Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGGUNAAN ASAM CUKA (CH3COOH) DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun oleh:

UZVIONADIA CHUZZELLA
XI IPA 3 / 15

SMA NEGERI 1 MANYAR


JL. KAYU RAYA PERUM PONGANGAN INDAH

2014-2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul Larutan Asam Cuka (CH3COOH) Dalam Kehidupan
Sehari-hari ini sebagai tugas mata kuliah Kimia Umum.
Kami telah menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Kimia Umum,
atas dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dan insyaAllah
sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-
rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan laporan ini.

Gresik, 31 Mei 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... ........ i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ....... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah .................................................................... 1
B. RumusanMasalah ............................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asam ............................................................................. 2
B. Sifat-sifat Asam ............................................................................... 3
C. Asam Asetat (Cuka) ........................................................................ 4
D. Sifat - Sifat Kimia Asam Asetat ...................................................... 5
E. Manfaat Asam Cuka ....................................................................... 8
F. Fungsi Cuka .................................................................................. 11
G. Macam-Macam Cuka .................................................................... 13
H. Macam-Macam Cuka Berdasarkan Bahan Bakunya..................... 14
I. Analisis Asam Cuka Perdagangan ................................................ 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 23
B. Saran .............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sains berkaitan dengan cara mencaritahu dan memahami tentang alam


secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan sekumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep. prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Asam cuka adalah bahan kimia yang kita temui sehari-hari. Banyak
masyarakat yang menggunakannya dalam berbagai hal. Untuk dapat
memahami lebih jauh tentang asam cuka, jenis, kandungan, manfaat, reaksi
kimia dan lain-lain

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kadar cuka yang beredar di pasaran?
2. Apa manfaat cuka bagi kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
1. Mengetahui kadar cuka di pasaran
2. Mengetahui manfaat cuka bagi kehidupan sehari-hari
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan


dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam
pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika
terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus
langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.

Berbagai definisi asam:

a. Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang


meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam
air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini
membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
b. Brnsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton
kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-
basa konjugat. Brnsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan
definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti
pada definisi Arrhenius).
c. Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari
basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat
mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan
dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima
pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO
dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul
ikatan.

Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya,


definisi Brnsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum
digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh
kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa
tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada.
Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa
bersangkutan yang lebih tinggi.

Sistem asam/basa berbeda dengan reaksi redoks; tak ada perubahan


bilangan oksidasi dalam reaksi asam-basa.

B. Sifat-sifat Asam

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.


Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit,
terutama bila asamnya asam pekat.
Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu
korosif terhadap logam.
Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan cairan
elektrolit.

C. Asam Asetat (Cuka)


Asam Asetat (Cuka) adalah merupakan senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini
seringkali ditulis dalam bentuk CH3COOH. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri penting. dalam industri makanan
asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.

a. Penamaan Asam Asetat

Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari


senyawa ini. dan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini
berasal dari kata latin Acetum, yang berarti Cuka. Sedangkan Nama
Sistematisnya adalah Asam Etanoat.

b. Asal Mula Asam Asetat/Pembentukan asam asetat


Asam Asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh
dari distilasi kayu. cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida
menghasilkan kalsium asetat kemudian diasamkan dengan asam sulfat dan
kemudian menghasikan asam asetat.
Dari keterangan diatas menjelaskan bahwa Reaksi yang terjadi
dalam proses pembuatan asam asetat merupakan Reaksi Netralisasi Asam
Basa.

Penggambaran Reaksi

Kalsium Hidroksida Menjadi Kalsium Asetat + Asam Sulfat Menjadi


Asam Asetat (Cuka).
D. Sifat - Sifat Kimia Asam Asetat
1. Keasaman

Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam


karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H + (Proton),
sehingga memberikan sifat asam. asam asetat adalah asam lemah
monoprotik dengan nilai pKa = 4.8. Basa konjungsinya adalah
asetat (CH3COO-). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama
dengan konsentrasi pada cuka rumah) memilki pH sekitar 2.4

2. Dimer Siklis

Struktur kristal asam asetat menunjukan bahwa molekul-molekul


asam asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan
hidrogen. dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 0C. dimer juga
terjadi pada larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen
(misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0-66.0
kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154-157 J Mol-1 k-1 .Sifat dimersiasi ini
juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.

3. Sebagai Pelarut

Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (Polar), mirip


seperti air dan etanol. asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang
sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperti
garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan
unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. asam asetat bercampur dengan mudah
dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan
heksana. sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat. ini
membuatnya berguna dalam industri kimia.

4. Reksi Kimia Asam Asetat dengan unsur lainnya

Asam asetat bersifat korosif terhadap


banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng, membentuk
gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat
juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang
cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (Natrium Bikarbonat)
bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut dengan baik dalam
air. Salah satu pengecualian adalah Kromium (II) asetat.

Contoh Reaksi

1. Pembentukan garam asetat:

Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)


NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Dari penjelasan di atas di jelaskan bahwa proses pembentukan garam


asetat merupakan proses pertukaran. karena kebanyakan dari jenis reaksi
salah satu pereaksinya adalah logam yang akan menggantikan ion logam.

2. Pembentukan Garam:
Asam asetat + Natrium Etanot menghasilkan garam.
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Dari penjelasan di atas. bahwa pembentukan garam merupakan Reaksi


Netralisasi. pembentukan dari asam asetat dengan natrium etanot,
menghasilkan garam.
3. Senyawa Ester
Asam Asetat + Metanol Metil Etanot menghasilkan Senyawa Ester
CH3COOH + CH3OH CH3COOHCH3 + H2O

Dari Penjelasan di atas. bahwa pembentukan Senyawa ester merupakan


Reaksi Esterfikasi. pembentukan asam asetat dengan metanol metil etanot
menjadi senyawa ester.

Aluunium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat


membentuk lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya.
Karena itu, biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki
aluminium.

Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya


menghasilkan garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan
logam etanoat bila bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam
etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau
bikarbonat. Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah
pembentukan etanol melalui reduksi, pembentukan turunan
asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida asetat melalui saubsit
usi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua molekul
asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui
reaksi esterefikasi Fiscer, dan juga pembentukan amida. Pada suhu 440 C,
asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida, atau ketena dan
air.

4. Deteksi
Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. selain itu
garam-garam dari asam asetat bereaksi dengan larutan besi (III) klorida,
yang menghasilkan warna merah pekat yang hilang bila larutan diasamkan.
garam-garam asetat bila dipanaskan dengan arsenik trioksida (AsO3)
membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-O-As(CH3)2), yang mudah dikenali
dengan baunya yang tidak menyenangkan.

E. Manfaat Asam Cuka


a. Dampak Positif
Selain untuk menambah rasa asam dan menghilangkan bau amis,
cuka juga punya manfaat lain. Cuka atau asam asetat ini dapat mengatasi
berbagai masalah kebersihan rumah. Mulai dari shower mampet, lantai
kusam, hingga membersihkan kerak botol. Cara menggunakannya pun
sangat mudah. Berikut manfaat cuka yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari :

1. Shower Mampet

Air yang mengandung besi, tanah, atau pasir halus bisa menjadi
biang keladinya. Untuk mengatasinya, siapkan 1 liter air panas, kemudian
tuangkan satu cangkir cuka makan dan aduk. Rendam kepala shower
dalam larutan tadi selama 10 menit. Angkat, lalu bersihkan. Teratasi sudah
masalah shower mampet.

2. Blender Kotor

Penggunaan blender biasanya meninggalkan noda. Terkadang noda


tersebut sulit dihilangkan. Jika itu terjadi, gunakan campuran air, sabun
cuci piring, dan cuka. Tuang campuran itu ke dalam blender dan nyalakan
blender selama 30 detik. Buang campuran air tadi dan bilas dengan air
hangat.
3. Lantai Kusam

Lantai keramik yang berusia lebih dari lima tahun biasanya


berubah menjadi kotor dan kusam. Untuk membersihkannya, tuangkan
cuka ke permukaan lantai. Diamkan selama lima menit. Kemudian
bersihkan dengan kain pel hingga bersih. Pel sekali lagi dengan air untuk
menghilangkan bau cuka.

4. Karat pada Logam

Untuk menghilangkan karat, siapkan satu sendok makan cuka


dicampur satu sendok teh garam. Gosokkan campuran tersebut ke bagian
perkakas logam yang berkarat. Setelah karat hilang, bersihkan dengan air
dan keringkan.

5. Guci Pecah

Guci pecah pun bukan lagi masalah. Buat campuran dari satu
bungkus agar-agar, satu sendok cuka, aduk hingga mengental. Gunakan
campuran adonan tadi sebagai lem. Rekatkan setiap bagian pecahan guci.
Setelah itu jemur hingga adonan lem kering. Guci pun kembali utuh.

6. Sisa Minyak

Agar noda minyak di panci gampang dibersihkan, tuangkan cuka


ke dalam 2 liter air. Celupkan panci berminyak ke dalamnya. Noda minyak
akan luntur dan setelah itu bilas panci dengan air bersih.

7. Kerak Botol

Kerak pada botol bisa dibereskan dengan cuka. Masukkan air


sabun ke dalam botol. Tambahkan satu sendok makan abu gosok dan satu
sendok makan cuka. Biarkan selama 10 menit. Kemudian kocok-kocok
dan sikat bagian dalam botol. Kerak dalam botol pun hilang.

b. Dampak Negatif

Dalam aktifitas rumah tangga sehari-hari, kita selalu mengalami


penemuan baru tentang manfaat cuka. Seperti kegunaannya untuk
mengusir ketombe, membasmi jamur dan bakteri . Meskipun cuka
memiliki banyak kegunaan penting bagi kehidupan kita, perlu kita
perhatikan 8 penggunaan berbahaya pada cuka, di bawah ini:

1. Cuka memiliki kemampuan yang handal untuk membersihkan perabotan


di rumah. Namun sebaiknya cuka tidak digunakan sebagai campuran
detergen perabotan makan. Karena efeknya akan berkurang setelah
dicampur dgn detergen tersebut.
2. Tidak menggunakan cuka pada saat membersihkan benda yang
permukaannya mengandung zat lilin. Misalnya pada saat membersihkan
mobil, cuka akan memudarkan kilauan permukaan mobil anda tersebut.
3. Menurut Institut Marmer, penggunaan cuka sangat berbahaya bagi benda
batuan. Hal ini bisa menyebabkan batuan tersebut mengalami korosi
(pengaratan).
4. Cuka tidak diperkenankan untuk membersihkan layar sensitif seperti pada
smartphone maupun layar laptop. Karena hal ini akan menumpulkan
lapisan oleophobic yang membatasi sidikjari dengan noda/kotoran pada
layar sensitif tersebut.
5. Jangan mencampurkan cairan cuka pada saat membersihkan panci dan
wajan yang terbuat dari besi atau aluminium, karena dua zat ini memiliki
permukaan yang reaktif. Cuka baik digunakan pada bahan perabot yang
terbuat dari stainles (baja tahan karat).
6. Cuka dan bahan pemutih dapat dinobatkan sebagai agen pembersih
yang kuat. Campuran kedua zat ini menghasilkan senjata kimia yang
disebut Gas Klor. Zat ini pernah digunakan pada pembersihan daerah sisa
perang dunia I.
7. Cuka juga ampuh membunuh hama pada tumbuhan. Tetapi pada saat
penggunaannya dianjurkan untuk tidak menyemprotkan langsung ke
tumbuhan.
8. Cuka membuat protein telur mengental sehingga lebih sulit untuk
dibersihkan.

F. Fungsi Cuka
Cuka juga dapat melarutkan gizi, misalnya kalsium dan zat besi dalam
garam anorganik (inorganic salt), juga dapat melindungi vitamin C rusak
lebih banyak dalam suhu tinggi ketika memasak sayur. Ketika memasak
tulang rusuk asam manis, kuah tulang, ikan sepat, sayur mustard (leaf
mustard) asam manis, sawi asam pedas menggunakan cuka akan
memberikan citra rasa asam yang khas, di samping itu, kalsium dan zat
besi sudah berlarut di dalamnya, sehingga mudah terserap dalam
pencernaan. Sebelum memasak daging sapi, campurkan sedikit cuka akan
membuat daging sapi lebih gurih, cuka dapat menghilangkan bau amis
daging kambing.
Cuka berfungsi dalam menjaga kesehatan dan terapi makanan. Cuka
berkhasiat untuk penurunan tensi darah dan mencegah pengapuran
pembuluh darah (arteriosclerosis), penyakit koroner (coronary disease) dan
tekanan darah terlalu tinggi (hypertension).
Membasmi virus atau kuman dalam kamar tidur dengan uap cuka, dapat
mencegah terjadinya influenza dan penyakit menular lainnya.
Minum sedikit cuka bila mabuk berat akan lebih cepat bebas dari
mabukan.
Setelah konsumsi makanan berlemak terlalu banyak, buatlah kuah bercuka
akan cepat menghilangkan lemak dan mempermudah pencernaan.
Cuka bukan hanya sebagai bumbu masak, juga membantu anda mengatasi
berbagai masalah dalam rumah. Yang paling penting, karena cuka (beras)
bersifat alamiah, tidak akan membawa bahaya bagi kesehatan manusia
maupun lingkungan.

a. Untuk rumah tangga:

Dapat membuat kran estafet atau perkakas stainless lainnya tetap kilat.
Caranya: cairkan satu sendok garam dalam dua sendok cuka, gosok
permukaan benda itu dan dibilas dengan air bersih.
Rendamkan pakaian di dalam cairan campuran air bersih dan cuka dalam
takaran sama, akan membuat pakaian lebih bersih jernih.
Campuran cuka dengan air dalam takaran sama dapat menghilangkan
bercak putih perkapuran di atas keramik dalam toilet.
Masukkan satu sendok gula pasir, satu sendok cuka dan satu liter air dalam
vas bunga, membuat bunga lebih lama awetnya.
Campurkan satu sendok cuka dalam cairan pembersih dan satu liter air
bersih dapat menghilangkan kotoran (bukan lemak) yang lengket di
permukaan permadani. Membasahi dan digosok dengan sikat, kemudian
dilap dengan kain basah, setelah jemur permadani, hilangkan debu dengan
vacuum cleaner.
Campurkan cuka dan air dengan perbandingan 1:3, dapat menghilangkan
bercak kotor di lemari es dan bau tidak sedap.

b. Untuk kegiatan sehari-hari:

Berkeringatan dalam cuaca panas membuat pakaian berbau keringat yang


tidak mudah dihilangkan. Bila mencuci pakaian itu meneteskan beberapa
tetes cuka (sari cuka lebih bagus), lalu cuci dan bilas dua kali, bau keringat
akan hilang semua.
Mudah mabuk kendaraan dalam bepergian, kalau minum air campuran
cuka dalam kader tidak terlalu asam, akan menyegarkan dan
menghilangkan mabuk kendaraan.
Untuk susah tidur, cairkan dan aduk satu sendok cuka dalam air matang
setelah dingin, setelah minum akan cepat tidur, bila tambah madu dengan
takaran sama, hasilnya lebih memuaskan.
Bila ada orang pingsan, tutup hidung orang pingsan tersebut sebentar
dengan sapu tangan yang sudah celup cuka, agar cepat siuman.

G. Macam-Macam Cuka

Cuka adalah salah satu gugus asam karboksilat yang paling


sederhana. Cuka atau yang mempunyai nama lain asam asetat, asam
etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam
bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni atau
disebut juga asam asetat glasial adalah cairan higroskopis tak berwarna
yang memiliki titik beku 16.7C.

Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Pada tahun 3000
SM dan 2000 SM di Mesopotamia diperkirakan bahwa 40% dari total
panen gandum digunakan untuk pemasakan bi dan pembuatan cuka. Di
Mesir telah dikenal bahwa proses fermentasi yang menghasilkan alkohol
jika diproses lebih lanjut dengan microorganisme berbeda akan
menghasilkan asam cuka. Karena khasannya, kemudian cuka Mesir
menjadi sangat disukai oleh bangsa Yunani (greek) dan Romawi. Orang-
orang Babilonia memproduksi beberapa jenis cuka yang berbeda, termasuk
yang terbuat dari getah palem, biji gandum dan kurma yang merupakan
bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan cuka sekarang.

Manfaat cuka sangat banyak. Selain sebagai pemberi rasa dan


aroma pada masakan, cuka juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet,
antiseptik, desinfecktan dan obat-obatan. Sebagai obat cuka dapat
menurunkan kolesterol, kontrol diet, dan kontrol gula darah pada penderita
diabetes.

Cuka mempunyai banyak jenis. Berikut ini adalah beberapa jenis-


jenis cuka yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari:

H. Macam-Macam Cuka Berdasarkan Bahan Bakunya

Malt Vinegar, cuka yang terbuat dari gandum dan barley yang
dikecambahkan. Cuka ini menyebabkan pati dalam biji berubah menjadi
maltosa. Maltosa di peram untuk mendapatkan alkohol setelah itu diubah
menjadi cuka. Cuka ini berwarna coklat bening.

White Wine Vinegar, biasanya juga disebut sebagai spirit vinegar.


Bahan bakunya adalah alkohol yang dioksidasi. Kebanyakan white vinegar
merupakan larutan 5% asam asetat. Warna yang dihasilkan putih bening.
Biasanya dibuat dari biji-bijian (jagung) dan air.digunakan dalam
pembuatan pickle dan juga digunakan sebagai bahan sanitasi.

Wine Vinegar, terbuat dari wine putih dan wine merah. Kualitas
wine vinegar yang lebih baik dimatangkan dalam tong kayu selama 2
tahun dan menghasikan flavor yang kompleks. Wine Vinegar mempunyai
keasaman yang lebih rendah daripada cider vinegar.

Balsamic Vinegar, berasal dari Modena Italy dan merupakan


pembuatan cuka tradisional. Cuka ini terbuat anggur putih varietas
Trebbiano. Anggur ini dibuat jus pekat lalu difermentasi pada tong kayu
selama 3-12 tahun. Warna cuka ini coklat tua dan rasanya kaya, manis dan
kompleks.

Apple Cider Vinegar, cuka ini terbuat dari sari buah apel, atau bisa
juga ampas dari jus apel. Warna cuka ini adalah coklat kekuningan.
Mengandung starter alami dari cuka.
Fruit Vinegar, cuka ini dibuat dari berbagai macam buah-buahan
yang mengandung gula tinggi. Pada cuka ini tidak diperlukan penambahan
flavor karena menghasilkan flavor sesuai dengan jenis buah yang
digunakan. Flavor umum yang biasa digunakan untuk cuka buah adalah
apel, black current, raspberry, dan tomat

Cuka Kesemek, cuka ini berasal dari korea. Sesuai dengan


namanya cuka ini dibuat dari buah kesemek. Biasanya digunakan sebagai
bahan tambahan makanan pada makanan raja. Lama Fermentasinya selama
3 bulan, jika diinginkan flavor yang lebih enak fermentasi dilakukan lebih
dari 6 bulan dan fermentasi dilakukan dengan pemeraman.

Rice Vinegar, cuka ini banyak dibuat di Asia Timur dan Asia
Tenggara. Berasal dari beras. Warnanya kuning, merah dan hitam.

Palm Vinegar, berasal dari filipina. Terbuat dari getah buah nipa
muda yang dikumpulkan selama beberapa hari. Rasanya lebih lembut dan
warnanya putih keruh.

Coconut Vinegar, cuka ini juga berasal dari filipina. Terbuat dari
air kelapa. Rasanya asam dengan sedikit rasa slightly yeasty. Biasa
digunakan dalam makanan india dan asia tenggara.. Berwarna putih keruh

Honey Vinegar, banyak dibuat di Italia. Terbuat dari madu. Cuka


ini masih jarang dibuat

Cane Vinegar, terbuat dari jus gula tebu dan sangat populer di
daerah ilocoos, filipina utara. Warnanya kuning gelap sampai coklat emas.

Beer Vinegar, banyak diproduksi di jerman, Austria dan belanda.


Flavor tergantung tipe bir yang digunakan

Chinese Black Vinegar, terbuat dari beras, gandum, Mollet,


sorgum atau kombinasi dari semuanya. Memiliki warna hitam pekat
seperti tinta. Dan rasanya seperti gandum. Berasal dari China.
I. Analisis Asam Cuka Perdagangan
1. Pembuatan Larutan Standar NaOH dan H2C2O4

Untuk mentitrasi asam cuka (CH3COOH) digunakan larutan NaOH


0,1 N sebagai titran. Larutan NaOH ini dibuat dengan melarutkan
sebanyak 4 gram padatan NaOH menjadi 1000 mL larutan. Massa NaOH
yang diperlukan untuk membuat larutan 0.1 N diketahui dari perhitungan
berikut :
Konsentrasi NaOH = 0,1 N = 0,1 M (karena NaOH merupakan basa
valensi 1)
Volume larutan yang dibuat = 1 L
Massa molar NaOH = 40 gram/mol
Massa NaOH = mol x massa molar
= Volume x Molaritas x massa molar
= 1 L x 0, 1 mol/L x 40 gram/mol
= 4 gram
Sebelum digunakan untuk mentitrasi asam cuka, larutan NaOH ini
distandarisasi terlebih dahulu karena NaOH merupakan zat yang mudah
terkontaminasi, bersifat higroskopis sehingga mudah menarik uap air
dari udara dan juga mudah bereaksi dengan CO2 dalam udara. Di mana
pada kedua proses ini menyebabkan penimbangan sejumlah tertentu
NaOH tidak akan memberikan kepastian massa yang sesungguhnya,
karena jumlah air dan CO2 yang diserap oleh NaOH tidak diketahui
dengan pasti. Hal ini mengakibatkan kensentrasi NaOH yang dihasilkan
juga tidak tepat. Dengan demikian apabila menggunakan NaOH sebagai
pereaksi dalam suatu titrasi maka zat tersebut harus distandarisasi
sebelumnya.
Untuk menstandarisasi larutan NaOH ini digunakan larutan asam
oksalat 0,1N, larutan ini digunakan sebagai larutan standar primer karena
larutan ini tidak bersifat higroskopis dan memiliki berat ekuivalen yang
tinggi sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam penimbangan zat.
Pembuatan larutan standar H2C2O4 0,1 N dilakukan dengan melarutkan
0,6303 gram kristal H2C2O4 menjadi 100 mL. Penentuan massa H2C2O4
yang akan digunakan dalam pembuatan larutan H2C2O4 0,1 N sesuai
perhitungan berikut :
Konsentrasi H2C2O4 = 0,1 N = 0,05 M (karena H2C2O4 merupakan asam
valensi 2)
Volume larutan yang dibuat = 100 mL
Massa molar H2C2O4 = 126,07gram/mol
Massa H2C2O4 = mol x massa molar
= Volume x Molaritas x massa molar
= 0,1 L x 0, 05 mol/L x 126,07 gram/mol
= 0,6303 gram
Standarisasi larutan NaOH dilakukan dengan titrasi menggunakan
indikator fenolftalein (trayek pHnya 8,2-10). Pemilihan indikator
felnolftalein karena pada standarisasi ini merupakan titrasi asam lemah
(H2C2O4) dan basa kuat (NaOH) sehingga titik ekivalennya diatas 7 dan
berada pada trayek indikator fenolftalein.
Pada standarisasi ini NaOH digunakan sebagai titran sementara
asam oksalatnya sebagai titrat karena mengingat indikator yang
digunakan adalah fenolftalein sehingga ketika PP ditambahkan pada
asam oksalat, akan menunjukkan warna bening. Ketika pada titik
ekivalen, akan terjadi perubahan dari bening menjadi merah muda. Jika
asam oksalat yang digunakan sebagai titran dan NaOH sebagai titrat
maka akan terjadi perubahan warna dari merah muda ke bening. Pada
dasarnya, perubahan warna dari bening ke merah muda lebih mudah
diamati daripada perubahan warna dari merah muda ke bening. Dan juga
penggunaan asam oksalat sebagai titran kemungkinan besar akan
menyebabkan kesalahan titrasi yang besar karena terjadi kelebihan
penambahan titran hingga melewati titik ekivalen. Kelebihan titran ini
disebabkan karena kesulitan mengamati perubahan warna dari merah
muda ke bening.
Asam oksalat kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan PP
menghasilkan larutan bening. NaOH ditempatkan sebagai titran karena
pada saat terjadi titk ekivalen lebih mudah diamati yaitu dengan
berubahnya warna larutan dari bening menjadi merah muda. Jika asam
oksalat ditempatkan sebagai titran maka kita akan sulit menentukan titik
akhir titrasinya karena akan sangat sulit mengamati perubahan warna
dari merah muda menjadi bening.

2. Standarisasi NaOH dengan Menggunakan H2C2O4


Berdasarkan data percobaan yang kami lakukan, data volume titran
yang didapatkan pada proses standarisasi yaitu 10,20 mL, 10,35 mL,
10,22 mL, dimana rata-rata volume titran adalah 10,26 mL. Menurut
kajian tipe kesalahan statistik, data yang kami dapatkan termasuk tidak
tepat dan tidak teliti. Hal ini dikarenakan data volume titran yang
didapatkan memiliki kedapatulangan rendah (kesalahan acak besar)
hanya berkisar 10,20 mL sampai 10,35 mL sehingga data tersebut tidak
tepat. Kemudian rata-rata yabg didapatkan adalah 10,067 mL berarti data
tidak teliti karena nilai rata-rata percobaan jauh dengan nilai rata-rata
teoritis yaitu 10,00 mL.
Dari titrasi yang telah dilakukan diperoleh rata-rata volume NaOH
yang digunakan dalam titrasi dengan 10 mL H2C2O4 0,1 N adalah 10,26
mL. Dengan demikian dapat dihitung konsentrasi NaOH sesuai
perhitungan berikut :
Volume NaOH (V1) = 10,26 mL
Volume H2C2O4 (V2) = 10 mL
Normalitas H2C2O4 (N2) = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
N1 = V2 x N2 /V1 = 10 mL x 0,1 N / 10,26 mL = 0,097 N
3. Pengkonversian Kadar Asam Cuka Menjadi Normalitas
Untuk menganalisis asam cuka dalam cuka perdagangan dapat
dilakukan dengan titrasi netralisasi. Titrasi ini merupakan titrasi
alkalimetri, proses titrasi dengan larutan standar basa untuk mentitrasi
asam bebas. Dalam titrasi ini digunakan buret yang berukuran 25 mL
dengan tingkat ketelitian 0,05 mL. Set alat titrasi ditunjukkan pada
Gambar 02.
Terlebih dahulu perlu ditentukan perkiraan konsentrasi asam cuka
yang akan dititrasi tersebut. Pada label asam cuka yang digunakan
tercantum kadar asam cuka 25%. Persen yang dimaksud adalah persen
berat/volum (b/v). Dalam perhitunngan diasumsikan (massa jenis)
asam cuka perdagangan tersebut = 1 gram/mL. Konsentrasi asam cuka
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.
M = [rho (gram/mL)x kadar zat x 1000mL/L] / Massa molar (gram/mol)
= [1 grma/mL x 25/100 x 1000 mL/L] / 60 gram / mol
= [ 1 x 25/100 x 1000 mL/L] / 60
= 4,17 mol/L = 4,17 M
N = M x n = 4,71 M x 1 = 4,71 N
Karena dalam titrasi ini, digunakan standar NaOH yang konsentrasinya
+ 0,1 N sehingga larutan asam cuka ini perlu diencerkan terlebih dahulu
agar konsentrasinya menjadi + 0,1 N. Dalam percobaan ini dilakukan 40
kali pengenceran asam cuka (dari volume 25 mL menjadi 1000 mL).

4. Titrasi Asam Cuka Dengan NaOH


Titrasi asam cuka ini dilakukan pada konsentrasi + 0,1 N. Hal ini
bertujuan untuk mengefisienkan NaOH yang akan digunakan sebagai
penitrasi. Sehingga larutan asam cuka perdagangan ini (yang
konsentrasinya + 4,17 M) diencerkan terlebih dahulu. Pada pengenceran
ini, dilakukan pengenceran sebanyak 40 kali, di mana sebanyak 25 mL
larutan asam cuka perdagangan diencerkan menjadi 1000 mL. Pada
proses titrasi ini digunakan indikator phenolptalein (PP) dengan trayek
pH 8,2 10 dimana berwarna bening pada kondisi asam dan merah pada
kondisi basa. Alasan digunakan indikator PP dapat dilihat dalam
perhitungan berikut.
a. Pada titik awal, larutan hanya mengandung asam lemah dan pH
larutan diturunkan dari konstanta disosiasi asam (Ka) dan
konsentrasinya. Ka = 1,75 x 105
[H+] = akar Ka x Ca
pH = - log akar Ka x Ca
pH = - log akar 1,75 x 10-5x 0,1 = -log 1,32 x 10-3 = 2,88
b. Setelah penambahan titran sampai sebelum titik ekivalen, sistem
larutan adalah buffer dan pH larutan dihitung dari konsentrasi asam
sisa dan garam yang terbentuk.
pH = pKa + logCg/Ca
Misalkan telah ditambahkan 9,000 mL NaOH, sehingga konsentrasi
asam lemah sisa dan garam yang terbentuk masing-masing adalah 0,1/19
M dan 9,9/19 M.
pH = 4,76 + log 9/1 = 5,71
c. Pada saat titik ekivalen, larutan yang terbentuk adalah suatu garam
yang terhidrolisis, sehingga pH larutan dihitung dari garam yang
terbentuk.
pOH = pKw pKa log Cg
Pada saat titik ekivalen telah ditambahkan 10,000 mL NaOH, sehingga
konsentrasi garam yang terbentuk 1/20 mL.
pH = 7 + 2,38 + (-0,65) = 8,73
d. Setelah titik ekivalen, sistem larutan yang terbentuk menjadi basa
kuat dan pH dihitung dari sisa basa kuat.
pOH = - log [OH-]
Misalkan telah ditambahkan 10,100 mL NaOH, sehingga konsentrasi
NaOH sisa adalah 0,01/20,100 M.
pOH = - log 0,01/20,100 = 3,30
pH = 10,7
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pH pada titik ekivalen
adalah 8,73. Kelebihan penambahan 1 tetes titran hanya akan
memberikan pH di bawah 10,7 berarti masih pada trayek pH PP. Oleh
karena itu penggunaan indikator fenolftalein pada percobaan ini sudah
tepat karena pada titik ekivalen terletak pada trayek pH PP>
Dalam titrasi ini, titrasi dihentikan ketika warna titrat (pada labu
erlenmeyer) menunjukkan perubahan warna dari bening menjadi merah,
di mana warna merah tersebut tetap bertahan selama lebih dari 30 detik
ataupun ketika dikocok.

5. Penentuan Kadar Asam Cuka


Berdasarkan data percobaan yang kami lakukan, data volume titran
yang didapatkan yaitu 10,050 mL, 10,050 mL, dan 10,100 mL, di mana
rata-rata volume titran yang digunakan adalah 10,067 mL. Menurut
kajian tipe kesalahan statistik, data yang kami dapatkan termasuk tepat
dan teliti. Hal ini dikarenakan data volume titran yang didapatkan
memiliki kedapatulangan tinggi yaitu hanya berkisar antara 10,050 mL
sampai 10,100 mL sehingga data tersebut dapat dikategorikan tepat.
Kemudian rata-rata yang didapatkan adalah 10,067 mL berarti data teliti
karena nilai rata-rata percobaan sangat dekat dengan nilai rata-rata
teoritis yaitu 10,000 mL. Penentuan konsentrasi asam cuka
perdagangan.
V NaOH = 10,067 mL
N NaOH = 0,097 N
V CH3COOH= 10,067 mL
N CH3COOH= .............?
V NaOH . N NaOH = V CH3COOH . N CH3COOH
10,067 mL x 0,097 N = 10,067 mL x N CH3COOH
N CH3COOH = 0,0977 N = 0,0977 M.
Molaritas CH3COOH = 40 x 0,0977 M = 3,9080 M
Gram CH3COOH = 3,9080 mmol/mL x 60 mg/mmol = 234,5 mg/mL =
0,234 gr/mL
Persentase CH3COOH (b/v) = 0,234 x 100% = 23,4%
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Kadar cuka yang beredar di pasaran adalah: Gram CH3COOH =


3,9080 mmol/mL x 60 mg/mmol = 234,5 mg/mL = 0,234 gr/mL
Persentase CH3COOH (b/v) = 0,234 x 100% = 23,4%
2. Manfaat cuka bagi kehidupan sehari-hari adalah dapat mengatasi
shower yang mampet, membersihkan blender yang kotor,
membersihkan lantai yang kusam, menghilangkan karat pada
logam, sebagai lem untuk guci pecah, membersihkan noda minyak,
dan membersihkan kerak pada botol.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna dan mempunyai


banyak kekurangan. Maka dari itu untuk mendapatkan hasil maksimal
diperlukan lebih banyak refesensi dan pemahaman yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti edisi ketiga


jilid 1. Jakarta:Erlangga.

Keenan, Kleinfelter, dkk. 1999. Ilmu Kimia untuk Universitas edisi


keenam jilid 1. Jakarta:Erlangga.

http://google.com/asam-basa

http://google.com/manfaat-cuka

http://google.com/kadar-cukaperdagangan

http://google.com/pengertian-asamcuka

http://aqdienblog.blogspot.com/2012/03/8-dampak-buruk-penggunaan-
cuka.html

Anda mungkin juga menyukai