Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM KIMIA

HIDROLISIS GARAM

DISUSUN OLEH ;

1. Rintan Anggraini
2. Rohman Hariansyah
3. Rifki Afandi

SMAN 1 MERAKSA AJI

TULANG BAWANG, LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat,
taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia ini
dengan judul “hidrolisis garam” tepat waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru mata
pelajaran, buk Iswatun Khasanah s,pd yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.

laporan ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi kriteria kelulusan sekolah. .Tak hanya itu,
kami juga berharap laporan ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan
laporan ini.

Kami berharap semoga laporan praktikum kimia dengan judul “hidrolisis garam” bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
Tujuan Percobaan....................................................................................................................................4
Dasar Teori...............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
ALAT DAN BAHAN........................................................................................................................................6
Alat...........................................................................................................................................................6
Bahan.......................................................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................7
METODE PENELITIAN...................................................................................................................................7
Percobaan A ammonium klorida (NH4CL)................................................................................................7
Percobaan B magnesium sulfat (MgSO4)................................................................................................7
Percobaan C Natrium Asetat (CH3COONA)..............................................................................................7
Percobaan D Aluminium Sulfat (Al₂(SO₄)₃)...........................................................................................7
BAB IV..........................................................................................................................................................8
DATA PENGAMATAN....................................................................................................................................8
BAB V...........................................................................................................................................................9
PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN...............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Tujuan Percobaan


Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan
basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa lemah.

I.2 Dasar Teori


1. Teori Asam Basa Brosted-Lowry
Asam yaitu senyawa yang melepaskan proton (H+) dan menghasilkan basa konjugasi.
Basa yaitu senyawa yang menerima proton (OH-) dan menghasilkan asam konjugasi.
2. Teori Asam Basa Arrhennius
Asam yaitu senyawa yang melelepaskan ion (H+) dan pelarut air.
Basa yaitu senyawa yang apat menghasilkan ion (OH-) dalam pelarut air.

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung
pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan
basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah
dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan
asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh
sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi
dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian).
Ada dua macam hidrolisis :

1. Hidrolisis sebagian atau parsial


Hidrolisis parsial merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau bisa disebut juga dengan
reaksi ion-ion garam dengan air namun hanya sebagian. Hal ini disebabkan oleh garam yang
dilarutkan tersebut terbentuk dari pasangan basa lemah dan asam kuat, atau pasangan asam lemah
dan basa kuat.
2. Hidrolisis Total
Hidrolisis total adalah reaksi penguraian seluruh garam oleh air yang terbentuk dari asam lemah
dan basa lemah. Garam merupakan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah ,
sehingga mengalami hidrolisis total.

Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air
garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.

1. Asam kuat dan basa kuat


Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan
anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini
bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
2. Asam kuat dan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian
(parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis.
Larutan garam ini bersifat asam, pH < 7
3. Basa lemah dan asam kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami
hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami
hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7)
4. Basa lemah dan asam lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis
total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air.
Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari
perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
1. Pipa tetes
2. Plat tetes
3. Gelas beaker
4. Spatula

2.2 Bahan
1. Larutan ammonium klorida 5 tetes
2. Larutan magnesium sulfat 5 tetes
3. Larutan natrium asetat 5 tetes
4. Larutan aluminum sulfat 5 tetes
5. Kertas lakmus merah dan biru
6. tisu
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Percobaan A ammonium klorida (NH4CL)


A. Disiapkan alat dan bahan
B. Disiapkan 5 tetes ammonium klorida
C. Dicelupkan lakmus biru dan lakmus merah ke dalam NH4CL
D. Diamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus
E. Dicatat pada table pengamatan.

3.2 Percobaan B magnesium sulfat (MgSO4)


A. Disiapkan alat dan bahan
B. Disiapkan 5 tetes magnesium sulfat
C. Dicelupkan lakmus biru dan lakmus merah ke dalam MgSO4
D. Diamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus
E. Dicatat pada table pengamatan

3.3 Percobaan C Natrium Asetat (CH3COONA)


A. Disiapkan alat dan bahan
B. Disiapkan 5 tetes natrium asetat
C. Dicelupkan lakmus biru dan lakmus merah ke dalam CH3COONA
D. Diamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus
E. Dicatat pada table pengamatan

3.4 Percobaan D Aluminium Sulfat (Al₂(SO₄)₃)


F. Disiapkan alat dan bahan
G. Disiapkan 5 tetes Aluminium sulfat
H. Dicelupkan lakmus biru dan lakmus merah ke dalam Al₂(SO₄)₃
I. Diamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus
J. Dicatat pada table pengamatan
BAB IV
DATA PENGAMATAN

NO Larutan Lakmus Lakmus Biru Kesimpulan pH


Merah
1 NH4CL - Merah asam <7
2 MgSO4 merah biru netral =7

3 CH3COONA biru - basa >7


4 Al₂(SO₄)₃ - merah asam <7
BAB V
PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Larutan manakah yang bersifat asam, basa, netral?

1. larutan garam yang bersifat asam yaitu NH4CL, dan Al₂(SO₄)₃

2. larutan garam yang bersifat basa yaitu CH3COONA

3. larutan garam yang bersifat netral yaitu MgSO4

5.2 Tuliskan rumus asam dan basa pembentuk garam-garam tersebut dan
kelompokkan ke dalam asam kuat dan basa kuat pada table berikut!

Basa Pembentuk Asam Pembentuk Sifat


Larutan 1 M Larutan
Rumus Golongan Rumus Golongan Garam
MgSO4 Mg(OH)2 kuat H2SO4 kuat Netral
NH4Cl NH3 Lemah HCl Kuat Asam
CH3COONa NaOH Kuat CH3COOH Lemah Basa
Al₂(SO₄)₃ Al(OH)3 lemah H2SO4 kuat Asam
BAB VI

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

6.1Pengertian
Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis.Hidro artinya air, sedangkan lisis artinya
penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam dalam air, yang
membentuk ion positif dan ion negatif. Ion-ion tersebut akan bereaksi dengan air
membentuk asam (H3O+) dan basa (OH-) asalnya. Reaksi hidrolisis berlawanan
dengan reaksi penggaraman atau reaksi penetralan. Reaksi penggaraman yaitu
reaksi antara asam dengan basa yang membentuk garam. Garam yang dihasilkan tidak selalu
bersifat netral tetapi tergantung kekuatan asam dan basa pembentuk garam tersebut.
1. Larutan garam NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi hidrolisis :
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
NH4+(aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq) + H3O+(aq)
Dari kedua ion yang dihasilkan oleh garam tersebut hanya ion NH4+ yang mengalami
hidrolisis, sedangkan Cl- tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap bereaksi dengan air,
maka ion Cl- akan menghasilkan HCl yang akan terionisasi kembali menjadi ion Cl-.
Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsial sebab hanya sebagian ion
yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah akan terhidrolisis sebagian dan bersifat asam.

2. Larutan garam MgSO4 → 2Mg2+ + 2SO42-

Reaksi Hidrolisis :
2SO42--(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
2Mg2+ (aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
(Hidrolisis parsial/sebagian)
Ion 2Mg2+ dan ion 2SO42- didalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air karena jika
dianggap beraksi dengan air, maka ion 2Mg2+  akan menghasilkan Mg2OH yang akan
terionisasi kembali menjadi ion 2Mg2+. Hal ini disebabkan karena 2Mg2+  yang
merupakan basa kuat yang terionisasi sempurna dan ion 2SO42- akan menghasilkan H2SO4
yang akan terionisasi kembali menjadi ion 2SO42-. Hal ini disebabkan karena 2SO42-  yang
merupakan asam kuat yang terionisasi sempurna. Kesimpulannya, garam yang berasal
dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+  dan
OH- dalam air tidak terganggu, sehingga besifat netral.
3. Larutan garam Al2(SO4)3 →  2Al 3+  + 3SO4 2-

Reaksi Hidrolisis :
2Al 3+  (aq) + H2O(l) →
SO4 2-aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
 (Hidrolisis parsial/sebagian)
Dari kedua ion yang dihasilkan oleh garam tersebut hanya ion 2AL3+ yang mengalami
Hidrolisis, sedangkan SO4 2-  tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap bereaksi dengan air,
Maka ion SO4 2-  akan menghasilkan H2SO4 2-   yang akan terionisasi kembali menjadi ion
SO4 2-.. Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsal sebab hanya
Sebagian ion yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam kuat
Dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian dan bersifat asam.

4. Larutan garam CH3COONa → Na+ + CH3COO-

Reaksi Hidrolisis :
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
(Hidrolisis parsial/sebagian)
Dari dua ion yang dihasilakan oleh garam tersebut, hanya ion CH3COO- yang mengalami
hidrolisis, sedangkan ion Na+ tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap NaOH yang
terbentuk akan segera terionisasi menghasilkan ion Na+  kembali. Hidrolisis ini jug
adisebut hidrolisis sebagian. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan
terhidrolisis sebagian dan bersifat basa.
                    
6.2 KESIMPULAN
1.      Sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya.
2.      Hidrolisis garam adalah reaksi antara komponen garam yang berasal dari asam atau
basa lemah dengan  air.
3.      Hidrolisis parsial adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari asam
kuat-basa lemah atau asam lemah-basa kuat.
4.      Garam dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial, larutannya
bersifat asam.
5.      Garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dan larutannya
bersifat basa.
6.      Hidrolisis total adalah hidrolisis yang terjadi pada garam yang terbentuk dari asam
lemah-basa lemah.
7.      Garam dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total, sifat larutannya
tergantung pada harga Ka asam dan Kb basa pembentuknya.
8.      Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa
semulanya.
9.      Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH-.
10.  Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H+

Anda mungkin juga menyukai