Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIK PERUBAHAN ENTALPI ( ∆ H ) PELARUTAN

NAMA ANGGOTA : 1. GHANI AKBAR ARIYADI PUTRA (8)


2. M LUTHFI AHSANIL F (14)

3. MUHAMMAD REDDIYA (18)

4. RAFI ACHMAD IRDIANSAH (25)

SMAN 1 TASIKMALAYA
Alamat : Jl. Rumah Sakit No.28, Empangsari, Kec. Tawang, Kab. Tasikmalaya,
Jawa Barat 461152
KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ilmiah yang kami beri judul “Praktik Perubahan
Entalpi”.

Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
dampaknya bagi masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

TASIKMALAYA, 10 September 2022

PENYUSUN

i
DAFTAR GAMBAR
Figure 1 NaOH.......................................................................................................................................3
Figure 2 CH4N2O...................................................................................................................................3
Figure 3 H2O..........................................................................................................................................4
Figure 4 Gelas Ukur...............................................................................................................................4
Figure 5 Termometer.............................................................................................................................5
Figure 6 Gelas Arloji...............................................................................................................................5
Figure 7 Timbangan...............................................................................................................................6
Figure 8 Sendok Pengaduk....................................................................................................................6

ii
DAFTAR TABLE
Tabel 1 NaOH.........................................................................................................................................3
Tabel 2 CH4N2O....................................................................................................................................3
Tabel 3 H2O...........................................................................................................................................4
Tabel 4 Gelas Ukur.................................................................................................................................4
Tabel 5 Termometer..............................................................................................................................5
Tabel 6 Gelas Arloji................................................................................................................................5
Tabel 7 Timbangan Analitik...................................................................................................................6
Tabel 8 Sendok Pengaduk......................................................................................................................6
Tabel 9 Hasil Penelitian..........................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang sangat erat kaitannya
dengan kehidupan sehingga sangat perlu dipelajari oleh peserta didik (Dewi
2016:99). Konsep dalam ilmu kimia sangat luas yaitu dari konsep yang
sederhana hingga konsep yang begitu kompleks dan abstrak (Sari dan Hidayat,
2017:33). Konsep kimia juga diperoleh dari kegiatan eksperimen yang
perkembangannya didapat melalui kegiatan penelitian (Chang, 2005:4). Maka
dari itu, di dalam pembelajaran kimia dibutuhkan adanya kegiatan praktikum
(Halimah, dkk,2017:53). Kegiatan praktikum memudahkan peserta didik dalam
memahami konsep yang sedang dipelajari dikarenakan peserta didik melakukan
pengamatan secara langsung (Prasetyo, dkk, 2015:255)

Salah satu konsep kimia yang perlu dipelajari dengan disertai praktikum
adalah termokimia (Desnylasari, 2016:2). Materi termokimia di SMA kelas XI.
Berdasarkan kurikulum nasional, kompetensi dasar termokimia mencakup aspek
pengetahuan yaitu memahami berbagai jenis entalpi reaksi, hukum Hess dan
konsep energi ikatan. Aspek keterampilan yang dikembangkan yaitu
menentukan perubahan entalpi berdasarkan data kalorimetri, entalpi
pembentukan, atau energi ikatan berdasarkan hukum Hess (Tim Kemendikbud,
2016:16).

Salah satu praktikum pada konsep termokimia adalah penentuan perubahan


entalpi reaksi menggunakan kalorimeter. Prinsip kalorimeter adalah
menggunakan wadah yang memiliki sifat bahan isolator untuk mengukur
perubahan suhu reaksi dan memperkirakan kapasitas kalor yang dapat
digunakan untuk memperkirakan kalor reaksi dengan cukup baik (Rufiati,
2011:59). Di Laboratorium, kalorimeter yang sering digunakan adalah
kalorimeter sederhana pada tekanan konstan yang berbahan dasar aluminium
yang dilapisi oleh palstik (Yunita, 2013:58).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil penelitian kami, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Berapa selisih suhu NaOH dengan H2O ?


2. Berapa seilisih suhu Urea dengan H2O ?
3. Bagaimana reaksi yang dihasilkan ketika NaOH dicampur dengan H2O ?
4. Bagaimana reaksi yang dihasilkan ketika Urea dicampur dengan H2O ?
5. Apakah ketika NaOH dicampurkan dengan H2O akan menyerap/
melepaskan energi ?
6. Apakah ketika Urea dicampurkan dengan H2O akan menyerap/
melepaskan energi ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan hasil penelitian kami, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis hasil optimasi praktik yang kami lakukan


2. Menganalisis hasil uji validasi praktik yang kami lakukan
3. Menentukan hasil perubahan entalpi ( ∆ H ) pelarutan
4. Menganalisis hasil uji antara NaOH dengan H2O
5. Menganalisis hasil uji antara Urea dengan H2OH

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Mengetahui hasil dari perubahan entalpi ( ∆ H ) pelarutan
2. Mengetahui hasil reaksi antara NaOH dengan H2O
3. Mengetahui hasil reaksi antara Urea dengan H2o
4. Mengetahui cara menetukan perubahan entalpi
5. Bagi siswa/i, memberikan informasi tentang perubahan entalpi dari
berbagai hasil analisi yang kami gunakan guna mempermudah dalam
melakukan praktikum serta dapat menjadi acuan dalam meningkatkan
kreativitas dalam menciptakan produk yang dapat membantu proses
pembelajaran kimia.

2
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT DAN BAHAN


1. NaOH ( Natrium Hidroksida )

Figure 1 NaOH

1. Sebagai bahan uji prakti


2. Sebagai pembuatan garam Natrium dan deterjen, regulasi pH, dan sintesis organik.
Tabel 1 NaOH

2. CH4N2O ( Urea )

Figure 2 CH4N2O

1. Sebagai bahan uji praktik


2. sebagai pupuk kimia yang memasok unsur Nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Tabel 2 CH4N2O

3
3. H2O ( AQUADES )

Figure 3 H2O

1. Sebagai bahan uji praktik


2. Untuk membersihkan alat- alat laboratorium dari zat pengotor
Tabel 3 H2O

4. Gelas Ukur

Figure 4 Gelas Ukur

1. Sebagai alat praktik


2. Untuk mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat.
Tabel 4 Gelas Ukur

4
5. Termometer

Figure 5 Termometer

1. Sebagai alat untuk mengukur suhu atau temperatur, serta perubahan suhu.

Tabel 5 Termometer

6. Gelas Arloji

Figure 6 Gelas Arloji

1. Sebagai tempat takaran


2. Sebagai penguapan atau pengeringan padatan dalam bentuk tepung
Tabel 6 Gelas Arloji

5
7. Timbangan Analitik

Figure 7 Timbangan

1. Sebagai alat timbangan

Tabel 7 Timbangan Analitik

8. Sendok Pengaduk

Figure 8 Sendok Pengaduk

1. Untuk membantu dekantasi larutan


2. Untuk menginduksi kristalisasi dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi
Tabel 8 Sendok Pengaduk

6
BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 PENGAMATAN
NO Bahan Massa Zat Suhu Suhu Selisih
(gram) Awal Akhir Suhu (∆H)
1 NaOH+H2O 52 27 38 11
2 Urea+H2O 55 27 23 -4
Tabel 9 Hasil Penelitian

3.2 PEMBAHASAN

KETERANGAN : Gelas Ukur = 41,5 g

Gelas Arloji = 21,5 g

 NaOH+H2O

 MASSA ZAT

1. H2O= 41,5 + 50
= 91,5 g

2. NaOH = 21,5+2
= 23,5 g

 SUHU AWAL

H2O = 27

 SUHU AKHIR

7
H2O + NaOH = 38

 SELISIH SUHU (∆H)


(∆H) = Suhu Akhir – Suhu awal = 38 - 27 = +11 ( Endoterm)

Jadi, selisih suhu antara NaOH dan H2O adalah +11 derajat

 TENTUKAN qREAKSI

qreaksi = -qlarutan

q larutan = m • c • ΔT

q larutan = M(H2o) + M(NaOH) • 4,2 J/gK • 11


= 50 + 2 • 4,2 • 11
= 52 • 46,2
= +2.402,4 (Karena Reaksi Menangkap Energi)

 Urea+H2O

 MASSA ZAT
1) Urea = 21,5+5
= 26,5

2) H2O = 41,5+50
= 91,5

 SUHU AWAL

H2O = 27

 SUHU AKHIR

8
H2O + Urea = 23

 SELISIH SUHU (∆H)

(∆H) = Suhu Akhir – Suhu Awal = 23 – 27 = -4 ( Eksoterm )

Jadi, Selisih suhu H2O dan Urea adalah -11 ( Eksoterm )

 TENTUKAN q REAKSI

qreaksi = -qlarutan

q larutan = m • c • ΔT

q larutan = M(H2o) + M(Urea) • 4,2 J/gK • -4


= 50 + 5 • 4,2 • -4
= 55 • 0,2
= -11 (Karena Reaksi Melepaskan Energi)

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Entalpi adalah jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika
ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa
diukur, yang bisa dihitung adalah nilai perubahannya.

Pada reaksi kimia, sistem dapat melepaskan atau menyerap kalor. Reaksi kimia
dengan sistem melepaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi
kimia dengan sistem menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Pada reaksi
eksoterm, ∆H bernilai negatif yang harga mutlatknya sebesar kalor yang
dilepaskan. Pada reaksi endoterm, ∆H reaksi berharga positif yang harga
mutlaknya sebesar kalor yang diserap.

Untuk menentukan perubahan entalpi standar (∆H) dapat dilakukan dengan


cara teoritis dan secara eksperimen. Apabila menentukan perubahan entalpi
secara teoritis, maka akan menerapkan Hukum Hess dan Energi Ikatan. Apabila
menentukan perubahan entalpi secara eksperimen (kalorimetris), maka
diperlukan suatu alat kalorimeter.

Ada 2 metode dalam penentuan kalor reaksi secara kalorimetris, yaitu


kalorimetri pembakaran dan kalorimetri reaksi. Metode kalorimetri pembakaran
dilakukan dengan cara membakar suatu unsur atau senyawa (umumnya dengan
oksigen) dalam kalorimeter, kemudian kalor yang dibebaskan dalam reaksi
pembakaran tersebut diukur. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan
eksperimen metode kalorimetri pembakaran disebut kalorimeter tipe bom.
Sementara itu, metode kalorimetri reaksi merujuk pada penentuan kalor reaksi
apa saja selain reaksi pembakaran. Kalorimeter yang digunakan untuk
melakukan eksperimen metode kalorimetri reaksi disebut kalorimeter tipe
reaksi.

Kalorimeter terdiri atas penangas air dengan dinding isolasi dan bejana reaksi
yang terendam dalam air. kenaikan temperatur diukur dengan termometer.
Kalor yang dilepas oleh sistem sama dengan kalor yang diserap oleh
10
kalorimeter, yaitu sebesar kapasitas kalor dari kalorimeter dikalikan dengan
temperatur.

Pada reaksi eksoterm, kalor yang dilepaskan dari reaksi digunakan untuk
menaikkan temperatur larutan dan kalorimeter. Untuk reaksi endoterm, kalor
yang diserap oleh reaksi sama dengan kalor yang diserap larutan.

Kalorimeter sederhana ialah alat untuk mengukur perubahan suhu dari sejumlah
air atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah
terisolasi. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang
dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan
larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and
Janet Renshaw, 2000).

Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (Hk. Termodinamika I),
maka:

q reaksi = –q larutan

q larutan = m · c · ΔT

Perbedaan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan alat


kalorimeter. Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip Azaz Black
yaitu kalor yang diserap sama dengan kalor yang dibebaskan. Kalor yang
dibebaskan dalam reaksi dapat dihitung dengan rumus :

Q = m. c. ∆T

11
Keterangan: m = massa larutan ( g)

C = kalor jenis = 4,18 Jg-10 C-1

∆T = Takhir- Tawal ( oC )

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil suatu simpulan


bahwa :

I. ∆H yang diperoleh melalui percobaan H2O dan NaOH tersebut


adalah sebesar +11
II. ∆H yang diperoleh melalui percobaan H2O dan Urea adalah
sebesar -4 Tanda negatif menandakan bahwa reaksi tersebut
melepas kalor.
III. Reaksi antara H2O dengan Urea menunjukkan adanya
peningkatan suhu. Sehingga reaksi tersebut melepaskan kalor
(eksoterm)
IV. Reaksi antara NaOH dengan H2O menunjukkan adanya
penurunan suhu. Sehingga reaksi tersebut melepaskan kalor
(endoterm)

12

Anda mungkin juga menyukai