(pH METER)
Disusun Oleh :
Kelompok IV (A5)
2.1 pH Meter
pH didefinisikan sebagai logaritma dari kereaktifan ion hidrogen (untuk
larutan yang encer merupakan konsentrasi dari ion hidrogen). pH adalah suatu
derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH meter merupakan voltmeter yang
dapat digunakan bersama elektroda kaca sebagai elektroda penunjuk pH meter yang
digunakan adalah potensial sel bukan langsung harga pH larutan. Instrumen pH
meter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan pH atau
tingkat keasaman dari suatu sistem larutan (Khopkar, 2003).
Teori asam ataupun basa sudah mulai dikenal oleh ahli kimia konvensional
sejak zaman dulu. Bukti utama dapat dilihat dari nama mereka sendiri. Istilah asam
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu 'acetum' yang artinya cuka. Unsur pokok
cuka adalah asam asetat atau CH3COOH. Sedangkan istilah alkali diambil dari
bahasa Arab untuk abu. Selain itu, telah diketahui pula bahwa paling tidak selama 3
hari bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam (Petrucci,
1985).
Istilah asam dan basa kemudian diinterpretasikan secara lebih terperinci oleh
beberapa ahli. Pada awal abad 19, seorang kimiawan bernama Arrhenius
memperkenalkan konsep asam dan basa, dimana asam adalah senyawa yang bila
dilarutkan kedalam air akan meninggalkan konsentrasi ion hidrogen (H +).
Sedangkan basa adalah senyawa yang bila dilarutkan kedalam air akan
meninggalkan konsentrasi ion hidroksida (OH-).
Definisi asam dan basa yang lebih luas, yang akan berguna dalam
perhitungan kuantitatif kimia dasar, diperkenalkan secara terpisah oleh Johannes
Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923. Suatu asam Bronsted-Lowry
didefenisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H +),
sedangkan suatu basa Bronsted-lowry adalah suatu zat yang dapat menerima ion
hidrogen. Dalam reaksi asam basa Bronsted-Lowry, ion hidrogen dipindahkan dari
asam ke basa. Sebagai contoh, bila asam asetat dilarutkan kesalam air, ion hidrogen
dari asam asetat ke air (Oxtoby, 1999).
CH3COOH(aq) + H2O(l) → CH3COO-(aq) + H3O+(aq) .................................(2.1)
Ion hidronium (H3O+) cenderung lebih sering dipakai dalam penulisan reaksi
kimia daripada ion hidrogen (H+) karena lebih menggambarkan sifat ion hidrogen
yang sebenarnya dalam air. Asam dan basa tersebut sebagai pasangan asam basa
konjungsi. CH3COOH mendonorkan ion hidrogen (H+) pada air maka CH3COOH
merupakan asam. Akan tetapi setelah CH3COOH mendonorkan ion hidrogen (H+),
sisanya hanya ion CH3COO- , dimana memiliki kemampuan untuk menerima ion
hidrogen atau basa. CH3COO- merupakan basa konjungsi dari CH3COOH. Pasangan
asam basa konjungsi = CH3COOH dan CH3COO-.
Karena air menerima ion hidrogen (H+) dari CH3COOH, air tersebut
merupakan basa. Setelah air menerima ion hidrogen (H+), akan terbentuk ion H3O+,
dimana memiliki kemampuan untuk memberikan ion hidrogen (H+) atau asam.
H3O+ merupakan asam konjungsi dari air. Pasangan basa asam konjungsi = H2O dan
H3O+. Kesetimbangan yang tercapai dapat dipandang sebagai persaingan antara dua
basa untuk mendapatkan ion hidrogen (H+). Sebagai contoh, bila amonia dilarutkan
kedalam air kedua basa NH3 dan OH- bersaing memperebutkan ion-ion hidrogen
(Chang, 2003).
Untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910 M
seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan
yang sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H +.
Bilangan ini kita kenal dengan dengan skala pH. Harga pH yang berkisar antara
1-14 dan ditulis sebagai berikut:
1. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH-] atau PH = POH = 7
2. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH-] atau pH < 7
3. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH-] atau pH >7
Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka
semakin besar konsentrasi ion H+ semakin kecil pH dan karena bilangan dasar
logaritma adalah 10 maka larutan yang nilai pHnya berbeda sebesar 12 mempunyai
perbedaan ion H+ sebesar 10 n (keenan, 1984).
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi ion H + maka
semakin kecil pH dan larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada
larutan dengan pH = 2. Tingkat keasaman dari suatu zat dapat ditentukan
berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. Yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Hasil kali (H+) dan (OH-) dalam air selalu konstan dan disebut tetapan air (kw).
H2O → H+ + OH-..............................................................................................
(2.10)
Dari persamaan diatas, 1 ion H + dan 1 ion OH- berasal dari penguraian 1 molekul
H2 O. Dengan demikian, konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH-. Larutan
air seperti itu dinamakan dengan larutan netral. H+ Larutan asam dapat menerima
elektron bebas, sedangkan basa dapat memberikan elektron bebas.
Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat ionisasi.
Besarnya berkisar antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya besar,
mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya kecil mendekati
0 dinamakan elektrolit lemah. Ionisasi mempunyai tetapan kesetimbangan (K). Misal
untuk air, kesetimbangannya dapat dihitung dengan rumus:
( H+ ) + ( OH - )
K= ..................................................................………… (2.11)
( H 2 O)
Karena konsentrasi H2O relatif besar, maka persamaan ini dapat ditulis menjadi:
K ( H 2 O ) =¿) .........................................................................(2.12)
Dalam air murni dengan suhu 25°C, konsentrasi H+ = 10-7 mol/liter,
1.2 Pembahasan
Pada percobaan pH meter dilakukan pada bahan air laut, air selokan, air
sungai pim, sari pepaya, vitamin C dan santan. Tahapan-tahapan kalibrasi pH
meter yang dilakukan pada percobaan ini sebagai berikut: Letakkan elektroda
pada buffer mulai pengukuran. Biarkan pembacaan pH stabil dengan
mendiamkannya antara 1 sampai 2 menit. Tetapkan nilai pH sesuai buffer pH
setelah mendapatkan pembacaan yang stabil. Bersihkan elektrode dengan air
destilasi. Jika ingin kalibrasi lebih dari 1 titik (beberapa pH meter mampu hingga
5 titik), lakukan kembali kalibrasi pada buffer dengan nilai pH lain. Kalibrasi
adalah proses pengecekkan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya.
Pada air laut ketika diukur dengan menggunakan pH meter didapat pH
8,63. Hal ini menunjukkan bahwa air laut bersifat basa ,misalnya air laut yang
dialirkan dengan keran,air keran yang dimasukkan melalui sebuah mesin listrik
yang biasanya mengalirkan air diatas pelat platinum dan titanium. Proses ini
menyebabkan pertukaran sejumlah ion platinum dan titanium yang membuat air
lebih basa secara ukuran pH nya. Mesin ini juga memiliki filter karbon yang pada
umumnya untuk menghilangkan beberapa kotoran. Pada beberapa unit mesin, kita
juga dapat menambahkan semacam bubuk putih yang membuat air lebih basa.
Pada air selokan pH yang di dapat adalah 8,65. Hal ini menunjukkan air
selokan bersifat basa. Air selokan mengandung limbah yang berasal dari masyakat
seperti limbah sabun. Air selokan tersebut terkontaminasi dengan air sabun (air
sabun bersifat basa karena pembuatan sabun menggunakan bahan kimia seperti
KOH).
Pada air pim pH yang di dapat adalah7,03. Hal ini menunjukkan bahwa air
pim bersifat netral, sebenarnya air sungai pada umumnya sedikit agak basa, itu di
karenakan kandungan yang ada dalam air sungai tersebut telah terkontaminasi
oleh limbah rumah tungga, contohnya seperti limbah sabun yang di gunakan
masyarakat pada umumnya, tapi pada pratikum kali ini bersifat netral itu
dikarenakanalat yang kami gunakansedikit tidak akurat lagi.
lalu pada sari papaya pH yang di dapat adalah4,76. Hal ini menunjukkan
bahwa sari pepayabersifat asam, sari papaya bersifat asam karena mengandung
asam organic, asam organic tersebut diantaranya yaitu asam malat, asam oksalat,
asam sitrat, dan asam malonate, senyawa asam yang terkandung pada sari papaya
pada umumnya yaitu asam askorbat dan asam sitrat, asam askorbat dan asam sitrat
sebagai pengatur keasaman dan juga pada sari papaya ini juga mengandung
vitamin c hal ini lah yang menyebabkan sari papaya bersifat asam.
Pada santan ketika dimasukkan pH meter menunjukkan pH 5,82 yang
menandakan santan bersifat asam. Itu di karenakan santan mengandung asam
asam lemak bebas, dimana asam lemak bebas tersebut adalah asam askorbat 2,0
mg, asam laurat 50 – 70 %. Hal inilah yang menyebabkan santan tersebut bersifat
asam.
Pada vitamin C pH yang di dapat adalah 3,82. Hal ini menunjukkan
vitamin c bersifat asam. Vitamin c mempunyai nama kimia yaitu asam askorbat,
semakin rendah nilai pH, semakin asam pula suatu zat, jadi hubungan antara
vitamin c dan keasaman bukan sekadar keidentikan dengan rasanya, melainkan
juga sifat kimiawinya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipraktikum, maka dapat kita
simpulkan bahwa:
1. Pada sampel air suling diperoleh pH 8,63 yang menunjukkan bahwa sampel
bersifat basa.
2. Pada sampel Air selokan diperoleh pH 8,65 yang menunjukkan bahwa
sampel bersifat basa.
3. Pada sampel Air sungai pim diperoleh pH 7,03 yang menunjukkan bahwa
sampel bersifat basa.
4. Pada sampel sari papaya pH yang di dapat adalah 4,76 hal ini menunjukkan
bahwa sari papaya bersifat asam.
5. Pada sampel santan pH meter yang didapat menunjukkan 5,02 yang
menandakan santan bersifat asam.
6. Pada sampel vitamin C pH yang di dapat 3,82 hal ini menunjukkan vitamin
C bersifat asam.
5.2 Saran
Pada percobaan pH meter pendeteksian larutan asam basa bias perhatikan
pada saat mengkalibrasi pH meter agar pengukuran yang di dapat lebih akurat dan
di setiap akan di lakukan pengukuran pH meter harus di kalibrasi kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Analisa, Team Teknik Kimia. Unimal:
Lhokseumawe.
Alfred. 2013. Ilmu Kelautan dan Perikanan: Analisa Derajat Keasaman Air Laut
Vol.24 No.1. UIN Press: Bandung.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga. Erlangga:
Jakarta.
Marza. 2010. Kimia Analisa: Kadar pH Air Soda Jilid I. Wikipedia: Jarkarta.
Petrucci, Ralph. 1985. Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat.
Erlangga: Jakarta.
Pujayanto, Hana Kholida. 2015. Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman
Buah Jeruk dan Mangga Vol.6 No.1. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Widya, Salma. 2013. Kimia Dasar: Larutan Asam-Basa. Bina Aksara: Jakarta.
LAMPIRAN B
1. Asam adalah suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion
hydrogen (H+) jika dilarutkan dalam air, sedangkan basa merupakan suatu
sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hydrogen