DISUSUN OLEH:
GOLONGAN I
KELOMPOK 6A
I. TUJUAN
1.1 Membuat kurva hubungan pH dengan Volume pentiter
1.2 Menentukan titik akhir titrasi dengan potensiometer
1.3 Menghitung kadar zat yang telah dititrasi dan diukur dengan potensiometer
1,19. HCl mengandung tidak kurang dari 35% dan tidak lebih dari 38% HCl.
Pemerian dari asam klorida adalah tidak berwarna, mudah menguap, memiliki bau
merangsang dan jika diencerkan dengan dua bagian air asap akan hilang (Depkes
RI, 1979).
II.2 Asam Oksalat
Asam Oksalat (C2H2O4) memiliki berat molekul 126,07 g/mol. Asam
Oksalat mengandung tidak kurang dari 99,5% C 2H2O4. Asam oksalat memiliki
bentuk hablur dan tidak berwarna. Kelarutan yang dimiliki oleh asam oksalat
adalah larut dalam air dan juga larut dalam etanol (95%) P. (Depkes RI, 1979).
II.3 Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH) memiliki berat molekul sebesar 40,00 g/mol.
Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari
100,5% alkali jumlah, dihitung sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih
dari 3,0%. NaOH berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk
pellet, serpihan atau batang. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila
dibiarkan di udara akan cepat menyerap CO2 dan menjadi lembab. Natrium
hidroksida mudah larut dalam air dan dalam etanol (Depkes RI, 1995).
II.4 Phenolphthalein
Phenolphthalein (PP) memiliki rumus molekul C20H14O4. Phenolphthalein
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 20H14O4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Phenolphthalein praktis tidak larut
dalam air, agak sukar larut dalam eter tetapi larut dalam etanol. Phenolphthalein
berbentuk serbuk hablur, berwarna putih atau putih kekuningan lemah, tidak
berbau dan stabil diudara. Disimpan dalam wadah tertutup baik (Depkes RI,
1995). Phenolphthalein (PP) merupakan senyawa yang digunakan sebagai
indikator dalam proses titrasi. Phenolphthalein memiliki pKa 9,4 (perubahan
warna antara pH 8,4 -10,4) yang menandakan bahwa struktur dari Phenolphthalein
akan mengalami penataan ulang pada kisaran pH tersebut karena proton
dipindahkan dari struktur fenol sehingga pH-nya akan meningkat dan akan terjadi
perubahan warna (Gandjar dan Rohman, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Gandjar, I.G. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.