Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

TITRASI ASAM BASA

WILLIAM NOVAL ALEXUS SIRAIT


2330104010035
KELOMPOK VIII A

JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA 2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR


TITRASI ASAM BASA

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum


pada: Hari :………….....
Tanggal :…………….

ASISTEN PRAKTIKUM

MAHARTO SOEWANDY
213020401082

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................. iii
DAFTAR TABEL.......................................................................... iv
I. PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1. Dasar Teori..................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................ 4
II. BAHAN DAN METODE....................................................... 5
2.1. Waktu dan Tempat........................................................... 5
2.2. Alat dan Bahan ................................................................ 5
2.3. Cara Kerja ...................................................................... 5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 7
3.1. Hasil Pengamatan ........................................................... 7
3.2. Pembahasan..............................................................................13
3.3. Tugas........................................................................................15
IV. PENUTUP......................................................................................17
4.1. Kesimpulan..............................................................................17
4.2. Saran.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Titrasi Larutan NaOH untuk mengetahui konsentrasi H2SO4 ..... 7

Tabel 2. Titrasi H2SO4 untuk mengetahui konsentrasi NaOH .................. 11

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Tembaga II (CUSO4)......................................................................8
Gambar 2. Natrium Hidroksida (NaOH)...........................................................8
Gambar 3. Natrium Hidroksida (NaOH)...........................................................9
Gambar 4. Asam Klorida (HCI)........................................................................9

v
I. PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Didalam kimia Titrasi merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi suatu zat dalam suatu larutan. Suatu larutan yang akan
dianalisa kandungan zatnya, ditritasi (ditetesi) oleh suatu larutan lain. Ketika
terjadi perubahan warna pada zat yang dianalisa maka kita akan bisa mengetahui
kandungan atau besarnya konsentrasi suatu zat dalam larutan tersebut. Titrasi
mengacu pada jumlah larutan zat penitrasi disebut tritrasi volumeteri. Sedangkan,
titrasi yang melibatkan titrasi larutan asam dan basa disebut titrasi asidi
alkalimetri. Secara teknik, titrasi dilakukan sedikit demi sedikit hingga larutan
basa/asam yang ada dalam labu erlenmeyer terjadi perubahan warna dari indikator
yang dipakai. Terjadinya perubahan warna menunjukkan bahwa asam dan basa
tepat habis bereaksi. Saat warna berubah titrasi dihentikan dan catat volume titik
akhir tritasi (Rosanti, 2019)
Ada beberapa Contoh yang akan dianalisis rujuk sebagai prosedur analitis
yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsetrasinya diketahui
disebut analisis volumetri. Titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume -
volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan. Adapun jenis-
jenis dari titrasi antara lain sebagai berikut; a). Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat,
yang artinya adalah reaksi penetralan asam oleh basa atau sebaliknya ; b). Titrasi
Basa Lemah dengan Asam Lemah, artinya adalah Titrasi yang menggunakan
analit berupa basa lemah dan titran berupa asam lemah; c). Titrasi Asam Lemah
oleh Basa Kuat, yang artinya adalah titrasi yang menggunakan asam lemah
sebagai analit dan basa kuat sebagai titran; d). Titrasi Basa Lemah oleh Asam
Kuat, contohnya adalah larutan NH4OH 0,1 M dititrasi dengan HCL 0,1 M
(Yulianto, 2015)
Di dalam laboratorium, terdapat beberapa indikator titrasi asam basa yang
saat ini telah banyak digunakan seperti phenolphthalein (PP), bromothymol blue
(BB), methyl orange, methyl red dan alizarin yellow. Berikut beberapa indikator
yang sering digunakan di laboratorium yaitu : a). Kertas lakmus jenis indikator ini
sering terdapat di lab karena lebih praktis dan harganya yang murah. Kertas
lakmus ada
2

dua macam yaitu, lakmus merah dan lakmus biru. Indikator ini mengidentifikasi
suatu larutan itu asam atau basa dengan cara memerhatikan perubahan warna pada
kertas lakmus Ketika bereaksi dengan larutan. Pada larutan asam kertas lakmus
selalu berwarna merah, sedangkan pada larutan basa lakmus selalu berwarna biru:
b). Indikator alami terbuat dari beberapa jenis tanaman seperti kol ungu, kembang
bunga sepatu, kulit manggis. Cara indikator ini bekerja, sama dengan lakmus
yaiut, terjdinya perubahan warna apabila ditetesi larutan asam atau basa ; c).
Larutan indikator adalah suatu cairan yang digunakan untuk mengetahui sifat asam
dan basa pada suatu zat. Pada umumnya indikator digunakan dalam bentuk larutan
karena pembawaan asam dan basa lebih mudah terdeteksi. Larutan indikator yang
sering digunakan yaitu, indikator phenolphthalein (PP), indikator metil merah
(MM), indikator metil jingga (MO), dan juga bromtimol blue (BB) ; d). pH meter
digunakan sebagai alat pengukur ph larutan suatu zat dengan cepat dan akurat.
Prinsip kerja alat ini adalah mencelupkan elktroda ke dalam larutan asam atau
basa; e). Indikator universal adalah salah satu indikator yang memiliki tingkat
akurat lebih baik. Cara kerja alat ini adalah dengan mencelupkan kertas indikator
universal pada larutan yang akan diukur ph nya (Chimayah, 2019).
Pada kehidupan sehari-hari kita, titrasi asam-basa seringkali diterapkan, salah
satunya adalah dalam bidang industri. Matode titrasi digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat tertentu yang terkandung dalam produk hasil industriContohnya
ada pada produk cuka makanan. Cuka makanan mengandung senyawa asam lemah
yaitu asam asetat. Produk cuka yang dihasilkan dari satu pabrik tertentu dapat
memiliki kadar asam asetat yang berbeda dengan produk cuka yang dihasilkan
pabrik lainnya. Untuk menentukan kadar asam asetat dalam suatu produk cuka,
maka dapat digunakan metode titrasi. Asam asetat dalam cuka dapat dititrasi
dengan larutan basa seperti NaOH. Melalui prosedur titrasi ini, akan dapat
diketahui seberapa besar konsentrasi asam asetat dalam cuka tersebut (E.
Dwihermiati, 2019).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kimia dasar dengan materi Titrasi Asam Basa yaitu:
1. Mengetahui cara titrasi
3

2. Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan


II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Kimia Dasar dengan materi Pengenalan Alat, Bahan & Budaya K3
ini dilaksanakan pada Senin, 9 Oktober 2023 pada pukul 13.00 - 14.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian,Universitas Palangka Raya.

2.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada Praktikum Kimia Dasar dengan materi
Pengenalan Alat bahan dan Budaya K3. Alat yang digunakan yaitu : a).Buret 1
buah; b).Corong; c). Botol semprot 1 buah; d). Buah Pipet gondok 10 ml 1 buah;
e). Gelas kimia 250 ml 1 buah; f). Gelas Erlemenyer 250 ml 2 buah. Kemudian,
bahan yang digunakan yaitu: a). NaOH 0,1 N 50 ml; b). Phenolphtalein 3 tetes; c).
Aquades 5 ml; d). HCL 20 ml; e). Kertas Saring.

2.3. Cara Kerja


2.3.1. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
1. Ditimbang secara teliti 0,4 gram butiran NaOH menggunakan kaca arloji
dan neraca analitik.
2. Pindahkan NaOH dari gelas arloji ke dalam gelas beker yang telah berisi 20-
25 ml akuades hangat.
3. Diaduk dengan pengaduk kaca hingga seluruh NaOH larut sempurna
4. Dipindahkan larutan dari gelas beker ke dalam labu ukur 1000 ml.
5. Ditambahkan akuades hingga tanda batas pada labu ukur. Ditutup,
kemudian dikocok hingga homogen.

2.3.2. Titrasi
1. Bersihkan buret dan bilas dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 kali (S
ml), kemudian masukkan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan corong
sampai volumenya melebihi skala nol buret, kemudian turunkan volume
larutan NaOH pada buret sampai tepat skala nol.
5

2. Pipet 10 ml Larutan Asam yang akan ditentukan konsentrasinya dengan


menggunakan pipet gondok dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer
dengan teknik yang benar.
3. Tambahkan aquades ke dalam labu erlenmeyer 5 ml untuk membilas
larutan yang menempel pada dinding labu erlenmeyer, tambahkan 3 tetes
indikator phenolphtalein.
4. Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret
secara perlahan- lahan tetes demi tetes sampai larutan akan berubah
warna.
5. Catat keadaan akhir buret yang menunjukkan volume larutan NaOH
yang dipakai yakni selisih volume semula dengan volume akhir.
6. Ulangi percobaan sebanyak 2 kali (lakukan duplo).
7. Hitung Konsentrasi Larutan yang telah dititrasi (molaritas dan normalitas,
\ pengenceran).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Titrasi Larutan NaOH 0,1 M Untuk Mengetahui Konsentrasi
H2SO4
No Titran Volume Konsentrasi Titrat Volume Konsentrasi
Titran Titran Titrat Titrat
1 NaOH 35 ml 0,1 M H2SO4 5 ml 0,35 M
Dik: Ma = 0,1 M
Vb = 35 ml
Va = 5 ml
Dit : Mb ?
Penyelesaian: A x Ma x Va = B x Mb x Vb
1 x 0,1 x 35 = 2 x Mb x 5
3,5 = 10Mb
𝟑,𝟓
Mb = 𝟏𝟎

Mb = 0,35 M

Tabel 2. Hasil Pengamatan Titrasi Larutan H2SO4 0,1 M Untuk Mengetahui Konsentrasi
NaOH
No Titran Volume Konsentrasi Titrat Volume Konsentrasi
Titran Titran Titrat Titrat
1 H2SO4 5 ml 0,1 M NaOH 10 ml 0,1 M
Dik: Ma = 0,1 M
Vb = 5 ml
Va = 10 ml
Dit : Mb ?
Penyelesaian: A x Ma x Va = B x Mb x Vb
2 x 0,1 x 5 = 1 x Mb x 10
1 = 10 Mb
𝟏
Mb =
𝟏𝟎 Mb = 0,1 M
7

3.2. Pembahasan
3.2.1. Hasil Pengamatan Titrasi Asam Basa untuk Mengetahui
Konsentrasi H2SO4

Gambar 1. Larutan NaOH Sebelum Titrasi Gambar 2. Larutan NaOH


(Sumber: Dok. Pribadi) Sebelum Titrasi
(Sumber: Dok. Pribadi)

Berdasarkan hasil titrasi yang dilakukan yang dimana NaOH(Natrium


Hidroksid) sebagai titran(A) dengan (VA) volume 35 ml dan (MA) konsentrasi
titran 0,1 M dan H2SO4(Asam Sulfat) sebagai titrat(B) dengan(VB) volume 5ml
dengan konsentrasi titran(MB) yang belum diketahui. Kita akan mencari
konsentrasi titran dengan perhitungan AxMAxVA=BxMBxVB. Kita harus
distribusi(memasukkan angka yang telah diketahui ke rumus), Dengan
1x0,1x35=2×MBx5 sehingga mendapatkan hasil 0,35 jadi konsentrasi titrat nya
0,35 M.

3.2.2. Hasil Pengamatan Titrasi Asam Basa untuk Mengetahui


Konsentrasi NaOH

Gambar 3. Larutan H2SO4 Sebelum Titrasi Gambar 4. Larutan H2SO4


(Sumber: Dok. Pribadi) Sebelum Titrasi
(Sumber: Dok. Pribadi)

Berdasarkan hasil titrasi yang dilakukan yang dimana H2SO4(Asam Sulfat)


sebagai titran(A) dengan (VA) volume 5 ml dan (MA) konsentrasi titran 0,1 M dan
8

NaOH(Natrium Hidroksida) sebagai titrat(B) dengan(VB) volume 10 ml dengan


konsentrasi titran(MB) yang belum diketahui. Kita akan mencari konsentrasi titran
dengan perhitungan AxMAxVA=BxMBxVB. Kita harus distribusi(memasukkan
angka yang telah diketahui ke rumus), Dengan 2x0,1x5=1×MBx10 sehingga
mendapatkan hasil 1 jadi konsentrasi titrat nya 1 M.
Perubahan warna terjadi pada Natrium Hidroksida (NaOH) dengan Asam
Sulfat (H2SO4)Pada praktikum ini larutan Natrium Hidroksida (NaOH) berwarna
orange, ketika sudah di titrasi dengan asam sulfat (H2SO4) maka akan menjadi
warna bening (Netral)Begitu juga dengan larutan Asam Sulfat (H2SO4) sebelum di
titrasi berwarna ungu ketika sudah dititrasi dengan Natrium Hidroksida (NaOH)
maka warnanya akan bening (Netral). Ketika sudah di lakukan titrasi warna nya
berubah menjadi ungu. Hal ini dikarenakan larutan indicator pp (phenolptalein)
jika bertemu dengan larutan yang bersifat asam kuat maka warnanya akan menjadi
orange, tetapi jika bertemu dengan basa maka akan menjadi bening (Netral).
IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari Praktikum yang Sudah dilakukan kita dapat mengetahui cara titrasi asam
basa dari penentuan kadar larutan zat kimia dapat dilakukan dengan prosedur
eksperimen menggunakan metode titrasi asam basa,disini lah kita akan
mempelajari cara titrasi asam basa: 1). Asam yang akan dititrasi dimasukkan
dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi indikator asam basa yang sesuai dengan
trayek pH; 2).Masukkan pentiter basa dimasukkan ke dalam buret, dan
ditambahkan dalam erlenmeyer setetes demi setetes sambil menghitung berapa
volume yang dibutuhkan; 3).Ketika warna indikator berubah, hentikan titrasi (titik
akhir titrasi).Titrasi harus dilakukan hingga mencpai titik ekivalen, yaitu keadaan
saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen
umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna indikator. Sementara itu,
keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada indikator menunjukkan perubahan
warna disebut titik akhir titrasi. Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka
selisih antara titik akhir dengan titik ekivalen harus diusahakan seminal mungkin.
Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi,
yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik
ekivalen.
Titrasi dilakukan untuk mengukur suatu larutan yang belom diketahui
konsentrasi larutannya dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.
Dengan demikian titrasi dilakukan unuk mengukur pH sebuah zat kimia. Titrasi
dilakukan dengan sangat hati hati, yaitu pada saat meneteskan larutan yang ada
dburet. Ketika larutan sudah berubah warna maka sesegera mungkin
memberhentikan tetesan larutan agar mendapat hasil penghitungan yang akurat.

4.2. Saran
Dalam materi ini diharapkan praktikan harus lebih menguasai materi dan
lebih teliti dan lebih berhati hati dalam melakukan percobaan kali ini agar tidak
terjadi kesalahan dan hasil praktikum ini memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Chimayah. 2019. Pengembangan Kemampuan Kineja Ilmiah Siswa Pada


Pemanfaatan Berbagai Ekstrak Tumbuhan Sebagai Indikator Asam Basa.
Digilib : UINSGD.
Dwihermiati, E. 2021. Manfaat Titrasi Asam Basa dalam Kehidupan Sehari – hari.
Jurnal Kimia Sains. Vol. 2(1).
Rosanti, 2019. Analisis Keterampilan Dasar Laboratorium Dengan Pembelajaran
Pogil Pada Materi Titrasi Asam Basa. Chemistry in Education. Jurnal Unnes.
Vol. 8(1).
Yulianto, 2015. Pemanfaatan Bunga Tapak Dara Sebagai Alternatif Pembuatan
Indikator pH Asam – Basa. Jurnal Penelitian Asam Basa. Vol. 5(5) : 15-25.

Anda mungkin juga menyukai