Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRKATIKUM SIFAT ASAM BASA

SRI MAYA KURNIAWATI


NUR NADIYA
NABILA RUFIA NINGSIH
LATIFA
LUA HARAHAB

SMP N 1 RUPAT

I. Tujuan:
Menentukan sifat asam basa dari larutan

II. Kajian teori:


Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut. Larutan
homogen tidak menampakkan bidang batas ( satu fase) antara pelarut dengan zat
terlarut. Contoh larutan garam dapur, larutan asam cuka, larutan air kapur, dll.
Larutan memiliki sifat tertentu sesuai dengan sifat zat terlarut. Ada larutan bersifat
asam seperti larutan asam cuka, ada bersifat basa seperti larutan air kapur dan ada
bersifat netral seperti larutan garam dapur. Sifat asam ditentukan oleh konsentrasi
ion H+ dalam larutan. Sifat basa ditentukan oleh ion OH- dalam larutan.
Sedangkan sifat netral akibat adanya ion H+ dan ion OH- dalam keadaan yang
seimbang. Sifat asam , basa, atau netral larutan dapat ditentukan dengan indikator
. Indikator adalah zat yang dapat berubah warna dalam lingkunagn yang berbeda.
Contoh indikator antara lain kertas lakmus, penolptalein, metil merah, metil jingga,
bromtimol biru, dll. Kertas lakmus ada berwarna merah, ada berwarna biru. Lakmus
merah berwarna merah dalam asam dan biru dalam basa, sedangkan lakmus biru
berwarna biru dalam basa dan merah dalam asam. dst ………………
Berdasarkan teori dapat diajukan hipotesis bahwa lakmus merah berwarna
merah dalam asam cuka dan berwarna biru dalam air kapur. dst …. ( dapat 1, 2
atau 3 hipotesis).

III. Alat dan Bahan:


1) Alat: tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes, ..
2) Bahan: larutan asam cuka 0,1 M; larutan NaOH 0,1 M, larutan NaCl 0,1 M,
larutan NH3 0,1 M; kertas lakmus merah dan biru.
IV. Cara kerja:
1) Menyiapkan tabung reaksi, gelas kima, pipet tetes, larutan asam cuka,
NaOH, NaCl dan NH3.
2) Menyiapkan kertas lakmus merah dan lakmus biru.
3) Meneteskan larutan asam cuka, NaOH, NaCl dan NH3 kedalam tabung
reaksi kira-kira 5 mL pada 4 tabung reaksi.
4) Mencelupkan kertas lakmus merah dan biru dalam tiap tabung yang telah
diisi larutan.
5) mengamati dan mencatat hasil percobaan pada lembar hasil pengamatan.

V. Hasil pengamatan
asam cuka NaOH NaCl NH3
Lakmus
merah merah biru merah/biru biru
Lakmus
biru merah biru merah/biru biru

VI. Analisis data dan pembahasan


Berdasarkan data diperoleh bahwa asam cuka dengan kertas lakmus
merah berwarna merah dan lakmus biru berwarna merah yang berarti asam
cuka bersifat asam. Sedangkan air kapur dan NH3 menunjukkan bahwa lakmus
merah berwarna biru dan lakmus biru tetap biru, yang berarti air kapur dan NH3
bersifat basa. Larutan NaCl menunjukkan, lakmus merah tetap merah dan lakmus
biru tetap biru, yang berarti bahwa larutan NaCl bersifat netral. Sifat asam dari
larutan cuka, akibat dari adanya konsentrasi ion H+ lebih besar dari ion OH-
sehingga kertas lakmus memberikan warna merah. Sedangkan munculnya warna
biru pada lakmus akibat konsentrasi ion OH- lebih besar dari konsentrasi ion H+
dalam larutan. Namun, bila konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH- ,
larutan akan bersifat netral sehingga lakmus merah dan biru tidak mengalami
perubahan seperti yang terjadi pada larutan NaCl. Dengan demikian kertas
lakmus dapat dipergunakan untuk menguji keasaman larutan. Sifat asam, basa
atau netral larutan dapat diuji dengan cara yang sama seperti pada larutan asam
cuka, air kapur atau NaCl.
VII. Kesimpulan dan Saran
7.1. Simpulan
Berdasarkan data dan analisis data tersebut di atas, dapat disimpulkan:
1. larutan bersifat asam ditunjukkan oleh perubahan warna lakmus dari
warna biru menjadi merah,
2. Larutan bersifat basa ditunjukkan oleh perubahan warna lakmus dari
warna merah menjadi biru,
3. larutan bersifat netral ditunjukkan oleh tidak adanya perubahan warna
lakmus baik lakmus merah maupun lakmus biru.
7.2. Saran
Dengan percobaan yang telah dilakukan, dapat disarankan;
1. Perlu melakukan pengujian larutan dengan jenisnya lebih banyak;
2. Perlu digunakan jenis indikator yang lain selain lakmus sehingga siswa
dapat lebih banyak mengenal indikator;
3. Perlu digunakan indikator alami, yang berada di lingkungan siswa
sehingga pembelajaran lebih menarik, inspiratif, kontekstual.

DAFTAR PUSTAKA
Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Nana Sutresna. 2009. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Susanto, Doni. 2000. Modul Praktikum SMA Kartika III-1. Bandung: Bandung

Anda mungkin juga menyukai