KIMIA DASAR
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA 2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASISTEN PRAKTIKUM
MAHARTO SOEWANDY
213020401082
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................. iii
DAFTAR TABEL.......................................................................... iv
I. PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1. Dasar Teori..................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................ 4
II. BAHAN DAN METODE....................................................... 5
2.1. Waktu dan Tempat........................................................... 5
2.2. Alat dan Bahan ................................................................ 5
2.3. Cara Kerja ...................................................................... 5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 7
3.1. Hasil Pengamatan ........................................................... 7
3.2. Pembahasan..............................................................................13
3.3. Tugas........................................................................................15
IV. PENUTUP......................................................................................17
4.1. Kesimpulan..............................................................................17
4.2. Saran.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Titrasi Larutan NaOH untuk mengetahui konsentrasi H2SO4 ..... 7
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tembaga II (CUSO4)......................................................................8
Gambar 2. Natrium Hidroksida (NaOH)...........................................................8
Gambar 3. Natrium Hidroksida (NaOH)...........................................................9
Gambar 4. Asam Klorida (HCI)........................................................................9
v
I. PENDAHULUAN
dua macam yaitu, lakmus merah dan lakmus biru. Indikator ini mengidentifikasi
suatu larutan itu asam atau basa dengan cara memerhatikan perubahan warna pada
kertas lakmus Ketika bereaksi dengan larutan. Pada larutan asam kertas lakmus
selalu berwarna merah, sedangkan pada larutan basa lakmus selalu berwarna biru:
b). Indikator alami terbuat dari beberapa jenis tanaman seperti kol ungu, kembang
bunga sepatu, kulit manggis. Cara indikator ini bekerja, sama dengan lakmus
yaiut, terjdinya perubahan warna apabila ditetesi larutan asam atau basa ; c).
Larutan indikator adalah suatu cairan yang digunakan untuk mengetahui sifat asam
dan basa pada suatu zat. Pada umumnya indikator digunakan dalam bentuk larutan
karena pembawaan asam dan basa lebih mudah terdeteksi. Larutan indikator yang
sering digunakan yaitu, indikator phenolphthalein (PP), indikator metil merah
(MM), indikator metil jingga (MO), dan juga bromtimol blue (BB) ; d). pH meter
digunakan sebagai alat pengukur ph larutan suatu zat dengan cepat dan akurat.
Prinsip kerja alat ini adalah mencelupkan elktroda ke dalam larutan asam atau
basa; e). Indikator universal adalah salah satu indikator yang memiliki tingkat
akurat lebih baik. Cara kerja alat ini adalah dengan mencelupkan kertas indikator
universal pada larutan yang akan diukur ph nya (Chimayah, 2019).
Pada kehidupan sehari-hari kita, titrasi asam-basa seringkali diterapkan, salah
satunya adalah dalam bidang industri. Matode titrasi digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat tertentu yang terkandung dalam produk hasil industriContohnya
ada pada produk cuka makanan. Cuka makanan mengandung senyawa asam lemah
yaitu asam asetat. Produk cuka yang dihasilkan dari satu pabrik tertentu dapat
memiliki kadar asam asetat yang berbeda dengan produk cuka yang dihasilkan
pabrik lainnya. Untuk menentukan kadar asam asetat dalam suatu produk cuka,
maka dapat digunakan metode titrasi. Asam asetat dalam cuka dapat dititrasi
dengan larutan basa seperti NaOH. Melalui prosedur titrasi ini, akan dapat
diketahui seberapa besar konsentrasi asam asetat dalam cuka tersebut (E.
Dwihermiati, 2019).
2.3.2. Titrasi
1. Bersihkan buret dan bilas dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 kali (S
ml), kemudian masukkan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan corong
sampai volumenya melebihi skala nol buret, kemudian turunkan volume
larutan NaOH pada buret sampai tepat skala nol.
5
Mb = 0,35 M
Tabel 2. Hasil Pengamatan Titrasi Larutan H2SO4 0,1 M Untuk Mengetahui Konsentrasi
NaOH
No Titran Volume Konsentrasi Titrat Volume Konsentrasi
Titran Titran Titrat Titrat
1 H2SO4 5 ml 0,1 M NaOH 10 ml 0,1 M
Dik: Ma = 0,1 M
Vb = 5 ml
Va = 10 ml
Dit : Mb ?
Penyelesaian: A x Ma x Va = B x Mb x Vb
2 x 0,1 x 5 = 1 x Mb x 10
1 = 10 Mb
𝟏
Mb =
𝟏𝟎 Mb = 0,1 M
7
3.2. Pembahasan
3.2.1. Hasil Pengamatan Titrasi Asam Basa untuk Mengetahui
Konsentrasi H2SO4
4.1. Kesimpulan
Dari Praktikum yang Sudah dilakukan kita dapat mengetahui cara titrasi asam
basa dari penentuan kadar larutan zat kimia dapat dilakukan dengan prosedur
eksperimen menggunakan metode titrasi asam basa,disini lah kita akan
mempelajari cara titrasi asam basa: 1). Asam yang akan dititrasi dimasukkan
dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi indikator asam basa yang sesuai dengan
trayek pH; 2).Masukkan pentiter basa dimasukkan ke dalam buret, dan
ditambahkan dalam erlenmeyer setetes demi setetes sambil menghitung berapa
volume yang dibutuhkan; 3).Ketika warna indikator berubah, hentikan titrasi (titik
akhir titrasi).Titrasi harus dilakukan hingga mencpai titik ekivalen, yaitu keadaan
saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen
umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna indikator. Sementara itu,
keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada indikator menunjukkan perubahan
warna disebut titik akhir titrasi. Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka
selisih antara titik akhir dengan titik ekivalen harus diusahakan seminal mungkin.
Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi,
yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik
ekivalen.
Titrasi dilakukan untuk mengukur suatu larutan yang belom diketahui
konsentrasi larutannya dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.
Dengan demikian titrasi dilakukan unuk mengukur pH sebuah zat kimia. Titrasi
dilakukan dengan sangat hati hati, yaitu pada saat meneteskan larutan yang ada
dburet. Ketika larutan sudah berubah warna maka sesegera mungkin
memberhentikan tetesan larutan agar mendapat hasil penghitungan yang akurat.
4.2. Saran
Dalam materi ini diharapkan praktikan harus lebih menguasai materi dan
lebih teliti dan lebih berhati hati dalam melakukan percobaan kali ini agar tidak
terjadi kesalahan dan hasil praktikum ini memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA