Anda di halaman 1dari 11

Pembuatan Larutan Buffer Asetat pH 4 Volume 10 mL (3)

Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan, tahap-
tahap pembuatan larutan buffer asetat, serta cara perhitungan pH dengan baik.

Pendahuluan

Larutan buffer atau larutan penyangga adalah larutan yang dapat


mempertahankan nilai pH pada kisarannya. Jika ada suatu larutan penyangga yang
ditambahkan sedikit asam atau basa atau juga diencerkan, pH larutan tidak akan
berubah atau hanya berubah sekitar 0,1 dari pH semula. Larutan penyangga
dibedakan menjadi dua macam, yaitu

1. Larutan Penyangga Asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7). Larutan


penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa konjugasinya
(A-). Basa konjugasi merupakan basa yang berasal dari asam setelah kehilangan H+.
Contohnya

CH3COOH(aq) → CH3COO-(aq) + H+(aq)

CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)

Dalam reaksi tersebut, CH3COOH merupakan asam lemah sedangkan


CH3COO- merupakan basa konjugasi. Campuran asam lemah CH3COOH dan basa
konjugasinya, yaitu ion CH3COO- membentuk larutan penyangga. Dalam
pembentukan larutan penyangga ini, ion CH3COO- dapat berasal dari garam
CH3COONa, CH3COOK, atau (CH3COO)2Ba, atau garam lain dari campuran basa
konjugasi dengan basa kuat.
2. Larutan Penyangga Basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7). Larutan


penyangga basa mengandung basa lemah (B) dengan asam konjugasinya (BH+).
Contohnya

NH4OH(aq) → NH4+(aq) + OH-(aq)

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

Campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya yaitu ion NH4+
membentuk larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion NH4+
dapat berasal dari garam NH4Cl, NH4Br, (NH4)2SO4, atau garam dari campuran
asam konjugasi dengan asam kuat.

Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam tersebut


akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika
ditambahkan sedikit basa, basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat
asam.

1. Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap larutan


penyangga

Sebagai contoh, larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah


CH3COOH dan basa konjugasinya (ion CH3COO-). Jika kedalam campuran
tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl akan terjadi reaksi berikut:

CH3COO-(aq) + HCl → CH3COOH(aq) + Cl-(aq)

Berdasarkan reaksi ini artinya jumlah basa konjugasi (ion CH3COO-) akan
berkurang dan asam lemah CH3COOH akan bertambah. Mekanisme penambahan
asam ke dalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan
meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH
yang besar. Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit NaOH akan
terjadi reaksi berikut:

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq) + H2O(l)

Berdasarkan reaksi tersebut artinya jumlah asam lemah CH3COOH akan


berkurang dan basa konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Seperti pada
penambahan sedikit asam, perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang
besar. Contoh lain, larutan penyangga dari campuran basa lemah NH4OH dan asam
konjugasinya (ion NH4+). Setiap penambahan asam akan bereaksi dengan zat yang
bersifat basa dan setiap penambahan basa akan bereaksi dengan zat yang bersifat
asam. Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl
akan terjadi reaksi sebagai berikut:

NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)

Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan basa, misalnya NaOH akan terjadi
reaksi berikut:

NH4+(aq) + NaOH(aq) → NH4OH(aq) + Na+(aq)

Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap campuran


basa lemah dan asam konjugasinya, tidak mengubah pH larutan penyangga tersebut
selama penambahan asam atau basa tersebut tidak sampai menghabiskan salah satu
komponen buffer.

2. Pengaruh Pengenceran terhadap Larutan Penyangga

Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh


komponen-komponennya. Dalam perhitungan pH larutan penyangga, komponen-
komponen tersebut membentuk perbandingan tertentu. Jika campuran tersebut
diencerkan, nilai perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah
sehingga pH larutan penyangga juga tidak berubah.
Perhitungan pH Larutan Penyangga

Larutan Penyangga Asam

[𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
[H+] = 𝐾𝑎 𝑥 [𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖]

𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ


= 𝐾𝑎 𝑥 𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖

𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ


pH = pKa – log 𝐾𝑎 𝑥 [ ]
𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖

Larutan Penyangga Basa

[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
[OH-] = 𝐾𝑏 [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖]

𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ


= 𝐾𝑏 𝑥 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖

𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ


pOH = pKb – log 𝑥 [𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖]

pH = 14 - pOH

Fungsi Larutan Penyangga

Larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup diantaranya:

1. Kerja enzim hanya efektif pada pH tertentu, berarti memerlukan sistem


penyangga;
2. Dalam sel tubuh diperlukan sistem penyangga dari pasangan H2PO4-dan
HPO42-. Penyangga fosfat juga terdapat dalam air ludah;
3. Untuk mempertahankan pH darah sekitar 7,3-7,5 diperlukan sistem
penyangga dari H2CO3 dan HCO3-.

Sedangkan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari atau buatan diantaranya


1. Larutan penyangga dalam obat-obatan: Aspirin sebagai obat penghilang
rasa nyeri mengandung asam asetilsalisilat. Vaksin kolera oral jenis CVD
103-HgR (Mutachol) diminum dengan buffer yang mengandung natrium
bikarbonat, asam askorbat, dan laktosa untuk menetralisir asam lambung;
2. Larutan penyangga dalam industri: larutan penyangga digunakan di
industri fotografi, penanganan limbah, penyepuhan dan juga makanan.
Agar materi organik dapat dipisahkan pada proses penanganan limbah, pH
harus berkisar 5-7,5. Limbah layak dibuang ke air laut jika 90% padatan
telah dipisahkan dan sudah ditambah klorin. Sedangkan pada industri
minuman berkarbonasi terdapat ion fosfat yang mempertahankan pH
minuman tersebut sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam
penyimpanan.

Alat dan Bahan

Alat:

• Batang pengaduk

• Beaker

• Corong kaca

• Gelas arloji

• Kertas indikator

• Labu takar 10 mL

• Pipet pump

• Pipet tetes

• Pipet ukur

• Sendok bahan
• Timbangan analitik

Bahan:

• Aquades

• Pellet NaOH

• Larutan asam asetat

Hasil Perhitungan

pKa CH3COOH = 4,74

[𝐴]
pH = pKa + log [𝐴𝐻]

[𝐴]
4 = 4,74 + log [𝐴𝐻]

[𝐴]
-0,74 = log [𝐴𝐻]

[𝐴]
[𝐴𝐻]
= 0,182

[𝐴] 0,182 𝑀
[𝐴𝐻]
= 1𝑀

V = 10 mL = 0,01 L

n CH3COOH = M x V = 1 M x 0,01 L = 0,01 mol

n CH3COONa = M x V = 0,182 M x 0,01 L = 0,00182 mol = 0,0018 mol

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

m 0,0118 mol 0,0018 mol - -

r 0,0018 mol 0,0018 mol 0,0018 mol 0,0018 mol

s 0,01 mol 0 0,0018 mol 0,0018 mol


Mencari volume CH3COOH yang akan digunakan
𝑚
n = 𝑀𝑟

m = 0,011819 mol x 60 = 0,70914 g


𝑚
ρ= 𝑉

0,70914 𝑔
1,05 g/cm3 = 𝑉

V = 0,674 mL

Mencari massa NaOH yang akan digunakan


𝑚
n = 𝑀𝑟

𝑚
0,0018 = 40

m = 0,072 g

Range = 0,1 % x 0,072 g = 0,000072 g

Range bawah = 0,072 – 0,000072 = 0,0648 g

Range atas = 0,072 + 0,0072 = 0,0792 g

Jadi, rangenya = 0,0648 g – 0,0792 g

Langkah Kerja

Alat dan bahan disiapkan


Gelas arloji ditimbang dengan timbangan analitik dan bobotnya dicatat

Pellet NaOH diambil sebanyak 0,072 g dengan sendok bahan, diletakkan di atas
gelas arloji, kemudian ditimbang dan bobotnya dicatat

Pellet NaOH dimasukkan ke dalam beaker yang sudah diisi aquades, kemudian
gelas arloji ditimbang berat sisanya dan dicatat

Pellet NaOH diaduk dengan batang pengaduk sampai larut

Pipet pump, pipet ukur, labu takar yang sudah diisi sedikit aquades dibawa ke
lemari asam

Pipet ukur dipasangkan dengan pipet pump


Penutup labu takar dibuka

Penutup tempat larutan CH3COOH 1M dibuka kemudian dipindahkan ke labu


takar sebanyak 0,674 mL dengan pipet ukur dan penutup labu takar ditutup

Sisa CH3COOH 1M dikembalikan kembali ke botol larutan semula

Penutup botol CH3COOH 1M ditutup

Pipet pump, pipet ukur, labu takar dibawa ke meja kerja

Penutup labu takar dibuka

Beaker yang berisi larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu takar dengan corong
kaca
Aquades diambil lagi dengan beaker dan ditambahkan ke labu takar dengan
corong kaca

Jika garis batas hampir dicapai, aquades dipindahkan dengan pipet tetes hingga
garis batas dicapai miniskus bawah

Labu takar ditutup dan digojlok

Kertas indikator diambil dan dicelupkan ke larutan buffer asetat

Setelah beberapa lama, kertas indikator dikeluarkan dan perubahan warna pada
kertas indikator diamati
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D., dkk, 2018, Pembuatan Larutan Buffer dan Pengujian Kestabilannya,
Laporan Praktikum, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas
Padjajaran, Bandung.

Nirwana, H., 2015, Penerapan Praktikum Berbasis Masalah pada Materi Larutan
Penyangga untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA,
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Surbito, P., 2016, Larutan Buffer, Laporan Praktikum, Fakultas Pertanian,


Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Anda mungkin juga menyukai