II.
III.
TOPIK
Larutan Buffer
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara pembuatan larutan buffer.
2. Mengetahui pengaruh pengenceran.
3. Mengetahui pengaruh penambahan sedikit asam dan sedikit basa.
4. Membandingkan penentuan PH larutan buffer secara teoritis dan
penggunaan PH meter.
DASAR TEORI
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga
(mempertahankan)
pH-nya
dari
penambahan
asam,
basa,
maupun
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam
lemahnya
dicampurkan
dalam
jumlah
berlebih.
Campuran
akan
1.
2.
atau
[H+] = Ka
pH = - log H+
Dimana:
Ka = Ketetapan kesetimbangan
= Jumlah mol asam lemah
= Jumlah mol basa konjugasinya
2.
= Kb
atau
[H+] = Kb
pH
= 14 POH
POH
= - log OHDimana:
Kb = Ketetapan kesetimbangan
= Jumlah mol basa lemah
= Jumlah mol asam konjugasinya
IV.
Nama Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Pengaduk
Gelas ukur
Indikator universal
Gelas kimia
Rak tabung reaksi
Ukuran
10 mL
50 mL
-
Jumlah
4 buah
4 buah
1 buah
4 buah
1 buah
2 buah
1 buah
Bahan :
No
1
2
3
4
5
V.
Nama Bahan
Larutan CH3COOH 1M
Larutan CH3COONa 1M
Laruatn HCl 0,1 M
Larutan NaOH 0,1 M
Aquades
Jumlah
5 mL
5 mL
2 Tetes
2 Tetes
2,5 mL
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pembuatan larutan buffer
1. Diisi sebuah tabung reaksi dengan 5 mL larutan CH3COOH 1 M.
2. Ditambahkan kedalam tabung ini 5 mL larutan CH3COONa 1 M.
3. Larutan diaduk hingga merata.
4. Diukur pH larutan tersebut dengan pH meter / indikator universal, dan
dicatat pH tersebut.
B. Pengenceran larutan buffer
1. Diambil 2,5 mL larutan buffer dan dimasukan kedalam tabung reaksi
menggunakan pipet tetes.
2. Diencerkan larutan tersebut dengan ditambahkan 2,5 mL aquades dan
diaduk larutan tersebut.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
5 mL larutan CH3COOH + 5 Pada mulanya indikator
mL larutan CH3COONa
berwarna
berubah
orange
menjadi
dan
warna
pH = 5
2,5 mL larutan buffer + 2,5 mL Pada mulanya
aquades
berwarna
berubah
indikator
orange
menjadi
dan
warna
pH = 5
2,5 mL larutan buffer + 2 tetes pada mulanya
HCl
berwarna
berubah
indikator
orange
menjadi
dan
warna
pH = 5
2,5 mL larutan buffer + 2 tetes pada mulanya
NaOH
berwarna
berubah
indikator
orange
menjadi
dan
warna
pH = 5
VII. PEMBAHASAN DAN JAWABAN TUGAS
A. Pembahasan
1. Pada percobaan pertama yaitu tentang cara pembuatan larutan buffer.
Pada percobaan ini larutan yang dicampur adalah larutan CH3COOH dengan
larutan CH3COONa. Larutan CH3COOH (asam asetat) mempunyai ionisasi
CH3COOH H+ +CH3COO- dan tingkat kekuatannya adalah asam lemah
sedangkan larutan CH3COONa merupakan garamnya atau basa konjugasi
yang merupakan hasil reaksi antara asam lemah dengan basa kuat yaitu antara
larutan CH3COOH dengan larutan NaOH seperti pada reaksi berikut:
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O.
Setelah larutan CH3COOH dan CH3COONa dicampur dan diaduk / dikocok,
maka telah selesailah proses pembuatan larutan buffer. Larutan buffer yang
terbentuk kemudian diukur pH larutannya dengan menggunakan indikator
universal. Pada hasil peercobaan yang telah dilakukan didapatkan pH nya
adalah 5. Hal ini menunjukan bahwa larutan buffer yang kami buat adalah
larutan buffer asam karena mempunyai pH larutan
dibawah 7.
Penentuan pH larutan buffer secara teori menggunakan rumus:
[H+]
= Ka
pH
= - log H+
Pada percobaan ini CH3COOH dan CH3COONa mempunyai ukuran yang
sama, yaitu 5 mL CH3COOH 1 M dan 5 mL CH3COONa 1 M.
Jika dimisalkan Ka: 1 x 10-5. Maka:
Mol CH3COOH
=Mxv
= 1M x 5 mL
= 5 mmol
Mol CH3COONa
=Mxv
= 1M x 5 mL
= 5 mmol
[H+]
= Ka
= 1 x 10-5 x
=1 x 10-5
pH
= - log H+
= - log 1 x 10-5
= 5 log 1
=50
=5
2. Pada percobaan kedua, larutan buffer yang terbentuk pada percobaan pertama
diambil sebanyak 2,5 mL dengan menggunakan pipet tetes. Pada percobaan
kedua ini mengenai pengenceran yaitu dengan penambahan air (H2O). Larutan
buffer yang sudah diletakan pada tabung reaksi kemudian ditambah air (H 2O)
sebanyak 2,5 mL.
Kedua larutan yang dicampur itu kemudian dikocok dan diukur pH nya
dengan menggunakan indikator universal. pH yang didapat sama dengan pH
pada percobaan yang pertama yaitu 5. Hal ini membuktikan bahwa sifat
larutan buffer pada pengenceran benar, dan yang mengatakan bahwa pH tidak
akan berubah bila larutan diencerkan.
3. Pada percobaan ketiga membahas soal penambahan sedikit asam dan sedikit
basa pada larutan buffer. Larutan buffer pada percobaan kesatu diambil
masing-masing sebanyak 2,5 mL dan diletakan pada dua buah tabung reaksi.
Pada tabung pertama ditambahkan dua tetes HCl (Asam Klorida) yang
merupakan asam kuat dan pada tabung kedua ditambahkan dua tetes NaOH
(Natrium Hidroksida) yang merupakan basa kuat. Kemudian kedua tabung
sesuai dengan fungsi dari larutan buffer / larutan penyangga, yang menyatakan
larutan penyangga dapat mempertahankan pH larutan dari pengenceran yaitu
dengan penambahan air / aquades dan penambahan sedikit asam dan sedikit
basa.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga
(mempertahankan)
pH-nya
dari
penambahan
asam,
basa,
maupun
[H+] = Ka
atau
[H+] = Ka
pH = - log H+
Dimana:
Ka = Ketetapan kesetimbangan
= Jumlah mol asam lemah
= Jumlah mol basa konjugasinya
2. larutan buffer dari campuran basa lemah dengan garamnya.
[OH-]
= Kb
atau
[H+] = Kb
pH
= 14 POH
POH
= - log OHDimana:
Kb = Ketetapan kesetimbangan
= Jumlah mol basa lemah
= Jumlah mol asam konjugasinya
B. Saran
1. Pipet tetes digunakan khusus untuk satu larutan saja, Agar tidak
terkontaminasi oleh larutan lainnya yang sebelumnya dipakai oleh pipet
tersebut.
2. Praktikan harus berhati-hati dalam mengambil larutan menggunakan pipet
tetes karena ada beberapa larutan yang berbahaya bagi kulit.
3. Tempat pencucian peralatan pada laboratorium masih kurang berfungsi
sebagai mana mestinya seperti westafel. Sehingga praktikan mencuci
peralatan tidak di westafel.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penyangga
Jurusan Kimia FMIPA IPB. 2000. Penentuan Praktikum Kimia Dasar Jilid II. Bogor.
FMIPA IPB.
Krisyantoro, Adi.2008. Panduan Kimia Praktis SMA. Jakarta: Pustaka widyatama.
Tim Pengajar Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Palangka Raya:
Laboratorium Dasar dan Analitik.
W, Warjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: PT. Gramedia.
Widjojo, dkk. 1993. Panduan Keterampilan Kimia Dasar. Bandung: FMIPA ITB.