Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................
ii
DAFTAR ISI..........................................................................................
iii
DAFTER TABEl....................................................................................
iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................
1.2. Tujuan.........................................................................................
1
2
3
3
3
5
5
5
7
7
10
11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Titrasi
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai
contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,
titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya (Sari, 2014). Titrasi merupakan salah satu metode untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume
larutan tersebut dengan sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah
diketahui (Justiana dan Muchtaridi, 2009).
2.2.
merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi
yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya
sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan
basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titik
akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator (Harjadi, W. 1990).
2.3.
Cara kerja
IV.
4.1.
Hasil Pengamatan
Nama Bahan
Jumlah
NaOH (natrium
hidroksida)
4 gr
H2O
1000 mL
HCl
6 mL
NaOH
PP
3.
HCl
9 mL
NaOH
PP
30,4 mL
6 tetes
40,2 mL
9 tetes
Hasi akhir
Larutan berubah
warna menjadi
warna ungu
Larutan berubah
warna menjadi
warna ungu
Larutan berubah
warna menjadi
warna ungu
4.
4.2.
HCl
12 mL
Ratarata
X =
7,5 mL
NaOH
PP
16,9 mL
12 tetes
X
Larutan berubah
warna menjadi
warna ungu
= 25,4
mL
Pembahasan
: M NaOH = 0,1 N
Mr NaOH = 23+16+1 = 40
Volume aquades = 1000 mL
Ditanyakan
: jumlah NaOH ?
Rumusnya
: M=
gr 1000
x
Mr
p
Jawaban
: M=
gr 1000
x
40 1000
0,1=
gr 1000
x
40 1000
gr = 0,1 x 40
= 4 gr
Dalam proses titrasi asam basa ini, ada 4 kali percobaan. Percobaan
permtam menggunakan HCl sebanyak 3 mL, dan Indikator PP sebanyak 3 tetes.
Tenyata pada percobaan ini memerlukan larutan NaOH sebanyak 14,1 mL untuk
mencapai titik akhit titrasi, dan warna larutanpun berubah menjadi ungu. Percoaan
kedua menggunakan HCl seanyak 6 mL, dan Indikator PP seanyak 6 tetes. Ternyat
pada percobaan kedua ini memerlukan lebih banyak larutan NaOH di bandingkan
percobaan pertama ,yaitu sebanyak 30,4 mL unutk mencapai titik akhit titrasi dan
warna larutan pun berubah menjadi warna ungu. Percobaan ketiga menggunakan
HCl sebanyak 9 mL, dan Indikator PP sebanyak 9 tetes. Pada titik akhir titrasi
percobaan ketiga ini diperlukan lebih bayak larutan NaOH,yaitu sebanyak 40,2
mL. Pecoan keempat menggunaka HCl sebanyak 12 mL, dan Indikator PP
sebanyak 12 tetes. Pada titik akhir titrasi percobaan keempat ini membutuhkan
larutan NaOH sebanyak 16,9 mL. Pada proses terjadinya warna umgu pada titrasi,
larutan baku atau titran yang digunakan adalah basa. Karena pada proses ini yang
menjadi sebagai titer (larutan yang dititrasi) adalah larutan yang bersifat asam dan
yang menjadi titran (larutan yang menitrasi) adalah larutan yang bersifat
basa.Untuk titer, kita berikan sedikit indikator pp untuk mengetahui apakah
senyawa tersebut memiliki sifat asam atau basa. setelah penambahan indikator PP
pada larutan asam maih berwarna bening, maka kita akan mentitrasinya dengan
titran yang memiliki sifat basa. ketika terjadi pencampuran awal, antara larutan
asam dan larutan basa maka warna larutan masih tetap berwarna bening, namun
ketika mol asam sudah habis karena digunakan untuk bereaksi dengan mol basa
(titik ekivalen), maka larutan basa akan berikatan dengan indikator PP, sehingga
terjadi perubahan warna dari bening ke warna ungu (titik akhir titrasi, ditandai
dengan perubahan warna). Karena memang larutan basa akan lebih memilih
berikatan dengan larutan asam dulu dari pada dengan indikator PP.
Perhitungan pada proses tirtasi adalah sebagai berikut:
M1 . V1 = M2 . V2
M1 . 7,5 = 0,1 . 25,4
M1 =
2,54
7,5
M1 = 0,3 mL
V.
5.2.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kimia dasar dengan materi Titrasi Asam
Basa, dapat disimpulakn bahwa untuk melakukan titrasi, kita harus menyiapkan
terlebih dahulu peralatan dan bahan yang dibutuhkan.Selain itu, kita juga harus
menyiapkan larutan baku, yaitu larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya. Setelah semuanya telah siap kita lajutkan pada proses
pencampuran larutan dengan indikatonya kedalam gelas erlenmeyer. Kemudin
memasukan larutan basa ke dalam buret hingga mencapai batas nol.
Selanjutnya,melakukan tritasi yaitu dengan cara meneteskan larutan yang ada
didalam buret secara perlahan ke dalam gelas erlenmeyer,dan menggojoknya
hingg homogen, penetesan dihentikan jika sudah tercapai titik akhir titrasi, yaitu
saat zat dalam larutan yang dititrasi tepat habis bereaksi dengan zat dalam larutan
penitrasi. Titik akhir titrasi diketahui dari perubahan warna larutan indikator. Tepat
10
pada saat seluruh zat habis bereaksi, larutan indikator segera berubah warna, dan
pada saat inilah penetesan dari buret harus segera dihentikan.
Rumus perhitungan yang digunakan adalah :
M1 . V1 = M2 . V2
Keterangan :
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan.
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan.
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan.
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan.
5.2.
Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya supaya lebih baik lagi.
Kelengkapan alat dan bahan harus juga di perhatikan, dan juga penggunaan waktu
saat praktikum harus tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia: Jakarta.
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Kimia 2. Yudhistira: Jakarta.
Mawar remodia. 2013. Penegrtian Asam Basa (http://omnipaque.blogspot.co.id/).
Diakses pada tanggal 01 April 2016.
11
Shabrani.
2015.
Kesetimbangan
Asam
Basa.
(http://chemkpop.blogspot.co.id/) Diakses pada tanggal 02 April 2016.
Kimia.
13