RANGKUMAN SEMESTER 2
ALVIN XI - IA1
SMA BRIGJEND KATAMSO 1
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan Rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas rangkuman semester dua, kimia ini dengan
sebaik-baiknya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi para pembaca.
Makalah ini dilengkapi dengan rangkuman materi yang singkat dan jelas dan disertai dengan
soal hitungan yang membantu pembaca agar dapat lebih mengerti. Harapan saya mengenai makalah
ini adalah semoga dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih
terbatas. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Atas kontribusi tersebut, saya ucapkan
terimakasih
Tim Penyusun
Basa:
Menghasilkan ion OH-
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Memberi rasa pahit dan bersifat kausatik
Bersifat korosif terhadap kulit
Memiliki pH > 7
Contoh basa dalam kehidupan sehari-hari:
Natrium bikarbonat (Soda kue)
Amonia (untuk pupuk)
Natrium hidroksida (pada pembersih oven)
Gabungan asam dan basa : memberi rasa asin
Asam atau basa lemah hanya mengion sebagian kecil. Konsentrasi ion H+ atau ion OH-
hanya dapat ditentukan jka konsentrasi asam atau basa serta derajat ionisasi atau tetapan
ionisasi asam atau basa diketahui
= log
= log
= log
Contoh Soal:
Tentukan pH dari 10ml larutan NaCl 2 M
Jawaban:
pH = 7 (netral), karena garamnya berasal dari asam kuat dan basa kuat
Kw Keterangan:
H M Kw = Tetapan Ionisasi Air = 10-14
Kb
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Kw
Kh M = Molaritas Kation
Kb
Kh = Tetapan hidrolisis
= [ + ]
Tipe soal I: Jika diketahui di soal hanya garam maka langsung masuk rumus.
Contoh Soal:
Tentukan pH dari larutan (NH4)2SO4 0,05 M (Kb NH3 = 10-5)
Jawaban:
H
Kw
Kb
M
10 14
10 5
0,05 2 10 10 10 5
Tipe soal II: Jika diketahui di soal asam dan basanya, direaksikan dengan metode m,
r, s
Contoh Soal:
Larutan 1L NH4OH 2 M bereaksi dengan 1 L H2SO4 1 M tentukan pH campuran!
Jawaban:
Reaksi :
2NH4OH(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4 + 2H2O
Mula2 2 mol 1 mol
Reaksi 2 1 - 1 2 +
Sisa 1 mol 2 mol
Menentukan M garam
n 1mol 1
M M
Vtotal 2L 2
Masuk Rumus :
H
Kw
Kb
M
10 14 1
10 5
2 10 9 10 4,5
2
pH = 4,5
H Kw Keterangan:
M Kw = tetapan kesetimbangan air = 10-14
Ka
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Kw
Kh M = Molaritas anion
Ka
pOH log OH
pH 14 pOH
Tipe soal I: Jika diketahui di soal hanya garam maka langsung masuk rumus.
Contoh Soal:
Tentukan pH dari larutan CH3COONa 0,1 M (Ka CH3COOH = 10-5)
Jawaban:
OH
Kw
Ka
M
10 14
10 5
0,1 1 10 10 10 5
Tipe soal II: Jika diketahui di soal asam dan basa, harus direaksikan dengan metode
m, r , s
Contoh Soal:
Larutan 0,5L KOH 2M bereaksi dengan 0,5 L HCN 2M tentukan pH campuran!
Jawaban:
Reaksi :
KOH(aq) + HCN(aq) KCN + H2O
Mula 1 mol 1 mol
Reaksi 1 1 - 1 1 +
Sisa 1 mol 1 mol
OH
Kw
Ka
M
10 14
10 5
1 1 10 9 10 4,5
pOH 4,5
pH 14 4,5 9,5
Contoh Soal:
Tentukan pH dari larutan NH4CN 0,05 M (Kb NH3 = 10-5, Ka HCN = 10-8)
Jawaban:
OH
K w Kb
Ka
10 14 10 5
10 5
10 11 10 5,5
Larutan penyangga basa terdiri dari suatu basa lemah dengan asam konjugasinya
pH larutan penyangga dapat dihitung dengan rumus:
Penyangga asam: [ + ] = atau = log
Penyangga basa: [ ] = atau = log
Tipe Soal:
a. Jika di soal diketahui basa lemah dan garamnya, caranya langsung masuk rumus.
b. Jika di soal diketahui basa lemah dan asam kuat direaksikan dengan menggunakan
metode m, r, s. Jika yang bersisa adalah basa lemah, berarti larutan buffer
=s.s
= s2
s =
s = 2,5 109
= 5 x 10-5 mol/L
Perkiraan Pengendapan
Harga Ksp dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu zat elektrolit dapat larut
atau mengendap. Harga Ksp adalah batas jumlah zat yang ditambahkan agar tetap
larut jika zat yang ditambahkan (konsentrasinya) melebihi Ksp maka tidak akan larut
lagi. Penentuannya dapat menggunakan prinsip:
Contoh : Larutan MA
MA M+ + A
Jika [M+] . [A] < Ksp, larutan dikatakan belum jenuh (tak terjadi endapan).
Jika [M+] . [A] = Ksp, larutan dikatakan tepat jenuh (tak terjadi endapan).
Jika [M+] . [A] > Ksp, larutan dikatakan lewat jenuh (terjadi endapan).
Pengertian:
Larutan belum jenuh : larutan yang jumlah zat terlarutnya masih kurang dari jumlah
zat maksimum yang dapat larut. Belum diperoleh endapan.
Larutan jenuh/tepat jenuh : larutan yang jumlah zat terlarutnya maksimum untuk
dapat larut. Belum diperoleh endapan.
Macam-macam koloid
Fase Medium Jenis Koloid Contoh Koloid
Terdispersi Pendispersi
Cair Gas Aerosol Kabut, awan
Padat Gas Aerosol padat Asap rokok, debu
Gas Cair Buih Busa sabun, krim
Gas Padat Busa padat Styrofoam, batu apung
Cair Cair Emulsi Susu, mayonaise
Cair Padat Emulsi padat Mentega, keju, jelly
Padat Cair Sol Cat, tanah liat
Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, alloy
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya, sehingga berkas cahaya yang
melalui sistem koloid dapat diamati dari samping.
Sifat-sifat koloid
Efek Tyndall
Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid, contoh: sorot lampu
mobil, terjadinya warna biru langit pada siang hari
Jika diamati dengann mikroskop ultra, ternyata partikel koloid senantiasa bergerak
dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena
tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaannya, dan oleh karena
luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi
yang besar
Campuran koloid dapat dipisahkan dari ion-ion atau partikel terlarut lainnya
melalui dialisis.
Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofildan
koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumya;
sebaliknya, pada koloid liofob interaksi tersebut tidak ada atau sangat lemah.
Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid, yaitu adsorpsi dan koagulasi.
Pada pengolahan air brsih digunakan tawas (aluminium sulfat, kaporit (klorin) dan
kapur.
Koloid dapat dibuat dengam cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi,
bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya.
Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan dimana atom atau molekul
mengalami agregasi (pengelompokkan), sehingga menjadi partikel koloid.
Pembuatan Koloid
Cara Kondensasi
i. Reaksi Hidrolisis
contohnya pembuatan sol Fe(OH)3. Reaksinya:
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
ii. Reaksi Oksidasi
contohnya pembuatan sol belerang
2H2S(g) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(l)
iii. Reaksi Reduksi
contohnya pembuatan sol emas.
2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) 2SnCl4(aq) + 2Au(s)
iv. Mengubah Pelarut
Belerang larut dalam etanol tetapi tidak larut dalam air. Bila larutan
jenuh belerang dalam etanol dituangkan ke dalam air, maka akan
terbentuk sol belerang. Hal ini terjadi akibat menurunnya kelarutan
belerang di dalam campuran tersebut.
Cara Dispersi
A. Cara Mekanik
Dengan cara mekanik, partikel kasar dipecah sampai halus. Dalam
laboratorium kimia pemecahan partikel ini dilakukan dengan
menggunakan lumpang dan alu kecil, sedangkan dalam industri
digunakan mesin penggiling koloid.
B. Cara Peptisasi
Cara ini dilakukan dengan menambahkan ion sejenis pada suatu
endapan sehingga endapan terpecah menjadi partikel-partikel koloid.
Contohnya endapan Agl dapat dipeptisasi dengan menambahkan
larutan elektrolit dari ion sejenis, misalnya kalium iodida (Kl) atau
perak nitrat (AgNO3).
C. Cara Busur Listrik Bredig
Pemecahan partikel suspensi menggunakan arus listrik tegangan tinggi
Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya
mengemulsikan lemak ke dalam air.
Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sitem koloid
Purba, Michael (2007). Buku pelajaran Kimia XI SMA. Medan: Penerbit Erlangga.