Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Noval chimayatullah

No. Absen : 16
Kelompok : 03
Kelas : XI MIPA 1
JUDUL PRAKTIKUM
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui sifat dari garam dapur, trawas, pemutih,
SMG, dan juga pasta gigi. Apakah setelah dilarutkan dalam akuades dan diuji dengan
kertas lakmus akan bersifat asam, basa, atau netral.
B. Landasan Teori
1. Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis
terjadi antara ion – ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - )
dari garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam
pada dasranya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam
bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam
kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah,
atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat
ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan
garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses
larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti
air dan lisis yang berarti penguraian).
2. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan
air. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara
asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi dalam larutannya
menghasilkan kation dan anion. Kation yang dimiliki garam adalah kation dari basa
asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari
asam pembentuknya. Kedua ion inilah yang nantinya akan menentukan sifat dari suatu
garam jika dilarutkan dalam air.
ADA EMPAT JENIS GARAM, YAITU :
1. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat (misalnya NaCl,
K2SO4 dan lain-lain) tidak mengalami hidrolisis. Untuk jenis garam yang demikian
nilai pH = 7 (bersifat netral)
2. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah (misalnya
NH4Cl, AgNO3 dan lain-lain) hanya kationnya yang terhidrolisis (mengalami
hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH < 7 (bersifat asam)
3. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat (misalnya
CH3COOK, NaCN dan lain-lain) hanya anionnya yang terhidrolisis (mengalami
hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa)
4. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah (misalnya
CH3COONH4, Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis total (sempurna). Untuk
jenis garam yang demikian nilai pH-nya tergantung harga Ka dan Kb
Harga pH pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tidak bergantung
pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan, tetapi tergantung pada harga Ka dan Kb
dari asam dan basa pembentuknya.
a. Jika Ka = Kb maka larutan akan bersifat netral (pH = 7)
b. Jika Ka > Kb maka larutan akan bersifat asam (pH < 7)
c. Jika Kb < Kb maka larutan akan bersifat basa (pH > 7)
Beberapa identifikasi yang menandakan jika suatu larutan bersifat asam atau basa,
yaitu:

 Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami
perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
 Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami
perubahan warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut bersifat basa.
 Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami
perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
 Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami
perubahan warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut bersifat asam.
 Jika kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral, maka
kartas lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak bersifat asam
ataupun basa.
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Gelas kimia
2. Spatula
3. Kertas lakmus biru dan merah
4. Plat tetes
5. Pipet tetes
Bahan:
1. Garam dapur
2. Tawas
3. Pemutih
4. MSG
5. Pasta gigi
6. Aquades
D. Langkah Kerja
1. Masukan garam dapur, tawas, pemutih, MSG, dan pasta gigi ke dalam gelas kimia
yang berbeda.
2. Larutkan bahan bahan tersebut dengan aquades dan aduk menggunakan spatula.
3. Pindahkan masing masing larutan kedalam plat tetes menggunakan pipet tetes.
4. Uji menggunakan kertas lakmus merah dan biru
E. Hasil Percobaan
1. Garam dapur ketika diuji dengan kertas lakmus merah warna lakmus masih tetap
merah.dan ketika lakmus biru masih tetap biru
2. Pemutih ketika diuji dengan lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru masih tetap
biru
3. Pasta gigi ketika diuji dengan lakmus merah menjadi biru dan biru tetap biru
4. Tawas ketika diuji dengan lakmus merah akan tetap merah dan lakmus biru menjadi
merah
5. MSG ketika diuji dengan lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru.
F. Pembahasan
Pada dasarnya apabila larutan asam diuji dengan lakmus merah maka warnanya akan tetap
merah dan apabila diuji dengan lakmus biru maka warnanya akan berubah menjadi merah.
Dan begitu pula sebaliknya maka kertas lakmus akan berubah warna menjadi/masih tetap
biru. Dan apabila larutan bersifat maka warna kertas lakmus akan masih tetap tidak
berubah.
G. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa larutan garam daur bersifat netral, lar.
pemutih bersifat basa, lar. pasta gigi bersifat basa, lar. Tawas bersifat asam, lar. MSG
bersifat netral
H. Saran
Pada saat penelitian praktikum sebaiknya tidak bercanda dan tidak bergurau.
I. Daftar Pustaka
*NB : landasan teori ngambil dari google

Anda mungkin juga menyukai