Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

TITRASI ASAM BASA

MIKHAEL DWI JULIANO M


2330304010098
KELOMPOK III C

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR


TITRASI ASAM BASA

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada


Hari : …………….
Tanggal : …………….

ASISTEN PRAKTIKUM

TRESIA AYU LESTARI ELIPENTA AMBARITA


213020401028

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
I.1. Dasar Teori...................................................................................... 1
I.2. Tujuan Paraktikum................................................................................. 2
II. BAHAN DAN METODE...................................................................... 3
2.1. Waktu dan Tempat.......................................................................... 3
2.2. Bahan dan Alat................................................................................ 3
2.3. Cara Kerja....................................................................................... 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 5
3.1. Hasil Pengamatan............................................................................ 5
3.2. Pembahasan..................................................................................... 7
IV. PENUTUP............................................................................................ 8
4.1. Kesimpulan..................................................................................... 8
4.2. Saran................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
I.PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Titrasi merupakan suatu cara analisis untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya, yaitu
dengan cara mencampurkan keduanya agak terjadi reaksi antara kedua zat 2
tersebut. Zat yang dalam metode umumnya telah diketahui secara pasti
konsentrasinya (standar) disebut dengan titran/titer dan diisikan pada buret,
sedangkan zat yang akan dianalisis konsentrasinya disebut dengan titrat dan
diisikan dalam erlenmeyer. Titer dan titrat pada analisis volumetri harus berupa
larutan agar dapat dianalisis dengan mudah volumenya (Yayuk , 2021).
Titrasi redoks, sesuai dengan namanya Titrasi redoks ini merupakan jenis
titrasi dengan reaksi redoks. Secara umum terdappata tiga macam reaksi
redoks. Titrasi iodometri.Merupakan titrasi redoks yang dengan menggunakan
I2 serta juga merupakan jenis reaksi tidak langsung. Karena I2 yang akan
bereaksi tersebut harus dibuat terlebih dahulu dengan reaksi redoks
sebelumnya. Titrasi iodimetri. Merupakan titrasi redoks dengan I2 juga.
Namun bedanya dengan iodometri, I2 yang digunakan itu langsung dalam
wujud I2 sehingga disebut juga dengan reaksi langsung.Titrasi
permanganometri. Merupakan reaksi titrasi dengan memanfaatkan ion Mn2+.
Indikator yang digunakan itu biasanya amilum yang dapat membentuk
kompleks dengan I2 yakni iodo-amilum berwarna biru. Selain dari itu bisa juga
menggunakan autoindikator. Yang mana kelebihan larutan standar yang
menetes pada larutan hasil reaksi utama yang sudah stoikiometris akan
menunjukkan gejala tertentu seperti contohnya pada perubahan warna yang
menandai titrasi harus dihentikan (Ibeng, 2023).
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa adalah indikator
phenolptalin dan indikator metil merah. Indikator sintetis tersebut digunakan
ditingkat sekolah lanjutan sampai dengan perguruan tinggi. Namun, indikator
tersebut memiliki beberapa kelemahan seperti polusi kimia. Alternatif untuk
mengatasi hal tersebut adalah menggunakan indikator alami yang mempunyai
warna dan mengandung senyawa flavonoid. Berbagai macam tumbuhan di
Indonesia dapat menghasilkan zat warna alami yang dapat digunakan sebagai
indikator alami titrasi asam basa khususnya kubis ungu (Brassica oleraca), ubi
ungu (Ipomea batatas), bit merah (Betavulgaris), bunga sepatu (Hibiscus rosa
sinensis), bunga rosela (Hibiscus sabdarifa) (Gustriani, 2016 ).
Titrasi asam basa dalam kehidupan sehari hari dapat kita temukan dalam
banyak hal. Contohnya saja dalam makanan yang kita jumpai sehari hari,yaitu
cuka.Titrasi memakai larutan basa seperti NaOH dilakukan untuk menentukan
kadar asam asetat dalam cuka. Selain itu juga dalam industri kosmetik, titrasi
menentukan konsentrasi dalam jumlah bahan yang tepat (Yuliana et al., 2016).

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun Tujuan praktikikum Kimia Dasar dengan materi Titrasi Asam
Basa yaitu:
1. Mengetahui cara titrasi.
2. Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu Larutan.
II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Kimia Dasar dengan materi Titrasi Asam Basa ini dilaksanakan
pada hari Senin 9, Oktober 2023, pada pukul 08.00-09.00 WIB. Bertempat di
Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Palangka Raya.

2.2. Alat dan Bahan


Alat yang dipakai dalam praktikum Kimia Dasar dengan materi Titrasi
Asam Basa yaitu: Buret, corong, gelas erlenmeyer 250 mL, bahan yang
digunakan yaitu: NaOH (Natrirum hidroksida) 0,1 N 50 mL H 2SO4 (Asam
Sulfat).

2.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja pada Praktikum Kimia Dasar dengan materi Titrasi
Asam Basa adalah sebagai berikut:
2.3.1 Titrasi larutan NaOH 0,1 M untuk mengetahui kosentrasi H2SO4 .
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan disiapkan.
2. Menyiapkan NaOH, dengan konsentrasi 0,1 M.
3. Memasukkan NaOH kedalam buret sampai titik skala 0.
4. Mengukur 5 ml H2SO4 menggunakan gelas ukur.
5. Memasukkan H2SO4 kedalam Erlenmeyer, lalu menambahkan 3 tetes
Indikator PP kemudian di gojok.
6. Melakukan titirasi dengan meneteskan larutan NaOH, dari buret secara
pelan- pelan, tetes demi tetes sampai larutan berubah warna.
7. Mencatat akhir buret yang menunjukkan volume larutan H₂SO.
2.3.2. Titrasi larutan H2SO4 0,1 M untuk mengetahui larutan NaOH
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menyiapkan H2SO4 dengan konsentrasi 0,1 m.
3. Memasukkan H2SO4 kedalam buret sampai titik skala () buret.
4. Mengukur 5 ml NaOH menggunakan gelas ukur.
5. Memasukkan NaOH kedalam Erlenmeyer lalu menambahkan 3 tetes
indikator PP kemudian di gojok.
6. Melakukan titrasi dengan meneteskan larutan H2SO4 dari buret
secara perlahan-lahan tetes demi tetes sampai larutan berubah warna.
7. Mencatat akhir buret yang menunjukkan volume larutan NaOH.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan


Tabel Hasil Pengamatan Titrasi Larutan Asam Basa
NO Titran Volume Konsentrasi Titra Volume Konsentrasi
Titran Titrat Titrat
1. NaOH 4,6 ml 0,1 M H2SO4 10 ml 0,23 M
2. Asam 3,1 ml 0,1 M NaOH 10 ml 0,062 M
Sulfat
(H2SO4)

1. Perhitungan NaOH Keterangan:


A x Ma x Va = B x Mb x Vb A = Valensi asam
2 x Ma x 10 = 1 x 0,1 x 4,6 Ma = Konsentrasi asam
Ma x 20 = 4,6
Va = Volume asam
4 ,6
Ma =
20 B = Valensi basa
= 0,23M
Mb = Konsentrasi basa
Vb = Volume basa

2. Perhitungan Asam Sulfat (H2SO4)


A x Ma x Va = B X Mb X Vb
31 1 x Mb x 10
2 x 0,1 x =
o , 62 Mb x 10
0 , 62
Mb =
10
=0,062 M
6

3.2. Pembahasan
3.2.1. Titrasi larutan NaOH 0,1 M untuk mengetahui konsentrasi H₂SO4
Pada H2SO4 dapat memperoleh dengan konsentrasi 0,1 m memiliki
volume 3,1 ml dan titrat NaOH memiliki volume 10 ml pada awal
konsentrasi titrat dari NaOH, maka kita dapat menghitung dahulu untuk
mengetahui konsentrasi titrat dengan rumus A x Ma x Va = B X Mb X Vb
dimana A = valensi asam 2 , Ma =kosentrasi asam, Va = volume asam, B
= valensi basa 1, Mb = molaritas basa 1, Vb = volume basa 10 ml mencari
nilai Mb yaitu molaritas asam maka dapat dihitung dan diperoleh hasil
0,062 M, setelah perubahan warna terjadi perubahan proses titrasi sebelum
NaOH dimasukkan kedalam erlenmeyer dan diteteskan indicator pp terjadi
perubahan warna dari warna orange dan hasil akhir titrasinya menjadi
warna bening.

Gambar 1.
Sebelum
Gambar 2.
Sesudah
di Titrasi
di Titrasi

(Sumber: Dok. Pribadi) (Sumber: Dok. Pribadi)

3.2.2 Titrasi Larutan H2SO4 untuk mengetahui Larutan NaOH


Pada pengamatan diketahui NaOH dengan konsentrasi 0,1 M
memiliki volume 4,6 ml H2SO4 memiliki volume 10 ml pada awal
konsentrasi titrat dari H2SO4, maka kita dapat menghitung dahulu untuk
mengetahui konsentrasi titrat dengan rumus A x Ma x Va = B x Mb x Vb
dimana A = valensi asam 2 , Ma = molaritas asam, Va = volume asam 10
ml, B = valensi basa 1, Mb = molaritas basa 0,1, Vb = volume basa 4,6
ml mencari nilai ma yaitu molaritas asam maka dapat dihitung dan
diperoleh hasil 0,23 m yang terjadi perubahan pada proses titrat.
sebelum titrat H2SO4 kedalam erlenmeyer dan diteteskan indicator pp
perubahan dari warna unggu ketika akhir buret warna berubah menjadi
bening.
Sebelum titrasi dilakukan, sampel yang akan diuji memiliki
konsentrasi yang tidak diketahui. Untuk menentukan konsentrasinya,
dilakukan titrasi dengan larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya. Sesudah Ditetes titrasi, konsentrasi sampel dapat dihitung
berdasarkan volume larutan standar yang ditambahkan hingga mencapai
titik ekivalen. Dengan demikian, konsentrasi sampel yang semula tidak
diketahui dapat ditentukan secara akurat. Setelah titrasi selesai,
konsentrasi sampel telah berhasil diukur dan dicatat. Konsentrasi ini
dapat digunakan untuk analisis dan perhitungan lebih lanjut, sebagai
dasar untuk menentukan reaktivitas atau keberadaan senyawa tertentu
dalam sampel tersebut. Perubahan yang terjadi karena larutan berubah
warna dari bening ke ungu hal ini diakibatkan bereaksi dengan zat basa,
lalu mencampurkan H-SO. dari buret ke erlynmeyer berisi larutan NaOH
dan indicator pp sambil digojokkan sampai berubah warna ungu ke
bening. Hal itu disebabkan titrasi zat asam bereaksi dengan zat basa akan
berubah netral dan warna akan berubah menjadi bening. Cara mencari
jumlah konsentrasi NaOH dengan rumus Ax mA x Vb=Bx Mbx Vb.

Gambar 3. NaOH Gambar 4. NaOH


Sebelum di titrasi Setelah di titrasi
(Sumber. Dok. Pribadi (Sumber. Dok. Pribadi)
IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Titrasi adalah suatu metode penentuan konsentrasi suatu larutan dalam
volume tertentu dengan menggunakan larutan yang konsentrasinya
diketahui dan mengukur volumenya secara andal. Apabila titrasinya
meliputi titrasi asam basa maka disebut titrasi dengan penambahan
pengukuran alkalinitas. Larutan yang konsentrasinya diketahui disebut
titran. Jika suatu basa ditambahkan ke dalam suatu asam, maka pH larutan
akan meningkat, tetapi jika suatu larutan asam ditambahkan ke dalam
suatu larutan basa, pH larutan tersebut akan menurun.
Larutan standar adalah larutan yang dibuat dengan menimbang secara
akurat suatu zat yang sangat murni dan melarutkannya dengan sejumlah
pelarut dalam labu takar. Larutan standar yang dibuat disebut larutan
standar primer, sedangkan larutan standar yang konsentrasi molarnya
ditentukan oleh larutan standar pertama disebut larutan standar sekunder.
Sebelum digunakan dalam percobaan, buret harus dibilas dengan larutan
yang dimasukkan agar tidak ada cairan/zat lain yang tertinggal di dalam
buret, sehingga buret berada dalam keadaan netral. Titik ekivalen adalah
keadaan dimana mol asam telah bereaksi sempurna dengan mol basa.
Titik akhir titrasi adalah titik yang ditandai dengan berubahnya warna
indikator. Perubahan pH selama titrasi asam basa disebut kurva titrasi.

4.2. Saran
Pada Praktikum Kimia Dasar materi kedua dengan judul Titrasi Asam
Basa sudah berjalan dengan baik dan lancar, dan diharapkan untuk
praktikan agar lebih fokus kembali untuk materi selanjutnya dan lebih
menguasai materi.
DAFTAR PUSTAKA
Gustriani, N, Novitriani, K, dan Mardiana, U, (2016), Penentuan Trayek
Ph
Ekstrak kubis Ungu (Brassicaoleracea L) Sebagai Indikator Asam Basa
dengan Variasi KonsentrasiEtanol, Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada, Vol 4, No 1, Hal 94-100.

Parta Ibeng. (2023), Pengertian, Titrasi Jenis, dan Cara nya.

Yuliana, I, Kusumah, S, & Rahayu, T. (2016). Pemanfaatan Ekstrak Etanol


Kelopak Bunga Rosela untuk Pembuatan Kertas Indikator Asam-
Basa, 1–5.

Yayuk Mundriyastutik, ST., MT. ,Iffana Dani Maulida, S.Si., M.Sc. ,dan Eko
Retnowati, M.Si., M.Farm. (2021), Analisis Volumetri.

Anda mungkin juga menyukai