Anda di halaman 1dari 5

TITRASI ASAM BASA

Titrasi

adalah

suatu

metode

penentuan

kadar

(konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah


diketahui

konsentrasinya.

Titrasi

biasanya

dibedakan

berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,


sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri
untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya. (wiro-pharmacy, 2011)
Titrasi asam basa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri yaitu penetapan
kadar larutan basa menggunakan larutan baku asam, sedangkan
alkalimetri adalah penetapan suatu asam dengan menggunakan
larutan baku basa (Dewi cempaka, 2011).

PROSES DAN REAKSI NETRALISASI


Proses netralisasi bertujuan untuk melakukan perubahan
derajat keasaman (pH) air. Proses ini dilakukan pada awal
proses (pengkondisian) air sebelum dilakukan proses lanjutan
atau pada akhir pengolahan air dalam rangka memenuhi standar
baku mutu air.
Beberapa air memiliki derajat keasaman (pH) asam dan
basa, dalam proses netralisasi diharapkan pH air menjadi

netral atau berkisar 6-9. Berbagai reaksi yang terjadi pada


proses netralisasi :
YOH + HX XY + H2O
Y dan X mewakili monovalen kation dan anion, XY
merupakan garam yang terbentuk, sebagai contoh reaksi
netralisasi yaitu natrium hidroksida dengan asam clorida
seperti berikut.
HCl + NaOH NaCl + H2O
Dimana Na merupakan Y dan Cl merupakan X, pada reaksi
tersebut akan dihasilkan garam yaitu NaCl. Berbagai reaksi
netralisasi seperti berikut :
HCl + NaOH NaCl + H2O
2 HCl + Mg MgCl2 + H2
H2SO4 + NaOH Na2SO4 + H2O
Reaksi yang terjadi pada netralisasi ada yang bersifat
eksotermis (the enthalpy of neutralization) seperti reaksi
antara natrium hidroksida dengan asam clorida, dan bersifat
endotermis yaitu natrium karbonat dengan asam asetat.
Netralisasi air dapat pula terbentuk padatan sehingga
dibutuhkan proses pemisahan padatan. (Ketut Sumada, 2012)
PRINSIP TITRASI NETRALISASI
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai
titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan.

Kadar

larutan

asam

menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

ditentukan

dengan

Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai


mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titran
dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai
titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses
titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang
diperlukan

untuk

mencapai

keadaan

tersebut.

Dengan

menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer


maka kita bisa menghitung kadar titrant.

INDIKATOR
Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah
berjalan dengan sempurna yang biasanya ditandai dengan
pengamatan visual melalui perubahan warna indikator.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah
asam lemah atau basa lemah. Asam lemah dan basa lemah ini
umumnya senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap
terkonjugasi yang mengkontribusi perubahan warna pada
indikator

tersebut.

Jumlah

indikator

yang

ditambahkan

kedalam larutan yang akan dititrasi harus sesedikit mungkin,


sehingga indikator tidak mempengaruhi pH larutan. Umumnya
dua atau tiga tetes larutan indikator 0.1%(b/v) diperlukan
untuk keperluan titrasi. Dua tetes (0.1 mL) indikator (0.1%

dengan berat formula 100) adalah sama dengan 0.01 mL larutan


titran dengan konsentrasi 0.1 M.
PENGATURAN NILAI PH
Fungsi dari pengaturan pH dalam instalasi air minum
bertujuan untuk mengendalikan korosif perpipaan dalam sistem
distribusi. Korosif membentuk racun bila pH kurang dari 6,5
atau lebih dari 9,5
Proses dan perhitungan neralisasi pH adalah sebagai
berikut, (Dendy Primanandi, 2012):
pH air secara alami berkisar antara 4-9, tetapi secara
teoritis pHnya 0-14. Dimana pH=0 dinamakan sangat asam,
dan

pH=14

disebut

sangat

basa;sedangkan

pH=7

menunjukkan netral pada suhu 20C


Ketidaknormalan pH air dapat disebabkan oleh pemasukkan
asam atau basa
pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 dapat
menyebabkan senyawa kimia berubah menjadi racun yang
dapat mengganggu kesehatan
Pengendapan semua logam akan

terjadi

pada

pH

8,3;dengan rincian Fe pada pH 8-9, dan Mn pada pH 11


Pada pH 7,08,5, klorin akan bereaksi efektif (80%),
sedangkan pada pH<6 atau > 8,5 hanya bereaksi pada pH 6

CaO (kapur tohor) atau CaCO3 (batu gamping) dapat


meninggikan Ph sedangkan untuk menurunkan pH dilakukan
dengan penambahan tawas

NETRALISASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Obat Maag
Orang yang sakit maag memproduksi asam lambung (HCl)
berlebih. Obat maag yang mengandung basa Mg(OH)2 akan
menetralkan asam lambung (HCl) sehingga terbentuk
garam MgCl2 yang bersifat netral.
Hujan
Saat terjadi hujan asam, tanah yang netral menjadi asam
dan akan membahayakan tumbuhan. Tumbuhan akan segera
mati karenanya. Untuk menetralkan kembali tanah yang
tercemar hujan asam H2SO4 petani menebarkan kapur
Ca(OH)2 ke tanah sehingga pH tanah kembali netral dengan
membentuk CaSO4.
Baking Soda
Selama menyengat atau menggigit, semut dan lebah
mengeluarkan asam format sebagai mekanisme pembelaan
diri. Pengobatannya dapat dengan mengoleskan baking soda
ke bekas gigitan atau sengatannya, karena Asam format
dapat dinetralkan oleh baking soda yang bersifat basa
(MATAHARI , 2012)

Anda mungkin juga menyukai