Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

ANALISA DENGAN PERALATAN INTSRUMEN

(pH METER)

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Kimia Analisa

Disusun Oleh :

Kelompok IV (A5)

Zahara Firda NIM. 180140129

Anugrah Yunika T. NIM. 180140131

Mai Fajar Fajri NIM. 180140139

Dwi Wulan Amalia NIM. 180140144

M Anjes Laudi NIM. 180140149

Rasma Diana Putri NIM. 180140158

Almira Hanifa NIM. 180140171

Anisa Ramadina NIM. 180140182

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
ABSTRAK

pH meter adalah alat elektrolit yang digunakan untuk mengukur suatu pH


(keasaman atau alkalinitas) dari cairan. pH meter terdiri dari probe yang
pengukurannya khusus atau elektroda yang terhubung kemeteran elektrolit yang
mengukur dan menampilkan pembacaan pH. Praktikum ini bertujuan untuk merangkai
instalasi pH meter, mengkalibrasi dan untuk menggunakan pH meter, serta unutk
menghitung derajat keasaman atau kebasaan dalam pernyataan ion konsentrasi hidrogen.
Pada praktikum ini digunakan beberapa sampel yaitu air laut, air selokan, air sungai pim,
santan, sari papaya dan vitamin C. Cara yang dilakukan adalah memasukan probe kedalam
gelas kimia yang berisi masing-masing sampel. Adapun hasil yang didapat yaitu pH larutan
air laut sebesar 8,63. Pada air selokan didapat pH sebesar 8,65. Pada air sungai pim didapat
pH sebesar 7,03. Pada santan didapat pH sebesar 5,82. Pada sari pepaya didapat pH sebesar
4,76. Sedangkan pada vitamin C didapat pH sebesar 3,82. Kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum ini yaitu air selokan bersifat basa, air laut bersifat basa, air sungai pim
bersifat netral, sari pepaya bersifat asam, santan bersifat asam dan vitamin C bersifat asam.

Kata Kunci : Asam, Basa, Larutan, pH dan Probe.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum :Analisa dengan Peralatan Instrumen (pH


meter)
1.2 Tanggal Praktikum : 1 November 2019
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Zahara Firda NIM. 180140126
2. Anugrah Yunika NIM. 180140131
3. Mai Fajar Fajri NIM. 180140139
4. M Anjes Laudi NIM. 180140149
5. Dwi Ulan Amalia NIM. 180140144
6. Rasma Diana P. NIM. 180140158
7. Almira Hanifa NIM. 180140171
8. Anisa Ramadina NIM. 180140182
1.4 Tujuan Praktikum :1.Merangkai Instalasi pH meter,
mengkalibrasi dan menggunakan pH meter

2.Menghitung derajat keasamaan, basa dala


pernyataan konsentrasi ion hydrogen
dalam larutan sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pH Meter
pH didefinisikan sebagai logaritma dari kereaktifan ion hidrogen (untuk
larutan yang encer merupakan konsentrasi dari ion hidrogen). pH adalah suatu
derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH meter merupakan voltmeter yang
dapat digunakan bersama elektroda kaca sebagai elektroda penunjuk pH meter yang
digunakan adalah potensial sel bukan langsung harga pH larutan. Instrumen pH
meter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan pH atau
tingkat keasaman dari suatu sistem larutan (Khopkar, 2003).
Teori asam ataupun basa sudah mulai dikenal oleh ahli kimia konvensional
sejak zaman dulu. Bukti utama dapat dilihat dari nama mereka sendiri. Istilah asam
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu 'acetum' yang artinya cuka. Unsur pokok
cuka adalah asam asetat atau CH3COOH. Sedangkan istilah alkali diambil dari
bahasa Arab untuk abu. Selain itu, telah diketahui pula bahwa paling tidak selama 3
hari bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam (Petrucci,
1985).
Istilah asam dan basa kemudian diinterpretasikan secara lebih terperinci oleh
beberapa ahli. Pada awal abad 19, seorang kimiawan bernama Arrhenius
memperkenalkan konsep asam dan basa, dimana asam adalah senyawa yang bila
dilarutkan kedalam air akan meninggalkan konsentrasi ion hidrogen (H +).
Sedangkan basa adalah senyawa yang bila dilarutkan kedalam air akan
meninggalkan konsentrasi ion hidroksida (OH-).
Definisi asam dan basa yang lebih luas, yang akan berguna dalam
perhitungan kuantitatif kimia dasar, diperkenalkan secara terpisah oleh Johannes
Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923. Suatu asam Bronsted-Lowry
didefenisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H +),
sedangkan suatu basa Bronsted-lowry adalah suatu zat yang dapat menerima ion
hidrogen. Dalam reaksi asam basa Bronsted-Lowry, ion hidrogen dipindahkan dari
asam ke basa. Sebagai contoh, bila asam asetat dilarutkan kesalam air, ion hidrogen
dari asam asetat ke air (Oxtoby, 1999).
CH3COOH(aq) + H2O(l) → CH3COO-(aq) + H3O+(aq) .................................(2.1)
Ion hidronium (H3O+) cenderung lebih sering dipakai dalam penulisan reaksi
kimia daripada ion hidrogen (H+) karena lebih menggambarkan sifat ion hidrogen
yang sebenarnya dalam air. Asam dan basa tersebut sebagai pasangan asam basa
konjungsi. CH3COOH mendonorkan ion hidrogen (H+) pada air maka CH3COOH
merupakan asam. Akan tetapi setelah CH3COOH mendonorkan ion hidrogen (H+),
sisanya hanya ion CH3COO- , dimana memiliki kemampuan untuk menerima ion
hidrogen atau basa. CH3COO- merupakan basa konjungsi dari CH3COOH. Pasangan
asam basa konjungsi = CH3COOH dan CH3COO-.
Karena air menerima ion hidrogen (H+) dari CH3COOH, air tersebut
merupakan basa. Setelah air menerima ion hidrogen (H+), akan terbentuk ion H3O+,
dimana memiliki kemampuan untuk memberikan ion hidrogen (H+) atau asam.
H3O+ merupakan asam konjungsi dari air. Pasangan basa asam konjungsi = H2O dan
H3O+. Kesetimbangan yang tercapai dapat dipandang sebagai persaingan antara dua
basa untuk mendapatkan ion hidrogen (H+). Sebagai contoh, bila amonia dilarutkan
kedalam air kedua basa NH3 dan OH- bersaing memperebutkan ion-ion hidrogen
(Chang, 2003).
Untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910 M
seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan
yang sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H +.
Bilangan ini kita kenal dengan dengan skala pH. Harga pH yang berkisar antara
1-14 dan ditulis sebagai berikut:
1. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH-] atau PH = POH = 7
2. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH-] atau pH < 7
3. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH-] atau pH >7
Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka
semakin besar konsentrasi ion H+ semakin kecil pH dan karena bilangan dasar
logaritma adalah 10 maka larutan yang nilai pHnya berbeda sebesar 12 mempunyai
perbedaan ion H+ sebesar 10 n (keenan, 1984).
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi ion H + maka
semakin kecil pH dan larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada
larutan dengan pH = 2. Tingkat keasaman dari suatu zat dapat ditentukan
berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. Yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :

pH = -log(H+) dan pOH = -log (OH-) …....................................................(2.2)


keterangan:
pH = untuk menentukan derajat keasaman larutan
pOH = untuk menentukan derajat basa larutan

2.2 Perhitungan pH larutan


2.2.1. Menghitung pH Air
Dalam satu liter air minum terdapat ion H + masing-masing sebanyak 10-7
mol.
(H+) = (OH-) = 10-7 M …..........................................................................(2.3)

Hasil kali (H+) dan (OH-) dalam air selalu konstan dan disebut tetapan air (kw).

Kw = (H+) (OH-) = 10-14 ….....................................................................(2.4)


Ketentuan:
1. Larutan netral : pH = 7
2. Larutan asam : pH = 1-6
3. Larutan basa : pH = 8-14

Pengukuran sifat keasaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :


a. Kertas lakmus
Terdapat dua jenis kertas lakmus yaitu dapat memiliki dua warna yakni
merah dan biru. Penggunaan kertas lakmus hanya bisa sekali pakai. Nilai pH yang
diukur hanya bersifat pendekatan, jika suatu senyawa merubah warna kertas
lakmus merah menjadi biru, maka seuatu senyawa tersebut bersifat asam.
Pengukuran yang dilakukan bersifat kualitatif hasil yang dapat diperoleh relatif
tidak akurat.

Kertas lakmus dengan kombinasi beberapa indikator ada yang dapat


digunakan yakni dengan pencocokan skala, kertas lakmus jenis ini
mengkombinasikan 4 indikator yang berbeda warna. Kombinasi warna yang
berbeda diberi skala 1-4 sesuai dengan pH sistem yang diukur. Reaksi kimia selain
asam basa dapat pula menghasilkan warna pada kertas lakmus. Gas klorin
merubah kertas lakmus biru menjadi putih.
b. pH meter
Keuntungan dari penggunaan pH meter dalam menentukan tingkat
keasaman sesuai senyawa adalah :
1. Pemakaiannya bisa berulang-ulang.
2. Nilai pH terukur relatif akurat.
3. Instrumen yang digunakan dalam pH meter dapat bersifat analog m
aupun digital.
Pada penggunaan pH meter, kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum
dilakukan pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama pH meter adalah
pengukuran arus listrik yang terdapat pada sensor pH akibat suasana ionik dalam
larutan. Stabilitas sensor harus selalu dijaga dan caranya adalah dengan kalibrasi
alat. Kalibrasi alat terhadap pH meter dilakukan dengan menggunakan larutan
buffer standar pH 4,01 ; 7,00 ; 10,01.
Penentuan kalibrasinya ditentukan dengan cara sebagai berikut:
a. Teknik satu titik, yaitu pada sekitar pH yang akan diukur yaitu kalibrasi
dengan buffer standar pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00
untuk sistem netral dan buffer standar 10,01 untuk basa.
b. Teknik dua titik, apabila sistem bersifat asam maka digunakan 2 buffer
standar berupa pH 7,00 untuk sistem netral dan pH 10,01 untuk sistem
basa.
c. Teknik mutasi titik, kalibrasi digunakan dengan 3 buffer standar.
(Krisnandi, 2002).

2.2.2 pH Larutan Asam Kuat


Karena asam kuat, jika didalam air terionisasi sempurna maka konsentrasi
H+ dengan mudah dapat dicari:
(H+) = a x m .............................................................................................(2.5)
Keterangan:
a = Jumlah H+ pada asam
m = Konsentrasi asam yang dilarutkan
2.2.3 pH Larutan Basa Kuat
Basa kuat sama seperti asam kuat, basa kuat juga terionisasi sempurna
didalam air maka konsentrasi OH- dengan mudah dapat dicari:
(OH-) = b x m .......................................................................................(2.6)
Keterangan:
b = Jumlah OH- pada basa
m = Konsentrasi bada yang dilarutkan
2.2.4 pH Larutan Asam Lemah
Asam lemah hanya terionisasi sebagian di dalam air untuk menghitungkan
(H+) harus mengetahui harga a atau harga ka dari asam lemah tersebut.
(H+) = a x m atau (H+) = a+1√ a x ka x m …............................................(2.7)
Khusus untuk asam lemah yang bervalensi satu memiliki satu (H +) berlaku
rumus :
(H+) = a x m atau (H+) = √ ka x m …......................................................(2.8)
2.2.5 pH Larutan Basa Lemah
Satu-satunya basa lemah yang dapat larut dalam air adalah NH4OH, yang
mana hanya memiliki satu (OH-).
(OH-) = b x m atau (OH-) = √ Kb x m .....................................................(2.9)

2.3 Kalibrasi pH Meter


pH meter harus dikalibrasi sebelum dan setelah setiap pengukuran. Untuk
penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan pada awal pemakaian. Kalibrasi
harus dilakukan dengan setidaknya dua standar solusi yang buffer span kisaran
nilai pH yang akan diukur. pH buffer yang dapat diterima pada pH 4 dan pH 10.
pH meter memiliki satu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan meter
sama dengan nilai standar pertama buffer dan kontrol kedua (kemiringan) yang
digunakan untuk mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua. Kontrol
ketiga memungkinkan suhu harus ditetapkan. Proses kalibrasi tegangan
berhubungan yang dihasilkan oleh probe (kira-kira pH 0,06 volt per unit)
dengan skala pH. Setelah setiap satu pengukuran, pesawat itu dibilas dengan air
suling atau air deionized untuk menghilangkan jejak dari solusi yang diukur,
mengusap dengan tisu yang bersih untuk menyerap sisa air yang dapat
mengencerkan sampel dan dengan demikian mengubah membaca, dan kemudian
cepat-cepat terbenam solusi lain. Ketika tidak digunakan, ujung probe basah harus
dijaga (Underwood, 1986).
Hal ini biasanya tetap direndam dalam larutan asam pH sekitar 3.0.
Dalam keadaan darurat, diasamkan dengan menggunakan air keran, tetapi air
suling atau air deionised tidak boleh digunakan untuk jangka panjang sebagai
probe penyimpanan air yang relatif ionless "sucks" ion keluar dari probe
melalui difusi, yang mengalami degradasi itu. Kadang-kadang (sekitar sekali
sebulan), itu dapat dibersihkan dengan menggunakan elektroda pH larutan
pembersih, umumnya larutan 0,1 M asam klorida (HCl) yang digunakan. Jika
pH meter tidak dikalibrasi sebelum melakukan pengukuran, maka akan ada
kemungkinan pengukuran yang tidak tepat dan tidak akurat.
2.3.1 Persiapan Sebelum Kalibrasi
Sebelum melakukan kalibrasi pH meter, ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Hidupkan pH Meter. Setiap pH meter bisa jadi memiliki tombol yang
berbeda untuk menghidupkan pH meter, silakan baca manual pH meter
masing-masing.
2. Bersihkan probe/elektrode. Jangan membersihkan elektrode dengan air
keran, melainkan dengan air destilasi.
3. Siapkan buffer pH. Biasanya jika membeli pH meter ke Ady Water, harga
pH meter sudah termasuk kit yang diantaranya adalah buffer pH standar,
misalnya pH 4,01 7,01 dan 10,01.

2.3.2 Kalibrasi pH Meter


Adapun tahapan-tahapan kalibrasi pH meter adalah sebagai berikut:
1. Letakkan elektroda pada buffer dengan nilai pH 7,01 lalu mulai pengukuran.
Biarkan pembacaan pH stabil dengan mendiamkannya antara 1 sampai 2
menit.
2. Tetapkan nilai pH sesuai buffer pH setelah mendapatkan pembacaan yang
stabil.
3. Bersihkan elektrode dengan air destilasi
4. Jika ingin kalibrasi lebih dari 1 titik (beberapa pH meter mampu hingga 5
titik), lakukan kembali kalibrasi pada buffer dengan nilai pH lain misalnya
pH 4,01. Biarkan pembacaan pH stabil.
5. Tetapkan nilai pH sesuai buffer pH setelah mendapatkan pembacaan yang
stabil
6. Bersihkan elektrode pH meter.
Kalibrasi adalah proses pengecekkan dan pengaturan akurasi dari alat ukur
dengan cara membandingkannya.
2.3.3 Prinsip Kerja pH Meter
Jika semakin banyak elektron sampel maka semakin bernilai asam begitu
dan sebaliknya, karena batang sensitif pada pH yang akan membuat elektrolit
bertambah/berkurang nilainya. Pengukuran asam atau basa dalam voltmeter yang
mampu melakukan pengukuran pH.

2.4 Jenis-jenis pH Meter


2.4.1 Jenis-jenis pH Meter Berdasarkan Penggunaannya
Adapun jenis-jenis pH meter berdasarkan penggunaannya adalah:
1. pH Meter Air 
Biasanya digunakan oleh perusahaan air mineral, mereka mesti menjual air
dengan nilai pH yang sudah  ditentukan departemen kesehatan , maka alat ini
diperlukan guna memenuhi standar kesehatan air mineral. Untuk ukuran netral pada
pH Meter air menunjukkan angka 7, sedangkan jika kurang dari 7 menunjukkan
asam dan untuk basa menunjukkan angka lebih dari 7.
2. pH Meter Tanah 
Merupakan alat yang dipakai untuk menentukan kesuburan suatu tanah.
Pengaruh paling utama PH dalam tanah yaitu pada ketersediaan serta sifat meracun
unsur semisal Al (Alumunium), Fe (besi), Mn (Mangan), Cu (seng) B (Boron). Pada
sektor pertanian pengukuran pH tanah dipakai guna memonitor pengaruh praktek
pengolahan pertanian.
2.4.2 Jenis-jenis pH Meter Berdasarkan Pembacaannya
Adapun jenis-jenis pH meter berdasarkan pembacaannya adalah:
1. pH Meter Analog
pH meter jenis ini menggunakan jarum untuk menunjukan hasil dari
pengukurannya. Alat ini membutuhkan ketelitian untuk mengetahui hasil kadar pH
nya, karena angka pada jarum pH analog lebih kecil dibanding dengan pH meter
digital.
2. pH Meter Digital
pH meter jenis ini menggunakan angka sebagai hasil dari pengukurannya.
pH meter digital ini lebih mudah dipergunakaan daripada analog karena hasil
pengukuran menampilkan digit angka.

2.5 Larangan Penggunaan pH Meter


pH Meter ini tidak boleh digunakan untuk mengukur cairan sebagai berikut:
1. Air panas dengan suhu melebihi suhu kamar karena pengukuran menjadi
tidak presisi.
2. Air Es / air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar karena pengukuran
menjadi tidak presisi.
3. Jenis air atau cairan lainnya yang tidak masuk dalam range pengukuran dari
spesifikasi alat ini.

2.6 Bagian-bagian pH Meter


Sebuah sistem pH meter tersusun atas beberapa komponen penting berikut
adalah komponen-komponen tersebut diantaranya adalah:
1. Elektroda kaca 
Berfungsi sebagai salah satu kutub di antara dua elektroda pH meter yang
tercelup ke dalam larutan. Pada ujung elektroda ini terdapat bulb yang
terbuat dari bahan kaca atau bahan isolator bahan lain, berfungsi sebagai
tempat terjadinya pertukaran ion positif (H+).
2. Termometer 
Bagian sensor temperatur ini menjadi satu komponen wajib pH meter,
karena nilai pH sangat dipengaruhi oleh temperatur larutan.
3. Elektroda referensi 
Berfungsi sebagai kutub lain selain elektroda kaca yang terendam larutan
tertentu, terbentuk rangkaian listrik. Elektroda ini didesain memiliki nilai
potensial yang tetap pada kondisi larutan apapun.
4. Amplifier 
Setiap pH meter selalu membutuhkan penguat voltase atau dikenal dengan
amplifier. Voltase yang dihasilkan oleh dua elektroda pH meter terlalu
rendah yakni hanya sekitar 60 mV untuk setiap tingkatan nilai pH.
5. Mikroprosesor 
Berfungsi untuk menterjemahkan nilai voltase yang dikirim oleh amplifier
menjadi nilai pH. Perhitungan kompensasi nilai temperatur larutan terukur,
juga dihitung oleh mikroprosesor ini.

2.7 Derajat Keasaman


Untuk memahami pengertian dasar keasaman akan diuraikan secara ringkas
tentang ionisasi. Bila suatu atom menerima energi tambahan dari luar, elektron
atom itu akan meningkat energi kinetiknya. Hal itu akan memindahkan tingkat
energi elektron ketingkat yang lebih tinggi. Elektron akan berpindah menuju kulit
yang lebih luar yang akhirnya jika energi yang diterima cukup besar dapat
memisahkan elektron dari atomnya. Dari atom ini akan didapatkan dua partikel
yang masing-masing partikel bermuatan positif dan negatif. Partikel atom yang
melepas elektronnya itu disebut ion positif. Atom juga bisa menerima elektron
sehingga akan kelebihan elektron. Partikel seperti ini juga disebut ion tetapi
merupakan ion negatif (Sudjadi, 2007).
Molekul- molekul suatu zat yang dalam larutannya dapat menghantarkan
arus listrik disebut elektrolit. Ion-ion negatif bergerak menuju ke anoda, oleh karena
itu ion negative disebut anion. Ion positif bergerak menuju katode, olehkarena itu
ion positif disebut kation. Suatu larutan elektrolit, molekulnya terurai menjadi ion-
ion. Air murni tergolong elektrolit lemah. Sebagian molekulnya terurai menjadi ion
H+.

H2O → H+ + OH-..............................................................................................
(2.10)
Dari persamaan diatas, 1 ion H + dan 1 ion OH- berasal dari penguraian 1 molekul
H2 O. Dengan demikian, konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH-. Larutan
air seperti itu dinamakan dengan larutan netral. H+ Larutan asam dapat menerima
elektron bebas, sedangkan basa dapat memberikan elektron bebas.
Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat ionisasi.
Besarnya berkisar antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya besar,
mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya kecil mendekati
0 dinamakan elektrolit lemah. Ionisasi mempunyai tetapan kesetimbangan (K). Misal
untuk air, kesetimbangannya dapat dihitung dengan rumus:
( H+ ) + ( OH - )
K= ..................................................................………… (2.11)
( H 2 O)
Karena konsentrasi H2O relatif besar, maka persamaan ini dapat ditulis menjadi:
K ( H 2 O ) =¿) .........................................................................(2.12)
Dalam air murni dengan suhu 25°C, konsentrasi H+ = 10-7 mol/liter,

sedangkan hasil kali konsentrasi H+ dengan OH- = 10-14. Konsentrasi H+ =


konsentrasi OH- = 10-7.

2.8 Asam dan Basa


1. Asam
Secara umum asam merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi modern,
asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H +) kepada zat lain (yang
disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam sulfat (yang digunakan dalam baterai atau aki mobil).
Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian mencicipi rasa asam terutama
asam pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurakan.
Secara umum asam memiliki sifat-sifat seperti rasa masam ketika dilarutkan
dalam air. Sentuhan, asam terasa menyengat bila disentuh, terutama asam kuat.
Kereaktifan, asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.
2. Basa
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa merupakan senyawa yang jika
dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-. Secara umum basa memiliki sifat-sifat
seperti rasa tidak masam bila dilarutkan dengan air. Sentuhan, tidak terasa
menyengat bila disentuh. Kereaktifan, kebanyakan tidak bereaksi terhadap logam
(Brady, 2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat – alat
Adapun alat – alat yang di gunakan sebagai berikut :
1. pH meter 1 buah

2. Gelas Kimia 100 ml 6 buah


3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan – bahan yang di gunakan sebagai berikut :
1. Air laut 40 ml
2. Air selokan 40 ml
3. Air sungai pim 40 ml
4. santan 40 ml
5. sari papaya 40 ml
6. vitamin C 20 ml
3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang di lakukan sebagai berikut :
1. Rangkai peralatan pH meter berdasarkan buku manual pH meter.
2. Kemudian dimasukkan air laut dalam gelas kimia.
3. Dimasukkan alat pH meter untuk mengukur kadar air laut.
4. Diulangi percobaan dengan sampel lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil pratikum ini sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil percobaan pH Meter
No Sampel pH Keterangan
1 Air laut 8,63 Basa

2 Air selokan 8,65 Basa


3 Air sungai pim 7.03 Netral
4 Sari pepaya 4,76 Asam

5 Santan 5,82 Asam


6 Vitamin C 3,82 Asam

1.2 Pembahasan
Pada percobaan pH meter dilakukan pada bahan air laut, air selokan, air
sungai pim, sari pepaya, vitamin C dan santan. Tahapan-tahapan kalibrasi pH
meter yang dilakukan pada percobaan ini sebagai berikut: Letakkan elektroda
pada buffer mulai pengukuran. Biarkan pembacaan pH stabil dengan
mendiamkannya antara 1 sampai 2 menit. Tetapkan nilai pH sesuai buffer pH
setelah mendapatkan pembacaan yang stabil. Bersihkan elektrode dengan air
destilasi. Jika ingin kalibrasi lebih dari 1 titik (beberapa pH meter mampu hingga
5 titik), lakukan kembali kalibrasi pada buffer dengan nilai pH lain. Kalibrasi
adalah proses pengecekkan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya.
Pada air laut ketika diukur dengan menggunakan pH meter didapat pH
8,63. Hal ini menunjukkan bahwa air laut bersifat basa ,misalnya air laut yang
dialirkan dengan keran,air keran yang dimasukkan melalui sebuah mesin listrik
yang biasanya mengalirkan air diatas pelat platinum dan titanium. Proses ini
menyebabkan pertukaran sejumlah ion platinum dan titanium yang membuat air
lebih basa secara ukuran pH nya. Mesin ini juga memiliki filter karbon yang pada
umumnya untuk menghilangkan beberapa kotoran. Pada beberapa unit mesin, kita
juga dapat menambahkan semacam bubuk putih yang membuat air lebih basa.
Pada air selokan pH yang di dapat adalah 8,65. Hal ini menunjukkan air
selokan bersifat basa. Air selokan mengandung limbah yang berasal dari masyakat
seperti limbah sabun. Air selokan tersebut terkontaminasi dengan air sabun (air
sabun bersifat basa karena pembuatan sabun menggunakan bahan kimia seperti
KOH).
Pada air pim pH yang di dapat adalah7,03. Hal ini menunjukkan bahwa air
pim bersifat netral, sebenarnya air sungai pada umumnya sedikit agak basa, itu di
karenakan kandungan yang ada dalam air sungai tersebut telah terkontaminasi
oleh limbah rumah tungga, contohnya seperti limbah sabun yang di gunakan
masyarakat pada umumnya, tapi pada pratikum kali ini bersifat netral itu
dikarenakanalat yang kami gunakansedikit tidak akurat lagi.
lalu pada sari papaya pH yang di dapat adalah4,76. Hal ini menunjukkan
bahwa sari pepayabersifat asam, sari papaya bersifat asam karena mengandung
asam organic, asam organic tersebut diantaranya yaitu asam malat, asam oksalat,
asam sitrat, dan asam malonate, senyawa asam yang terkandung pada sari papaya
pada umumnya yaitu asam askorbat dan asam sitrat, asam askorbat dan asam sitrat
sebagai pengatur keasaman dan juga pada sari papaya ini juga mengandung
vitamin c hal ini lah yang menyebabkan sari papaya bersifat asam.
Pada santan ketika dimasukkan pH meter menunjukkan pH 5,82 yang
menandakan santan bersifat asam. Itu di karenakan santan mengandung asam
asam lemak bebas, dimana asam lemak bebas tersebut adalah asam askorbat 2,0
mg, asam laurat 50 – 70 %. Hal inilah yang menyebabkan santan tersebut bersifat
asam.
Pada vitamin C pH yang di dapat adalah 3,82. Hal ini menunjukkan
vitamin c bersifat asam. Vitamin c mempunyai nama kimia yaitu asam askorbat,
semakin rendah nilai pH, semakin asam pula suatu zat, jadi hubungan antara
vitamin c dan keasaman bukan sekadar keidentikan dengan rasanya, melainkan
juga sifat kimiawinya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipraktikum, maka dapat kita
simpulkan bahwa:
1. Pada sampel air suling diperoleh pH 8,63 yang menunjukkan bahwa sampel
bersifat basa.
2. Pada sampel Air selokan diperoleh pH 8,65 yang menunjukkan bahwa
sampel bersifat basa.
3. Pada sampel Air sungai pim diperoleh pH 7,03 yang menunjukkan bahwa
sampel bersifat basa.
4. Pada sampel sari papaya pH yang di dapat adalah 4,76 hal ini menunjukkan
bahwa sari papaya bersifat asam.
5. Pada sampel santan pH meter yang didapat menunjukkan 5,02 yang
menandakan santan bersifat asam.
6. Pada sampel vitamin C pH yang di dapat 3,82 hal ini menunjukkan vitamin
C bersifat asam.

5.2 Saran
Pada percobaan pH meter pendeteksian larutan asam basa bias perhatikan
pada saat mengkalibrasi pH meter agar pengukuran yang di dapat lebih akurat dan
di setiap akan di lakukan pengukuran pH meter harus di kalibrasi kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Analisa, Team Teknik Kimia. Unimal:
Lhokseumawe.

Alfred. 2013. Ilmu Kelautan dan Perikanan: Analisa Derajat Keasaman Air Laut
Vol.24 No.1. UIN Press: Bandung.

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga. Erlangga:
Jakarta.

Hammond, Claudiya. 2015. Teknik Kimia: Analisa keasaman Vol.16 No.4.


UNSRI: Palembang.

Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Ln Press: Jakarta.

Krisnandi, IH. 2002. Pengantar Analisis Instrumen. Erlangga: Bogor.

Marza. 2010. Kimia Analisa: Kadar pH Air Soda Jilid I. Wikipedia: Jarkarta.

Oxtoby, David. 1999. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat.


Erlangga: Jakarta.

Petrucci, Ralph. 1985. Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat.
Erlangga: Jakarta.

Pujayanto, Hana Kholida. 2015. Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman
Buah Jeruk dan Mangga Vol.6 No.1. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sudjadi. 1985. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga: Jakarta.

Widya, Salma. 2013. Kimia Dasar: Larutan Asam-Basa. Bina Aksara: Jakarta.
LAMPIRAN B

TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Jelaskan pengertian asam dan basa


2. Buat contoh larutan asam lemah dan basa lemah
3. Buat contoh basa kuat dan asam kuat
4. Jelaskan pengertian buffer
Jawaban

1. Asam adalah suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion
hydrogen (H+) jika dilarutkan dalam air, sedangkan basa merupakan suatu
sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hydrogen

2. Asam lemah : -HCOOH (asam format)

-CH3COOH (asam format)

Basa lemah : -NH3 (gas amoniak)

3. Asam kuat : -HCL (asam klorida)

-Hl (asam iodida)

Basa kuat : -KOH (kalium hidrosida)

4. Larutan buffer adalah suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH


larutan agar tidak terjadi perubahan pH.

Anda mungkin juga menyukai