Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kebesaran dan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Titik Didih, Titik Leleh, Titik Beku, dan Titik
Nyala.” Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelidiki dan memahami
proses penerapan terhadap kehidupan sehari – hari juga sebagai acuan tugas Mata Kuliah
Kimia Fisika tahun ajaran 2022/2023.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu Idha Silviyati, S.T.,M.T selaku pembimbing dosen pengampu mata kuliah
Kimia Fisika dan kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan
makalah ini.

Saya selaku penulis, menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat


kekurangan. Baik dari segi penyusunan, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, besar
harapan penulis kepada para pembaca budiman agar dapat memberikan kritik dan saran
terbaiknya sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Demikianlah, penulis berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat dan
dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.

Palembang, September 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4

2.1 Titik Didih ................................................................................................................ 4

2.1.1 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Titik Didih ............................................ 7

2.1.2 Tabel Titik Didih Zat .................................................................................. 7

2.1.3 Contoh Penerapan Titik Didih Dalam Kehidupan Sehari-hari ...................... 7

2.1.4 Contoh Soal ................................................................................................ 8

2.2 Titik Leleh ................................................................................................................ 8

2.2.1 Langkah-langkah Penentuan Titik Leleh ..................................................... 9

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi .............................................................. 10

2.2.3 Tabel Titik Leleh Zat .................................................................................. 10

2.2.4 Contoh Penerapan Titik Didih Dalam kehidupan Sehari-hari....................... 10

2.2.5 Alat Ukur Titik Leleh .................................................................................. 12

2.2.6 Prinsip Melting Tester ................................................................................. 12

2.3 Titik Beku ................................................................................................................. 13

2.3.1 Contoh Titik Beku Zat ................................................................................ 14

2.3.2.Faktor Yang Memengaruhi Titik Beku ........................................................ 15


2
2.3.3 Contoh Penrapan Dalam Kehidupan Sehari-hari.......................................... 15

2.3.4 Contoh Soal ................................................................................................ 16

2.4 Titik Nyala ................................................................................................................ 16


2.4.1 Sifat-sifat Fisik Bahan Bakar....................................................................... 18
2.4.2 Kegunaan Titik Nyala Atau Flash Point ...................................................... 19
2.4.3 Contoh Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari ........................................ 19

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 23

3.1 Pertanyaan dan Jawaban ............................................................................................ 23


3.2 Kesimpulan ............................................................................................................... 25
3.3 Saran ......................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... .26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Adanya zat terlarut yang nonvolatile (tidak mudah menguap) menyebabkan penurunan
tekanan uap pada suatu larutan. Karena tekanan uap larutan selalu lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni pada suhu berapapun, maka garis beku (perbatasan fase padat -
cair) dan garis didih (perbatasan fase cair-gas) untuk larutan berada dibawah garis beku
atau didih pelarut. Sebagai konsekuensinya, pada tekanan yang sama titik didih larutan
menjadi lebih tinggi daripada titik didih pelarut dan titik beku larutan menjadi lebih rendah
daripada titik beku pelarut. Perubahan wujud benda dari benda padat menjadi benda cair
disebut meleleh atau melebur. Titik leleh adalah suhu saat berubahnya wujud dari padat
menjadi cair. Seperti halnya titik didih, titik leleh untuk setiap benda berbeda-beda.
Sedangkan pada titik nyala dan titik api menunjukkan indikasi jarak titik didih, dimana
pada suhu tersebut minyak akan aman untuk dibawa tanpa adanya bahaya terhadap api
(tidak terjadi kebakaran).

1.2 RUMUSAN MASALAH


2. Apa pengertian titik didih, titik leleh, titik beku, dan titik nyala?
3. Apa penyebab kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan penurunan titik leleh?
4. Apa saja contoh zat yang memiliki titik didih, titik leleh, titik beku, dan titik nyala?
5. Apa saja penerapan titik didih, titik beku, titik leleh, dan titik nyala dalam kehidupan
sehari - hari?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Kita dapat mempelajari tentang titik didih, titik beku, titik leleh, dan titik nyala.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab kenaikan titik didih, titik leleh, titik beku, dan titik
nyala.
3. Mengetahui penerapan titik didih, titik beku, titik leleh, dan titik nyala dalam kehidupan
sehari - hari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TITIK DIDIH

Titik didih larutan adalah temperatur saat tekanan uap zat cair sama dengan tekanan
udaraluar.Kenaikan titik didih adalah fenomena yang terjadi untuk semua zat terlarut dalam
semua larutan, bahkan dalam larutan ideal, dan tidak bergantung pada interaksi zat terlarut-
pelarut tertentu

Proses terjadinya pendidihan diawali ketika kita mulai memanaskan sebuah zat.
Misalnya, saat kita memanaskan air, partikel-partikel air akan saling berpisah membentuk
uap air. Proses ini mengakibatkan kenaikan tekanan zat cair. Ketika tekanan zat cair sama
dengan tekanan lingkungan luar maka terjadilah peristiwa pendidihan. Pada saat air
mencapai temperatur 100ºC,tekanannya menjadi 1 atm (≈760 torr ≈ 760 mmHg ≈ 101.325
Pa), sama dengan tekanan udara di luar. Hal ini menunjukan bahwa titik didih air adalah
100ºC.

Jika suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka akan semakin banyak zat cair yang
menguap. Pada suhu tertentu, tekanan uap zat cair diatas permukaan zat akan sama dengan
tekanan udara luar. Pada saat itulah zar cair mendidih, suhu dimana tekanan uap di atas
permukaan zat cair sama dengan tekanan udara luar disebut dengan titik didih.

Jika ke dalam air murni dilarutkan atau ditambahkan suatu zat yang sukar menguap,
maka pada suhu 100℃ tekanan uap air belum mencapai 1 atm. Hal ini berarti air belum
mendidih karena itu supaya mendidih maka diperlukan suhu yang lebih tinggi.

Tentunya untuk menghitung molalitas larutan kita harus mengetahui jumlah mol dari
zat terlarut dalam suatu larutan. Jumlah mol ini dapat kita peroleh pula dari massa zat.
Berikut adalah rumus molalitas larutan.

𝑀𝑜𝑙 𝑍𝑎𝑡
m=
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝐾𝑔)

Jika dalam soal diketahui massa zat, maka kita dapat menghitung jumlah molnya
dengan menurunkan rumus tersebut.

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
m= ×
𝑀𝑟 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐺𝑟𝑎𝑚

Selanjutnya setelah kita dapat menghitung konsentrasi mol suatu zat maka kita dapat
menghitung kenaikan titik didih suatu larutan. Rumus umum dalam kenaikan titik didih
larutan adalah sebagai berikut.

∆𝑇𝑏 = 𝑚 × 𝐾𝑏 (untuk larutan non elektrolit)


5
∆𝑇𝑏 = 𝑚 × 𝐾𝑏 × 𝑖 (untuk larutan elektrolit)

𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 + ∆𝑇𝑏

Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dan tekanan di mana suatu bentuk
fase yang dapat stabil. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dari
diagram fase.

Garis BC pada gambar tersebut disebut garis didih. Garis didih merupakan
transisi fase cair-gas. Setiap titik pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air
akan mendidih. Seperti yang telah disebutkan pada bagian terdahulu, titik didih bergantung
pada tekanan gas di permukaan. Pada tekanan 1 atm (760 mmHg), air mendidih pada
100oC. Pada tekanan 4, 58 mmHg air mendidih pada 100, 0098oC.

Garis BD pada gambar, disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fase
cair-padat. Setiap titik pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat
membeku (es mencair). Pada tekanan 1 atm (760 mmHg), air membeku pada 0oC. Pada 4,
58 mmHg, air membeku pada 0, 0098oC. Perhatikan bahwa tekanan permukaan
berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil pengaruhnya pada titik beku. Garis
BD pada gambar praktis vertikal terhadap sumbu suhu.

Garis AB pada gambar disebut garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan


transisi fase padat-gas. Setiap titik pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di
mana zat padat atau uapnya dapat menyublim.

Titik Tripel,Perpotongan antara garis didih, garis beku dan garis sublimasi
disebut titik tripel. Koordinat titik tripel air adalah (0, 0098oC ; 4, 58 mmHg). Pada titik
tripelnya, ketiga bentuk fase zat, yaitu padat, cair dan gas, berada dalam kesetimbangan.

6
2.1.1 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Titik Didih

Adapun faktor – faktor yang memengaruhi titik didih sebagai berikut.

1. Pemanasan Zat

Ketika melakukan percobaan, maka pemanasan harus dilakukan secara bertahap.

2. Tekanan Udara

Berbeda dengan titik leleh, penentuan titik didih dipengaruhi oleh tekanan udara.
Semakin besar tekanan udaranya, maka semakin besar pula titik didih zat cair tersebut.

3. Banyaaknya Zat yang Digunakan

Lebih banyak zat yang kita digunakan, maka zat tersebut akan lebih lama mendidih.

2.1.2 Tabel Titik Didih Zat

No. Nama Zat Titik Didih (ºC)


1 Air 100
2 Alkohol Murni 78
3 Air Raksa 356
4 Bensin 50 – 85
5 Air Susu 100, 16

2.1.3 Contoh Penerapan Titik Didih Dalam Kehidupan Sehari-hari

Adapun contoh penerapan titik didih dalam kehidupan sehari – sehari sebagai berikut.

1. Memasak Air

Air akan mengalami proses pendidihan ketika mencapai titik didihnya. Saat kita
menambahkan garam ke dalam masakan tersebut, hal itu akan membuat titik didih dari
air menjadi meningkat. Akibatnya air akan mendidih dengan waktu yang lebih lama.

2. Radiator Kendaraan Bermotor

Radiator yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor memerlukan kemampuan


yang bagus dalam mengendalikan panas yang dihasilkan ketika kendaraan digunakan
dalam waktu yang cukup lama.

7
2.1.4 CONTOH SOAL

1. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1 ºC pada 1 atm (Kb = 0,5 ºC/m)
maka jumlah gula (Mr = 342 g/mol) yang harus dilarutkan sebesar …gram.

Diketahui :

P = 250 mL

Tb = 100,1 – 100 =0,1

Kb = 0,5

Mr = 342

Penyelesaian :

𝑔𝑟 1000
∆Tb = × × 𝐾𝑏
𝑀𝑟 𝑝

𝑔𝑟 1000
0,1 = × × 0,5
342 250

0,1 × 342 × 250


gr = = 17,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 × 0,5

Jadi, massa gula yang harus dilarutkan sebesar 17,1 gram.

2.2 TITIK LELEH

Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi
cairan pada tekanan 1atm.Dengan kata lain titik leleh merupakan suhu ketika fase padat
dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan.

Titik leleh zat padat adalah suhu di mana zat tersebut akan berubah wujud menjadi
cair. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya
perubahan tekanan. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena
pada wujud padat jarak antar molekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap
titik leleh adalah berat molekul zat dan berat simetris molekul. Titik leleh senyawa organik
mudah untuk diamati sebab temperatur dimana pelelehan melalui terjadi hampir sama
dengan temperatur di mana zat telah habis meleleh semuanya. Perbedaan Titik leleh
senyawa-senyawa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah perbedaan kuatnya
ikatan yang dibentuk antar unsur dalam senyawa tersebut. Semakin kuat ikatan yang
dibentuk semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain
semakin tinggi juga titik lebur unsur tersebut. Perbedaan titik leleh antara senyawa-

8
senyawa pada golongan yang sama dapat dijelaskan dengan perbedaan elektronegativitas
unsur-unsur pembentuk senyawa tersebut.

Konsep titik lebur digunakan untuk menemukan keseimbangan antara fase padat
dan cair, yaitu, ketika dari keadaan padat ke keadaan cair. Seperti halanya titik didih, titik
leleh untuk setiap benda berbeda – beda. Ciri utama dari keadaan ini adalah tahan terhadap
perubahan bentuk dan volume. Dalam keadaan ini partikel - partikel akan berada dalam
kesatuan dan terorganisir dengan baik karena molekul yang membentuk padatan mencapai
kesatuan penting dan bentuk yang jelas. Keadaan cair adalah salah satu dari keadaan
agregasi materi yang dicirikan oleh bentuk fluida dan keteguhannya dalam rentang tekanan
yang penting.

Dengan mengetahui titik leleh suatu zat,maka kita dapat mengetahui kemurnian
suatu zat. Untuk zat-zat murni, padau mumnya memiliki titik leleh yang lebih tinggi
dibandingkan ketika zat tersebut telah tercampur dengan zat lain. Berdasarkan hal inilah,
maka untuk memperoleh logam yang murni, maka bijih logam yang dihasilkan dari proses
tambang dipanaskan dalam dapur pemanasan sampai melebur dan kemudian melalui proses
lebih lanjut akan diperoleh logam yang murni.

Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik
leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan
range titik leleh. Misalnya: suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperature
122,10C 122,40C penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik
lelehnya dari temperature 122,10- 122,4 OC menjadi 1150 119 oC. Rata-rata titik lelehnya
lebih rendah 50C dan range temperature akan berubah dari 0,30C jadi 40C

2.2.1 Langkah-langkah Penentuan Titik Leleh

Adapun langkah – langkah dalam menentukan titik leleh sebagai berikut.

1. Masukkan sampel padat ke dalam pipa kapiler hingga mencapai panjang sekitar 0,5 cm.
Usahakan sampel mencapai bagian bawah pipa kapiler (bagian bawah adalah bagian yang
tertutup atau buntu).

2. Memasukkan pipa kapiler ke dalam alat penentu titik leleh. Biasanya medium pemanas
yang digunakan adalah gliserin.

3. Pastikan padatan dalam pipa teramati lewat kaca pembesar alat.

4. Nyalakan alat (meliputi lampu dan pemanas) dan mulailah mengamati kenaikan suhu
lewat termometer.

9
5. Catatlah suhu jika padatan mulai meleleh catatlah suhu sekali lagi saat seluruh padatan
leleh.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Adapun faktor – faktor yang memengaruhi titik leleh sebagai berikut.

1. Ukuran Kristal Zat

Dengan ukuran kristal yang kasar akan memperlambat proses pelelehan sehingga
biasanya zat dengan ukuran kristal kasar dihaluskan terlebih dahulu.

2. Banyaknya sampel

Semakin banyak sampel yang kita gunakan, maka semakin lama proses pelelehannya.

3. Pemanasan dalam kapiler

Pemanasan pada saat percobaan harus menggunakan api yang bertahan.

2.2.3 Tabel Titik Leleh Zat

No. Nama Zat Titik Leleh (ºC)


1 Es 0
2 Asam Cuka 17
3 Alumunium 660
4 Minyak Kelapa 24
5 Kamfer 180

2.2.4 Contoh Penerapan Titik Didih Dalam kehidupan Sehari-hari

Adapun contoh penerapan titik didih dalam kehidupan sehari – sehari sebagai berikut.

1. Ski Es

Di musim dingin, banyak orang menganggap es itu menarik. Mereka menikmati ski es
di kawasan yang tertutup salju, namun pernahkah kita bertanya-tanya ada apa di balik
licinnya es yang memungkinkan mereka melakukan ski es? Alasan di balik licinnya es
adalah gagasan tentang pencairan tekanan dan gesekan. Ketika tekanan diterapkan
pada es, lapisan atas es meleleh dan menciptakan lapisan tipis air yang
memungkinkannya meluncur. Teori peleburan tekanan didasarkan pada fakta bahwa
suhu pembekuan air lebih rendah dari 0 ° C untuk kisaran tekanan tinggi tertentu.

2. Pembentukan Paduan Logam

Pembentukan paduan logam adalah contoh peleburan. Mayoritas paduan dibuat


dengan mencampurkan berbagai logam dalam keadaan cair, yang diikuti dengan

10
pemadatan. Semua logam memiliki titik leleh yang berbeda. Hal ini menimbulkan
kesulitan dalam pembentukan paduan. Misalnya, tembaga meleleh pada suhu 1083 °
C, sedangkan seng meleleh pada suhu 419 ° C dan mendidih pada suhu 907 ° C. Jadi,
dalam pembuatan kuningan (paduan tembaga dan seng), jika kedua logam dilebur
dengan pemanasan di atas 1083 ° C, seng cair juga akan mendidih, dan uap akan
teroksidasi di udara.

3. Paduan super

Paduan super terdiri dari berbagai kombinasi paduan nikel, besi, dan kobalt, dan
paduan ini sebagian besar digunakan pada mesin jet. Ini diproduksi oleh peleburan
berkas elektron. Proses peleburan khusus ini melibatkan peleburan di bawah vakum
tinggi menggunakan berkas elektron. Proses peleburan ini memakan banyak biaya,
sehingga penggunaannya dibatasi.

4. Peleburan Baja

Baja adalah paduan besi dan karbon. Pengetahuan tentang titik lelehnya penting untuk
pembuatannya menjadi bentuk yang berharga. Titik leleh baja tergantung pada
jenisnya. Jejak elemen lain juga ditambahkan untuk meningkatkan sifatnya, dan
persentasenya di dalamnya juga memengaruhi titik lelehnya. Dari 5 jenis baja utama,
baja tahan karat paling banyak digunakan untuk peralatan makan dapur.

5. Bola Lampu

Bola lampu mengandung filamen yang terbuat dari logam tungsten. Logam tungsten
digunakan karena memiliki titik leleh tertinggi di antara logam. Untuk menghasilkan
cahaya, logam yang digunakan dalam filamen bola lampu harus dipanaskan hingga
suhu ekstrem. Kebanyakan logam biasanya meleleh sebelum mencapai suhu ekstrim.
Oleh karena itu, bola lampu dibuat dengan filamen tungsten karena memiliki titik leleh
tinggi yang tidak normal.

6. Gula

Gula adalah salah satu bentuk karbohidrat yang mengandung atom karbon, hidrogen,
dan oksigen. Ketika karbohidrat dikonsumsi oleh tubuh manusia, maka akan diubah
menjadi glukosa, yang berfungsi sebagai sumber energi pilihan untuk semua sel di
seluruh tubuh manusia. Ada dua bentuk utama gula, yaitu sederhana dan kompleks.
Perbedaannya terletak pada struktur kimianya. Karbohidrat sederhana tersusun dari
molekul gula, sedangkan karbohidrat kompleks tersusun dari dua atau lebih molekul
gula. Empat bentuk gula yang paling umum dalam makanan kita adalah Glukosa,
Fruktosa (Gula Buah), Sukrosa (Gula Meja), Laktosa (Gula Diet).

7. Pelelehan Gula

Kisaran suhu penguraian untuk gula adalah antara 184 ° C hingga 186 ° C. Ketika kita
memanaskan sukrosa dengan lembut, itu menghasilkan fenomena yang dikenal sebagai
“peleburan semu”. Kristal gula sebenarnya tidak meleleh tetapi menunjukkan reaksi
yang disebut “inversi” yang berarti dua komponen molekul gula, yaitu glukosa dan
fruktosa terurai.

11
8. Pelelehan Kaca

Dalam proses pembuatan kaca, bahan baku dipanaskan hingga suhu mulai dari 1500 °
C hingga 1700 ° C di dalam tungku peleburan kaca. Dalam pembuatan kaca ini diubah
melalui urutan reaksi kimia. Tungku peleburan kaca dapat berupa listrik, berbahan
bakar gas, atau berbahan bakar minyak. Proses ini disebut karamelisasi, yang terdiri
dari dua fase. Pada fase pertama, struktur gula berubah seiring kenaikan suhu. Ini dapat
diamati ketika gula mulai ‘meleleh’. Pada fase kedua, semakin banyak peningkatan
suhu menyebabkan hilangnya molekul air, yang menghasilkan reaksi yang disebut-
‘eliminasi beta’.

9. Logam yang meleleh di telapak tangan kita

Gallium adalah logam tak terduga yang meleleh di telapak tangan kita. Titik lelehnya
relatif rendah, yaitu 85,6 ° F, dan hanya panas dari telapak tangan kita yang dapat
melelehkannya. Sifat ini membuat galium ideal untuk merekam termometer suhu
tinggi.

2.2.5 Alat Ukur Titik Leleh

Melting Point Tester adalah suatu alat uji yang di gunakan untuk mengukur titik
lebur/titik leleh dari suatu senyawa, biasanya dalam dunia kimia, suatu senyawa itu pasti
memiliki titik lebur maupun titik leleh yang sudah di tetapkan oleh ilmuwan yang telah
menelitinya ataupun oleh para ahli pakar kimiawan. Alat ini biasanya di pakai untuk
menentukan titik lebur/titik didih dari suatu senyawa yang sebelumnya dilakukan
rekristalisasi

2.2.6 Prinsip Melting Tester

Pertama, menyalakan melting point apparatus dengan memutar pemutar suhu


hingga 20 derajat celcius/menit. kedua, ketika suhu pada termometer mencapai 60% dari
titik lebur/titik leleh pada suatu senyawa murni yang sudah ditetapkan oleh ilmuwan, maka
pemutar suhunya harus diturunkan hingga mencapai 10 derajat celcius/menit. ketiga, jika
pada termomoter suhunya sudah mencapai suhu titik lebur/titik leleh pada suatu senyawa
murni yang sudah ditetapkan oleh ilmuwan ( misal : titik lebur/titik leleh asam benzoat
murni adalah 122.4 derajat celcius "kemudian dikurangi 15 derajat celcius" berarti pada
suhu 107.4 derajat celcius pada senyawa asam benzoat ). maka pada pemutar suhu harus
diputar kekiri hingga 1 derajat celcius/menit.

Pada alat tersebut, terdapat 3 lubang kecil pada sisi kanannya dan 1 lubang yang
cukup besar pada sisi kanannya juga, namun letaknya di bawah 3 lubang kecil tersebut.
pada 3 lubang kecil tersebut, salah satunya diisi dengan pipa kapiler yang berisi dengan
senyawa yang ingin diketahui titik lebur/titik lelehnya. kemudian pada lubang yang cukup
besar dimasukkkan alat pengukur suhu (termometer). dan pada sisi atas dari melting
terdapat kaca pembesar yang berfokus pada pipa kapiler yang berisi senyawa yang ingin
diketahui titik lebur/titik lelehnya. dan juga terdapat pemutar suhu pada sisi atas, pemutar
suhu ini berkapasitas dari 0 derajat celcius/menit sampai 20 dejat celcius/menit.

12
2.3 TITIK BEKU

Titik beku adalah suhu di mana pelarut cair dan pelarut padat berada pada
kesetimbangan, sehingga tekanan uap keduanya sama. Ketika zat terlarut yang tidak mudah
menguap ditambahkan ke dalam pelarut cair yang mudah menguap, tekanan uap larutan
akan lebih rendah daripada zat pelarut murni. Proses fisik dan kimia yang mengubah sifat
zat karena perubahan suhu. Ini mengubah dari satu bentuk zat ke bentuk lainnya, dan ada
berbagai metode untuk mengukur titik beku suatu zat.

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah 0°C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang
ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0°C itulah penyebab terjadinya penurunan
titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut
menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan
berkurang).

Untuk senyawa non elektrolit


∆𝑇𝑓 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 × 𝐾𝑓

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
∆𝑇𝑓 = × × 𝐾𝑓
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Untuk senyawa elektrolit

∆𝑇𝑓 = 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙 × 𝐾𝑓 × 𝑖

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
∆𝑇𝑓 = × × 𝐾𝑓 × 𝑖
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Keterangan:
∆𝑇𝑓 : penurunan titik beku (°C)
molalitas : jumlah mol zat terlarut dalam 1.000 gram pelarut
𝐾𝑓 : konstanta penurunan titik beku molal pelarut
Faktor van't Hoff I : 1 + (n - 1) α, dengan n = jumlah ion dan α = derajat disosiasi

2.3.1 Contoh Titik Beku Zat

No. Nama Zat Titik Leleh (ºC)


1 Air 0
2 Asam Cuka Murni 17
3 Minyak Kelapa Murni 24

13
4 Bensin 4
5 Air Raksa -38,9

2.3.2.Faktor Yang Memengaruhi Titik Beku

1. Konsentrasi Larutan

Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan
semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat
terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan
semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion
yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada jumlah yang kecil, maka jarak antar
ion semakin besar ion-ion semakin bebas.

2. Sifat Elektrolit Larutan

Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama karena
adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini membuat larutan
tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku larutan akan lebih
rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit yang tidak memiliki ion-ion dengan
daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih cepat membeku saat proses
pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan lebih tinggi. (Baca Juga: Perbedaan
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit)

3. Jumlah Partikel

Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik
bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik
bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang sama, jumlah partikel pada
larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah partikel yang ada pada larutan non
elektrolit.

4. Molalitas

Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku nya akan
semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai
penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini karena hasil penurunan
titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas larutan tersebut.

5. Kemurnian Zat

Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni dan
sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku adalah
zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat pelarut murni selalu lebih tinggi
daripada zat pelarut yang telah tercampur dengan zat terlarut dan menjadi larutan.
Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang membuat terjadinya penurunan
titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi daripada titik beku
sebuah larutan.

14
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah

Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar
pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika kemolalannya semakin
rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan perbedaan penurunan titik
bekunya pun akan semakin kecil.

2.3.3 Contoh Penrapan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Adapun contoh penerapan titik beku dalam kehidupan sehari – sehari sebagai berikut.

1. Antibeku pada Radiator Mobil

Di daerah beriklim dingin, biasanya menambah etilen glikol ke dalam air radiator. Air
radiator mudah membeku di daerah beriklim dingin jika keadaan ini di biarkan maka
radiator akan cepat rusak.

Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam
radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.

2. Membuat Campuran Pendingin

Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0°C.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es juga digunakan untuk membuat es
putar.Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan kepingan es batu dalam
sebuah bejana berlapis kayu.

Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran menurun.
Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan kedalam bejana lain
yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan kedalam
cairan pendingin,sambil terus menerus diaduk sehingga campuran membeku.

3. Antibeku dalam Tubuh Hewan

Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub


memanfaatkan prinsip sifat Koligatif Larutan penurunan titik beku untuk bertahan
hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat antibeku yang mampu menurunkan titik
beku air hingga 0,8°C.

Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai
1,9°C karena zat antibeku yang kandungan nya dapat mencegah pembentukan kristal
es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat
antibeku antara lain ada serangga dan amfibi.

15
2.3.4 Contoh Soal

1. Tentukan titik beku larutan 0,025 mol suatu senyawa dalam 250 gram air, jika Kf air =
1,86℃/m!

Diketahui :

𝑛 = 0,025 𝑚𝑜𝑙

𝑝 = 250 gram = 0,25 Kg

𝐾𝑓 = 1,86℃/𝑚

Penyelesaian :
𝑛
m=
𝑝

0,025 𝑚𝑜𝑙
m=
0,25 𝑘𝑔

m = 0,1 m

∆Tf = 𝑚 × 𝐾𝑓

∆Tf = 0,1 m × 1,86℃/𝑚

∆Tf = 0,186℃

∆Tf = Tf pelarut − Tf larutan

∆Tf = 0℃ − 0,186℃

∆Tf = −0,186℃

Jadi, titik beku pada larutan tersebut adalah -0,186 ºC.

2.4.TITIK NYALA

Titik nyala adalah temperatur di mana timbul sejumlah uap yang apabila bercampur
dengan udara membentuk suatu campuran yang mudah menyala. Titik nyala dapat diukur
dengan cara melewatkan nyala api pada bahan bakar yang dipanaskan secara teratur. Titik
nyala merupakan sifat bahan bakar yang digunakan untuk prosedur penyimpanan agar
aman dari bahaya kebakaran. Semakin tinggi titik nyala suatu pelumas berarti semakin
aman dalam penggunaan dan penyimpanan. Titik nyala atau flash point adalah suhu dimana

16
uap berada di atas minyak dan dapat menyala sementara atau meledak seketika, dimana
suhu terendah minyak (uap minyak) dan produknya akan menyala apabila terkena percikan
api kemudian akan mati kembali dengan cepat.

Titik nyala dan titik api menunjukkan indikasi jarak titik didih, dimana pada suhu
tersebut minyak akan aman untuk dibawa tanpa adanya bahaya terhadap api (tidak terjadi
kebakaran). Peralatan umum yang digunakan untuk pemeriksaan titik nyala dan titik api
adalah open cup (ASTM-D56) dan (ASTM-D93) untuk pemeriksaan minyak berat,
sedangkan peralatan Tag-Tester (ASTM-D56) dipakai untuk pemeriksaan minyak-
minyak ringan.

Flash point ditentukan dengan cara memanaskan sampel dengan pemanasan yang
tetap, pemanasan ini dilakukan menggunakan alat uji titik nyala minyak atau
flash point tester. Flash point tester atau alat uji titik nyala minyak adalah instrumen yang
menentukan titik nyala sampel, yang merupakan titik suhu di mana sampel menguap ke
keadaan komposisi lain di udara yang dapat dinyalakan.

flash point tester berfungsi untuk dapat membantu dalam menentukan titik nyala dan
titik api dengan ke akuratannya yang baik. Setelah tercapai suhu tertentu maka minyak
17
mentah akan menguap. Uap tersebut akan menyala jika test flame diarahkan pada uap
tersebut sehingga akan terjadi semacam letupan kecil karena adanya tekanan pembakaran
gas tersebut dan akan memadamkan api yang terdapat pada test flame. Inilah yang disebut
dengan flash point.

Penentuan fire point ini adalah sebagai kelanjutan dari penentuan flash point dimana
sample akan terbakar / menyala selama lebih kurang lima detik maka suhu pada saat itu
disebut sebagai titik bakar (fire point) suatu minyak mentah. Penentuan titik nyala tidak
dapat dilakukan pada produk – produk yang banyak mengandung volatile seperti gasolin
dan solvent – solvent ringan, karena akan mudah terbakar.

Pada awalnya penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk
menentukan tingkat keamanan kerja, sehingga orang yang bekerja tidak merasa kuatir
akan terjadinya kebakaran, akan tetapi pada perkembangannya digunakan untuk
mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut bisa menguap.

Sampel harus didinginkan terlebih dahulu sebelum diuji karena, pada suhu tinggi
senyawa yang diukur titik nyala dan titik apinya dapat menguap sehingga dapat
mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat
menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung titik nyala dan titik api.
Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil yaitu pada suhu
25oC (suhu kamar).

2.4.1 Sifat-sifat Fisik Bahan Bakar


Sifat Fisik Bahan Bakar :
1. Densitas : Sebagai alat perbandingan massa bahan bakar terhadap
volume bahan bakar pada suhu acuan 15℃.
2. Spesific Gravity : Sebagai perbandingan berat dari sejumlah volume minyak
bakar terhadap berat air untuk volume yang sama pada suhu tertentu.
3. Viskositas : Merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran, viskositas
tergantung pada suhu dan berkurang dengan naiknya suhu.
4. Titik Nyala : Suhu terendah dimana bahan bakar dapat dipanaskan
sehingga uap mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api.
5. Panas Jenis : Adalah sejumlah kilokalori yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg minyak sebesar 1oC. Panas jenis menentukan berapa banyak

18
steam atau energy listrik yang digunakan untuk memanaskan minyak ke suhu yang
dikehendaki.
6. Nilai Kalor : Merupakan ukuran panas atau energy yang dihasilkan
dan diukur sebagai nilai kalor kotor.

2.4.2 Kegunaan Titik Nyala Atau Flash Point

1. Flash Point dapat digunakan untuk mengukur kecenderungan sampel untuk


membentuk campuran yang mudah menyala jika ada udara di bawah kondisi
terkontrol. Ini merupakan satu-satunya sifat bahan bakar yang harus dipertimbangkan
dalam memperkirakan timbulnya bahaya kebakaran pada bahan bakar tersebut.

2. Flash point dapat diperlukan dalam pelayaran dan peraturan keamanan bahan bakar
yang akan ditranspor untuk mendefinisikan bahan-bahan yang mudah menyala dan
juga mudah terbakar, seseorang seharusnya tetap mengacu pada aturan-aturan khusus
yang terkait pada definisi yang tepat dari penggolongan bahan-bahan tersebut di atas.

3. Test point dapat menunjukkan adanya bahan yang mudah menguap dan mudah
terbakar di dalam suatu bahan yang relatif tidak mudah untuk menguap ataupun relatif
tidak mudah untuk terbakar.

4. Fire point dapat juga digunakan untuk mengukur karakteristik dari sampel untuk
mendukung proses pembakaran.

2.4.3 Contoh Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Kerosen ( Minyak tanah )

Minyak bumi termasuk membahayakan karena minyak tersebut mudah terbakar


yang disebabkan nilai flash pointnya yang rendah. Apabila minyak tersebut mempunyai
titik nyala tinggi juga kurang baik, hal ini karena akan susah mengalami pembakaran.
Tetapi jika ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai flash point
yang tinggi karena tidak mudah terbakar.

Minyak-minyak berat akan diperiksa dipanaskan pada keacepatan 100 F per menit,
sedangkan untuk minyak ringan pada kecepatan 1,80F/menit. Pada tiap pemeriksaan nyala
api dimasukkan ke dalam uap selama selang waktu 30 detik, lalu suhu dicatat.

19
Kerosen atau minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan
mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 1500
C dan 2750 C ( rantai karbon dari C12 sampai C15 ). Pada suatu waktu dia banyak
digunakan sebagai bahan bakar mesin jet ( lebih teknikal avtur , jet-A, jet-B, JP-4 atau JP-
8 ). Sebuah bentuk dari minyak tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair
sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunka dari bahasaYunani Keros ( malam ).
Biasanya minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan peralatan
khusus, dalam sebuah unti merox atau hidrotreater, untuk mengurangi kadar belerang dan
pengaratannya. Minyak tanah dapat juga diproduksi oleh hydrocracker yang digunakan
untuk memperbaiki kualitas bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk
bahan bakar minyak.

SIFAT – SIFAT KEROSEN


1. Rentang rantai karbon : C12 sampai C20.
2. Trayek didih : 85 sampai 105°C.
3. Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan
bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses
petrokimia.

a. Warna
 Water spirit (tidak berwarna).
 Prime spirit.
 Standar spirit.

b. Sifat Bakar
 Jika mengandung banyak aromatic, maka apinya tidak dapat dibesarkan karena
apinya mulai bersarang.
 Alkana memiliki nyala api yang baik.
 Sifat bakar naftalen terletak antara aromatik dan alkana.

c. Viskositas

20
Aliran kerosene tergantng pada viskositas, jika minyak cair kental dan lampu
mempunyai titik didih yang besar, maka akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang
(hangus) karena kekurangan minyak.

d. Kadar Belerang

Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang tinggi, yaitu sebagai berikut :

 Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.


 Mengakibatkan korosi-korosi dari bagian-bagian logam seperti rusaknya silinder-
silinder disebabkan oleh asam yang mengembun pada dinding silinder.

2. Diesel ( Solar )

Diesel adalah salah satu jenis bahan bakar minyak. Di Indonesia, Diesel lebih
di kenal dengan nama solar. Solar adalah salah satu produk dari minyak bumi yang
mempunyai titik didih antara 250oC – 370oC. Diesel khusus digunakan sebagai bahan
bakar mesin diesel, sebuah mesin yang diciptakan oleh Rudolf Diesel dan
disempurnakan oleh Charles F.Kettering.

Diesel digunakan dalam mesin diesel ( mobil, kapal, sepeda motor, dll )sejenis
mesin pembakaran dalam. Rudolf Diesel awalnya mendesain mesin diesel untuk
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, namun ternyata minyak lebih efektif.

SIFAT – SIFAT DIESEL

1. Rentang rantai karbon : C21 sampai C30.


2. Trayek didih : 105 sampai 135°C.
3. Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industry.

a. Sifat Utama Bahan Bakar Diesel

Bahan bakar diesel juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran yang
telah didistilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada temperatur
200 derajat celcius sampai 340 dearajat celcius. Solar mempunyai sifat utama sebagai
berikut :

 Bewarna sedikit kekuning-kuningan dan berbau.

21
 Encer dan tidak menguap pada temperatur normal.
 mempunyai titik nyala tinggi ( 40 - 100 derajat Celcius)
 Terbakar sendiri pada temperatur 350 derajat celcius (bensin pada temperatur 500
derajat celcius).
 Mempunyai berat jenis 0,82 - 0,86.
 Menimbulkan panas yang besar (10.500 kcl/kg).
 Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar.

b. Syarat-Syarat Bahan Bakar Diesel


Kualitas berikut ini perlukan oleh diesel umtuk memberikan kerja mesin yang
maksimal :
 Mudah terbakar.
 Mempunyai daya pelumasan.
 Tetap encer pada suhu dingin (tidak membeku).
 Kekentalan yang sesuai.
 Kandungan sulfur sekecil mungkin.
 Stabil (tidak berubah dalam kwalitas).

c. Nilai Cetane (Cetane Number)

Nilai cetane atau tingkatan dari bahan bakar solar adalah satu cara untuk mengontrol
bahan bakar solar dalam kemampuan untuk mencegah terjadinya knocking. Solar
dengan nikai cetane tinggi akan tahan terhadap knocking dibanding dengan nilai oktan
rendah. Nilai cetane adalah perbandingan antara normal cetane dengan alfa methyl-
naptalene.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Pertanyaan Kelompok 4

Manakah yang lebih tinggi antara titik didih pelarut atau titik didih larutan?

Jawaban :

Kenaikan titik didih larutan, sebab titik didih zat cair merupakan suhu tetap ketika zat
cair mendidih. Pada suhu itu, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di
sekitarnya. Dimana hal tersebut mengakibatkan munculnya penguapan di seluruh
bagian zat cair.

Titik didih zat cair sendiri diukur dengan satuan tekanan 1 atm. Dimana titik didih
larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini sebabkan oleh
adanya partikel – partikel zat terlarut dalam suatu larutan yang menghalangi peristiwa
penguapan partikel – partikel pelarut. Oleh sebab itu, penguapan partikel – partikel
pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Adapun kenaikan titik didih disebut
dengan perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni. Kenaikan titik
didih sendiri dilambangkan dengan ∆Tb.

Penanya : Putri Shinta

Penjawab : Stevin Vaska

2. Pertanyaan Kelompok 2

Bagaimana reaksi yang terjadi pada etilen glikol, sehingga bisa menurunkan titik beku?

Jawaban :

Menambahkan etilen glikol ke air mengurangi titik beku air. Air membeku pada suhu
kurang dari 0 derajat Celcius ketika etilen glikol ditambahkan ke dalamnya. Digunakan
sebagai anti beku. Praktek ini sebagian besar dipraktekkan di radiator tua dalam kondisi
cuaca dingin. Radiator modern menggunakan pendingin yang mengandung etilen
glikol, propilen glikol, 1,3 butilen glikol, heksilena glikol, dietilen glikol atau gliserin
yang tidak perlu ditambahkan glikol ekstra.

Aspek lain dari penggunaan glikol adalah bahwa mereka memiliki titik didih yang lebih
tinggi (197 derajat C) dibandingkan dengan air. Oleh karena itu, mereka tidak mudah
menguap di dalam radiator. Mereka juga memiliki kapasitas panas spesifik yang lebih
tinggi di mana mereka mampu mentransfer lebih banyak panas dari mesin
dibandingkan dengan air.

23
Penanya : Nabilah Natalia Shafinka

Penjawab : Okta Libryani

3. Pertanyaan Kelompok

Bagaimana sifat didih dan sifat leleh pada gas mulia?

Jawaban :

1. Sifat Atomik
 Molekul gas mulia terdiri atas satu atom (monatom).
 Unsur gas mulia memiliki jari – jari atom yang makin besar jika dilihat dari atas
ke bawah (helium ke radon).
 Energi ionisasinya makin kecil seiring bertambahnya jari – jari atom sehingga
makin mudah melepaskan electron.
 Unsur gas mulia memiliki electron valensi 2 dan 8; semua electron sudah stabil
dan berpasangan.

2. Sifat Fisik
 Titik didih dan titik leleh unsur gas mulia sangat rendah; lebih kecil dari suhu
kamar (25℃) sehingga seluruh unsur gas mulia berwujud gas.
 Titik leleh dan titik didih unsur gas mulia dari atas ke bawah (helium ke radon),
makin bertambah seiring bertambahnya massa dan jari – jari atom.
 Kerapatan (densitas) unsur gas mulia juga makin bertambah dari atas ke bawah.

3. Sifat Kimia
 Unsur gas mulia memiliki konfigurasi electron yang stabil karena semua
electron sudah berpasangan penuh.
 Gas mulia cenderung sulit bereaksi dengan unsur lainnya.
 Ada beberapa unsur gas mulia yang dapat beraksi dengan unsur lain yang sangat
elektronegatif, yaitu xenon dan krypton.
 Kofigurasi electron yang stabil menyebabkan gas mulia digunakan sebagai
penyingkatan konfigurasi electron nagi unsur lain.
 Contohnya: Ar=1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Konfigurasi electron Ar disingkat: Ar[Ne]
3s2 3p6.

Penanya : Lorani Riyema

Penjawab : Windi Riskila

24
4. Pertanyaan Kelompok

Bisahkah pelarut mendidih sebelum mencapai titik didihya?

Jawaban :

Tidak, karena Konsentrasi (molal) zat terlarut mempengaruhi kenaikan titik didih,
dimana semakin besar konsentrasi (molal) dari zat terlarut maka kenaikan titik didih
juga akan semakin besar. Konsentrasi (molalitas) dan harga Kb sangat berpengaruh
pada kenaikan titik didih

Penanya : Nabila Putri

Penjawab : Aisya Rani Fariyesta

3.1.1 KESIMPULAN
Atas pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku. Penurunan titik beku
solusi (T) berbanding lurus dengan molalitas. Titik beku murni lebih tinggi daripada
titik beku larutan. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan
nonelektrolit pada kemolalan yang sama. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak
antarion semakin besar dan ion-ion semakin bebas. Untuk konsentrasi yang sama,
larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak daripada larutan non
elektrolit. Semakin tinggi kemolalan maka semakin rendah titik bekunya.Semakin
tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku. Titik leleh
adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan suhu
atmosfer. Titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode dan bertambah
dari atas ke bawah pada golongan transisi. Titik leleh adalah temperatur dimana zat
padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan suhu atmosfer.

3.1.2 SARAN

Saran penulis terhadap para pemabaca budiman agar dapat memperhatikan dan
memaksimalkan penerapan pengaplikasian dalam kehidupan sehari – hari agar
senantiasa memperoleh kemudahan atas ilmu yang sering kita temui dikehidupan sehari
– hari.

25
DAFTAR PUSTAKA

Sopyana Angga.(2021).Pengertian Titik Didih, Titik Leleh, dan Titik Beku. Diakses
pada 15 September 2022, dari https://hisham.id/kimia/pengertian-titik-didih-titik-leleh-
dan-titik-beku.html.

Admin.(2019).Contoh Soal Kenaikan Titik Didih dan Pembahasannya. Diakses pada


15 September 2022, dari https://soalfismat.com/contoh-soal-kenaikan-titik-didih-dan-
pembahasannya/.

Hadi Abdul.(2022). Kumpulan Contoh Soal Penurunan Titik Beku Larutan dan
Kenaikan Titik Didih. Diakses pada 15 September 2022, dari
https://portalkudus.pikiran-rakyat.com/pendidikan/.

Lengi Rick.(2012). Laporsn Praktikum Kimia Kenaikan Titik Didih. Diakses pada 15
September 2022, dari https://www.scribd.com/doc/108541193/LAPORAN-Praktikum-
Kimia-Mengenai-Kenaikan-Titik-Didih-amp-Penurunan-Titik-Beku.

Millennisa Neo.(2017). Laporan Hasil Pengamatan Titik Beku dan Titik Didih. Diakses
pada 15 September 2022, dari https://laporankimianeo.blogspot.com/2017/10/laporan-
hasil-pengamatan-titik-beku-dan.html.

Pangestu Aji.(2022).Rumus Kenaikan Titik Didih. Diakses pada 15 September 2022,


dari https://www.pakarkimia.com/rumus-titik-didih/.

Deqalb.(2012).Contoh Soal Kenaikan Titik Didih dan Pembahasannya. Diakses pada


15 September 2022, dari https://deqalb.blogspot.com/2012/09/makalah-titik-didih-dan-
titik-beku.html.

Admin.(2022). Definisi Titik Leleh. Diakses pada 16 September 2022, dari


https://pengertian.apa-itu.net/definisi-titik-leleh.html.

Anwar Thohari.(2012). Contoh Titik Leleh dalam Kehidupan Sehari – Hari. Diakses
pada 16 September 2022, dari https://sainskimia-
com.cdn.ampproject.org/v/s/sainskimia.com.

Helda Helen.(2014). Titik Leleh dan Titik Didih. Diakses pada 16 September 2022,
dari https://www.academia.edu/9432225/titik_leleh_dan_titik_didih.

26
Purnamasari Ruth. Perbedaan Titik Nyala dan Titik Api. Diakses pada 16 Oktober
2022, dari https://www.scribd.com/document/253732998/Jelaskan-Perbedaan-Titik-
Nyala-Dan-Titik-APIa.

Hartoto. Flash Point Tester. Diakses pada 16 Oktober 2022, dari


https://ayo.im/category/semua-produk/laboratorium/flash-point-tester/.

Pamungkasanto.(2019). Perbedaan Titik Nyala dan Titik Api. Diakses pada 16


Oktober 2022, dari https://resistdance.wordpress.com/2019/06/19/perbedaan-titik-
nyala-dan-titik-api/.

Arjeni Rafit.(2019). Titik Nyala, Titik Api, dan Api Gravity. Diakses pada 16 Oktober
2022, dari http://rafitarjenipolsri.blogspot.com/2015/10/titik-nyala-titik-api-dan-api-
gravity.html#.

Juliandi.(2016). Sifat Utama Bahan Bakar Diesel. Diakses pada 16 Oktober 2022,
dari https://www.lksotomotif.com/2016/07/sifat-utama-bahan-bakar-
diesel.html?m=1.

27

Anda mungkin juga menyukai