Anda di halaman 1dari 10

Laporan Fisika Farmasi

Larutan Dapar

Kelompok 2 :
1. Ardan Prasetyo (P27241019078)
2. Aufrida Pramita (P27241019079)
3. Candela Zelian (P27241019081)
4. Candra Martania (P27241019082)
5. Corry Ervadilla (P27241019083)
6. Dhafa Liendra (P27241019084)

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan laporan Fisika Farmasi tentang ”Penentuan Larutan Dapar”. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besarkita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan yang menjadi tugas
Fisika Farmasi. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami selama pembuatan laporan ini berlangsung sehingga dapat
memenuhi tugas.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Kami
mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.
Karena kami sadar, laporan yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Klaten, 27 April 2020


Daftar isi
Kata Pengantar............................................................................................... 2

Daftar Isi........................................................................................................ 3
A...Tujuan................................................................................................ 4
B...Dasar Teori......................................................................................... 4
C...Alat dan Bahan...................................................................................
D...Prosedur.............................................................................................
E... Hasil Pengamatan...............................................................................
F... Pembahasan........................................................................................
G...Kesimpulan........................................................................................
H...Saran..................................................................................................

Daftar Pustaka................................................................................................
ITujuan
a....Mahasiswa mampu membuat larutan dapar
b. . .Mahasiswa mampu membuat dan menjelaskan intruksi kerja penentuan pH
menggunakan pH meter
c....Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur uji penentuan kapasitas dapar
dan kurva titrasi asam basa
IIDasar Teori

Larutan buffer adalah larutan yang pH-nya dapat dikatakan tetap, walaupun
ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa. Biasanya larutan buffer mengandung
asam lemah beserta basa lemah konjugatnya dalam kosentrasi yang hampir sama.
Larutan buffer berperan besar dalam mengontrol kelarutan ion-ion dalam larutan
sekaligus mempertahankan pH dalam proses biokimia maupun fisiologis (Oxtoby,
2001).
Kapasitas buffer adalah kemampuan air laut untuk mempertahankan kondisi
tetap stabil, yang meliputi pH, CO2, dan kalsium (Iswanto, 2011)
Keberadaan katalis buffer juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap laju
pengerasan, reaksi degradasi dan derajat pembentukan perekat MUF (Iswanto,
2011).
Asam asetat dengan konsentrasi yang relatif tinggi memiliki kapasitas buffer
yang lebih besar, yang artinya bahwa dengan semakin banyak tersedianya ion
asetat, akan mendorong ion H+ untuk berikatan dengan ion asetat sehingga
penurunan pH akibat ion H+ tidak terjadi. Dengan kapasitas buffer yang besar,
pada kondisi larutan yang lewat jenuh, partikel-partikel produk korosi dapat
terbentuk lebih seragam. Partikel-partikel tersebut mampu membentuk lapisan
pelindung yang lebih rapat sehingga meminimalisi serangan spesi korosif terhadap
permukaan logam. Sebaliknya, pada kapasitas buffer yang rendah, perbedaan pH
antara sisi anodik dan katodik cukup tinggi. Tingginya perbedaan pH tersebut
menyebabkan perbedaan potensial antara sisi anodik dan katodik semakin tinggi
sehingga proses korosi berlangsung semakin cepat. Jadi, peningkatan konsentrasi
asam yang melebihi batas maksimum justru menghasilkan lapisan produk korosi
yang lebih protektif karena laju pertumbuhan dari lapisan pelindung yang
terbentuk pada sistem dengan kapasitas buffer tinggi lebih terkontrol
dibandingkan di dalam sistem dengan kapasitas buffer yang rendah
(Santoso,2011).
Asam asetat dengan konsentrasi yang relatif tinggi memiliki kapasitas buffer
yang lebih besar, yang artinya bahwa dengan semakin banyak tersedianya ion
asetat, akan mendorong ion H+ untuk berikatan dengan ion asetat sehingga
penurunan pH akibat ion H+ tidak terjadi. Dengan kapasitas buffer yang besar,
pada kondisi larutan yang lewat jenuh, partikel-partikel produk korosi dapat
terbentuk lebih seragam. Partikel-partikel tersebut mampu membentuk lapisan
pelindung yang lebih rapat sehingga meminimalisi serangan spesi korosif terhadap
permukaan logam. Sebaliknya, pada kapasitas buffer yang rendah, perbedaan pH
antara sisi anodik dan katodik cukup tinggi. Tingginya perbedaan pH tersebut
menyebabkan perbedaan potensial antara sisi anodik dan katodik semakin tinggi
sehingga proses korosi berlangsung semakin cepat. Jadi, peningkatan konsentrasi
asam yang melebihi batas maksimum justru menghasilkan lapisan produk korosi
yang lebih protektif karena laju pertumbuhan dari lapisan pelindung yang
terbentuk pada sistem dengan kapasitas buffer tinggi lebih terkontrol
dibandingkan di dalam sistem dengan kapasitas buffer yang rendah.
Buffer juga dapat digunakan dalam melihat rentang asam/basa, melalui
diagram potensial-pH tidak dapat mencakup seluruh daerah pH, karena terbatasi
oleh trayek rentang pH sistem buffer. Walaupun demikian, rentang pH 3,22-9,03
adalah salah satu daerah pH penting dalam kajian korosi baja karbon, karena
daerah itu meliput sebagian besar daerah peralihan korosi aktif ke keadaan pasif
(Bundjali, 2004).
Alkalinitas adalah ukuran kapasitas penyangga medium kultur dalam daerah
pH netral. Dengan demikian, kapasitas medium untuk menerima proton adalah
alkalinitasnya. Alkalinitas medium adalah fungsi bikarbonatnya, karbonate, dan
bagian hidroksida . Dari ketiga bagian tersebut , bikarbonat adalah yang paling
penting sebab paling bertanggung jawab atas kapasitas penyanggayang netral.
Kegagalan analisis rutin dalam penerapan disebabkan karena tidak tersedianya
seluruh informasi yang diperlukan agar kinerja digester memusakan. Hal ini
disebabkan karena penentuan alkalinitas hanya sampai pH 4,0. yang hanya terkait
dengan alkalinitas asetat dan alkalinitas bikarbonat. Daerah penyanggaasetat
hanya akan efektif pada pH 3,75 sampai pH 5,75 dan untuk pH lebih rendah dari
itu tidak dapat ditolerir oleh bakteri metanogen. (Padmono, 2007)

IIIAlat dan Bahan


Alat:
a....Beaker glass
b. . .pH meter
c....Tisue
Bahan:
a....Aquades
b. . .Sampel kalobrasi
c....Sampel buffer sitrat
IVProsedur Kerja
.. Pengukuran pH meter
.. Pengukuran pH meter pada sampel
VTugas Mahasiswa
a....Tuliskan persamaan Henderson Hasselbach dan cara dan cara pembuatan
buffer berikut ini:
Buffer sitrat
m = M×V
= 0,1 ×10,96
= 1,096 m/mol

log (ͳ,ǡ9Ͳ)
3,5 = 4,7+log aꙠaN Ꙡ 쳌䁆 ra 䁆

3,5 = 4,7-0,04+ log aꙠaN Ꙡ 쳌䁆 ra 䁆

-1,16 = log aꙠaN Ꙡ 쳌䁆 ra 䁆

= 14,45
V = n
N

ͳͶ,Ͷ5
= ǡ,ͳ

= 1,445 ml
b. Carilah video yang menunjukkan cara penentuan pH larutan buffer dengan
menggunakan pH-meter. Buatlah instruksi kerja pengukuran pH! (Catatan :
instruksi kerja adalah uraian detail tahap-tahap untuk melakukan kerja
tertentu, dalam hal ini pengukuran pH, dibuat sedemikian rupa sehingga
hanya dengan membaca instruksi kerja, orang lain dapat melakukan
prosedur yang sama persis dan benar). Video
https://www.youtube.be/VhA78hCKkCg
c....Uraikan langkah penentuan percobaan kapasitas buffer dari video
https://www.youtube.com/watch?v=OziZZcZ11jw dan cara menentukan
kurva titrasi kapasitas buffer dari video
https://www.youtube.com/watch?v=Jf18ah3lc8Y
VIData Pengamatan
VIIPembahasan
VIIIKesimpulan
Daftar Pustaka
1. Buku Panduan Praktikum Percobaan 3 Larutan Dapar
2. https://www.youtube.com/watch?v=OziZZcZ11jw
3. https://www.youtube.com/watch?v=Jf18ah3lc8Y
4. https://www.youtube.be/VhA78hCKkCg
5. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia ed. III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
6. Bundjali, Bunbun, dkk.,2004. Konstruksi Diagram Potensial-pH untuk Baja Karbon
dalam Buffer Asetat secara Potensiodinamik Eksperimental. Jurnal Matematika
dan Sains . Vol. 9 No. 4, Desember 2004, hal 307-312
7. Oxtoby, David W., 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
8. Padmono, Djoko.2007. Kemampuan Alkalinitas Kapasitas Penyanggan (Buffer
Capacity) Dalam Sistem Anaerobik Fixed Bed Pusat Teknologi Lingkungan Badan
Pengkajian PenerapanTeknologi, Jakarta. Vol. 8. No.2. Hal.119-127

10

Anda mungkin juga menyukai