Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

HIDROLISIS LARUTAN GARAM

Disusun oleh:
SYACHRIEL MUHAMAD
(XII IPA 2)

SMAS PASUNDAN 2 BANDUNG


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan makalah yang berjudul LAPORAN
PRAKTIKUM KIMA HIDROLISIS LARUTAN GARAM

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Hj. Heti Sulastri, S.PD yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandung, 20 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1. LANDASAN TEORI............................................................................................................................4
2. TUJUAN Mengidentifikasi sifat sifat larutan garam.........................................................................5
Bab II : Pembahasan....................................................................................................................................6
1. ALAT DAN BAHAN........................................................................................................................6
2. CARA KERJA.................................................................................................................................6
3. DATA HASIL PERCOBAAN.............................................................................................................6
4. PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
KESIMPULAN...............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10
LAMPIRAN.................................................................................................................................................11
BAB I : PENDAHULUAN

1. LANDASAN TEORI

Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi
antara ion – ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - ) dari garam bereaksi
dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada dasranya merupakan reaksi
asam basa Bronsted-Lowry.

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada
jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat,
asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa
lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang
larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut
hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian).
Ada dua macam hidrolisis :
1. Hidrolisis parsial / sebagian
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis
sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)
2. Hidrolisis Total
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Catatan : garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan
bersifat netral.
3. Nonhidrolisis
Nonhidrolisis adalah garam yang dalam air tidak terhidrolisis.
Akibat adanya hidroisis garam terhadap air, garam mempunyai 3 sifat, yaitu: netral,
asam, dan basa. Pengukuran keasaman suatu garam dapat dilakukan dengan menggunakan kertas
lakmus. Garam adalah hasil reaksi antara asam dengan basa. jika suatu garam dilarutkan kedalam
air , maka akan teruarai menjadi ion-ionnya. Ion yang berasal dari asam atau basa lemah akan
mengalami hidrolisis menghasilkan H+ atau OH- sehingga larutan garam tersebut dapat bersifat
asam atau basa. Adapun ion-ion yang berasal dari basa atau asam kuat tidak mengalami
hidrolisis.
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air
garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam
berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan
ini sama dengan 7.
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian
(parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan
garam ini bersifat asam, pH < 7.
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial
dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini
bersifat basa (pH > 7).
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total
(sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini
dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.

Sifat larutan bergantung pada kekuatan relative asam dan basa penyusunnya (Ka dan
Kb).
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah daripada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih
banyak dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat daripada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral

2. TUJUAN
Mengidentifikasi sifat sifat larutan garam
Bab II : Pembahasan

3. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
a. Plat Tetes - Lakmus Biru - NH4Cl(aq)
b. Pipet Tetes - Lakmus Merah - NaCl(aq)
- Fenolftalein - CH3COONa(aq)
- Indikator Universal

4. CARA KERJA
1. Isi plat dengan zat NaCl(aq), NH4Cl(aq), dan CH3COONa(aq) masing masing 3 tetes,
seperti pada gambar berikut :

NaCl

NH4Cl

CH3COONa

Lakmus Lakmus Fenolftalien Indikator


Merah Biru Universal

2. Uji masing masing larutan dengan indikator lakmus merah, lakmus biru, Fenolftalein
untuk indikator universal tentukan pHnya.

5. DATA HASIL PERCOBAAN


No. Larutan Perubahan Warna Indikator
Lakmus Lakmus Biru Fenolftalien PH Larutan
Merah
1. NaCl(aq) Tetap Tetap Tbw 7 (netral)
2. NH4Cl(aq) Tetap Merah Tbw 2 (asam)
3. CH3COONa(aq) Biru Tetap Ungu 10 (basa)

6. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan diatas garam yang bersifat asam, basa, dan netral ialah :
a. Asam : NH4Cl
b. Basa : CH3COONa
c. Netral : NaCl

Reaksi Hidrosis senyawa tersebut ialah :

 Larutan garam NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi Hidrolisis :

Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

(Tidak terhidrolisis)

Ion Na+ dan ion Cl- didalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air karena
jika dianggap beraksi dengan air, maka ion Na+ akan menghasilkan NaOH yang akan
terionisasi kembali menjadi ion Na+. Hal ini disebabkan karena Na+ yang merupakan basa
kuat yang terionisasi sempurna dan ion Cl- akan menghasilkan HCl yang akan terionisasi
kembali menjadi ion Cl-. Hal ini disebabkan karena Cl- yang merupakan asam kuat yang
terionisasi sempurna. Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa
kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak
terganggu, sehingga besifat netral.

 Larutan garam NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)

Reaksi hidrolisis:

NH4+ (aq) + H2O NH4OH(aq) + H+ (aq)

Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

(Hidrolisis parsial)

Dari kedua ionyang dihasilkan oleh garam tersebut hanya ion NH4+ yang mengalami
hidrolisis, sedangkan Cl- tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap beraksi dengan air,
maka ion Cl- akan menghasilkan HCl yang akan terionisasi kembali menjadi ion Cl-.
Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsal sebab hanya sebagian ion
yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah akan terhidrolisis sebagian dan bersifat asam.

 Larutan garam CH3COONa → Na+ + CH3COO-

Reaksi Hidrolisis :
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

(Hidrolisis parsial/sebagian)

Dari dua ion yang dihasilakan oleh garam tersebut, hanya ion CH3COO- yang mengalami
hidrolisis, sedangkan ion Na+ tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap NaOH yang
terbentuk akan segera terionisasi menghasilkan ion Na+ kembali. Hidrolisis ini jug
adisebut hidrolisis sebagian. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
akan terhidrolisis sebagian dan bersifat basa.
KESIMPULAN
1. Sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya.
2. Hidrolisis garam adalah reaksi antara komponen garam yang berasal dari asam
atau basa lemah dengan air.
3. Hidrolisis parsial adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari
asam kuat-basa lemah atau asam lemah-basa kuat.
4. Garam dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial, larutannya
bersifat asam.
5. Garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dan larutannya
bersifat basa.
6. Hidrolisis total adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari
asam lemah-basa lemah. Namun dalam uji coba pada senyawa yang kami
gunakan tidak ada yang terhidrolisis secara sempurna karena tidak adanya larutan
antara asam lemah dan basa kuat.
7. Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa
semulanya.
8. Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH-.
9. Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H+.
DAFTAR PUSTAKA
http://erisa11.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-hidrolisis-garam.html
http://nyemania.blogspot.co.id/2014/04/laporan-praktikum-hidrolisis-garam.html
http://rakilmupengetahuan.blogspot.co.id/2015/03/laporan-kimia-hidrolisis-garam.html
Purba, Michael.2007.KIMIA UNTUK SMA KELAS XI 2A SEMESTER 1. Jakarta: Erlangga
https://juwitawhiwi22.blogspot.com/2017/11/laporan-lengkap-hidrolisis-garam.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai