Chimica
Didactica Acta
A
homepage:www.jurnal.unsyiah.ac.id/JCD
1*
2
Mahasiswa Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111
Dosen Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111
ABSTRAK
Langkanya indikator universal sintetik di sekolah-sekolah mengakibatkan eksperimen penentuan
derajat keasaman larutan tidak bisa dilakukan. Perlu adanya upaya lain untuk mengatasi masalah
ini dengan mengembangkan indikator universal yang berasal dari bahan alam. Penelitian tentang
Pengembangan Indikator Universal Bahan Alami untuk Penentuan pH Larutan pada Pembelajaran
Penentuan Derajat Keasaman di SMP/MTs telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara menyiapkan dan mengukur pH larutan dengan indikator universal bahan alami
yang dilengkapi dengan prosedur penyiapan dan penuntun praktikum, serta melihat apakah
prosedur kerja pada penuntun dapat dipraktikkan oleh guru. Subjek penelitian ini yaitu guru yang
berjumlah 8 orang yang berasal dari SMPN 2 Banda Aceh, SMPN 6 Banda Aceh, SMPN 8 Banda
Aceh, SMPN 14 Banda Aceh, SMPN 18 Banda Aceh, MTsN Rukoh Banda Aceh, dan 10 orang
mahasiswa FKIP Kimia Unsyiah angkatan 2012 (semester 1). Metode yang digunakan meliputi
pembuatan indikator universal bahan alami, penyusunan penuntun praktikum, dan melihat
tanggapan guru dan mahasiswa. Indikator universal bahan alami dibuat dengan cara mengekstrak
kunyit, bawang merah, kol ungu, dan ubi ungu dengan etanol 70%. Ke dalam ekstrak direndam
kertas saring selama 5 menit dan dikeringkan. Kertas saring disusun ke dalam pipet sehingga
menjadi indikator universal bahan alami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator universal
dari bahan alami dapat digunakan untuk mengukur pH larutan. Menurut tanggapan guru dengan
prosedur kerja dan penuntun yang ada, guru dapat membuat indikator sendiri dan dapat
menerapkannya di kelas. Persentase tanggapan positif guru dan mahasiswa masing-masing
sebesar 95,53% dan 98,57%. Hal ini menunjukkan indikator, penuntun, dan prosedur kerja ini bisa
digunakan dalam pembelajaran.
Kata kunci : Indikator universal bahan alami, pH larutan, penuntun praktikum
PENDAHULUAN
Salah satu materi Kimia yang
dibahas pada tingkat SMP/MTs kelas VII
adalah pengukuran pH larutan asam
basa. Alasan bahan kajian kimia
dimasukkan dalam mata pelajaran IPA
SMP
adalah
untuk
memberikan
pemahaman konsep dan penerapannya
tentang
materi dan
sifat-sifatnya
sehingga siswa dapat mengaplikasikan
kemampuannya
dalam memecahkan
masalah sehari-hari (Wahyuni, 2009).
Pemahaman tentang pengukuran
pH larutan asam basa lebih mudah
dilakukan
dengan
praktikum.
Mempelajari IPA kurang dapat berhasil
bila tidak ditunjang dengan kegiatan
praktikum (Arifin dkk. dalam Rochmat,
2011).
Hasil
belajar
siswa
yang
memakai metode praktikum lebih baik
daripada yang tidak memakai metode
62
Mayasri, A. dkk
semester 1 yang
tentang penentuan
(pH).
telah mempelajari
derajat keasaman
Desain Penelitian
Penelitian
ini
diawali
dengan
pengumpulan data yang mendukung
bahwa indikator universal dari bahan
alami dapat dibuat. Berdasarkan data
yang telah diperoleh, disimpulkan bahwa
bahan alami yang digunakan untuk
membuat indikator universal adalah
kunyit, bawang merah, dan kol ungu.
Uji pendahuluan dilakukan dengan
menggunakan kombinasi ekstrak dari
ketiga bahan alami. Hasil dari uji
pendahuluan ini adalah positif, dimana
kombinasi dari ketiga indikator alami ini
bisa dijadikan sebagai indikator universal.
Indikator universal dari bahan alami yang
dihasilkan juga bisa mengukur pH larutan
dengan membandingkannya terhadap
warna standar. Berdasarkan hasil uji
pendahuluan, diperoleh cara kerja yang
ideal untuk membuat indikator.
Cara kerja yang ideal ini disusun ke
dalam penuntun praktikum agar guru
dapat membuat indikator universal dari
bahan alami secara individual. Penuntun
praktikum disusun lengkap dengan lembar
kerja untuk siswa. Setelah itu, disusun
juga angket, daftar wawancara, dan
lembar observasi untuk mengetahui
apakah indikator universal dari bahan
alami dan penuntun memang dapat
menjadi solusi bagi guru yang kemudian
divalidasi.
Setelah
valid,
dilakukan
penelitian
terhadap
guru
secara
demonstrasi dan meminta tanggapan
melalui
angket
serta
wawancara
sedangkan terhadap mahasiswa dilakukan
dengan meminta tanggapan melalui
angket dan wawancara serta observasi.
METODE PENELITIAN
Tempat
Penelitian ini dilakukan pada
beberapa SMP/MTs di Banda Aceh dan di
FKIP Unsyiah. Pemilihan lokasi penelitian
berdasarkan
pengamatan
terhadap
beberapa sekolah tersebut dengan
berbagai kondisi sekolah, yaitu sekolah
dengan fasilitas yang lengkap (SMPN 2
Banda Aceh dan SMPN 6 Banda Aceh),
fasilitas yang kurang lengkap (MTsN
Rukoh dan SMPN 8 Banda Aceh), fasilitas
yang tidak lengkap (SMPN 14 Banda
Aceh dan SMPN 18 Banda Aceh), dan
mahasiswa semester 1 FKIP Kimia
Unsyiah angkatan 2012. Penelitian ini
dilakukan mulai bulan Oktober 2012
sampai dengan Januari 2013.
Mayasri, A. dkk
perhatian siswa. Hasil respon diperoleh
sebanyak tujuh orang guru (87,5%) yang
Berdasarkan
Tabel
1
guru
memberikan tanggapan yang positif
terhadap penuntun praktikum ini dari segi
tampilan, bahasa, serta kesesuaiannya
dengan
indikator
dan
tujuan
pembelajaran. Terlihat dari persentase
tanggapan delapan orang guru yang
mencapai 100%, yang artinya semua guru
yang menanggapi tampilan penuntun ini
menarik, bahasa yang digunakan mudah
dipahami, serta sesuai dengan indikator
dan tujuan pembelajaran. Tanggapan
positif ini diberikan karena adanya tabel
warna standar, sesuai dengan indikator
dan
tujuan
pembelajaran,
tujuan
pembelajaran ditampilkan dengan jelas,
adanya ringkasan materi, prosedur kerja
yang jelas, dan alat/bahan yang
digunakan sangat sederhana sehingga
sangat mudah diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari.
Respon guru terhadap penuntun
untuk melihat apakah penggunaan
penuntun
di kelas dapat menarik
64
Mayasri, A. dkk
dapat mengukur pH larutan. Hal ini
dikarenakan
tabel
warna
standar,
sehingga hasil praktikum yang diperoleh
dapat dibandingkan tabel warna ini dan
diperoleh pH dari larutan. Satu orang guru
tidak menyetujui indikator universal bahan
alami dapat mengukur pH larutan dengan
alasan guru tersebut belum mencoba
sendiri untuk mengukur pH dengan
indikator universal bahan alami ini.
Setelah dilakukan demonstrasi
pengukuran
pH
larutan
dengan
menggunakan indikator universal bahan,
kedelapan guru memberikan tanggapan
positif (100%) bahwa indikator universal
bahan alami dapat mengukur pH larutan.
Mereka mempunyai pendapat ini karena
indikator akan memiliki warna yang
berbeda apabila dicelupkan ke dalam
larutan dengan pH berbeda serta adanya
tabel warna standar yang menjadi acuan
untuk menentukan pH larutan. Alasan ini
menyatakan
bahwa
semua
guru
menyetujui bahwa indikator universal
alami dapat mengukur pH dari larutan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Keenan
(1996:630) yang menyatakan bahwa
suatu indikator mempunyai perubahan
warna pada rentang pH yang sempit.
Menurut Bassett dkk. (1994:284-285)
bahwa indikator universal dapat diperoleh
dengan
mencampurkan
beberapa
indikator tunggal. Hal ini menandakan
indikator universal bahan alami dapat
mengukur pH larutan.
Respon guru terhadap bentuk
indikator
universal
bahan
alami,
kedelapan orang guru memberikan
tanggapan positif. Alasannya yaitu bentuk
dengan bentuk indikator seperti ini mudah
dipraktikumkan, bahan yang digunakan
mudah didapatkan, dan bentuk dari
indikator sendiri menarik karena dikemas
sedemikian sehingga aman. Akan tetapi,
untuk kepraktisan penggunaan indikator
universal bahan alami sebanyak 3 orang
guru menyarankan sebaiknya indikator
tidak dimasukkan ke dalam pipet aqua,
tetapi ditempelkan pada sebuah penahan
saja akan lebih paktis dan mirip dengan
indikator universal sintetik. Berdasarkan
hal ini, terlihat bahwa bentuk indikator
universal bahan alami menarik dan praktis
digunakan untuk penentuan pH larutan.
Mayasri, A. dkk
memberikan tanggapan, umpan balik dan
juga
mendorong
pembelajar
untuk
melakukan praktik-praktik dengan benar.
Berdasarkan Tabel 2, aspek nomor
tiga
ditunjukkan
bahwa
sebanyak
sembilan orang mahasiswa (90%) dapat
memahami prosedur kerja yang terdapat
dalam penuntun ini sedangkan satu orang
mahasiswa yang berpendapat bahwa
prosedur kerja yang terdapat dalam
penuntun
sulit
dipahami.
Mereka
beralasan prosedur kerja yang diuraikan
jelas sehingga mudah dipahami. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa prosedur kerja
ini dapat dipahami. Dapat dilihat juga bah-
Tanggapan
Mahasiswa
terhadap
Penuntun Praktikum
Sebelum
mahasiswa
memberikan
tanggapan, terlebih dahulu mahasiswa
membaca dan memahami isi penuntun.
Setelah itu, mahasiswa melakukan
percobaan
sendiri
untuk
membuat
indikator universal bahan alami dan
mengukur
pH
larutan
berdasarkan
prosedur kerja dalam penuntun praktikum.
Setelah melakukan percobaan tersebut,
mahasiswa semester 1 diberikan angket
untuk memberikan tanggapan. Adapun
hasil tanggapan para guru dapat dilihat
pada Tabel 2.
Mayasri, A. dkk
REFERENSI
1. Afrizal, M. R. F. 2012. Perbedaan
Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan
dengan Metode Praktikum dan Metode
Konvensional pada Materi Pokok Zat
dan Wujudnya di Kelas VII SMP
Negeri 1 Tebing Tinggi T.P 2012/2013.
Skripsi. Medan: Pendidikan Fisika
Unimed.
2. Bassett, J., R. C. Denny., G. H.
Jefferey., J. Mendham. 1994. Buku
Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik Edisi Ke-4. Jakarta: EGC.
3. Gowasa, E. 2012. Pengembangan
Penuntun Praktikum Bidang Kajian
Kimia Pada Mata Pelajaran Sains
Kelas VIII SMP di Laboratorium Kimia
UNIMED. Skripsi. Medan: Pendidikan
Kimia Universitas Negeri Medan.
4. ILCIC.
2000.
Membuat
Media
Pembelajaran Interaktif dengan Piranti
Lunak
Presentasi.
Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
5. Keenan, C. W., Donald C. K., Jesse H.
W. 1996. Ilmu Kimia untuk Universitas
Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
6. Marwati, S. 2012. Ekstraksi dan
Preparasi Zat Warna Alami sebagai
Indikator
Asam-Basa.
Prosiding
Seminar
Nasional
Penelitian.Yogyakarta:
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
7. Oxtoby, D. W., H. P. Gillis., Norman,
H. N. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia
Modern Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
8. Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar
Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
9. Rochmat, N. 2011. Pengembangan
Lembar Kerja Siswa dalam Bentuk
Penyajian
Penuntun
Praktikum
Alternatif untuk Topik Hidrolisis.
Skripsi. Jakarta: Pendidikan Kimia
Fakultas Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan
Alam
Universitas
Pendidikan Indonesia.
10. Simalango, A. N., dan Zainuddin M.
2008. Pengaruh Pemakaian Metode
Praktikum terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Pokok Bahasan Laju
Reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika
dan Sains 3 (1): 29-34.