OLEH :
NAMA : BAYU SETIADI
NIM : 2210716310011
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASISTEN : MUHAMMAD HUSNI
Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum Kimia Dasar yang
berjudul “Kadar Asam” dengan baik dan tepat waktu. Praktikan menyusun laporan ini
dengan sebaik mungkin karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, oleh
karena itu, praktikan berharap atas kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kualitas laporan praktikum ini. Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada dosen
pengampu dan asisten laboratorium yang telah menyusun dan mendukung praktikum
ini. Serta kepada teman-teman satu kelompok praktikum, mari kita saling bekerja sama,
membantu, dan belajar bersama-sama untuk mencapai hasil yang maksimal.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan laporan praktikum ini terutama kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Kimia Dasar dan asisten praktikum yang telah memberi petunjuk, arahan, dan
bimbingannya dalam pelaksanaan praktikum ini. Mari kita manfaatkan kesempatan ini
dengan baik untuk mengembangkan keterampilan laboratorium, pemahaman konsep,
dan menginspirasi semangat ilmiah kita. Akhir kata, semoga praktikum kimia dasar ini
dapat memberikan pengalaman yang berharga dalam memperkuat pemahaman kita
tentang ilmu kimia.
Banjarbaru, Mei
2023
Praktikan
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum........................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 3
BAB 3. METODE PRAKTIKUM............................................................ 5
3.1. Waktu dan Tempat....................................................................... 5
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................... 5
3.3. Prosedur Praktikum..................................................................... 5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 7
4.1. Hasil ............................................................................................ 7
4.2. Pembahasan ................................................................................ 8
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 11
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 11
5.2. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
4.1.Percobaan A kandungan Asam asetat dalam cuka............................ 7
4.2.Percobaan B kandungan Asam asetil salisilat dalam aspirin............... 7
iii
iv
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
Asam dan basa sudah dikenal sejak lama dan disebut dengan istilah pH
(tingkat hidrogen). Larutan asam memiliki rasa asam dan alami Ini korosif
(merusak logam, marmer dan berbagai bahan lainnya). meskipun Larutan
alkali lebih pahit dan korosif (halus seperti sabun). Indikator pH sangat
penting untuk menunjukkan sifat asam Dan berdasarkan solusinya. Sampai
saat ini masih banyak Membentuk indikator pH untuk bahan sintetis.
Beberapa jenis indikator pH Yang ada berupa larutan dan kertas uji asam basa.
namun Bentuk yang praktis dan banyak digunakan karena relatif lebih tahan
lama Ini adalah kertas indikator asam basa yang sangat dibutuhkan di tingkat
sekolah Lanjutkan ke perguruan tinggi.
Proses identifikasi asam dan basa dalam suatu larutan membutuhkan zat
atau Senyawa kombinasi asam-basa. Menurut penelitian yang telah dilakukan
Selesai di kubis ungu, kelopak kembang sepatu dan beberapa jenis Bunga
berwarna lain kemudian menemukan zat atau senyawa kimia, yaitu Antosianin
dapat mengenali asam dan basa. Menurut hasil Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa antosianin alami sebenarnya sering berasal dari pigmen
merah dan biru ungu pada tumbuhan. Misalnya, Rhoeo berubah warna.
Cuka adalah suatu kondimen yang dibuat dari bahan yang bergula atau
berpati melalui fermentasi alkohol yang diikuti dengan fermentasi fermentasi
asetat. Produk ini merupakan suatu larutan asam cuka dalam air yang
mengandung cita rasa, zat warna dan subst ansi yang terekstrak, asam buah,
ester garamgaram organik dari buah, yang berbeda dengan asalnya.
Penentuan kandungan asam asetat dalam cuka yang dapat dimakan merupakan
reaksi netralisasi antara asam dan basa dengan titrasi. Tablet aspirin
mengandung asam asetilsalisilat, yang dapat mengurangi kepekaan terhadap
nyeri ringan. Karena bersifat asam, asam asetilsalisilat dalam aspirin juga dapat
ditentukan dengan titrasi. Larutan asam dalam jumlah tertentu dititrasi dengan
larutan basa, dan sebaliknya, hingga titik ekivalen (keadaan netralisasi asam
1
2
basa) tercapai. Saat memilih indikator yang sesuai, Anda dapat mencoba
membuat titik akhir
2
2
dalam proses titrasi persis sama dengan titik ekivalen, dan titik ekivalen
ditandai dengan perubahan warna indikator. Rumus yang berlaku untuk
menentukan konsentrasi pada titik ekivalen adalah:
Mol H+ = mol OH-
Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode analisis kimia yang
cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur atau
senyawa dalam larutan. Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan
sebagai : a A + b B hasil reaksi dimana : A adalah penitrasi (titran), B
senyawa yang dititrasi, a dan b jumlah mol dari A dan B. Volumetri (titrasi)
dilakukan dengan cara menambahkan (mereaksikan) sejumlah volume tertentu
(biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui konsentrasinya
dengan pasti) yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan
yang belum diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui bahwa reaksi
berlangsung sempurna, maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke
dalam larutan yang dititrasi.
3
4
4
5
Asam asetil Salisilat adalah obat yang berguna untuk analgesic, anti
piretik dan anti inflamasi. Asam asetil salisilat merupakan analgesic anti
inflamasi. Asam asetil salisilat merupakan analgesic anti inflamasi pilihan
pertama yang banyak digunakan oleh masyarakat. Sediaan asam asetil salisilat
yang umumnya berupa sediaan tablet telah banyak digunakan oleh para produsen
obat dengan beberapa jenis sediaan, bahkan dapat di gunakan sebagai anti
platelet dengan mekanisme penghambatan terhadap agregrasi platelet Asam asetil
salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisilat asetat dan yang paling
terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer). Serbuk asam asetil
salisilat dari tidak berwarna atau Kristal putih atau serbuk granul Kristal yang
berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi
perlahan jika terkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. (Denny Tirta
L, 2010).
Titrasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titrasi ada beberapa Janis, yang dapat dibedakan berdasarkan
jenis reaksi yang terlibat dalam proses titrasi, salah satunya yaitu titrasi asam
basa. Titrasi asam basa ini merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa
(netralisasi). Biasanya dalam titrasi diperlukan indicator untuk melihat titik akhir
titrasi (Barsasella, 2012).
6
6
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini, antara lain:
1. Pipet Tetes
2. Gelas Ukur
3. Pipet Ukur
4. Bola Karet
5. Labu Ukur
6. Corong
7. Erlenmeyer
8. Buret
9. Lumpang dan alu
10. Kertas (sebagai wadah saat menimbang Tablet aspirin)
11. Timbangan analitik
12. Gelas arloji
3.1.2. Bahan
5
6
6
6
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut : Tabel
4.1.1. Percobaan A kandungan asam asetat dalam cuku dapur.
Tabel 4.1.1. Percobaan A kandungan Asam asetat dalam cuka
Merek Titrasi ke- Volume larutan Cuka Volume NaOH
aspirin (ml) 0,1 M
1 25 6 ml
Cuka dapur 2 25 5,1 ml
3 25 5 ml
Pertanyaan :
1. Mengapa pada titrasi ini menggunakan indicator pp? Jawab:
Karena indicator pp merupakan senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan
asam dan basa yang ditandai dengan perubahan warna. Prinsip perubahan warna
inilah yang dipakai dalam metode titrasi, indicator pp digunakan untuk indicator
keadaan suatu zat yang besifat lebih asam atau lebih basa. Pada keadaan
asam atau netral, fenolftalein tidak akan mengalami perubahan warna. Namun,
pada keadaan basa fenolftalein akan berubah warna menjadi kemerahan atau
merah muda.
8
9
+ 0,53
M H = 25
M H+ = 0,0212 M
+
M H = 6/25
M H+ = 0,24
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu, pada percobaan A penentukan kadar asam asetat
(CH3COOOH) dalam cuka dapur. Langkah pertama menyiapkan 3 labu
erlenmayer untuk titrasi 1, titrasi 2 dan titrasi 3. Langkah kedua mengambil cuka
sebanyak 2 ml dengan gelas ukur lalu menuangkan ke dalam labu ukur 100 ml
menggunakan corong. Setelah itu menambahkan aquades sampai volumenya
100ml untuk mengencerkan cuka lalu ambil 25 ml cuka yang telah diencerkan
menggunakan pipet tetes dan tuangkan ke dalam 3 labu erlenmeyer jadi masing-
masing terisi 25 ml. Langkah ketiga menambahkan 2-3 tetes indikator pp
(Fenolftalein) ke dalam labu erlenmeyer dengan menggunakan pipet tetes.
10
Percobaan B yaitu penentukan kadar asam asetil silasilat pada tablet aspirin pada
praktikum kali ini menggunakan merk paracetamol 2 mg. Langkah pertama
menyiapkan 3 labu erlenmeyer untuk titrasi 1, titrasi 2 dan titrasi 3. Langkah
kedua menghaluskan tablet paracetamol menggunakan lempung porselen lalu
timbang ± 2 gram serbuk paracetamol menggunakan gelas arlogi. Memasukan
serbuk paracetamol yang sudah dihaluskan ke dalam labu erlemeyer lalu
menambahkan aquades untuk melarutkan serbuk paracetamol sehingga masing-
masing erlenmeyer mendapat 25 ml larutan aspirin. Langkah ketiga
menambahkan 2-3 tetes indikator pp (fenolftalein) menggunakan pipet tetes.
Langkah keempat isi buret dengan larutan NH2OH 0,5 M menggunakan corong
lalu taruh labu erlenmeyer tepat di bawah buret. meneteskan larutan NH 2OH 0,5
M secara perlahan sambil menggoyangkan labu erlenmeyer hingga larutan
berubah warna dengan warna awal kuning. Fungsi menggoyangkan erlenmeyer
untuk menghomogenkan larutan.
Melakukan cara yang sama pada titrasi 2 dan titrasi 3. Mengamati perubahan
warna dan hitung berapa banyak larutan NH 2OH 0,5 M yang menetes. Pada
titrasi 1 terjadi perubahan warna menjadi agak keruh dan jumlah NH2OH yang
menetes sebanyak 3,6 ml. Pada titrasi 2 terjadi perubahan warna menjadi keruh
11
dan jumlah NH2OH yang menetes sebanyak 3,2 ml. Sedangkan pada titrasi
terjadi perubahan warna menjadi keruh dan jumlah NH 2OH yang menetes
sebanyak 3 ml. Perubahan warna terjadi karena terjadi proses penitrasian karena
telah tercapainya titik ekivalen.
Berdasarkan perhitungan konsentrasi (mol/L) asam asetat (CH 3COOH) dalam
cuka yaitu 0,01 m/L sedangkan konsentrasi (mol/L) asam salisilat
(CH3COOC6H4COOH) dalam tablet aspirin (paracetamol) yaitu 0,0766 m/L.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
5.2. Saran
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Denny Tirta L, 2010. Validasi Penetapan Kadar Asam Asetil Salisilat (Asetosal)
Dalam Sediaan Tablet Berbagai Merek Menggunakan Metode
Koloritmetri. Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Surakarta.