DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena atas izin- Nyalah saya dapat
menyelesaikan Laporan penelitian berjudul “Pengujian volume air dan mol Naoh
dengan syarat pH 13” ini dan bertujuan mengamati Pengaruh Volume air dan
massa NaOH terhadap pH larutan kepada para pembaca. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................................
2
1.4 Manfaat..............................................................................................................
2
iii
.................................................................................................................................
8
.................................................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Asam
dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa
Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah
lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam
ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk
berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam
asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit.
Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah
satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti
untuk memisahkan emas dan perak. Berkaitan dengan sifat asam dan basa,
larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan
netral.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur
pH nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan
basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai
ph = 7.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan manusia dalam
mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan menggunakan
indikator universal atau kertas indikator pH, menggunakan pH meter,
menggunakan kertas lakmus ataupun melalui perhitungan dengan mengetahui
konsentrasi suatu larutan tersebut.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita
lakukan yaitu sebagai berikut.
1) Bagi siswa
2) Bagi guru
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion
dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua
(air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. (Petrucci.1987)
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa
sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam
Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai
berikut.
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+
disebut ion sisa asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai
berikut.
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi
basa. (Yasin. 2010)
3
Jadi, Kw= [H+] [OH–]
(Maulana. 2013)
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910,
seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu
bilangan yang sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi
H+. Bilangan ini kita kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan
ditulis:
pKw= pH + pOH
4
Jadi dapat disimpulkan bahwa makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH
dan Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH
= 2.
Menentukan sifat suatu larutan juga dapat menggunakan beberapa cara lain seperti
menggunakan indikator. Indikator adalah suatu zat kimia yang warnanya
tergantung pada keasaman atau kebasaan larutan. Indikator yang biasa digunakan
adalah kertas lakmus. Apabila dicelupkan ke dalam larutan basa, kertas lakmus
merah akan berubah warna menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru akan
berwana merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam. Warna lakmus semakin
merah tua dengan nilai pH semakin kecil, sedangkan warna lakmus semakin biru
tua dengan nilai pH semakin besar, meskipun konsentrasi larutannya sama. Hal ini
menunjukkan kekuatan asam dan basa tiap-tiap larutan berbeda.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan kertas indikator dan pH meter yang
memiliki ketelitian yang sangat tinggi.
Senyawa asam banyak kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Semua senyawa
asam mempunyai rasa masam/kecut. Rasa masam/kecut ini desebabkan oleh
adanya senyawa yang bersifat asam. Buah-buahan memiliki rasa asam berkat
adanya senyawa asam yang dikandungnya. Jeruk mengandung asam sitrat
sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Air susu yang basi mengandung
asam laktat. Selain itu, senyawa asam dapat kita temukan juga dalam lambung dan
darah. Dalam lambung terdapat asam klorida yang berperan pada pencernaan
makanan serta dalam darah terdapat asam karbonat dan asam phosfat yang
berperan pada pengangkutan makanan. (Aufar. 2012)
Seperti halnya asam, basa juga banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Para ibu rumah tangga menggunakan abu gosok untuk mencuci piring. Basa
dalam abu gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak/minyak , sehingga
menjadi larut. Sedangkan, untuk mencuci piring yang sangat berminyak perlu
menggunakan sabun. Sabun dapat melarutkan lemak dan minyak. Para penderita
magh selalu minum obat berupa magnesium hidroksida atau aluminium
hidroksida. (Aufar. 2012).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
5
3.1.1 Alat dan Bahan
BAB IV
Percobaan 1
Perhitungan molaritas
pOH = pKw – pH
pOH = 14 – 13
pOH = 1
[OH-] = 1 X 10-1 = 0,1
Molalitas = [OH-] / b
= 0,1 /1
6
= 0,1
M = g//Mr. 1000/v
g = 0,2
BAB V
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Untuk mela[OH-]
1.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
7
Aufar, Nursajadid. 2012. Derajat Keasaman (pH).
http://nursajadidotcom.wordpress.com/2012/04/17/derajat-keasaman-nanu/.
22/11/2014. 12.00
Petrucci, Ralph H.1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :
Erlangga
Ratri, Fera Ika. 2012. Materi dan Soal Kimia. Yogyakarta: Planet Ilmu
Yasin, Yamin. 2010. Xpress pro for Senior High School Chemistry. Jakarta:
Erlangga