TIM PENYUSUN
DINY RAYHAN 181910146
JULYA ANWAR 181910155
Disahkan Oleh :
Ketua Program Keahlian Guru Mata Pelajaran
Kimia Analisis Analisis Bahan Organik
SMK Bina Putera Nusantara
Tasikmalaya
Penyusun Penyusun
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir dengan judul : Penentuan Kadar Pemanis dan Identifikasi Pewarna,
Pemanis dan Vitamin C Dalam Sampel Sirup. Laporan ini kami buat untuk
memenuhi tugas penelitian mata pelajaran Analisis Bahan Organik.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu, kepada yang terhormat :
1. Ibu Ai Suriawati S.Pd selaku guru mata pelajaran Analisis Bahan Organik
yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan akhir, dan telah
memberikan ilmunya kepada kami semua, semoga ilmu yang diberikan
bermanfaat dan menjadi bekal dimasa depan.
2. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga, penulis mengucapkan
terimakasih yang telah memberikan do’a, dukungan, serta bantuan moral,
maupun material.
3. Terimakasih kepada teman sekelompok dan semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan laporan akhir ini.
Karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis maka laporan akhir ini
tentu amat jauh dari kata sempurna. Besar harapan penulis untuk menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun, demi laporan ini dimasa yang akan datang.
Demikian penulis sampaikan dengan segala kerendahan hati, penulis mempunyai
harapan semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. SEJARAH ................................................................................................ 3
iii
6. Data Pengamatan .............................................................................. 10
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 15
B. SARAN .................................................................................................. 15
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minuman sirup adalah salahsatu minuman yang sangat digemari.
Berbagai macam merk, rasa, warna dan harga sangat bervariasi. Karena hal
itu, banyak minuman sirup yang masih diragukan keamanan pangannya.
Salahsatunya adalah minuman sirup yang dijual oleh pedagang kaki lima
dengan harga murah, menarik dan bervariasi.
Bahan yang banyak diragukan adalah zat pewarna dan pemanis yang
digunakan. Karena warnanya yang mencolok dan bervariasi juga rasa
manisnya yang terasa sangat manis. Banyak lembaga penelitian yang sudah
meneliti minuman tersebut dan ada sebagian yang hasilnya positif
menggunakan pewarna Rhodamin B.
Penggunaan pewarna baik yang pewarna buatan maupun yang
dilarang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Pewarna yang dilarang
dapat meracuni ginjal dan dapat megakibatkan gangguan fungsi hati
maupun kanker dan pewarna yang diperbolehkan pun jika digunakan secara
berlebih akan membahayakan kesehatan.
Penggunaan pemanis buatan banyak sekali digunakan dipasaran
karena harganya yang murah dan efektifitasnya yang relatif baik. Namun,
sama seperti pewarna pemanis juga jika dikonsumsi berlebih dapat
menyebabkan gangguan pada kesehatan apalagi dengan pemanis yang
dilarang.
Vitamin C sangat baik untuk tubuh. Dalam minuman sirup biasanya
sebagian besar pasti mengandung vitamin C walau hanya sedikit. Vitamin c
dalam sirup biasanya berasal dari ekstrak buah yang dilakukan untuk
menambah rasa. Namun, dalam sirup yang dijual oleh pedagang kaki lima
vitamin c masih dipertanyakan keberadaannya.
1
2
3
4
B. Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang
dapat larut dalam air. Vitamin C merupakan vitamin yang disintesis dari glukosa
dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia.
Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan
mudah rusak selama pemprosesan dan penyimpanan. Laju kerusakan meningkat
karena kerja logam, terutama tembaga dan besi dan kerja enzim. Enzim yang
mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya merupakan katalis yang
efisien untuk penguraian asam askorbat. Vitamin C stabil dalam keadaan kering
tetapi dalam bentuk larutan mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat
terutaman oleh pengaruh oksigen, cahaya, dan pH (larutan vitamin C paling stabil
5
6
D. Zat Pemanis
Pemanis merupakan salah satu komponen yang sering ditambahkan dalam
bahan makanan. Pemanis sintetik merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa
manis atau dapat membentu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
tersebut, sementara kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada gula
(Rohman dan Sumantri, 2007).
Siklamat berbeda dengan sakarin yang memiliki rasa manis dengan
meninggalkan rasa pahit, siklamat hanya berasa manis tanpa ikutan rasa pahit.
Pemanis ini mempunyai rasa manis 30 kali sukrosa. Walaupun rasanya enak
(manis tanpa ikutan rasa pahit), penggunaan siklamat harus dibatasi karena dapat
membahayakan kesehatan. Dalam sebuah penelitian, tikus yang diberikan
siklamat dan sakrin akan menderita kanker kantong kemih.
Hand Brix Refractometer RHB-90 adalah sebuah alat pengukur brix model
teropong genggam yang memiliki rentang pengukuran brix dari 0 sampai 90%
dengan ketepatan pengukuran ± 0.2% Brix. Brix adalah zat kering yang terlarut
pada suatu cairan atau larutan dan bahan sejenis lainnya. Brix banyak dikatakan
sebagai indikator kadar gula atau tingkat kemanisan dari suatu zat yang diuji.
Refractometer brix ini banyak digunakan untuk mengukur kadar kemanisan
atau kadar gula dan tingkat menis pada buah buahan, madu, molases, rendeman
tebu, nira kelapa, sirup, minuman, gula cair dan berbagai jenis cairan lainnya.
7
E. Zat Pewarna
Menurut PERMENKES RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, zat pewarna adalah
bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada
makanan. Berdasarkan sumbernya zat pewarna dibagi dalam dua golongan utama
yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.
Pada pewarna alami zat warna yang diperoleh berasal dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan seperti : caramel, coklat, daun suji, daun pandan, dan daun kunyit.
Umumnya pewarna alami aman untuk digunakan dalam jumlah yang besar
sekalipun, berbeda dengan pewarna sintetis yang demi keamanan penggunaannya
harusnya dibatasi.
Di Negara maju, suatu zat pewarn buatan harus melalui berbagai prosedur
pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna pangan. Proses pembuatan
zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam
nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang besifat
racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir,
harus melalui suatu senyawa atara dulu yang kadangkadang berbahaya dan
seringkali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang
berbahaya (Yuliarti, 2007).
Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan
dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor
722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan. Akan tetapi, seringkali
terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang 33 bahan
pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai
bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan adalah pewarna yang
berbahaya terhadap kesehatan seperti Amaran, Auramin, Methanil Yellow dan
Rhodamin B. jenis-jenis makanan jajanan yang ditemukan mengandung bahan-
bahan berbahaya ini antara lain sirup, saus, bakpau, kue basah, pisang goring,
tahu, kerupuk, es cendol, mie dan manisan (Yuliarti, 2007).
BAB IV
KEGIATAN LABORATORIUM
8
9
B. Identifikasi Vitamin C
1. Tujuan :
Dapat mengidentifikasi keberadaan vitamin C dalam sampel.
2. Prinsip :
Sejumlah sampel dimasukan kedalam tabung reaksi lalu, tetesi dengan
betadine. Jika warna betadine hilang maka sampel tersebut mengandung
Vitamin C.
3. Reaksi :
C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2HI
4. Alat dan Bahan :
Alat :
Pipet tetes
Tabung reaksi
10
Bahan :
Sampel sirup
Betadine
5. Prosedur :
a. Masukkan sampel kedalam tabung reaksi secukupnya
b. Tambahkan beberapa tetes betadine
c. Jika warna betadine hilang, maka sampel tersebut mengandung vitamin C
6. Data Pengamatan :
Warna sirup berubah dari orange menjadi agak coklat mengikuti warna
betadine. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sirup tersebut tidak mengandung
vitamin C.
C. Identifikasi Zat Pemanis
1. Tujuan :
Dapat mengidentifikasi zat pemanis yang digunakan dalam sampel.
2. Prinsip :
Terbentuknya endapan putih dari reaksi antara BaCI2 dengan NaSO4
(berasal dari reaksi antara siklamat dengan NaNO2 dalam suasana asam kuat)
prosedur analisis kualitatif siklamat dengan metode pengendapan.
11
3. Reaksi :
6. Data Pengamatan :
E. Pembahasan
Pada penelitian ini diketahui bahwa minuman sirup ini mengandung pewarna
buatan. Pewarna yang digunakan adalah sunset yellow yang dikombinasikan dengan
tartazine dan turmeric hal ini diketahui karena adanya sedikit perubahan ketika di
tetesi NaOH 10% dan NH4OH 12% dan berubah warna menjadi merah kecoklatan
ketika ditambahkan H2SO4 pekat. Pengunaan pewarna makanan yang diizinkan dalam
makanan dalam batas maksimum pengunaannya telah ditetapkan dalam Peraturan
Mentri kesehatan RI Nomor 722/MEN.KES.PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan
Makanan (BMT) khususnya untuk Tartrazine dan Sunset Yellow dengan kadar yang
diizinkan masing-masing untuk minuman ringan dan makanan cair yaitu 70 µg/ml
untuk produk siap konsumsi.
Pada identifikasi Vitamin C diketahui bahwa minuman sirup ini tidak
mengandung Vitamin C ini dikarenakan ketika sampel ditetesi betadine warna dari
betadine itu tidak menghilang dan malah mempengaruhi warna dari minuman sirup
itu. Oleh karena itu, kami bersepakat untuk tidak melanjutkan ke analisis kuantitatif
penentuan kadar Vitamin C karena minuman tersebut sama sekali tidak mengandung
Vitamin C.
14
Pada analisis pemanis buatan. Ketika penambahan 10ml HCl dan BaCl2 warna
dari sirup sudah agak berubah menjadi agak keruh dan setelah didiamkan selama 30
menit endapannya sudah mulai terlihat namun baru samar. Ketika ditambahkan
NaNO3 tidak terjadi perubahan yang spesifik namun ketika dilakukan pemanasan
selama 20 menit endapan yang dihasilkan semakin banyak dan semakin jelas.
Sehingga dapat dipastikan minuman tersebut positif mengandung pemanis jenis
siklamat.
A. Kesimpulan
Jadi, sampel sirup yang kami analisis mengandung pewarna sunset yellow
yang dikombinasikan dengan tartazin dan turmeric, tidak terdapat Vitamin C
didealamnya dan menggunakan pemanis buatan berupa siklamat dengan kadar
siklamat yang terkandung didalamnya adalah 36 ppm.
B. Saran
Disarankan pada analisis penentuan kadar siklamat menggunakan alat yang
lebih akurat agar hasilnya lebih pasti. Dan untuk identifikasi harus dilakukan dengan
teliti jangan ada tahap yang terlewat dan harus teliti terhadap perubahan sekecil
apapun.
15
DAFTAR PUSTAKA
16