Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“SIFAT LARUTAN ASAM DAN BASA”

Disusun Oleh :
1. Adelia Zafira Rahman
2. Aulia Atiqah Triwijaya
3. Deryl Wildan Hakim
4. Nabila Putri Akbar
5. Nur Ainayah .A
6. Siti Shabirah Hanun
7. Aliem Bahril
8. Muh. Adam Al Fatih
9. Rasia .R

(KELOMPOK 4)

TAHUN AJARAN 2024/2025


SMA NEGERI 12 MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu tujuan dari diadakannya praktikum kimia dasar ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan keaktifan siswa(i) karena dalam pelaksanaannya
siswa dituntun untuk bekerja, mengamati dan menyimpulkan sendiri secara langsung
apa yang dilihat pada saat praktikum dilaksanakan.
Selain itu, laporan ini dibuat untuk memenuhi kewajiban kami sebagai
siswadalam menunjang nilai kami dalam mata pelajaran Kimia.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membedakan larutan asam dan basa ?
2. Bagaimana proses identifikasi larutan asam dan basa ?
3. Apa perbedaan antara larutan asam dan basa ?
4. Bagaimana menghitung pH dari masing-masing larutan?
5. Bagaimana menghitung Molaritas dari setiap larutan?

3. Tujuan
1. Membuktikan jenis larutan asam dan basa.
2. Mengamati proses yang membedakan larutan asam dan basa.
3. Mengetahui pH yang dihasilkan dari setiap larutan tersebut.
4. Menghitung molaritas dari setiap larutan.

D. Manfaat
1. Menambah wawasan tentang Larutan Asam dan Basa.
2. Mengetahui bagaimana perbedaan antara larutan asam dan basa.
3. Melatih siswa(i) agar lebih teliti dalam melakukan praktikum serta memahami hasil
dari praktikum.
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian
Asam. Secara sederhana (klasik) didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion positif hidrogen (H+) –
tingkat kekuatan asam dihubungkan dengan jumlah parsial H+, yang dihasilkan dari
disosiasi. Makin besar jumlah parsial ion positif H yang dihasilkan, maka bisa
dikatakan asam juga makin kuat. Secara umum beberapa disosiasi asam dapat
digambarkan sebagai berikut :

HCl H+ + Cl‐
Asam klorida ion klorida
HNO3 H+ + NO3‐
Asam nitrat ion nitrat
CH3COOH H+ + CH3COO‐
Asam asetat ion asetat

Ion positif hidrogen (H+) atau proton secara teoritik tidak pernah ada dalam air.
Dalam disosiasinya setiap proton atau H+ selalu bergabung dengan satu molekul air
dengan cara menjalin ikatan koordinasi melalui sepasang elektron bebas (lone pair
electron) pada oksigen air, dan membentuk ion‐ion hidronium (H3O+).
Basa. Dalam pengertian yang disederhanakan, sifat basa dalam air dipengaruhi
oleh pembentukan ion hidroksida. Di alam, unsur‐nsur golongan I A dan II A, akan
membentuk basa kuat dengan ion hidroksida. Artinya kebanyakan unsur‐unsur ini
secara alamiah telah berikatan dengan hiroksida, sehingga jika melarut dalam air,
akan langsung melepaskan ion‐ion hidroksida (anionnya). Sedangkan basa‐basa
lemah (biasanya molekul kovalen) harus bereaksi dengan air, menangkap H+ dari air,
sehingga air menyisakan OH‐. Unsur golongan I A membentuk basa
monohidroksida, dan unsur golongan II A membentuk basa dihidroksida.
B. Indikator Asam Dan Basa
Suatu indikator asam basa adalah senyawa organik yang mengalami perubahan
warna dengan berubahnya pH. Senyawaan ini digunakan sebagai indikator/penunjuk
dalam penentuan titik akhir titrasi. Kertas uji, seperti kertas lakmus, dibasahi dengan
satu senyawa ini, dapat pula dipakai sebagai indikator keasaman atau kebasaan
larutan.
Indikator yang dibuat ini akan memberikan warna yang berbeda pada trayek
pH yang berbeda :
BAB III
METODEOLOGI EKSPERIMEN
A. Waktu dan Tempat
Waktu : Senin, 05 Februari 2024.
Jam 08.00 – 10.15
Tempat : Laboratorium IPA SMAN 12 Makassar

B. Alat dan Bahan


 Plat tetes
 Pipet tetes
 Gelas kimia
 Tabung reaksi
 Lumpang dan alu
 HCL
 NaOH
 NaCL
 Larutan sabun
 Larutan Gula
 Air jeruk nipis
 Air Kapur
 Air suling
 Kol ungu
 Kunyit

C. Cara Kerja
 Pengamatan 1: Menggunakan indicator kertas lakmus merah dan biru.
a. Membagi kertas lakmus merah dna biru, masing-maisng menjadi 3 potongan
kecil kertas lakmus.
b. Letakkan potongan kecil kertas lakmus merah pada satu lekukan plat tetes
dan kertas lakmus biru pada lekukan lainnya.
c. Tetes larutan HCL pada kedua kertas lakmus tersebut dengan menggunakan
pipet tetes, lalu amati apa yang terjadi pada kertas lakmus.
d. Ulangi hal yang sama dengan meneteskan larutan lainnya yaitu NaOH,
NaCL, larutan sabun, air jeruk, dan larutan gula ke kertas lakmus yang
terdapat pada plat tetes, lalu amati apa yang terjadi.

 Pengamatan 2 : Menggunakan indicator alami yaitu kol ungu dan kunyit.


a. Menumbuk kol ungu menggunakan lumping dan alu sampai halus dan
mengeluarkan cairan ungu, kemudian masukkan beberapa tetes air, lalu tuang
air kol ungu ke dalam gelas kimia.
b. Letakkan air kol ungu ke dalam 3 lekukan plat tetes, pada lekukan pertama
masukkan air jeruk lalu amati apa yang terjadi, kemudian pada lekukan kedua
dan ketiga masukkan air kapur dan air suling, lalu amati apa yang terjadi.
c. Ulangi Langkah (a) dan (b) pada kunyit basah, lalu amati apa yang terjaid
d. Bandingkan apa yang terjadi pada air jeruk, air kapur, dan air suling jika
dicampur dengan larutan kol ungu dan kunyit.

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
Tabel Pengamatan 1
No. Larutan Perubahan Warna Sifat Lakmus
Lakmus
Merah Biru Asam Basa Netral
1. HCL Merah Merah 
2. NaOH Biru Biru 
3. NaCL Biru Biru 
4. Larutan Sabun Biru Biru 
5. Larutan Gula Merah Biru 
6. Air Jeruk Merah Merah 

Tabel Pengamatan 2
No Larutan Kol Ungu Kunyit
.
1. Air Jeruk Merah Muda Kuning Terang
2. Air Kapur Hijau Kebiruan Orange
3. Air Suling Ungu Kuning

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kelompok kami ambil dari percobaan ini yaitu
percobaan sifat asam basa menggunakan indikator buatan yaitu lakmus
merah dan biru, indikator alami yaitu kol ungu dan kunyit.
Pada pengamatan 1, larutan asam dapat mengubah kertas lakmus merah dan
biru menjadi warna merah sehingga larutan bersifat asam. Antaranya larutan
HCL dan air jeruk
• Larutan basa dapat mengubah kertas lakmus merah dan biru menjadi biru
sehingga larutan ini bersifat basa diantaranya larutan NaOH dan larutan
sabun.
• Larutan bersifat netral apabila kertas berwarna merah dan lakmus biru
tetap biru diantaranya larutan NaCl dan larutan gula.

• Pada pengamatan 2, larutan air jeruk saat dicampur kol ungu akan
berwarna merah muda, dan indikator kunyit akan berubah menjadi kuning
terang, sehingga air jeruk bersifat asam.

• Larutan air kapur saat dicampur kol ungu maka akan berubah menjadi
warna merah muda kehijau-hijauan dan jika dicampur kunyit akan menjadi
orange, sehingga air kapur bersifat asam basa.
B. Saran
1.Pisah setiap larutan 1 dengan larutan lain jangan sampai tercampur.
2.Jangan lupa gunakan air murni untuk menetralkan pH meter yang digunakan.
3.Perhatikan dengan teliti warna yang terbentuk pada kertas indicator universal agar
tidak salah dalam menentukan jenis larutan.
4.Hitung molaritas dengan teliti dan benar untuk mendapatkan hasil yang akurat.

BAB VI
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai