Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yan telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Buffer dan
Larutan Isotonik. “

Makalah ini berisikan tentang pengertian larutan penyangga, mekanisme


larutan penyangga dalam mempertahankan pH, perhitungan kapasitas dan pH
larutan penyangga dan peranan larutan penyangga.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentang larutan penyangga (buffer) dan isotonik.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepda semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Kendari, 22 Juni 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang


digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak
berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan
penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit
asam kuat atau basa kuat. Buffer terdiri dari asam lemah dan garam/basa
konjugasinya atau basa lemah dan garam/asam konjugasinya.

Sangat banyak penggunaan larutan penyangga dalam kehidupan


sehari-hari, sehingga kita harus mengetahui mekanismenya, perhitungan
kapasitas dan pH larutan penyangganya dan peranan larutan penyangga.

Larutan penyangga juga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia


terutama dalam bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi dan bidang
kesehatan. Dalam reaksi-reaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang stabil.
Oleh karena itu, dibutuhkan larutan penyangga untuk mempertahankan pH
suatu zat.

Buffer dalam bidang farmasi banyak digunakan pada medikal care dan
pembuatan obat-obatan. Contoh yang lazim menggunakan buffer adalah
seperti dalam menetralkan darah atau biasanya pada kasus keracunan. Selain
itu dalam pembuatan obat-obatan, banyak zat aktif yang harus berada dalam
keadaan pH stabil.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan penyangga (buffer)?


2. Bagaimana mekanisme larutan penyangga (buffer) dalam
mempertahankan pH?
3. Bagaimana perhitungan kapasitas dan pH larutan penyangga (buffer)?
4. Apa saja peranan larutan penyangga (buffer) dalam kehidupan sehari-
hari?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian larutan penyangga (buffer)


2. Untuk mengeahui mekanisme larutan penyangga (buffer) dalam
mempertahankan pH.
3. Untuk mengetahui perhitungan kapasitas dan pH larutan penyangga
(buffer)
4. Untuk mengetahui peranan larutan penyangga (buffer) dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II

PEMBAHASAN

Larutan penyangga di sebut juga larutan buffer atau larutan dapar. Larutan
peyangga adalah larutan yang tersusun dari asam atau basa lemah dengan asam
atau basa konjugatnya. Fungsi larutan penyangga adalah untuk menjaga dan
mempertahankan nilai pH suatu larutan. Mekanisme kerja larutan peyangga
sangat sederhana, yaitu menetralkan asam atau basa dari luar. Reaksi larutan
buffer dengan asam dan basa dari luar disebut reaksi asam-basa konjugasi.

Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, zat yang bereaksi biasanya


mengalami penurunan dan kenaikan pH tergantung pada jenis reaksi yang
berlangsung. Dalam kondisi tertentu, penurunan dan kenaikan pH yang terjadi
akan dapat menyebabkan hasil reaksi yang tidak diinginkan, karena itu kestabilan
pH harus dipertahankan. Disinilah peran larutan penyangga di perlukan. Susunan
larutan penyangga yang seperti ini memungkinkan larutan penyangga untuk
menetralkan asam atau basa dari luar.

Untuk menghitung pH larutan buffer maka kita bisa menggunakan


persamaan handerson-haselbach. Apabila larutan buffer tersebut ditambahkan
asam atau basa, maka secara stoikiometri kita harus menghitung berapa
konsentrasi masing-masing spesies setelah bereaksi. Perhatikan contoh berikut ini.

Mekanisme Larutan Penyangga dalam Mempertahakan pH


Larutan penyangga/buffer memiliki beberapa komponen yang terbagi
menjadi larutan penyangga yang bersifat asam dan  larutan penyangga yang
bersifat basa. Larutan penyangga yang bersifat asam mempertahankan pH pada
daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara
lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium,
barium, kalsium, dan lain-lain. Sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa
larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari
asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah
dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

Perhitungan pH dan Kapasitas Larutan Penyangga


Kapasitas buffer (buffer capacity) adalah suatu ukuran kemampuan larutan
penyangga dalam mempertahankan pH-nya dan tergantung dari konsentrasi
komponen-komponen yang ada di larutan tersebut baik secara absolut maupun
secara relatif. Besarnya penahanan perubahan pH oleh dapar disebut kapasitas β
atau efisiensi dapar, indeks dapar dan nilai dapar. Van Sly-ke 7 memperkenalkan
konsep kapasitas dapar dan mendefinisikannya sebagai perbandingan
pertambahan basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan pH yang terjadi
karena penambahan basa itu. Rumus untuk menghitung besarnya kapasitas dapar
adalah sebagai berikut:
β =  ∆B
       ∆pH
Delta, ∆, seperti biasa berarti perubahan yang terbatas dan ∆B
adalah sedikit penambahan basa kuat ke dalam larutan dapar hingga menghasilkan
perubahan pH=∆pH. ∆B dinyatakan dalam gram/liter. Dari persamaan diatas
diketahui bahwa kapasitas dapar suatu larutan memiliki nilai 1 bila penambahan 1
gram ekuivalen basa kuat (asam) ke dalam 1 liter larutan dapar menghasilkan
perubahan sebesar 1 satuan pH.
Rumus untuk menghitung pH pada larutan penyangga
(buffer/dapar) terbagi menjadi dua, yaitu rumus perhitungan untuk larutan
penyangga asam dan rumus perhitungan untuk larutan penyangga
basa.
 Larutan penyangga asam
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi
ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:
[ g]
pH = Pka + log
[a ]

Ka = tetapan ionisasi asam lemah


a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

 Larutan penyangga basa


Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi
ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:
[ g]
pH = Pkb + log
[b ]
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah

g = jumlah mol asam konjugasi

Contoh Soal-Belajar Kimia

Larutan buffer dengan volume 2.10 L mengandung 0.11 mol asam


propionat ( CH3CH2COOH ) dan 0.10 mol natrium propionat (CH3CH2COONa),
jika Ka asam propionat adlah 1.3×10-5 maka:

1. Hitung pH larutan buffer tersebut


2. Tentukan pH larutan buffer tersebut setelah ditambahkan 0.04 mol NaOH
3. Tentukan pH larutan buffer tersebut setelah ditambahkan 0.02 mol HI

Penyelesaian Belajar Kimia


Gunakan persamaan handerson-haselbach untuk menghitung pH buffer/larutan
penyangga
Konsentrasi asam propionat dan natrium propionat dihitung sebagai berikut
[CH3CH2COOH]=0.11mol/2.10L=0.052M
[CH3CH2COONa]=0.10mol/2.10L=0.047M
pKa=–logKa=-log1.3×10-5=4.89
dengan mengganti nilai  yang diperoleh pada persamaan handerson-haselbach
diatasdiperoleh
pH=4.89+log(0.047/0.052)
pH = 4.85
Sebanyak 0.04 mol NaOH ditambahkan ke dalam larutan buffer tersebut, maka
NaOH ini akan bereaksi dengan spesies asam yang terdapat di dalam buffer
tersebut yaitu asam propionat ( NaOH adalah basa dan asam propionat adalah
asam sehingga kedua spesies ini akan bereaksi ), reaksi penetralannya di tulis
sebagai:

CH3CH2COOH(aq NaOH(aq - CH3CH2COONa(aq


+ + H2O(l)
) ) >)
awal 0.11 0.04 - -
reaksi 0.04 0.04 0.04 0.04
setimbang 0.07 - 0.04 0.04

[CH3CH2COOH]setelahreaksi=0.07mol/2.10L=0.033M
[CH3CH2COONa]=0.14mol/2.10L=0.066M
dan pH buffer setelah penambahan 0.04 NaOH
pH = 4.89 + log ( 0.066 / 0.033 )
pH = 5.19
Apa yang terjadi bila larutan tersebut ditambahkan 0.02 mol HI ? Di dalam buffer
terdapat spesies CH3CH2COOH dan CH3CH2COONa, lalu dengan siapakah
asam iodida (HI) ini akan bereaksi? Ingat HI adalah asam kuat sehingga akan
terionisasi menjadi ion H+ dan I-, ion H+ akan bereaksi dengan anion
CH3CH2COO- (dari CH3CH2COONa) membentuk CH3CH2COOH. Asam
propionat adalah asam lemah sehingga dia lebih suka dalam bentuk tak terionisasi
( CH3CH2COOH ) dibandingkan bentuk terionisasinya ( CH3CH2COO- dan H+ ).
H+(aq) + CH3CH2COO-(aq) -> CH3CH2COOH(aq)
awal 0.02 0.10 -
reaksi 0.02 0.02 0.02
setimbang - 0.08 0.02

Konsentrasi masing-masing spesies setelah bereaksi dihitung sebagai:


[CH3CH2COONa] = 0.08 mol / 2.10 L = 0.038 M
[CH3CH2COOH] = ( mol mula-mula + mol hasil reaksi ) / volume
[CH3CH2COOH] = (0.11+0.02) / 2.10 = 0.062 M
pH = 4.89 + log ( 0.038 / 0.062 )
pH = 4.68

Peranan Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari adalah :

1. Darah Sebagai Larutan Penyangga


Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah,
diantaranya penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga
fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2CO3)
dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO3 ).
H2CO3 (aq) --> HCO3(aq) + H + (aq)
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH
darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan
pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga
meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat
mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula)
dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat
menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang
sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat,
sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2
dapat larut dalam air menghasilkan H2CO3. Hal ini mengakibatkan pH
darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi
(bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk
selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari
larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O2 (g) « HbO2- + H+
Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi
ion H+, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas
O2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat
H+ dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H+ yang dilepaskan
pada peruraian H2CO3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO2 yang
terlarut dalam air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam
mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen
fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H2PO4- (aq) + H+ (aq) --> H2PO4(aq)
H2PO4- (aq) + OH- (aq) --> HPO42- (aq) + H2O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di
luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan
penyangga urin.

2. Air Ludah sebagai Larutan Penyangga


Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi
yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat
mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan
penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi
sisa-sisa makanan.
3. Menjaga keseimbangan pH tanaman.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan
dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara,
disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat
tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH
dapat dijaga.
4. Larutan Penyangga pada Obat-Obatan
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin,
merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat
menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan
pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat;
sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin
ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
5. Dalam Industri Farmasi
Dalam industri farmasi, larutan penyangga berperan dalam
pembuatan obat-obatan, agar zat aktif obat tersebut mempunyai pH tertentu
Larutan penyanggayang umum digunakan dalam industri farmasi adalah
larutan asam basa konjugasi senyawa fosfat.
6. Dalam Mikrobiologi Industri
Dalam mikrobiologi industri digunakan sebagai pengatur pH medium
pertumbuhan mikroorganisme.
7. Biologi
Dalam bidang biologi digunakan untuk mengoptimalkan kerja enzim.
8. Analisis Kimia
Digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif, pemisahan senyawa
dan unsur, serta reaksi kimia dengan pH terkontrol.

DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 2002. “Analisis Kimia Kuantitatif”. Jakarta :
Erlangga.

http://blodhynoglycat.blogspot.co.id/2012/06/buffer-dan-kapasitas-buffer.html

http://l-kantenpartati.blogspot.co.id/2012/05/makalah-kimia-larutan-
penyangga.html

Irawan, MK dan Hendra C. 2007. “Kemampuan Alkalinitas Kapsitas Penyangga


Buffer (Buffer Capacity) dalam Sistem Anaerobik Fixed Bed”. Jurnal
Teknologi Lingkungan. Vol. 8 (2).

Martin, Alfred, 1990, Farmasi Fisik, UI Press, Jakarta.

Oxtoby, D.W., H.P. Gillis, dan Norman H.N. 2010. “Prinsip-prinsip Kimia
Modern edisi keempat”. Jakarta : Erlangga.

Widihati, I, A, G., Dwi, A, S., dan Yohanita, N., 2012. Studi Kinetika Adsorpsi
Larutan Ion Logam Kromium (Cr) Menggunakan Arang Batang Pisang
(Musa paradisiaca). Jurnal Kimia. Vol. 6 (1).

MAKALAH FARMASI FISIK I


BUFFER DAN LARUTAN ISOTONIS
OLEH:

NAMA : ZARAH SAGITA TAWULO


NIM : O1A1 15 150
KELAS :D
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN : WIWIN HAERIAYANTI LESTARI

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pembahasan materi dalam makalah ini adalah
1. Larutan penyangga (buffer/dapar) adalah senyawa-senyawa atau
campuran senyawa yang dapat meniadakan penambahan pH terhadap
penambahan sedikit asam atau sedikit basa
2. Mekanisme larutan penyangga (buffer/dapar)dalam mempertahankan
pHadalah dengan adanya komponen-komponen yang dapat saling
mempertahankan harga pH, yang mana komponen tersebut adalah
komponen asam yang menahan kenaikan pH dan komponen yang
menahan penurunan pH
3. Kapasitas larutan penyangga (buffer/dapar) dapat dihitung dengan rumus

AB
β = dan pH larutan penyangga (buffer/dapar) dapat dihitung
∆ pH

[ g]
dengan rumus dari larutan penyangga asam,yaitu pH = Pka + log
[a ]

[ g]
dan larutan penyangga basa yaitu pH= PKb + log
[b ]
4. Larutan penyangga memiliki banyak peranan dalam kehidupan sehari-
hari baik bagi tubuh manusia maupun dalam bidang industri dan analisis
kimia

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu akan lebih baik apabila materi
tentang larutan penyangga (buffer/dapar) tidak hanya diberikan secara teori
saja kepada mahasiswa tetapi perlu dilakukan pula praktiknya agar
mahasiswa lebih paham tentang larutan penyangg (buffer/dapar)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Larutan Penyangga(Buffer/Dapar)
B. Mekanisme Larutan Penyangga dalam Mempertahankan pH
C. Perhitungan Kapasitas dan pH Larutan Penyangga
D. Peranan Larutan Penyangga
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai