buat ini juga tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
kami juga membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Kelompok XVI
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.Latar Belakang..................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3.Maksud dan Tujuan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
iii
2.5. Jenis- Jenis Asam dan Basa........................................ ...................................26
2.7. Tetapan Setimbang Asam (Ka) dan Tetapan Setimbang Basa (Kb) ..............28
2.10 pH...................................................................................................................... 33
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................51
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 reaksi antara AlCl3 dengan NH3..................................................................................14
Gambar 2.2 contoh indikator alami dan perubahan warnanya ........................... 22
Gambar 2.3 Larutan standar.................................................................................37
Gambar 2.4 Alat titrasi........................................................................................38
Gambar 2.5 Perubahan pH Asam kuat + basa kuat..............................................38
Gambar 2.6 Perubahan pH Asam kuat + basa lemah ..........................................39
Gambar 2.7Perubahan pH Asam lemah + basa kuat ...........................................40
Gambar 2.8 perubahan pH Asam lemah + asam lemah ......................................41
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Berbagai jenis asam................................................................................6
Tabel 2.2 Beberapa basa dan reaksi ionisasinya.....................................................8
Tabel 2.3 Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan Intermediet...................... 17
Tabel 2.4 Tabel klasifikasi Basa Keras, Lunak dan Intermediet...........................17
Tabel 2.5 Perubahan warna kertas lakmus dalam beberapa larutan senyawa.......21
Tabel 2.6 Perubahan warna larutan indikator........................................................23
Tabel 2.7 Rentang pH pada perubahan warna indikator......................................24
Tabel 2.8 Harga Kw pada berbagai suhu...............................................................32
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam dan basa merupakan zat, yang mudah serta cepat dipahami dan
diteliti dalam larutan. Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat
atau lebih. Larutan dapat berupa larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Didalam larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang merupakan
penghasil dan pendukung suatu larutan. Asam dan Basa merupakan dua
golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari.
Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.
Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga kita bisa
menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam
atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna,
yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang
terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat
asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam
basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH
merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa
memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7. Dalam kehidupan sehari
– hari, senyawa asam dan basa dapat dengan mudah kita temukan. Mulai dari
makanan, minuman dan beberapa produk rumah tangga yang mengandung
basa. Contohnya sabun, deterjen, dan pembersih peralatan rumah tangga.
1
1.3 Maksud dan Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman
modern kini, dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di laboratorium di
zaman dulu adalah kimia asam basa. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi
teoritisnya di akhir abad ke-19, topik pertama yang ditangani adalah kimia asam
basa. Akibat dari serangan teoritis ini, kimia menjadi studi yang sangat kuantitatif.
Jadi, bab ini sangat kuantitatif dibanding bab lain. Dalam bab, konsep penting
seperti konsentrasi ion hidrogen, konstanta ionisasi, hidrolisis, kurva titrasi,
larutan buffer, dan indikator akan didiskusikan. Konsep ini sangat mendasar
dalam kimia, dan sukar bagi Anda mempelajari kimia kimia tanpa konsep ini.
Contoh : Asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) dalam air akan terionisasi
sebagai berikut:
HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42- (aq)
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi
asam. Sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+
disebut ion sisa asam. Nama asam sama dengan nama ion sisa asam dengan
5
didahului kata asam. Beberapa contoh asam dan reaksi ionisasinya diberikan pada
Tabel 2.1.
Asam
Asam nonoksi
HF Asam fluorida HF → H+ + F- 1 F-
HCl Asam klorida HCl → H+ + Cl- 1 Cl-
HBr Asam bromida HBr → H+ + Br-- 1 Br-
HI Asam iodida HI → H+ + I- 1 I-
HCN Asam sianida HCN → H+ + CN- 1 CN-
H2S Asam sulfida H2S → 2 H+ +S2- 2 S2-
Asam oksi
HNO2*) Asam nitrit HNO2 → H+ + NO2- 1 NO2-
HNO3 Asam nitrat HNO3 → H+ + NO3- 1 NO3-
H2SO3*) Asam sulfit H2SO3 → 2 H++SO32- 2 SO32-
H2SO4 Asam sulfat H2SO4 → 2 H++SO42- 2 SO42-
H3PO3 Asam fosfit H3PO3→2H++HPO32- 2 HPO32-
H3PO4 Asam fosfat H3PO4→3 H+ + PO43- 3 PO43-
H2CO3*) Asam karbonat H2CO3→2H+ + CO32- 2 CO32-
HClO4 Asam HClO4 → H+ + ClO4- 1 ClO4-
perklorat
Asam organik
HCOOH Asam format HCOOH → H+ + 1 HCOO-
(asam semut) HCOO-
CH3COOH Asam asetat CH3COOH → H+ + 1 CH3COO-
(asam cuka) CH3COO-
C6H5COOH Asam benzoat C6H5COOH → H+ + 1 C6H5COO-
C6H5COO-
H2C2O4 Asam oksalat H2C2O4 → 2 H+ + 2 C2O42-
6
C2O42-
(Sumber : Huheey, 1993)
Asam hipotetis, asam yang tidak stabil, segera terurai menjadi zat lain.
Asam hipotetis di atas terurai menurut persamaan
Asam nonoksi adalah asam yang tidak mempunyai oksida asam. Asam
oksi adalah asam yang mempunyai oksida asam. Asam organik adalah asam yang
tergolong senyawa organik. Asam organik tidak mempunyai oksida asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut:
M(OH)x (aq) → Mx+ (aq) + x OH- (aq)
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi
basa. Beberapa contoh basa diberikan pada Tabel 2.2.
7
Tabel 2.2 Beberapa basa dan reaksi ionisasinya
Rumus Basa Nama Basa Reaksi Ionisasi Valensi
Mengapa dalam air suatu zat dapat melepaskan ion H+ atau OH-? Pada
saat molekul-molekul gas HCl dialirkan ke dalam air, molekul-molekul ini
bertumbukan dengan molekul-molekul air. Sebagai pelarut polar, kutub negatif air
menarik ion H+ dengan ikatan koordinasi membentuk H3O+ , kemudian molekul-
molekul air yang lain mengelilinginya. Sedang kutub positif air menarik ion Cl-
dan mengelilinginya. Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
8
kovalen HCl, ion-ion H+ dan Cl- masing- masing dikelilingi oleh air membentuk
H+(aq) dan Cl-(aq). Tanda (aq) menunjukkan terjadinya proses solvasi.
Demikian pula dengan NaOH(s) yang dilarutkan ke dalam air. Molekul-
molekul air yang bertumbukan denganNaOH(s) memutuskan kisi kristal NaOH(s),
sehingga mengalami disosiasi (terurai) menjadi ion-ion Na+ dan OH-. Masing-
masing ion-ion ini kemudian dikelilingi oleh molekul-molekul air membentuk
Na+(aq) dan OH-(aq).
Jika HCl(aq) dan NaOH(aq) dicampur, terjadi reaksi netralisasi, yaitu ion-ion
H+(aq) dan ion-ion OH-(aq)bergabung membentuk molekul-molekul air yang netral.
Jadi apabila jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH-, maka sifat asam hilang
dan sifat basa hilang, larutan menjadi netral. Persamaan reaksinya dapat
ditulissebagai berikut:
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Ion-ion Na+(aq) dan Cl-(aq) tetap berada dalam larutan, tidak bereaksi.
Karena persamaan reaksi ion menunjukkan partikel-partikel yang bereaksi dan
hasil reaksi saja, maka Na+(aq) dan Cl-(aq) tidak disertakan dalam persamaan
reaksi tersebut. ika reaksi di atas dipanaskan, maka air akan menguap dan
bergabunglah ion-ion Na+ dan Cl- membentuk kristal NaCl.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam
maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan
sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah
menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam
dalam air, air berperan sebagai basa.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton,
dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut
hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan
asam-basa konjugat. Larutan dalam air ion CO32– bersifat basa. Dalam reaksi
antara ion CO32– dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua
sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagao asam atau
basa. Air adalah zat amfoter yang khas. Reaksi antara dua molekul air
menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas reaksi zat
amfoter.
benzena
HCl + NH3 NH4Cl
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu teori
Bronsted-Lowrymemiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan suatu
reaksi asam dengan basa dapat terjaditanpa adanya transfer proton dari yang
bersifat asam ke yang bersifat basa.
Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam
basa dalam kerangka teori BrΦnsted dan Lowry.
HCl(g) + NH3(g) NH4Cl(s)
Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan
pasangan elektron bebas atom nitrogen. Keuntungan utama teori asam basa Lewis
terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi
asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan BrΦnsted Lowry terbukti sebagai
reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron
trifluorida BF3 dan ion fluorida F–.
BF3 + F– → BF4–
13
Hal ini dapat dilihat dari reaksi antara AlCl3 dengan NH3 berikut.
Molekul AlCl3 menerima sepasang elektron bebas dari molekul NH3 untuk
berikatan. Ikatan yang terjadi antara Al dan N adalah ikatan kovalen koordinasi.
Pada reaksi tersebut molekul AlCl3 bertindak sebagai asam dan molekul NH3
sebagai basa.
Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling
terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang
dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori BrΦnsted Lowry paling mudah
digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam
basa melibatkan senyawa tanpa proton.
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu :
a. Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat
basa dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak
mempunyai pelarut.
b. Teori asam dan basa Leewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat
basa dan asam molekul atau ion yang memilki PEB atau pasangan elektron
bebas. Contoh terdapat pada proses pembentukan senyawa komplek.
c. Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan suatu
senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan
RNA didalamnya mengandung atom N, dimana memilki PEB atau
pasangan elektron bebas.
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis memiliki
kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8 ion atau
oktet.
14
2.2.4 Teori Asam Basa Lux-Flood
Teori Asam Basa Lux-Flood merupakan penghidupan kembali teori asam
basa oksigen yang diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux pada tahun
1939, kemudian dikembangkan oleh Håkon Flood sekitar tahun 1947 dan masih
digunakan sampai sekarang pada bidang geokimia modern dan elektrokimia
lelehan garam. Konsep teori asam basa Lux-Flood ditinjau berdasarkan ion oksida
(O2-).Konsep ini digunakan untuk menerangkan sistem non proton yang tidak
dapat dijelaskan dengan definisi asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini biasanya
digunakan untuk meramalkan reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi
dan proses pengolahan serta perekayasaan mineral dan logam.
Menurut teori asam basa Lux-Flood, senyawa yang bersifat asam yaitu
senyawa-senyawa yang menjadi akseptor ion oksida.Sedangkan senyawa yang
bersifat basa yaitu senyawa-senyawa yang menjadi pendonor ion oksida. Contoh
reaksi antara CaO (kapur) dan SiO2 (pasir) yang terjadi pada suhu
tinggi.Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(s)
Reaksi CaO atau SiO2 dapat pula terjadi pada suhu rendah sesuai
persamaan berikut:
SO3(g) + H2O(l0 → H2SO4(aq)
SiO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
15
2.2.5. Asam Basa Keras dan Lunak (Konsep HSAB)
Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan lunaknya.Logam
dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya berdasarkan pada
polarisabilitas unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu prinsip yang
disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB).R.G Pearson awal tahun 1960
mengusulkan bahwa asam basa lewis dapat diklasifikasikan sebagai asam basa
lunak (soft) atau keras (hard).Asam basa lunak adalah asam basa yang elektron-
elektron valensinya mudah terpolarisasi atau terlepaskan, sedangkan asam basa
keras adalah asam basa yang tidak mempunyai elektron valensi atau yang elektron
atau elektron valensinya sukar terpolarisasi. Dengan kata lain asam basa lunak
mempunyai sifat terpolarisasi tinggi dan asam basa keras mempunyai sifat
terpolarisasi rendah. Konsep ini kemudian dikenal dengan nama HSAB yang
singkatan dari “hard soft acids and base” (asam basa keras lemah) atau yang biasa
dikenal sebagai asam basa pearson.
Ligan-ligan dengan atom yang sangat elektronegatif dan memiliki ukuran
kecil merupakan basa keras (misalnya : OH-, F-), sebaliknya ligan-ligan dengan
atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasi akibat pengaruh ion dari luar
merupakan basa lemah (misalnya : S2O32-, I-). Sedangkan ion-ion logam yang
berukuran kecil, bermuatan positif besar, elektron terluar tidak mudah dipengaruhi
oleh ion lain dari luar, dikelompokkan ke dalam asam keras (contohnya : H+,
Si4+), sebaliknya ion-ion logam yang berukuran besar, bermuatan kecil atau nol,
elektron terluarnya mudah dipengaruhi oleh ion lain, dikelompokkan ke dalam
asam lemah (contohnya : Ag+, Cd2+). Selain dari asam basa keras dan lunak,
terdapat juga ligan dan ion logam yang tidak termasuk pada golongan keras
ataupun lunak, yaitu golongan intermediet.Di bawah ini adalah tabel ligan dan ion
logam yang tergolong asam basa keras, lunak, dan intermediet.
16
Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, 2+ 2+ 2+ 2+
Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+,
Hg , Cd , Pd , Pt
Sn2+, Mn2+, Zn2+ Cu2+, Os2+
[VO]2+, [VO2]+
Berikutn adalah syarat-syarat asam dan basa keras serta asam dan basa lunak :
1. Syarat-Syarat Asam-Basa Keras (Hard):
a) Jari-jari atom kecil
b) Bilangan oksidasinya tinggi
c) Polaritasnya rendah
d) Elektronegatifitasnya tinggi
2. Syarat-Syarat Asam-Basa Lunak (Soft) :
a) Jari-jari atom
b) Bilangan oksidasinya rendah
c) Polaritasnya tinggi
17
d) Ekektronegatifitasnya rendah
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan
a. Asam keras cenderung berikatan dengan basa keras
b. Asam lunak cenderung berikatan dengan basa lunak
c. Interaksi asam-basa keras cenderung bersifat elektrostatik
d. Interaksi asam-basa lunak cenderung bersifat kovalen
18
2.2.6. Teori Asam Basa Sistem Pelarut
Asam basa sistem basa sistem pelarut dikembangkan oleh Cady Esley.
Berdasarkan teori ini, yaitu :
a. asam sistem pelarut yaitu spesies kimia yang bila dilarutkan dalam pelarut
tertentu dapat meningkatkan konsentrasi kation karakteristik dari pelarut
tersebut.Contoh cairan NH4Cl dilarutkan dalam cairan NH3, maka NH4Cl
bertindak sebagia asam sistem pelarut karena dalam NH3, cairan NH4Cl
teriosisasi menjadi NH4+ + Cl-. NH4+ inilah yang disebut kation karakteristik
pelarut (KKP).
b. Sedangkan basa sistem pelarut yaitu suatu spesi kimia yang bila dilarutkan
dalam pelarut tertentu dapat meningkatkan anion karakteristik plarut
tersebut.Contoh melarutkan kristal NaCl dalam cairan POCl2, maka NaCl
disebut anion karakteristik pelarut (AKP). Karena dalam campuran NaCl
terurai menjadi Na+ dan Cl-. Cl- inilah yang disebut AKP.
Kelebihan dari teori ini adalah sifat keasaman dan kebasaan suatu senyawa
dapat ditingkatkan karakteristiknya. Sedangkan kelemahan dari teori ini adalah
tidak semua pelarut dapat atau mampu meningkatkan karakteristik sifat keasaman
ataupun kebasaan suatu senyawa.
19
b. Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron)
untuk bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian
menghasikan garam .
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada
sebelumnya dan konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam
reaksi asam-basa.Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich:
Na2O (basa) + SO3 (asam) → 2 Na+ + SO42−
(yang dipertukarkan: anion O2−)
3(NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) → 6NH4+ + 2SbS43−
(yang dipertukarkan: anion S2−)
Na (basa) + Cl (asam) → Na+ + Cl−
(yg dipertukarkan: elektron)
20
2.3.1 Indikator lakmus
Salah satu indikator asam – basa yang sering digunakan di laboratorium
adalah kertas lakmus. Ada 2 macam kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan
kertas lakmus biru.
Tabel 2.5 Perubahan warna kertas lakmus dalam beberapa larutan senyawa.
21
Gambar 2.2 contoh indikator alami dan perubahan warnanya
Namun juga ada indikator universal dalam bentuk pita (kertas) yang bila
dimasukkan dalam larutan asam yang memiliki derajat ke asaman berbeda, akan
berubah warna sesuai derajat keasaman larutan tersebut. Cara menggunakannya
adalah dengan memasukkan potongan pita indikator tersebut kedalam larutan
yang memiliki derajat keasaman tertentu, kemudian cocokkan warnanya dengan
22
tabel warna indikator. Warna yang ditunjukkan, menunjukkan harga derajat
keasaman (pH) larutan yang bersangkutan.
23
Asam Pikrat Tidak berwarna - kuning 0,1 – 0,8
Tanol Biru Kuning 0,2 – 2,8
2,6 – Dinitro Feno Tidak berwarna – Kuning Merah 2,0 – 4,0
Metil Kuning Kuning 2,9 – 4,0
Brompenol Biru Kuning – Biru 3,0 – 4,6
Metil Orange Merah – Kuning 3,7 – 4,4
Bromkesol Hijau Kuning – Biru 3,8 – 5,4
Nietyl Merah Merah – Kuning 4,2 – 6,8
Litmus Merah – Biru 5,0 – 8,0
Metil Ungu Ungu – Hijau 4,8 – 5,4
P. Nitropenol Tidak berwarna - Kuning 5,6 – 7,6
Bromkesol Ungu Kuning – Ungu 5,2 – 6,8
Bromtimol Biru Kuning – Biru 6,0 – 7,6
Netral Merah Merah – Kuning 6,8 – 8,0
Kenol Merah Kuning – Biru 6,8 – 8,4
p-a-Noftalfttalein Kuning – Biru 7,0 – 9,0
Tinolftalein Tidak berwarna – Biru kuning 9,3 – 10,6
Alizarin Kuning R Violet 10,1 – 12,0
Fenolfttalein Tidak berwarna -Merah 8,0 – 9,6
(Sumber : Cotton, 1989)
24
Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih tanda
plus (+) disebelah atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat sebagai
berikut:
a. Rasa masam jika dilarutkan dalam air (hanya untuk asam lemah)
b. Sentuhan : terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit
(terutama jika asam pekat)
c. Bersifat korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan karat, dapat pula
merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kain,
kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi (pengalaman pribadi, kalian
mau coba? Dio kayanya semangat nih)
d. Hantaran listrik : merupakan cairan elektrolit walaupun tidak selalu ionik
(dapat menghantarkan listrik walau tidak selalu berbentuk ion)
e. Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7
f. Mengubah warna lakmus menjadi berwarna merah.
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99%
amonia tetap ada sebagai molekul amonia.Hanya sekitar 1% yang menghasilkan
ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak
mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH-
tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya
basa kuat).
Berikut ini contoh basa lemah :gas amoniak (NH3), besi hidroksida
(Fe(OH)2), Hydroksilamine (NH2OH), Aluminium hidroksida
(Al(OH)3), Ammonia hydroksida (NH4OH), Metilamin hydroxide (CH3NH3OH
dan Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH).
2.7. Tetapan Setimbang Asam (Ka) dan Tetapan Setimbang Basa (Kb)
Asam kuat terionisasi seluruhnya, sehingga reaksi ionisasinya adalah
reaksi yang berkesudahan. Contoh : HCl (aq) → H+ (aq) + Cl- (aq) . Sebaliknya,
asam lemah terionisasi sebagian sehingga membentuk reaksi kesetimbangan.
Contoh : CH3COOH (aq) ⇔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:
HA (aq) ⇔ H+ (aq) + A- (aq)
[𝐻+]{𝐴−]
Ka =
[𝐻𝐴]
Pada reaksi ionisasi asam lemah valensi satu, [H+] = [A-]. Apabila
konsetrasi awal [HA] adalah sebesar M, maka :
[𝐻+]2
Ka = [𝑀]
[H+]2 = Ka . M
[H+] = √𝐾𝑎 . 𝑀
28
dengan: Ka= tetapan ionisasi asam M = konsentrasi asam ( satuannya M atau
mol/liter ) Makin kuat asam, maka semakin banyak ion yang terbentuk, sehingga
harga Ka semakin besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan
asam. Seperti halnya asam lemah, ionisasi basa lemah valensi satu dapat
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
LOH (aq) ⇔ L+ (aq) + OH- (aq)
[𝑂𝐻−][ 𝐿+ ]
Kb = [𝐿𝑂𝐻]
Pada reaksi ionisasi basa lemah valensi satu, [L+] = [OH-]. Apabila konsentrasi
awal [LOH] adalah sebesar M, maka :
[𝑂𝐻−]2
Kb = [𝑀]
[OH-]2 = Kb . M
[OH-] = √𝐾𝑏 . 𝑀
29
Dari rumus di atas, konsentrasi H+ dan OH- dari asam lemah dan basa
lemah dapat ditentukan asal harga Ka dan Kb diketahui. Hubungan Ka, Kb
dengan derajat ionisasi asam dan basa. Jika Ka dan Kb disubstitusikan ke rumus.
Akan diperoleh persamaan sebagai berikut
Ka = Ca x α2
Kb = Cb x α2
Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1).
Jika zat tidak dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0).
Sedangkan zat yang terionisasi sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari
satu, sangat kecil (α<1).
Asam dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu
1. Asam kuat, yaitu asam yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi
sempurna. Misalnya: HCl
2. Asam lemah, yaitu asam yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi
sebagian. Misalnya : CH3COOH
Sedangkan basa dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu:
1. Basa kuat, yaitu basa yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi
sempurna. Misalnya: KOH
2. Basa lemah, yaitu basa yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi
sebagian. Misalnya: amonia
Suatu larutan digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat
(larutan elektrolit kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi molar ion H+ tinggi).
Sebaliknya, jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 3–6),
larutan tersebut tergolong asam lemah.Demikian juga larutan basa dapat
digolongkan sebagai basa kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat dan pH
sangat tinggi. Jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 8–11),
larutan tersebut tergolong sebagai basa lemah.
Suhu (oC) Kw
0 0,114 x 10-14
10 0,295 x 10-14
20 0,676 x 10-14
25 1,00 x 10-14
60 9,55 x 10-14
2.10 pH
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari 7, larutan
basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH=
7.Larutan Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat
rendah tetapi sangat menentukan sifat – sifat dari larutan terutama, larutan dalam
air.
Menurut Sorensen , pH merupakan fungsi logaritma negative dari
konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dan dirumuskansebagaiberikut :
pH = – log [H+]
Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam
larutan dapat digunakan rumusan harga pOH:
pOH = – log [OH-]
Dalam keadaan kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan :
Kw = [H+] [OH-]
Jadi dengan menggunkan konsep – log = p ,maka :
Dalam menentukan besarnya [H+] pada larutan asam dan [OH-] pada larutan basa
secara stoikiometri maka pH suatu larutan asam dan basa dapat ditentukan atau
dihitung dengan rumus:
[H+] = n.Ma
dan
[OH-] = n.Mb
Asam Lemah
Asam lemah adalah senyawa asam yang bila dilarutkan dalam air
terionisasi sebagian, sehingga memiliki harga α < 1. Dalam larutan asam lemah
terdapat molekul-molekul asam yang tidak terionisasi dan ion-ion H+ serta ion-
ion sisa asam yang berada dalam kesetimbangan. Asam lemah mempunyai harga
Ka yang kecil, makin kecil harga asam lemah, makin kecil pula harga Ka-nya.
Contoh asam lemah: CH3COOH, HCOOH, H2C2O4 ,HCN, H2S, H2CO3,
HNO2, HF
Basa Lemah
Basa lemah adalah senyawa basa yang dalam air mengalami ionisasi
33
sebagian (α < 1). Dalam larutan basa lemah terdapat molekul-molekul basa yang
tidak terionisasi. Ion-ion logam dan ion-ion hidroksil [OH-] berada dalam
kesetimbangan. Basa lemah mempunyai harga Kb yang kecil. Makin kecil harga α
dari basa lemah, makin kecil pula harga Kb-nya. Contoh basa lemah: NH4OH,
Mg(OH)2 , Al(OH)3, Zn(OH)2
Asam kuat dan basa kuat besarnya konsentrasi ion [H+] dan ion [OH-]
berbanding lurus dengan konsentrasi asam dan konsentrasi basanya atau besarnya
dikalikan dengan koefisien reaksinya, karena asam kuat dan basa kuat tersebut
terionisasi sempurna dalam air (kecil dari= 1). Pada asam lemah dan basa lemah
tidaklah demikian karena pada asam lemah dan basa lemah hanya terionisasi
sebagian (α < 1), sehingga dalam asam lemah dan basa lemah membentuk reaksi
ionisasi kesetimbangan, jika ditulis:
HA H+ + A- (α < 1)
LOH L+ + OH- (α < 1)
[𝐻+][𝐴−]
Ka = [𝐻𝐴]
Besarnya [H+] = [A-] dan jika [HA] = Ma maka rumus tersebut dapat ditulis:
[𝐻+]2
Ka = [𝑀]
[H+]2 = Ka . M
[H+] = √𝐾𝑎 . 𝑀
Identik dengan cara perolehan asam lemah maka pada basa lemah monovalen
berlaku:
[OH-] = √𝐾𝑏 . 𝑀
34
Kb = tetapan kesetimbangan basa lemah
Mb = konsentrasi (molar) basa lemah
Hubungan derajat ionisasi (α) dengan Ka dalam asam lemah dan basa
lemah. Untuk asam lemah
[H+] = α . Ma
[𝐻+]
α= [𝑀]
M α = √𝐾𝑎 . 𝑀
35
selalu diberi label yang sudah lengkap dengan nama larutan dan konsentrasinya
(molaritasnya) seperti gambar berikut.
c. Titik ekuivalen
Titik ekuivalen adalah suatu keadaan di mana banyaknya (∑ 𝑚𝑜𝑙) objek tepat
habis bereaksi dengan banyaknya (∑ 𝑚𝑜𝑙) larutan standar. Keadaan ini ditandai
dengan perubahan warna indikator Praktikan harus pandai-pandai memilih jenis
indikator dengan trayek pH yang sesuai.
Contoh: pada titrasi asam kuat dengan basa lemah kita pilih indikator yang trayek
pH-nya < 7 jadi bisa metil merah, metil jingga, karena titik ekuivalennya bersifat
asam.
37
Grafik di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
1) pH mula-mula sebelum ditambah NaOH 0,1 M adalah 1. Ini menunjukkan
larutan asam yang dititrasi adalah asam kuat.
2) pH setelah ditambah 50 cm3 NaOH 0,1 M adalah 13. Ini menunjukkan
bahwa basa yang digunakan adalah basa kuat.
3) Titik ekuivalen campuran adalah netral.
4) Ada garis curam vertikal. Ini menunjukkan bahwa satu atau 2 tetes NaOH
ditambahkan dari buret.
5) Trayek pH 3 indikator ditunjukkan pada grafik. Titik ekivalen titrasi (pada
pH = 7) adalah di tengah trayek pH BTB Indikator ini akan berubah warna
dengan sempurna ketika satu atau 2 tetes basa ditambahkan. Jadi BTB
adalah indikator yang paling baik digunakan pada titrasi ini. Tetapi PP dan
MO dapat juga digunakan pada titrasi ini karena trayek pHnya ada pada
garis curam.
39
Gambar 2.6 perubahan pH Asam lemah + asam lemah
Contoh: Larutan natrium hidroksida dengan asam klorida yang membentuk garam
NaCl.
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Reaksi penetralan berikutnya yaitu reaksi antara asam dengan oksida basa yang
menghasilkan garam ditambah air.
Reaksi penetralan berikutnya yaitu reaksi antara oksida asam dengan basa yang
menghasilkan garam ditambah air.
Reaksi penetralan berikutnya yaitu reaksi antara amoniak dan asam yang
menghasilkan garam garam ammonium.
41
Amoniak + asam garam ammonium
Contoh: Gas ammonia dengan larutan asam klorida mengasilkan garam amonium
klorida.
Secara umum:
AB + CD AD + CB
AB dan CD dapat berupa asam, basa atau garam. Reaksi di atas dapat berlangsung
jika AD atau CB atau keduanya memenuhi minimal salah satu dari hal berikut:
1. Sukar larut dalam air atau tidak stabil (mudah terurai).
2. Merupakan elektrolit lebih kuat daripada AB atau CD.
Catatan:
1. Logamnya harus lebih aktif dari H (terletak di sebelah kiri dari H dalam area
kereaktifan Logam)
43
2. Asamnya bukan HNO3 atau H2SO4
3. Garam yang terjadi bervalensi rendah (apabila Logamnya mempunyai lebih dari
satu valensi)
Contoh: Logam magnesium dengan larutan asam sulfat encer
45
Proses pencucian benda-benda pusaka itu sendiri dimulai dengan
merendam keris dan benda pusaka ke dalam air kelapa. Dijelaskan, air kelapa
bersifat asam lemah dan bermanfaat untuk melepaskan kotoran, kerak, dan
mempermudah lepasnya karat yang terbentuk dipermukaan keris. Karena sifat
asamnya yang lemah diperlukan perendaman agar betul-betul meresap dan dapat
melepaskan kotoran terutama yang terdapat di pori-pori logam. Setelah direndam,
benda pusaka itu digosok permukaannya dengan irisan jeruk nipis sampai bersih
atau putih mengkilap. Proses ini bertujuan untuk membersihkan keris dari karat.
Setelah itu, keris dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari. Kemudian,
setelah kering, keris dicuci dengan air dari sumur-sumur yang ada di Keraton
Kasepuhan seperti sumur kejayaan, sumur kemandungan, dan sumur pitu. Proses
terakhir diolesi dengan minyak wangi. Ada empat jenis wewangian yakni minyak
cendana, misik putih, melati, dan mawar. Setelah itu keris dan benda pusaka
disimpan kembali ke tempatnya.
Pencucian keris dan benda pusaka yang ada di museum benda pusaka
Keraton Kasepuhan tidak dimaksudkan untuk menyembah atau
mengagungkannya, namun lebih kepada perawatan atas fisik benda bernilai
sejarah tersebut. Kemudian, acara tersebut sekaligus dimaksudkan untuk
melestarikan budaya atau cara tradisional dalam proses perawatan itu sendiri.
Suatu benda kuno menjadi pusaka bukan karena kekuatan supranaturalnya saja,
tapi karena benda tersebut adalah peninggalan nenek moyang yang menjadi bukti
sejarah, pencapaian dan kejayaan budaya bangsa kita di masa lalu dan menjadi
suatu kebanggaan bangsa di masa kini. Keris dan benda pusaka sebagai bukti
sejarah tersebut patut dan wajib dilestarikan agar tidak kehilangan akar sejarah
dan budaya.
Proses pencucian tersebut menggunakan air kelapa dan jeruk nipis. Air
kelapa dan jeruk nipis mampu menghilangkan korosi yang terdapat pada benda
pusaka karena kandungannya yang bersifat asam. Sebab, asam akan melarutkan
logam yang teroksidasi. Asam sitrat memilki gugus karboksilat. Gugus itu adalah
bagian dari struktur kimia asam sitrat yang terdiri dari oksigen, karbon dan
hidrogen. Misalnya, tembaga klorida akan bereaksi dengan gugus karboksilat
pada asam sitrat. Hasilnya adalah senyawa kompleks yang lebih mudah
dibersikan.
46
Beberapa cara lain bisa digunakan untuk membersihkan alat pada benda
pusaka. Misalnya, menggunakan air yang dicampur dengan serbuk sitrun. Tetapi,
ini tidak dianjurkan karena bisa membuat benda pusaka berpori atau berbintik.
Cara yang paling ekstrim dan sangat tidak dianjurkan adalah dengan
menggunakan asam nitrat atau HCL karena dapat merusak benda jikat terlalu lama
walaupun benda pusaka bisa bersih dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan kehari-hatian dalam penggunaannya.
47
BAB III
PENUTUP
2.4. Kesimpulan
1. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan
lakmus biru dan menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang
larutannya berasa pahit dan licin, membirukan lakmus merah dan
menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak
bersifat asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak
mengubah warna kertas lakmus.
2. Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki
tetapan kesetimbangan. Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan
kesetimbangan karena dalam air hanya terurai atau hanya terionisasi
sebagian.
3. Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam
dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat
bersifat asam atau basa.
4. Larutran asam memilki sifat yaitu berasa masam jika dilarutkan dalam
air (hanya untuk asam lemah), Bersifat korosif terhadap logam dan
bisa menghantarkan listrik. Sedangkan basa meiliki sifat yaitu berasa
pahit jika dilarutkan dalam air, terasa licin seperti sabun bila disentuh,
dapat menghantarkan listrik serta bersifat kaustik
5. Menyatakan Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam
larutan. Derajat ionisasi ini dapat ditentukan dengan cara
membandingkan jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang
dilarutkan. Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya
bernilai satu (α=1). Jika zat tidak dapat terionisasi, maka derajat
ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan zat yang terionisasi
sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari satu, sangat kecil
(α<1).
6. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari
48
7, larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan
netral mempunyai pH= 7.
7. Titrasi adalah metode analisa kuantitatifuntuk menentukan kadar suatu
Larutan yang belum diketahui
8. Reaksi yang terjadi pada asam dan basa yaitu reaksi penetralan, reaksi
penggantian (substitusi) dan reaksi redoks.
9. Pencucian benda-benda pusaka merupakan aplikasi asam dan basa
dalam kehidupan. Pencucian menggunakan asam bisa menghilangkan
karat pada logam karena asam akan melarutkan logam yang
teroksidasi. Empat macam asam yang paling penting dalam industri
adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida.
2.5. Saran
Karena asam dan basa sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita
harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan
benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Materi Kimia Kelas X Asam Basa, pada tanggal 5 januari 2018,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/asam-basa/
Cotton F.A dan G. Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press, Jakarta
Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L., 1993, Inorganic Chemistry.
HarperCollins College Publisher, New York.
50