Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KIMIA DASAR

PENILAIAN 1
PEMBUATAN LARUTAN GARAM

Disusun Oleh:
Nama : Jemima Anastasia Martauli Pakpahan
NIM : 228114091
Golongan : C1
Penanggung Jawab : Agnes Benita Putri

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
Scan Perhitungan Penilaian 1
Refleksi

Kesulitan atau masalah yang dialami saat melakukan penilaian, yaitu sulit untuk
menghitung dengan cepat dan gugup pada saat memilih alat yang akan digunakan.

Cara mengatasi atau mengantisipasi Kesulitan atau masalah yang dialami saat
melakukan penilaian, yaitu dengan mengerjakan latihan soal dan memahami
kembali alat serta bahan apa saja yang digunakan untuk membuat larutan garam.
Larutan CH3COONa 2% 100 mL Pellet NaOH dan Larutan CH3COOH 1%

Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan, cara
membuat larutan, melakukan pengenceran dengan baik dan benar, serta mengetahui
cara perhitungan jumlah bahan suatu larutan.

Pendahuluan
Garam ialah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif (anion) basa
dan ion negatif (kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi maka
reaksinya disebut reaksi penetralan (reaksi netralisasi). Sifat dari garam, yaitu
memiliki titik lebur yang tinggi, termasuk senyawa ionik dengan ikatan kuat,
berbentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik, larutannya dapat
berupa asam, basa, atau netral (Sifat ini tergantung dari jenis asam/basa kuat
pembentuknya). Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air disebut
hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian). Ada dua macam
hidrolisis , yaitu
1. Hidrolisis parsial / sebagian
Jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya.
Hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis,
yang lainnya tidak.
2. Hidrolisis Total
Jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah. Dengan catatan,
garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan
bersifat netral.
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
terdiri dari empat jenis, yaitu
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan
anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga
larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7. Contohnya larutan
KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation
dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Masing – masing ion
tidak bereaksi dengan air, sehingga reaksinya menjadi
KCl (aq) → K+(aq) + Cl-(aq)
K+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah


Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami
hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam
yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH < 7.
Contohnya amonium klorida (NH4Cl) merupakan garam yang terbentuk dari
asam kuat, HCl dalam basa lemah NH3. HCl akan terionisasi sempurna
menjadi H+ dan Cl-sedangkan NH3 dalam larutannya akan terionisasi
sebagian membentuk NH4+ dan OH- . Anion Cl- berasal dari asam kuat tidak
dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH4+ berasal dari basa lemah dapat
terhidrolisis.
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)
Reaksi hidrolisis dari ammonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H3O+) yang bersifat asam (pH < 7).
Secara umum reaksinya ditulis
BH+ + H2O → B- + H3O+

3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat


Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami
hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang
mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7). Contohnya
natrium asetat (CH3COONa) terbentuk dari asam lemah CH3COOH dan
basa kuat NaOH. CH3COOH akan terionisasi sebagian membentuk
CH3COO- dan Na+. Anion CH3COO- berasal dari asam lemah yang dapat
terhidrolisis, sedangkan kation Na+ berasal dari basa kuat yang tidak dapat
terhidrolisis.
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi ini mengahsilkan ion OH- yang bersifat basa basa (pH > 7). Secara
umum reaksinya ditulis
A- + H2O → HA + OH-
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis
total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis
dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal
ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam
reaksi dengan air. Contohnya asam lemah HCN dicampur dengan basa
lemah NH3 akan terbentuk garam NH4CN. HCN terionisasi sebagian dalam
air membentuk H+ dan CN- sedangkan NH3 dalam air terionisasi sebagian
membentuk NH4+dan OH- . Anion basa CN- dan kation asam NH4+ dapat
terhidrolisis di dalam air.
NH4CN(aq) → NH4+(aq) + CN-(aq)
NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)
CN-(aq) + H2O(l) → HCN(aq) + OH-(aq)

Sifat larutan garam bergantung pada kekuatan relative asam dan basa
penyusunnya (Ka dan Kb).
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah daripada basa) maka anion akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat daripada basa) maka kation akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan
bersifat netral.
Garam juga akan mengalami hidrasi ion (terionisasi dan menarik sejumlah
molekul air). Jika konsentrasi garam semakin besar, semakin banyak ion hidrat dan
molekul air terjerat sehingga menyebabkan aktivitas air bahan pangan menurun.
Aktivitas garam dalam menarik air berhubungan dengan peristiwa plasmolisis,
dimana air akan bergerak dari konsentrasi garam rendah ke konsentrasi garam
tinggi karena adanya perbedaan tekanan osmotik (Sofia, 2015).

Alat dan Bahan


Alat:
• Batang pengaduk
• Beaker
• Corong kaca
• Labu takar 100 mL
• Gelas arloji
• Neraca analitik
• Pipet ukur
• Pipet pump
• Pipet tetes
• Sendok bahan

Bahan:
• Aquades
• Larutan CH3COONa 1%
• Pellet NaOH

Hasil Perhitungan
𝑔 2
n CH3COONa = = = 0,024 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 82

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


m
r 0,024 0,024 0,024 0,024

s 0,024 0,024 0,024 0,024

m NaOH = 𝑛 𝑥 𝑀𝑟 = 0,024 𝑥 40 = 0,96 𝑔


Range = 0,1 % x 0,96 g = 0,00096 g
Range bawah = 0,96 – 0,00096 = 0,95904 g
Range atas = 0,96 + 0,00096 = 0,96096 g
Jadi, rangenya = 0,95904-0,96096 g
Bobot gelas arloji = 14,135 g
Bobot gelas arloji + isi = 15,095 g
Bobot gelas arloji + sisa = 14,135 g
-------------------------------------------- -
0,960 g
Pengenceran
𝑎 𝑥 𝑝 𝑥 10
M= 𝑀𝑟
𝑛 𝑎 𝑥 𝑝 𝑥 10
=
𝑉 𝑀𝑟
0,024 10 𝑥 1,05 𝑥 10
=
𝑉 60

105 V = 1,44
V = 0,0137 L = 13,7 mL

Langkah Kerja
Alat dan bahan disiapkan

Gelas arloji ditimbang dengan timbangan analitik dan bobotnya dicatat

Pellet NaOH diambil sebanyak 0,96 g dengan sendok bahan, diletakkan di atas
gelas arloji, kemudian ditimbang dan bobotnya dicatat

Pellet NaOH dimasukkan ke dalam beaker


Pellet NaOH dimasukkan ke dalam beaker yang sudah diisi aquades, kemudian
gelas arloji ditimbang berat sisanya dan dicatat

Pellet NaOH diaduk dengan batang pengaduk sampai larut

Pipet pump, pipet ukur, labu takar yang sudah diisi sedikit aquades, beaker
kosong lainnya dibawa ke lemari asam

Pipet ukur dipasangkan dengan pipet pump

Penutup labu takar dibuka

Penutup tempat larutan CH3COOH 1% dibuka kemudian dipindahkan ke labu


takar sebanyak 13,7 mL dan penutup labu takar ditutup

Penutup CH3COOH 1% ditutup

Sisa CH3COOH 1% dipindahkan ke beaker kosong kemudian dibuang


Pipet pump, pipet ukur, labu takar, dan beaker dibawa ke meja kerja

Penutup labu takar dibuka

Beaker lain yang berisi larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu takar dengan
corong kaca

Aquades diambil lagi dengan beaker dan ditambahkan ke labu takar

Jika garis batas hampir dicapai, aquades dipindahkan dengan pipet tetes hingga
garis batas dicapai miniskus bawah

Labu takar ditutup dan digojlok


Daftar Pustaka

Sofia, Q., 2015. Pemanfaatan Larutan Garam (NaCl) Terhadap Jumlah Bakteri
pada Selada Bokor. Politeknik Kesehatan Bandung. Bandung.

Yusuf, Y., 2019. Kimia Analisis. EduCenter Indonesia, Jakarta, pp. 35.

Anda mungkin juga menyukai