Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT CUKA MAKANAN

DISUSUN OLEH:
NAMA: GALANG PUTRANURIQBAL
NIM: 1918351
KELAS: ANALIS KIMIA 1B

DOSEN PEMBIMBING:
Ruyatul Hilal Mukhtar,M.Pd

POLITEKNIK AKA BOGOR


Jl. Pangeran Sogiri No. 283 Kel. Tanah Baru Kec. Bogor Utara 16154 - Jawa
Barat.Telepon : 0251-8650 351Email : admin_pmb@aka.ac.id

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Penulis mampu menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam penulis curah limpahkan kepada
Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.
Tujuan penyusunan makalah yang berjudul “Penetapan Kadar Asam
asetat cuka makanan” ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia Politeknik AKA Bogor.
Penulis sangat sadar akan kekurangan dalam menyusun maklah ini, maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
kedepannya bisa lebih baik lagi. Akhir kata, semoga tugas makalah ini bisa
bermanfaat untuk penulis serta pembaca

Indramayu, 1 juni 2020

Galang Putranuriqbal

i
DAFTAR ISI
kata pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iii
Daftar Tabel ........................................................................................................... iv
BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan ........................................................................................... 2
BAB 2 Pembahasan ................................................................................................ 3
2.1 Asam Asetat .................................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Asam Asetat ......................................................................... 3
2.1.2 Sifat Asam Asetat ................................................................................... 4
2.1.3 Pembuatan Asam Asetat ........................................................................ 5
2.1.4 Manfaat Asam Asetat ............................................................................. 6
2.1.5 Bahaya Asam Asetat .............................................................................. 8
2.1.6 Penanganan Pertama Bila Terpapar Asam Asetat ................................ 10
2.2 Analisis Titrimetri ....................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Titrimetri ............................................................................ 10
2.2.2 Larutan Standar .................................................................................... 11
2.2.3 Titik Ekuivalen ..................................................................................... 12
2.2.4 Titik Akhir Titrasi (TAT) ..................................................................... 12
2.2.5 Jenis-Jenis Titrasi ................................................................................. 14
2.2.6 Cara Melakukan Titrasi ........................................................................ 15
2.2.7 Kesalahan Titrasi .................................................................................. 16
2.3 Analisis Asam Asetat / Cuka ...................................................................... 17
2.3.1 Alat dan Bahan ..................................................................................... 17
2.3.2 Cara Kerja ............................................................................................ 17
2.3.3 Pembahasan dan Perhitungan ............................................................... 19
BAB 3 Penutup ..................................................................................................... 20
3.1 kesimpulan .................................................................................................. 20
3.2 Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Asam asetat murni ................................................................................ 3


Gambar 2 : Rumus molekul asam asetat ................................................................. 4

iii
DAFTAR TABEL

Table 1: Tabel indikator asam-basa ...................................................................... 13

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan Negara dengan rempah-rempah yang melimpah ,
dengan adanya rempah-rempah Indonesia memiliki cita rasa makanan yang khas.
Penambahan cuka pada makanan seringkali digunakan oleh masyarakat untuk
menambah rasa masam dan segar
Pengunaan cuka makanan tentunya harus dalam konsentrasi yang tepat
agar masyarakat tidak mengalami efek yang kurang baik yang disebabkan oleh
cuka tersebut. Kebanyakan masyrakat Indonesia kurang memahi tentang efek
bahaya dari cuka bila berlebih. Cuka termasuk kedalam senyawa kimia asam
lemah atau biasa dikenal dengan CH3COOH
Di Indonesia , cuka dijual dengan konsentrasi yang berbeda–beda namun
harus dalam kadar yang aman untuk dikonsumsi, dalam pembahasan kali ini kita
akan membahas lebih dalam tentang penentapan kadar asam asetat dalam cuka
makanan, seingga kita bias mengetahaui efek dari konsentrasi tersebut kepada
masyarakat yang mengonsumsi
Asam asetat merupakan salah satu bahan kimia yang diimpor oleh
Indonesia dari beberapa negara. Selama beberapa kurun waktu terakhir, kebutuhan
asam asetat cenderung mengalami kenaikan mengingat penggunaannya yang luas
antara lain rumah tangga dan juga digunakan oleh industri yang memproduksi
berbagai jenis ester dan zat-zat warna propanon. Pertimbangan kebutuhan dalam
negeri yang semakin meningkat, di samping untuk mengurangi pengeluaran
devisa negara dengan mengimpor terus-menerus maka dianggap layak untuk
mendirikan pabrik asam asetat ini di Indonesia sebagai salah satu aset yang dapat
membantu pemenuhan kebutuhan pasar.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu cuka makanan?
2. Bahaya cuka makanan?
3. Apa metode yang digunakan untuk penetapan cuka makanan?

1
2

4. Bagaimana langkah-langka penentapan kadar cuka makanan?

1.3 Tujuan penulisan


Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui cara penetapan
kadar asam asetat dalam cuka makanan yang dijual di masyarakat, serta
masyarakat diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi cuka
makanan. Makalah ini juga dapat menjadi refrensi tentang asam asetat maupun
metode tirimetri / volumetri
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Asam Asetat

2.1.1 Pengertian Asam Asetat


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemeberi rasa asam dan aroma pada makanan.
Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam
asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16.7°C. Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi menurut reaksi:
CH3COOH  H+ + CH3COO–
Asam asetat cair merupakan pelarut protik hidrofilik atau polar, ini sama
atau mirip seperti air dan etanol. Asam asetat mempunyai konstanta dielektrik
yang sedang yaitu 6,2 sehingga ia bisa melarutkan, baik senyawa polar seperi
garam, anorganik, serta gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan
unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat dapat bercampur dengan mudah
dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform serta heksana.
Dengan nilai alkana yang lebih tinggi (dimulai dari oktana), asam asetat tidak
akan lagi bercampur dengan sempurna, dan kebercampurannya terus menurun
berbanding lurus dengan kenaikan rantai n-alkana

Gambar 1 : Asam asetat murni : https://i0.wp.com/sebentarsaja.com/wp-


content/uploads/2019/02/acetic-acid.jpg?fit=750%2C500&ssl=1

3
4

Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting.Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilenaterftalat,
selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di
rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton/tahun.
1,5 juta ton/tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati

2.1.2 Sifat Asam Asetat


Asam asetat adalah salah satu asam karboksilat paling sederhana (kedua
paling sederhana, setelah asam format) dan memiliki rumus kimia CH3COOH1

Gambar 2 : Rumus molekul asam asetat: https://rumusrumus.com/wp-


content/uploads/2018/09/rumus-asam-asetat.png

 Rumus molekul: CH3COOH


 Berat moleku : 60,053 g/gmol
 Titik leleh pada 1 atm : 16,6 °C
 Titik didih pada 1 atm : 117,9 °C
 Suhu penyalaan: 485oC
 Densitas pada 20°C : 1,05 g/cm3
 Temperatur kritis ( cair ) : 594,45K
 Tekanan kritis ( cair ) : 57,1 atm

1
Fafa,wilda : “ Sifat fisika dan kimia asam asetat “https://sebentarsaja.com/asam-asetat/.diakses pada
kamis, 22 mei 2020. Pukul 19:30 WIB.
5

 Volume kritis ( cair ) : 2,85 cc/ gr


 Titik nyala : 39oC
 Tekanan uap: (20oC) 1,54 hPa
 Nilai pH (50g/l H2O): (20oC) 2,5
 Kekentalan Dinamik: (20oC) 1,22 mm2/s
 Kekentalan Kinematik: (20oC) 1,77
 Titik nyala: 39oC
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi,
magnesium dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut
logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat
dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue
(natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hampir semua garam asetat larut
dengan baik dalam air.

2.1.3 Pembuatan Asam Asetat


Teknologi pembuatan asam asetat mungkin yang paling beragam dari
pembuatan semua bahan kimia organik industri. Ada beberapa teknik yang
digunakan dalam pembuatan asam asetat, diantaranya: karbonilasimethanol,
sintesis gas metan, oksidasi asetaldehida, oksidasi etilena, oksidasialkana,
oksidatif fermentasi, dan anaerob fermentasi
A. karboniliasasi methanol
kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi, dalam
rekasi inil, methanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam
asetat
CH3OH + CO  CH3COOH
proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, dimana reaksi itu
sendiri terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks pada tahap
kedua
CH3OH + HI  CH3I + H2O
CH3I + CO  CH3COI
CH3COI + H2O  CH3COOH + HI
6

ada dua macam proses pembuatan asam asetat dengan metode


karbonilisasi methanol, yaitu proses Monsanto dan cativa.
Proses Monsanto menggunakan katalis kompleks rhodium, sedangkan
proses cativa menggunakan katalis iridhium.
B. Fermentasi aerob
Reaksi pembuatan asam asetat dengan fermestasi aerob
C6H12O6  2C2H5OH  2CH3COOH + H20 + 116 kal
Glukosa Ethanol Cuka asam
C. Fermentasi anaerob
Reaksi pembuatan asam asetat dengan fermestasi anaerob
C6H12O6  3CH3COOH
Pada pembuatan asam asetat dengan cara fermentasi aerob , dapat dilakukan
dengan dua metode yakni dengan metode cepat atau metode lambat. Hal yang
dapat membedakanya adalah pemilihan bahan dalam memproduksi asam asetat.
Untuk metode lambat bahan utama yang digunakan berasal dari buah-buahan, dan
untuk metode cepat bahan yang digunaka etanol cair.

2.1.4 Manfaat Asam Asetat


Asam asetat menjadi bahan baku industri yang memiliki peranan sangat
penting dan sebagai pengatur keasaman sebuah makanan, senyawa kimia ini
sangat banyak digunakan oleh para pengusaha makanan di seluruh Indonesia.
Manfaat asam asetat diantaranya adalah2: (Redaksi manfaat)
A. Pereaksi Kimia
Pereaksi kimia dipergunakan untuk menghasilkan berbagai macam
senyawa kimia dan asam asetat sangat baik untuk membuat senyawa
kimia. Tak hanya itu asam asetat juga seringkali digunakan untuk
menghasilkan monumel vinil dan berbagai bentuk reaksi kimia dari asam
asetat dapat membentuk senyawa secara efektif.
B. Produksi Polimer

2
redaksi,manfaat : “ Manfaat asam asetat bagi tubuh “https://manfaat.co.id/manfaat-asam-
asetat-bagi-tubuh. diakses pada kamis, 22 mei 2020. Pukul 19:30 WIB.
7

Asam yang terkandung didalamnya sangat membantu dalam menghasilkan


berbagai macam produksi polimer dan polimer memang terbentuk dari
berbagai macam molekul. Asam asetat memiliki sifat materi yang sangat
berguna bagi kelangsungan proses produksi polimer.
C. Pengatur Keasaman
Asam asetat memiliki wujud zat yang berguna untuk mengatur keasaman
makanan atau minuman dan Banyak industri makanan yang sengaja
menggunakan asam asetat agar rasa makanan atau minumannya menjadi
nikmat.
D. Penjernih Air
proses penjernihan air secara kimia dan air yang menggunakan asam asetat
sangatlah aman bagi kesehatan manusia. Air memang memiliki peranan
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan manusia memiliki
ketergantungan terhadap air untuk melakukan berbagai macam aktivitas
serta kebutuhan.
Asam asetat juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, Salah satu
manfaat terbesar yang tentunya diinginkan dan dibutuhkan adalah meningkatkan
kondisi kesehatan dan mengatasi penyakit tertentu, Salah satu manfaat asam asetat
bagi tubuh adalah membantu meningkatkan penyerapan mineral di dalam tubuh.
Manfaat tersebut memang secara tidak langsung dapat membantu menjadikan
kondisi kesehatan tubuh seseorang meningkat. Namun dengan adanya penyerapan
mineral yang baik maka beberapa mineral yang terkandung di dalam makanan
yang dikonsumsi seseorang dapat terserap lebih baik sehingga fungsi dari mineral
di dalam tubuh lebih maksimal. Manfaat lainnya yang bisa di dapatkan dari asam
asetat adalah membantu mengontrol kadar gula di dalam darah. Dampak positif
tersebut sangat berguna dalam menjaga agar penderita diabetes tidak mengalami
kondisi peningkatan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga dampaknya tidak
akan terjadi. Manfaat tersebut seringkali diperoleh dari asam asetat yang
terkandung dalam sediaan cuka apel. Cuka apel juga memiliki kandungan kalori
yang sangat kecil dan mampu mengurangi nafsu makan sehingga dapat menjaga
8

dan mengurangi peningkatan berat badan seperti halnya manfaat jinten hitam
untuk diet.
Manfaat asam asetat bagi tubuh lainnya adalah membantu mencegah racun
masuk ke dalam tubuh. Manfaat detoksifikasi tersebut dapat diperoleh dengan
cara mencuci setiap buah dan sayuran yang akan dikonsumsi. Asam asetat dapat
membantu menghilangkan dan membersihkan setiap makanan seperti sayuran dan
buah buahan dari berbagai macam racun yang berbahaya untuk tumbuh serta zat
zat kimia berbahaya yang bisa masih berada pada sayur atau buah dari sisa
pestisida dalam proses penanamannya. Manfaat asam asetat bagi tubuh lainnya
adalah membantu mengatasi penyakit kulit terutama kondisi eksim. Sifat asam
asetat yang dapat menyerap racun, membersihkan kulit, dan antimikroba
membantu mengatasi maupun mencegah terjadinya eksim.

2.1.5 Bahaya Asam Asetat


Asam asetat mempunyai bau yang menyengat dan rasa yang asam. Asam
asetat selain digunakan dalam dunia kuliner, bahan tersebut juga sering digunakan
untuk industri tekstil. penggunaan asam asetat berlebihan tentunya akan
menimbulkan efek yang kurang baik bagi tubuh. Bahaya asam asetat diantaranya
adalah :
A. Iritasi lambung dan usus
Asam cuka atau asam asetat memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Hal
ini berdampak tidak baik terhadap kesehatan lambung dan juga usus.
Akibat tingkat keasaman yang tinggi ini, dinding lambung dapat menjadi
lunak dan sensitif terhadap terjadinya luka.
B. Iritasi tenggorokan
Akibat tingkat asam yang tinggi, bisa terjadi luka di sekitar tenggorokan.
Jika hal ini terjadi, maka Anda akan merasa nyeri terutama ketika
digunakan untuk menelan. Akibatnya asupan makanan ke dalam tubuh
akan terganggu dan dapat menimbulkan gejala penyakit lainnya.
C. Gangguan pencernaan
9

Kinerja sistem pencernaan akan terhambat dan proses pembakaran lemak


pun terhambat. Salah satu gangguan pencernaan yang muncul akibat
konsumsi asam asetat ini secara berlebihan adalah diare.
D. Merusak gigi
Kesehatan gigi juga dapat terganggu akibat konsumsi asam cuka secara
berlebihan. Tingkat keasaman yang tinggi dari asam cuka dapat merusak
lapisan pelindung gigi (enamel gigi). Kerusakan ini dapat berupa
pengikisan atau penghancuran lapisan gigi. Ketika hal ini terjadi selama
jangka waktu yang lama, maka gigi akan mudah keropos.
E. Mengganggu kerja jantung
Asam cuka atau asam asetat dapat mengakibatkan terjadinya pengerutan
pembuluh darah di jantung. Hal ini sebagai akibat tingkat keasaman yang
tinggi yang tidak dapat diterima oleh darah. Kondisi ini dapat
mengakibatkan kinerja jantung menjadi tidak normal dalam proses
memompa darah, misalnya muncul kondisi detak jantung cepat.
F. Sakit maag
Orang yang mempunyai riwayat maag tidak disarankan makan makanan
asam, termasuk di antaranya yang mengandung asam cuka atau asam
asetat. Kadar asam yang tinggi ini justru dapat memperparah gejala
penyakit maag yang muncul. Hal ini karena luka pada lambung akan
semakin parah ketika terkena asam cuka.
G. Merusak tulang
Bahaya asam asetat bagi kesehatan tubuh selanjutnya adalah menurunnya
kepadatan tulang. Jika hal ini dibiarkan saja tanpa penanganan, maka dapat
menyebabkan munculnya gejala osteporosis. Bagi orang yang sudah
terkena osteoporosis, makanan yang bersifat asam harus dihindari untuk
mencegah pengeroposan tulang menjadi kian parah.
H. Berbahaya bagi janin
Bagi para ibu hamil, sebaiknya membatasi konsumsi makanan yang
mengandung asam cuka. Tingkat keasaman yang tinggi dalam asam cuka
berakibat tidak baik kesehatan janin. Dampak terburuk adalah terjadinya
10

kecacatan pada janin. Jaringan pada janin masih sangat lemah sehingga
para ibu hamil harus berhati-hati dalam mengkonsumsi aneka jenis
makanan.

2.1.6 Penanganan Pertama Bila Terpapar Asam Asetat


Asam asetat bersifat asam lemah , seperti yang kita tahu setiap asam
bersifat korosif. Tentunya dapat membahayakan tubuh bila terpapar langsung
dengan bahan tersebut dalam konsemntrasi yang cukup pekat. Hal yang perlu
dilakukan bila asam asetat terkena bagian tubuh kita adalah:
A. Mata
Saat asam asetat terkena mata, sebaiknya segeralah bersihkan mata dengan
air bersih dan usahakan air diperoleh dari air mengalir, basuhlah minimal
selama 10 menit.
B. Kulit
Ketika asam asetat mengenai kulit, janganlah merasa panik dan segeralah
basuh bagian kulit yang terkena asam asetat, kemudian bersihkan dengan
air yang berasal dari pancuran minimal selama 15 menit.
C. Terhirup
Saat asam asetat terhirup oleh hidung dan menyebabkan hidung menjadi
merasa sesak, segeralah cari tempat yang memiliki udara yang segar.
D. Tertelan
Saat asam asetat tertelah secara berlebihan, usahakanlah muntahkan asam
asetatnya dan minumlah air putih dalam jumlah yang banyak.

2.2 Analisis Titrimetri

2.2.1 Pengertian Titrimetri


Titrimetri merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa
digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.
Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka
teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetri merupakan
11

satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan
hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia.
Analisis cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT → hasil
dengan keterangan: (a) molekul analit A bereaksi dengan (t) molekul pereaksi T.
Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari
sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan
yang disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan
dengan suatu proses standardisasi.Istilah dalam titrimetri biasanya berkaitan
dengan larutan, Seperti titran ( larutan yag menjadi penitar), titrat (larutan yang
dititar / yang akan dicari konsentrasinya).

2.2.2 Larutan Standar


Dalam kimia analitik, suatu larutan standar atau larutan baku adalah suatu
larutan yang mengandung konsentrasi yang diketahui secara tepat dari unsur atau
zat. Larutan standar biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret,
yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang
akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan
menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer larutan standar yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi zat lain
A. Larutan Standar Primer
Larutan standar primer merupakan larutan yang mengandung zat padat
murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode
gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan
konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung
melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari
zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.Contoh larutan
baku primer diantaranya larutan kalium dikromat (K2Cr2O7), natrium
klorida (NaCl), asam oksalat, dan asam benzoat. Syarat larutan standar
primer(zat harus mudah diperoleh, zat tidak berubah selama penimbangan,
tidak higroskopis, mudah diperiksa kemurnianya, mudah larut, reaksi
dengan larutan standar harus cepat)
12

B. Larutan Standar Sekunder


Larutan standar sekunder merupakan larutan yang mengandung suatu zat
yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari
zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan
pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode
titrimetri. Contoh larutan baku sekunder diantaranya larutan perak nitrat
(AgNO3), kalium permanganat (KMnO4), besi(II) sulfat (FeSO4) dan
natrium hidroksida (NaOH).
Larutan standar juga sering digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu spesi
analit. Dengan membandingkan absorbansi dari larutan sampel pada panjang
gelombang tertentu dengan serangkaian larutan standar pada konsentrasi diketahui
yang berbeda dari spesi analit, konsentrasi larutan sampel dapat dilihat melalui
Hukum Beer.

2.2.3 Titik Ekuivalen


Titik ekuivalen adalah titik dalam titrasi di mana jumlah titran yang
ditambahkan cukup untuk sepenuhnya menetralkan larutan analit. Mol titran
(larutan standar) sama dengan mol larutan dengan konsentrasi yang tidak
diketahui. Seharusnya angka titik ekuivalen ini yang menjadi angka perhitungan,
tapi angka ini tidak dapat diperoleh secara manual atau dalam titrasi biasa
maksudnya tidak bisa diamati. Jadi, angka ini hanya teoritis pada akhirnya.

2.2.4 Titik Akhir Titrasi (TAT)


Titik akhir adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang
menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik
akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi
hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak
dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan
saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator. Indikator yang
digunakan dalam titrasi asam – basa dinamakan indikator asam – basa.
13

Suatu indikator harus memiliki beberapa syarat agar indikator tersebut bias
digunakan sebagai tanda akhir titrasi, syarat yang harus dimiliki oleh indikator
adalah :
A. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen
dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan titrasi. Untuk mengatasinya
trayek indikator harus mencakup pH larutan pada titik ekivalen
B. perubahan warna itu arus menjadi dengan mendadak. Untuk mengatasinya
trayek indikator harus memotong bagian yang curam dari kurva

Nama Warna Trayek


No.
Indikator Asam Basa pH
Kuning
1. Metil Kuning Merah 2,9 – 4,0
Jingga
Jingga
2. Metil Jingga Merah 3,1 – 4,4
Kuning
Bromo Fenol
3. Kuning Ungu 3,0 – 4,6
Blue
4. Merah Metil Merah Kuning 4,2 - 6,2
5. Fenol Merah Kuning Merah 6,4 – 8,0
6. Timol Blue Kuning Biru 8,0 – 9,6
Tidak Merah
7. Phenolphtalein 8,0 – 9,8
Berwarna Ungu
Table 1: Tabel indikator asam-basa : https://image.slidesharecdn.com/titrasiasambasa-141119164116-
conversion-gate02/95/titrasi-asam-basa-12-638.jpg?cb=1416415714

Pada umumnya indikator memili range pH dimana dia efektif mengalami


perubahan warna dimana kisaran nilainya adalah +-1 dari kisaran pKIn nya.
Perubahan warna indikator untuk dipakai titrasi asam basa adalah campuran
antara kedua bentuk perubahan warna dalam asam atau basa. Sebagai contoh jika
dipergunakan metil jingga yang memiliki perubahan warna merah-kuning maka
campuran warnanya adalah jingga jadi pada saat titrasi menggunakan indikator ini
maka perubahan yang harus diamati saat menentukan titik akhir titrasi adalah
14

jingga (campuran merah-kuning), cara yang sama dipakai untuk menentukan


perubahan warna indikator pada pH rangenya.

2.2.5 Jenis-Jenis Titrasi


Titrasi menurut caranya dibagi menjadi dua jenis, yaitu titrasi langsung
dan titrasi tidak langsung. Berdasarkan reaksi yang terjadi antara titran dan titrat,
Titrasi dibagi menjadi empat macam, diantaranya adalah:
A. Titrasi Redoks
Titrasi redoks adalah titrasi yang menyebabkan reaksi antara senyawa atau
ion yang bersifat sebagai oksidator dengan senyawa ion yang bersifat
sebagai reduktor dan sebaliknya. Secara umum terdapat tiga macam reaksi
redoks (iodometri, iodimetri, permanganometri). Iodometri Merupakan
titrasi redoks yang dengan menggunakan I2 serta juga merupakan jenis
reaksi tidak langsung. Karena I2 yang akan bereaksi tersebut harus dibuat
terlebih dahulu dengan reaksi redoks sebelumnya.Iodimetri Merupakan
titrasi redoks dengan I2 juga. Namun bedanya dengan iodometri, I2 yang
digunakan itu langsung dalam wujud I2 sehingga disebut juga dengan
reaksi langsung. Permanganometri Merupakan reaksi titrasi dengan
memanfaatkan ion Mn2+. Indikator yang digunakan itu biasanya amilum
yang dapat membentuk kompleks dengan I2 yakni iodo-amilum berwarna
biru. Selain dari itu bisa juga menggunakan autoindikator.
B. Titrasi Kompleksasi (Kompleksometri)
Titrasi kompleksasi ini merupakan jenis titrasi dengan reaksi kompleksasi
atau juga pembentukan ion kompleks. Biasanya digunakan untuk dapat
menganalisa kadar logam pada larutan sampel yang dapat membentuk
kompleks dengan larutan standar yang biasanya itu merupakan ligan.
Indikator yang digunakan itu juga biasanya akan bereaksi dengan
kelebihan titran (sama-sama membentuk ion kompleks) serta menunjukkan
perubahan warna.
C. Titrasi Asam-Basa (Asidimetri,Alkalimetri)
15

Titrasi asam basa adalah metode analisis kuantitatif yang dengan


berdasarkan reaksi asam basa. Sesuai dengan persamaan umum reaksi
asam basa = asam+ basa à garam+ air. Berdasarkan sifat larutan bakunya,
titrasi dibagi atas :
Asidimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku asam.
Contoh : HCl, H2SO4
Alkalimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku basa.
Contoh : NaOH, KOH
D. Titrasi Pengendapan (Argentometri)
Titrasi argentometri merupakan jenis titrasi yang digunakan khusus untuk
reaksi pengendapan, secara umum metode titrasi argentometri terdapat tiga
macam (Mohr, Volhard, Fajans ). Morh, Pada metode ini tidak ada
indikator yang digunakan. Sehingga untuk dappat menandai titik akhir
titrasi ialah tingkat kekeruhan dari larutan sampel. Pada saat larutan
standar sudah mengalami reaksi stoikiometris dengan larutan sampel,
maka ml larutan standar berikutnya yang menetes pada larutan sampel
akan menghasilkan endapan disebabkan karena larutan hasil reaksi titrasi
telah jenuh. Namun, terdapat juga digunakan indikator yang dapat bereaksi
dengan kelebihan larutan standar serta juga membentuk endapan dengan
warna yang berbeda dari endapan reaksi utama.Volhard, Dalam Metode ini
adalah menggunakan indikator yang akan bereaksi dengan kelebihan
larutan standar yang membentuk ion kompleks dengan warna tertentu.
Fajans, Metode ini menggunakan indikator adsorpsi. Endapan yang
terbentuk dari reaksi utama tersebut dapat menyerap indikator adsorpsi
pada permukaannya sehingga endapan itu terlihat berwarna.

2.2.6 Cara Melakukan Titrasi


Dalam melakukan titrasi, pertama kita harus menyiapkan terlebih dahulu
paralatan yang terdiri dari Buret, Statif serta Klem, dan juga Erlenmeyer. Selain
itu harus disiapkan juga larutan baku. Larutan baku yang konsentrasinya sudah
diketahui ditempatkan di dalam buret ataupun biasa disebut dengan larutan
16

penitrasi. Larutan penitrasi tersebut harus sudah diketahui konsentrasinya.Larutan


yang akan ditentukan konsentrasinya ditempatkan di dalam labu titrasi/
Erlenmeyer. Volume larutan yang akan dititrasi tersebut harus sudah diketahui.
Selanjutnya, larutan yang akan dititrasi tersebut diteteskan indikator asam-basa.
Penempatan larutan kedalam buret serta juga labu titrasi boleh ditukar. Larutan
baku tersebut boleh dijadikan larutan penitrasi dan boleh juga dijadikan larutan
yang akan dititrasi. Larutan penitrasi tersebut diteteskan perlahan-lahan ke dalam
larutan yang dititrasi. Penetesan baru dihentikan apabila sudah tercapai titik akhir
titrasi. Titik akhir titrasi tersebut diketahui dari perubahan warna larutan indikator.
Selain dari titik akhir titrasi, dikenal juga titik ekivalen. Titik ekivalen merupakan
suatu keadaan zat dalam larutan yang dititrasi tepat habis bereaksi dengan zat
dalam larutan penitrasi (asam & basa tepat habis bereaksi). Tepat pada saat
seluruh zat habis bereaksi, larutan indikator segera berubah warna, serta pada
disaat inilah penetesan dari buret tersebut harus segera dihentikan.

2.2.7 Kesalahan Titrasi


Dalam melakukam titrasi, seorang analis haruslah kompeten. Karena
ketepatan data yang didapat sangat dipengaruhi oleh kemampuan orang yang
malakukan titrasi. Kesalahan titrasi yang terjadi diantaranta adalah :
1. Penentuan titik akhir
Penentuan titik akhir yang melebihi dari batasnya, sehingga titrat yang
akan ditentukan kadarnya menjadi kurang teliti
2. Pemilihan indikator
Kesalahan menggunakan indikator menyebabkan tidak adanya tanda
perubahan pada titrat yang bertujuan sebagai penentu tanda akhir titrasi
3. Penggunaan buret
Penggunaan buret yang tidak sesuai dengan titran yang digunakan,
sehingga bila titran yang reaktif dengan cahaya maka menggunakan buret
Amber. Bila menggunakan buret biasa, maka titran akan berkurang
konsentrasinya
17

2.3 Analisis Asam Asetat / Cuka

2.3.1 Alat dan Bahan


Dalam melakukan praktikum , kita harus memiliki alat dan bahan yang
bebas dari kontaminasi dari bahan lain yang dapat mengganggu hasil ketelitian
penelitian. jadi ketika akan menggunakan alat sebaiknya alat yang kita gunakan
ducuci dan dibilas dengan aquades maupun bahan yang akan digunakan, Sehingga
alat yang digunakan bersih dan layak dipakai. Dalam melakukan analisis kadar
cuka kita membutuhkan alat dan bahan diantaranya :
A. Alat
 Erlenmeyer
 Buret
 Gelas piala
 Labu takar
 Kaca Arloji
 Botol semprot
 Pipet tetes
 Pipet volumetri
 Batang pengaduk
 Corong
B. Bahan
 NaOH
 Asam oksalat
 Larutan cuka
 Aquades / Air suling
 Indikator pp (Penolftalein)

2.3.2 Cara Kerja


Asam asetat / asam cuka adalah larutan yang bersifat asam lemah dan
berupa cairan, sehingga dapat dianalisis dengan metode tirimetri / metode
volumetri. karena bahan yang dianalisis adalah asam, maka larutan yang
18

digunakan sebagai penitar harus bersifat basa. Dalam hal ini analisis titrimetri
yang kita lakukan masuk kedalam jenis Asidimetri / dalam reaksinya terjadi reaksi
antara asam dan basa. Basa yang digunakan adalah NaOH / Natrium Hidroksida,
pH pada akhir titrasi berkisar antara 8-9. Dengan mengetaui pH akhir titrasi maka
kita dapat memilih indikator yang tepat, indikator yang dapat digunakan dalam pH
tersebut adalah Penolftalein. Indikator ini akan meruba warna larutan dari tidak
berwarna menjadi merah muda tipis. Setelah kita mengetahui bahan yang cocok
dalam reaksi tersebut, maka tahapan-tahapan dalam analisis asam cuka adalah:
1. Preparasi Alat
Seperti pada awal yang kita bahas, alat yang kita gunakan harus dalam
kondisi yang bersih sehingga tidak mengganggu ketelitian hasil. Alat yang
wajib dicuci dan dibilas dengan air suling adalah buret, erlenmeyer, pipet
volumetri, gelas piala, kaca arloji
2. Standarisasi NaOH
Natrium hidroksida bersifat higroskopis artinya konsentrasi sangat reaktif
dengan udara, sehingga larutan NaOH yang akan digunakan harus
diketahui konsentrasi pastinya. Standarisasi NaOH bisa menggunakan
asam oksalat, karena asam oksalat termasuk kedalam larutan primer.
NaOH yang biasa digunakan memiliki konsentrasi berkisar 0,1 M
3. Pengenceran Asam Cuka
Asam cuka yang akan kita cari kadarnya dipipet sebanyak 5ml dan
dimasukan kedalam labu takar 100 mL. Setelah ditambahkan air suling
hingga mencapai tanda tera, kemudian larutan dipipet kembali sebanyak
10 ml kedalam erlenmeyer
4. Menitar Asam Cuka
Larutan cuka yang telah kita encerkan kedalam erlenmeyer, kemudian
ditambahkan indikator pp sebanyak dua tetes. NaOH yang telah
distandarisasi dimasukan kedalam buret 50 mL, Pastikan dalam buret tidak
ada gelembung yang tersisa. Larutan NaOH peralahan diteteskan kedalam
erlenmeyer sampai warna larutan cuka berubah menjadi merah muda
19

seulas, Catat volume yang terpakai pada buret. Lakukan titrasi triplo / tiga
kali titrasi sampai rentang data yang didapat saling mendekati.
5. Perhitungan
Perhitungan bisa menggunakan berbagai macam rumus, rumus yang
paling mudah adalah rumus pengenceran.
Ma x a = Mb x b

2.3.3 Pembahasan dan Perhitungan


Proses awal yaitu Standarisasi NaOH dengan Asam oksalat, NaOH dititrasi
sebanyak tiga kali, agar hasil NaOH lebih teiliti. Dari pengulangan sebanyak 3
kali, volume NaOH yang kami dapatkan secara berturut- turut adalah 26.5 mL,
26,5 mL, dan 24.9 mL. Didalam proses perhitungan kita menggunakan volume
NaOH sebesar 26.5 mL karena volum tersebut didapatkan sebanyak 2 kali.
Adapun konsentrasi NaOH yang sebenarnya yang kami peroleh dari hasil
perhitungan adalah 0.07396 M. Konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasi yang
tertera di wadah NaOH. Penyebab perbedaan ini dapat disebabkan karena NaOH
yang ada di tabung buret sudah terlalu lama sehingga sedikit banyak akan bereaksi
dengan CO2 yang ada di udara sehingga dapat mengurangi konsentrasi dari
NaOH.
Setelah diketahui volum NaOH yang akan digunakan dan konsetrasinya,
maka proses titrasi dengan CH3COOH dapat dilakukan. Titrasi yang diulang
sebanyak 3 kali (triplo) dan volume NaOH berturut- turut yang didapatkan adalah
: 25.9, 23.8, dan 25.1 mL. Adanya variasi volum ini menyebabkan perbedaan
yang lumayan jauh antara volume NaOH. Maka dari itu, kita menggunakan rata -
rata volume NaOH yang diperlukan dalam perhitungan konsentrasi CH3COOH.
Dari hasil perhitungan yang telah kami lakukan, konsentrasi CH3COOH yang
didapat sebanyak 3.68 M atau 21,066% (v/v). Konsentrasi yang didapat berbeda
dengan konsentrasi yang tertera di botol kemasan cuka yaitu sebanyak 25%
BAB 3
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Asam asetat sangat digemari oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan
tambahan makanan. Asam asetat yang dianalisis dari sampel yang dijual dipasaran
memiliki kadar 21,006 %, Hal ini tidak sesuai dengan label yang tertera pada
botol tersebut yakni 25 %. ini bisa terjadi karena asam cuka yang kita gunakan
untuk analisis telah sedikit menguap, kadar tersebut juga tidak berbahaya bagi
tubuh bila digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Namun bila asam asetat
dengan konsentrasi 25% mengenai mata ataupun kulit maupun terihurp langsung
maka akan menimbulkan efek tertentu bagi tubuh.
3.2 Saran
Dari percobaan penetapan kadar asam asetat dalam cuka makanan, penulis
memiliki saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca dan produsen asam cuka
makanan. Pengunaan asam cuka untuk makanan sebaiknya tidak terlalu
berlebihan, karena efek yang ditimbulkan juga sangat berbahaya. bagi para
penggemar rasa masam dan segar pada makanan bias diganti dengan jeruk nipis
agar bahan yang kita gunakan lebih alami. Untuk produsen cuka makanan
sebaiknya menggunakan kemasan yang lebih tertutup, Agar cuka tetap terjaga
kadarnya dan cuka tidak tumpah sehingga mengenai tubuh konsumen

20
DAFTAR PUSTAKA

Bettelheim, F., dan Landesberg, J. 2012. Laboraty Experiments for Introduction to


General, Organic and Biochemistry. Cengage Learning

Fiwka,Estriana.2019.” Pengertian Asam Asetat dan Rumus Asam Asetat


“.https://www.masterpendidikan.com/2019/10/pengertian-asam-asetat-
dan-rumus-asam-asetat.html. Diakses pada kamis, 22 mei 2020. Pukul
20:29 WIB.

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Ed
ke-5. Setiono L, Pudjaatmaka AH, penerjemah; Shevla G, editor. London:
Longman Group Limited. Terjemahan dari: Textbook of Macro and
Semimicro Qualitative Inorganic Analysis.

Manfaat, Redaksi.”7 Manfaat Asam Asetat Bagi Tubuh Dalam Mendukung


Kesehatan”.https://manfaat.co.id/manfaat-asam-asetat-bagi-tubuh. Diakses
pada kamis, 22 mei 2020. Pukul 19:30 WIB.

21
22

Anda mungkin juga menyukai