Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA

“LARUTAN ASAM BASA”

DISUSUN OLEH:
TRIO TINARA

KELAS: XI. IPA

GURU PEMBIMBING: RATIH FADILA DIRGARINI, S.Pd.

SMA MUHAMMDIYAH 1 HARJOWINANGUN


KEC. BELITANG KAB. OKU TIMUR
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Berikut ini kami membuat sebuah makalah dengan judul “Larutan Asam dan
Basa”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajari tentang larutan asam dan basa.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan.

Belitang, 17 Juni 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 2
D. Manfaat Makalah ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Teori Asam dan Basa........................................................................... 3
B. Kesetimbangan Ion ............................................................................. 5
C. Ketetapan Ionisasi ................................................................................ 7
D. Hasil Kali Ion Air ................................................................................ 8
E. pH ....................................................................................................... 9
F. Aplikasi Asam Dan Basa Dalam Proses Pencucian Benda-Benda
Pusaka................................................................................................... 10
..............................................................................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12


A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan suatu kelompok elektrolit yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Dimana banyak barang yang kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari tersebut termasuk ke dalam contoh asam dan basa. Seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, bahan industri, dan lain sebagainya.
Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus
biru dan menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan
licin, membirukan lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang
bersifat netral (tidak bersifat asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka
tidak mengubah warna kertas lakmus.
Salah satu aplikasi asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam
proses pencucian benda-benda pusaka, yang dimana benda tersebut dicuci dengan
menggunakan senyawa yang bersifat asam untuk menghilangkan korosi pada
benda-benda pusaka tersebut.
Makalah ini akan membahas mengenai teori asam dan basa, kesetimbangan
ion, ketetapan ionisasi, hasil kali ion air dan aplikasi asam dan basa dalam proses
pencucian benda-benda pusaka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori asam dan basa ?
2. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan ion?
3. Bagaimana ketetapan ionisasi ?
4. Bagaimana hasil kali ion air ?
5. Apa yang dimaksud dengan pH ?
6. Bagaimana aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda pusaka?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui teori asam dan basa.
2. Dapat mengetahui tentang kesetimbangan ion
3. Dapat mengetahui ketetapan ionisasi
4. Dapat mengetahui hasil kali ion air
5. Dapat mengetahui pH
6. Dapat mengetahui aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda-
benda pusaka

D. Manfaat Makalah
Makalah ini memberikan manfaat yang besar, seperti kita dapat mengetahui
teori asam dan basa, kesetimbangan ion, ketetapan ionisasi, hasil kali ion air, pH
dan mengetahui aplikasi asam dan basa dalam pencucian benda pusaka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Asam dan Basa


Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus
biru dan menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan
licin, membirukan lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang
bersifat netral (tidak bersifat asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka
tidak mengubah warna kertas lakmus.
1. Asam dan basa Arrhenius
Tahun 1887 svante Arrhenius mempostulaykan bahwa apabila elektrolit
dilarutkan dalam air, akan terbentuk ion-ion negative dan positif. Asam
Arrhenius adalah zat yang melarut kedalam air untuk memberikan ion-ion
H+, dan basa Arrhenius adalah zat ang melarut kedalam air untuk
memberikan ion-ion OH- . Teori ini dinyatakan pada akhir abad ke-9.
Contoh :
a. ASAM BASA
b. Hydrogen Klorida , HCl natrium hidroksida, NaOH
c. Hydrogen Nitrat,HNO3 kalium hidroksida, KOH
d. Hidrogen Sulfat , H2SO4 kalsium hidroksida, Ca(OH)2
e. Asam Asetat, HC2H3O2 amonia, NH3
Tiga yang pertama dalam tiap kelompok bersifat sangat atau seluruhnya
terionkan dalam larutan air dan dikelompokan sebagai asam kuat ataupun
basa kuat. Di pihak lain, asam asetat dan ammonia hanya sedikit terionkan
kedalam larutan air dan karena dikelompokan masing-masing sebagai assam
lemah dan basa lemah.

2. Asam dan basa bronsted-lowry


Tahun 1923 J.N. bronsted di Denmark dan T.M.lowry di inggris secara
terpisah menyarankan acara lain dalam memerikan asam dan basa. Menurut
system ini, asam bronsted-lowry adalah donor proton dan basa lowry adalah

3
penerima proton. Dengan definisi ini, beberagam sifat-sifat asam dan reaksi
kimia dan saling dihubungkan, termasuk reaksi-reaksi yang berlangsung
dalam pelarut-pelarut selain air maupun tanpa pelarut sama sekali.

3. Larutan air asam dan basa ( aqueous solution of acids and bases )
Larutan asam terbagi menjadi 2 yaitu asam monoprotik dan asam proliprotik :
a. Asam monoprotik,
Asam seperti HCL,HNO3,dan HC2H3O2, dengan molekul yang mampu
menyumbangkan satu proton ke sebuah molekul air disebut asam
monoprotik. Karena penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang
reversible, tiap asam barullah membentuk basa dengan menyumbangkan
protonnya itu. Serupa pula, tiap basa harus membentuk suatu asam
dengan menerima sebuah proton. Hubungan ini sering disebut dengan
konjugasi :
HA+ H2O H3O++A-
Bahwa HA adalah sebagai asam 1, dan A- sebagai basa 1
Sedangkan H2O Adalah sebagai basa 2 dan H3O+ sebagai asam 2
(keenan,1984)
b. Asam poliprotik
Asam, seperti H2SO4, H3PO4,dan H2CO3. Dengan molekul yang
mampu menyumbangkan lebih dari satu proton disebut asam poliprotik.
Karena molekul H2SO4 dan H2CO3 dapat menyumbangkan dua proton,
mereka juga disebut asam poliprotik, asam dengan molekul yang dapat
menyumbangkan tiga proton, seperti H3PO4, juga disebut asam
poliprotik.
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-
Asam 1 basa 2 asam 2 basa 1
Basa, sifat-sifat yang lazim untuk larutan air dari basa-basa disebabkan
oleh ion hidroksida (OH-), Suatu basa bronsted-lowry. Hidroksida ionic dari
unsure-unsur IA dan IIA adalah basa-basa kuat. Karena ion hidroksida telah
ada dalam senyawa-senyawa ini, cukuplah bila zat-zat ini melarut dalam air

4
dan memberikan ion-ion hidroksida yang merupakan karekteristik dari suatu
larutan basa. Basa NaOH dan KOH, yang dapat meberikan 1 mol ion
hidroksida per mol senyawa, disebut basa monohidroksi. Karena 2 mol ion
hidroksida per mol Ca(OH)2 dan Ba(OH)2, maka senyawa ini disebut basa
dihidroksi. (keenan, 1984)

4. Asam dan basa Lewis


Menurut pandangan ini, bahwa asam adalah struktur yang mempunyai
afinitas terhadap paangan elektron yang diberikan oleh basa. Dimana basa
tersebut didefenisikan sebagai zat yang mempunyai pasangan elektron yang
belum mendapat pemilikan bersama. (Rosenberg,1985)
Lewis juga mengkelompokan senyawa sebagai asam dan basa menurut
kemampuannya melepaskan / menerima electron. Menurut lewis :
Asam : Senyawa yang menerima pasangan electron
Senyawa dengan electron valensi <8
Basa : Senyawa yang mendonorkan pasangan electron
Mempunyai pasangan electron bebas
Contoh: reaksi antara NH3 dan BF3
H3N: + BF3 H3N BF3
Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas kepada boron. Pasangan
bebas yang didonorkan ditandaai dengan tanda panah antara atom nitrogen
dan boron.

B. Kesetimbangan Ion
Dalam air pengionan beberapa molekul asam kovalen polar, seperti
HCL,HNO3,dan HCLO pada hakekatnya berlangsung sempurna. Karena terdapat
sedikit molekul yang tak terionkan pada kesetimbangan, persamaan untuk reaksi
pengionan ini umumnya ditulis hanya dengan satu anak panah tunggal ke kanan.
Bila dikatakan asam klorida 0,50m, ditandakan bahwa konsentrasi ion H+ dan Cl-
masing masing adaalh 0,50m,dan konsentrasi HCl yang tak terionkan praktis nol.

5
Sebaliknya,untuk asam lemah seperti asetat HC2H3O2,atau basa lemah
seperti ammonia, NH3,transfer proton ke atau jauh dari air jauh dari lengkap.
Persamaaan untuk reaksi pengionan ini ditulis dengan anak panah rangkap untuk
menekankan bahwa system kesetimbangan adalah reversible.
Kesetimbangan yang melibatkan pengionan asam lemah dan basa lemah
dalam larutan air penting dalam banyak bidang ilmu. Tetapan kesetimbangan
untuk reaksi-reaksi ini masing-masing disebut tetapan pengionan asam, ka,dan
tetapan pengionan basa. Tiap tetapan ini mengandung factor untuk konsentrasi air.
Besarnya ketetapan ini mengandung factor untuk kensentrasi air. Besarnya
ketetapan ini menyatakan kuat asam atau basa itu. Untuk asam poliprotik dan basa
polibasa tetapan pengionan pertama selalu lebih besr daripada yang kedua,dan
seterusnya. Daam semua larutan elektrolit lemah,derajat pengionan menigkat jika
larutan bertambah encer. Namun tetapan pengionan tidaklah berubah.
Air murni mengion sedikit sekali. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini
disebut hasil kali ion untuk air, kw . harganya sama untuk larutan air apa saja pada
suatu tempertur tertentu dan sama dengan hasil kali tetapan pengionan untuk
pasangan asam basa konjugasi apa saja.
Harga konsentrasi ion H+ dalam larutan apa saja menentukan apakah larutan
itu asam, basa atau netral. Dalam banyak larutan konsentrasi H+ bergantung pada
hidrolisis kation asam ataupun anion basa. Pengukuran yang secara numeris tidak
merepotkan terhadap keasaman suatu larutan adalah pH-nya, yang dapat diukur
dengan suatu pH-meter. Untuk beberapa maksud pOH merupakan ukuran yang
lebih enak dipakai. Jumlah pH dan pOH larutan apa saja adalah pKw itu .
Pengionan suatu elektrolit lemah dalam larutan akan ditekan dengan
penambahan suatu senyawaan dengan mana elektrolit itu mempunyai satu ion
sekutu. Ini adalah efek ion sekutu, yang akibatnya adalah bahwa asam lemah dan
basa lemah menjadi makin lemah bila berada dalam larutan bersama dengan
garamnya. Larutan semacam itu disebut larutan buffer, karena pH-nya hanya
sedikit dipengaruhi oleh penambahan asam kuat ataupun basa kuat dalam
kuantitas yang sedang. Dalam banyak siste alamiah dan buatan, larutan berbuffer
penting dalam menjaga agar jangka pH tertentu dan sempit.

6
pH suatu larutan seringkali dapat dipekirakan dengan suatu indicator asam
basa, yang berubah warna paa harga pH tertentu. Dalam titrasi asam basa, titik
kesetaraan adalah titik dimana kuantitas yang secara kimiawi setara (dari) dua zat
yang telah dicampur. Secara khas, terdapat perubahan pH yang besar dan
mendadak dari larutan paada titik ini. Tititk akhir titrasi adalah titik pada mana
indicator berubaah warna. Dengan memilih indikatos secara seksama, titik akhir
itu tepat berimpit dengan titik kesetaraan. Banyak informasi yang bermanfaat
mengenai suatu asam basa dapat diperoleh dari kurva titrasi, yakni suatu alur pH
terhadap volume pereaksi yang ditambahkan.

C. Ketetapan Ionisasi
Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki tetapan
kesetimbangan. Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan kesetimbangan
karena dalam air hanya terurai atau hanya terionisasi sebagian. Misalnya suatu
asam lemah (HA) dilarutkan dalam air akan terurai sesuai persamaan berikut.
HA(aq) <==> H+(aq) + A–(aq)
[H+] = [A–] maka
[H+]2 = Ka.[HA]

Dengan cara yang sama


dengan Ka = tetapan ionisasi asam
Ca = konsentrasi asam awal
Kb = tetapan ionisasi basa
Cb = kosentrasi basa.
Dari rumus di atas, konsentrasi H+ dan OH- dari asam lemah dan basa lemah
dapat ditentukan asal harga Ka dan Kb diketahui.

Hubungan Ka, Kb dengan derajat ionisasi asam dan basa


Ka = Ca x α2
Kb = Cb x α2
Jika Ka dan Kb disubstitusikan ke rumus
Akan diperoleh persamaan sebagai berikut

7
Derajat Ionisasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1). Jika
zat tidak dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan
zat yang terionisasi sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari satu, sangat
kecil (α<1).

Asam dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu


1. Asam kuat, yaitu asam yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi
sempurna. Misalnya: HCl
2. Asam lemah, yaitu asam yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi
sebagian. Misalnya : CH3COOH

Sedangkan basa dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu:


1. Basa kuat, yaitu basa yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi
sempurna. Misalnya: KOH
2. Basa lemah, yaitu basa yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi
sebagian. Misalnya: amonia
Suatu larutan digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat
(larutan elektrolit kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi molar ion H+ tinggi).
Sebaliknya, jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 3–6),
larutan tersebut tergolong asam lemah.Demikian juga larutan basa dapat
digolongkan sebagai basa kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat dan pH
sangat tinggi. Jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 8–11),
larutan tersebut tergolong sebagai basa lemah.

D. Hasil Kali Ion Air


Air merupakan pelarut yang unik. Salah satu sifat khasnya yaitu
kemampuannya untuk bertindak baik sebagai asam maupun basa. Air berfungsi
sebagai basa dalam reaksi dengan asam-asam seperti HCl dan CH3COOH, dan
pelarut ini berfungsi sebagai asam dalam reaksi dengan basa seperti NH3. Air
merupakan elektrolit yang lemah dan hanya terionisasi sedikit.
H2O(l) H+ (aq) + OH- (aq)

8
Reaksi ini disebut autoionisasi air.
H2O + H2O H3O+ + OH-
Pasangan asam basa konjugasinya ialah (1) H2O (asam) dan OH- (basa) (2) H3O+
(asam) dan H2O (basa).
Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan (K)
ditulis sebagai berikut.

K [H2O] = [H+] [OH‾]


Kw = [H+] [OH‾]
Pada temperatur 25 °C diperoleh harga Kw = 1,0 x 10-14 artinya pada temperatur
25 °C dalam satu liter air murni terdapat 10-7 ion H+ dan 10-7 ion OH‾.
Hubungan antara Kw dan pKw sama persis seperti hubungan antara Ka dan pKa,
atau [H+] dan pH.
pKw = – log10 Kw
Harga Kw 1.00 x 10-14 mol2 dm-6 pada temperatur ruangan memberikan harga
pKw 14.
Menyatakan Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam larutan. Derajat
ionisasi ini dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah zat yang
mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.

E. pH
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari 7, larutan
basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH=
7.
Larutan Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat
rendah tetapi sangat menentukan sifat – sifat dari larutan terutama, larutan dalam
air. Menurut Sorensen , pH merupakan fungsi logaritma negative dari konsentrasi
ion H+ dalam suatu larutan dan dirumuskan sebagai berikut :
pH = – log [H+]

9
Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam
larutan dapat digunakan rumusan harga pOH:
pOH = – log [OH-]
Dalam keadaan kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan :
Kw = [H+] [OH-]
Jadi dengan menggunkan konsep – log = p ,maka :
– Log Kw = – log [H+] [OH-]
– Log Kw = { – log [H+]} + {- log [OH-]}
pKw = pH + pOH

F. Aplikasi Asam Dan Basa Dalam Proses Pencucian Benda-Benda Pusaka


Observasi yang kami lakukan bertempat di keraton Cirebon, disini kami ingin
mengetahui bagai mana proses pencucian benda-benda pusaka dan apa
hubungannya dengan materi kimia mengenai asam dan basa. Dalam melakukan
observasi kami dipandu oleh bapak Mungal dari observasi yang dilakukan kami
memperoleh banyak informasi mengenai keraton .
Pencucian benda-benda pusaka atau lebih dikenal dengan “Panjang Jimat”
dilakukan setahun sekali yaitu pada tanggal 1-10 Muharam. Prosesi adat “Panjang
Jimat” merupakan refleksi dari proses kelahiran Nabi Muhammad SAW dan
merupakan acara puncak dari serangkaian kegiatan Maulud Nabi Muhamad di
Keraton Kasepuhan Cirebon. “Panjang” berarti sederetan iring-iringan berbagai
benda pusaka dalam prosesi itu dan “Jimat” berarti “siji kang dirumat” atau satu
yang dihormati yaitu kalimat sahadat.
Proses pencucian benda-benda pusaka itu sendiri dimulai dengan merendam
keris dan benda pusaka ke dalam air kelapa. Dijelaskan, air kelapa bersifat asam
lemah dan bermanfaat untuk melepaskan kotoran, kerak, dan mempermudah
lepasnya karat yang terbentuk dipermukaan keris. Karena sifat asamnya yang
lemah diperlukan perendaman agar betul-betul meresap dan dapat melepaskan
kotoran terutama yang terdapat di pori-pori logam. Setelah direndam, benda
pusaka itu digosok permukaannya dengan irisan jeruk nipis sampai bersih atau
putih mengkilap. Proses ini bertujuan untuk membersihkan keris dari karat.

10
Setelah itu, keris dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari. Kemudian,
setelah kering, keris dicuci dengan air dari sumur-sumur yang ada di Keraton
Kasepuhan seperti sumur kejayaan, sumur kemandungan, dan sumur pitu. Proses
terakhir diolesi dengan minyak wangi. Ada empat jenis wewangian yakni minyak
cendana, misik putih, melati, dan mawar. Setelah itu keris dan benda pusaka
disimpan kembali ke tempatnya.
Pencucian keris dan benda pusaka yang ada di museum benda pusaka Keraton
Kasepuhan tidak dimaksudkan untuk menyembah atau mengagungkannya, namun
lebih kepada perawatan atas fisik benda bernilai sejarah tersebut. Kemudian, acara
tersebut sekaligus dimaksudkan untuk melestarikan budaya atau cara tradisional
dalam proses perawatan itu sendiri. Suatu benda kuno menjadi pusaka bukan
karena kekuatan supranaturalnya saja, tapi karena benda tersebut adalah
peninggalan nenek moyang yang menjadi bukti sejarah, pencapaian dan kejayaan
budaya bangsa kita di masa lalu dan menjadi suatu kebanggaan bangsa di masa
kini. Keris dan benda pusaka sebagai bukti sejarah tersebut patut dan wajib
dilestarikan agar tidak kehilangan akar sejarah dan budaya.
Proses pencucian tersebut menggunakan air kelapa dan jeruk nipis. Air kelapa
dan jeruk nipis mampu menghilangkan korosi yang terdapat pada benda pusaka
karena kandungannya yang bersifat asam. Sebab, asam akan melarutkan logam
yang teroksidasi. Asam sitrat memilki gugus karboksilat. Gugus itu adalah bagian
dari struktur kimia asam sitrat yang terdiri dari oksigen, karbon dan hidrogen.
Misalnya, tembaga klorida akan bereaksi dengan gugus karboksilat pada asam
sitrat. Hasilnya adalah senyawa kompleks yang lebih mudah dibersikan.
Beberapa cara lain bisa digunakan untuk membersihkan alat pada benda
pusaka. Misalnya, menggunakan air yang dicampur dengan serbuk sitrun. Tetapi,
ini tidak dianjurkan karena bisa membuat benda pusaka berpori atau berbintik.
Cara yang paling ekstrim dan sangat tidak dianjurkan adalah dengan
menggunakan asam nitrat atau HCL karena dapat merusak benda jikat terlalu lama
walaupun benda pusaka bisa bersih dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan kehari-hatian dalam penggunaannya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus
biru dan menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan
licin, membirukan lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang
bersifat netral (tidak bersifat asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka
tidak mengubah warna kertas lakmus.
Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki tetapan
kesetimbangan. Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan kesetimbangan
karena dalam air hanya terurai atau hanya terionisasi sebagian.Menyatakan
Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam larutan. Derajat ionisasi ini
dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah zat yang mengion dengan
jumlah zat yang dilarutkan. Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat
ionisasinya bernilai satu (α=1). Jika zat tidak dapat terionisasi, maka derajat
ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan zat yang terionisasi sebagian, maka
derajat ionisasinya kurang dari satu, sangat kecil (α<1).
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari 7, larutan
basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH=
7.
Pencucian benda-benda pusaka merupakan aplikasi asam dan basa dalam
kehidupan. Pencucian menggunakan asam bisa menghilangkan karat pada logam
karena asam akan melarutkan logam yang teroksidasi.

B. Saran
Karena asam dan basa sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita
harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan
benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.

12
Bagi para pembaca, diharapkan agar lebih memperdalam pengetahuan tentang
asam basa baik melalui buku-buku referensi kimia maupun lewat situs-situs web
dan lebih baiknya lagi apabila dapat dilakukan percobaan agar lebih memahami
tentang asam basa karena kegunaannya yang sangat besar bagi kehidupan kita
sehingga perlu dipelajari dan dipahami.

Hasil Praktekulum
WARNA INDIKATOR
LARUTAN SIFAT
LAKMUS MERAH LAKMUS BIRU

Jeruk Nipis Tidak Ada Perubahan Berubah Merah Asam

Asam Cuka Tidak Ada Perubahan Berubah Merah Asam

Air Kapur Berubah Biru Tidak Ada Perubahan Basa

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Indikator pH. Diambil tanggal 12 Febuari 2015

http://jejaringkimia.blogspot.com/indikator-asam-basa.html

http://sains.kompas.com/read/2014/08/15/07100011/
Mukjizat.Jeruk.Nipis.Sembuhkan.Patung.Pancoran

http://www.tosanaji.com/merawat-benda-pusaka/

14

Anda mungkin juga menyukai